Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa kedokteran, kita sering kali menjumpai berbagai


masalah untuk dihadapi. Oleh sebab itu, kita dituntut untuk berpikir kritis dan
logis untuk setiap masalah yang terjadi di dalam kehidupan kita dan berdasarkan
pada sikap Evidence Based Medicine. Setiap kali menghadapi masalah, kita harus
merespon untuk memahami masalah wujud dari respon tersebut berupa suatu
upaya mencari dan mengumpulkan berbagai data informasi yang valid dan
relevan.
Oleh karena itu, permasalahan yang terjadi seperti demikian, kita respon
secara ilmiah yaitu paradigma dan respon yang berdasarkan bukti nyata, bukan
semata karena dugaan dan kepercayaan terhadap sumber yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan..
Dalam kasus ini, kita dituntut untuk mengetahui dan memahami Evidence
Based Medicine dan prinsipnya sehingga kita dapat mengetahui dokter A atau B
yang dalam menegakkan diagnosisnya sesuai dengan prinsip-prinsip Evidence
Based Medicine.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah Evidence Based Medicine ?
2. Apakah Prinsip Evidence Based Medicine ?
3. Bagaimanakah penerapan untuk masyarakat tentang Evidence Based
Medicine?
4. Mengapa Evidence Based Medicine harus ditegakkan ?
5. Bagaimana cara mencari Evidence Based Medicine ?
6. Bagaimana menentukan Evidence Based Medicine itu valid atau tidak ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sackett et al 1985, Evidence Based Medicine (EBM) adalah suatu


pendekatan medik didasarkan pada bukti- bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
kesehatan penderita. EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik
dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya. EBM adalah proses yang
digunakan secara sistematis untuk menemukan, menelaah, mereview, dan memanfaatkan
hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan. EBM merupakan keterpaduan
antara bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (Best Research
Evidence) dengan keahlian klinis (clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada
masyarakat (patient value).

3
BAB III

PEMBAHASAN

EBM adalah bukti yang didapat dari penelusuran yang kemudian dikaji dengan
menggunakan level-level kevalidan tertentu dan diterapkan dalam pelayanan kesehatan
kemudian dievaluasi.
Prinsip-prinsip EBM adalah :
1. Permintaan bukti terbaik dalam setiap pengambilan keputusan.
2. Mempertanyakan validitas dan penerapan bukti.
3. Memahami bahwa kurangnya bukti tidak mempengaruhi efektivitas
pengobatan.
4. Memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi.
5. Meminjam persediaan dari industri yang sukses
6. meningkatkan komunikasi dokter-pasien
Penerapan EBM berarti integrasi antara ahli klinis individu dengan bukti klinis
eksternal terbaik yang ada dari penelitian yang sistematis. Langkah-langkah yang bisa
dilakukan oleh dokter dalam penerapan EBM antara lain :
a. Bertanya kepada pasien masalah-masalah yang dihadapi. ( patient center
medicine)
b. pertanyaan dokter pada dirinya sendiri tentang bagaimana terapi,
prognosis, diagnosis yang akan diambil
c. dokter mencari bukti-bukti yang berkaitan dengan masalah pasien seperti
sistematik review atau peta analisis
d. dokter melakukan evaluasi tentang validitas dan aplikabilitas langkah yang
akan diambil

4
e. mengaplikasikan kepada pasien langkah-langkah tersebut menggunakan
ketrampilan klinis
f. mengevaluasi kembali semua langkah yang telah diambil apakah berhasil,
tidak berhasil atau memunculkan resiko baru.
Beberapa alasan utama mengapa EBM diperlukan adalah untuk meningkatkan
pelayanan kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Sebagai
contoh teknologi diagnostik dan terapetik selalu disempurnakan dari waktu ke waktu,
sehingga bisa saja obat atau teknologi kesehatan yang sebelumnya diketahui terbaik di
masanya dapat segera digantikan oleh obat atau teknologi kesehatan yang lebih efikasius
dan aman. Karena informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat dalam text
book) sudah sangat tidak adekuat pada saat ini, beberapa justru sering keliru dan
menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obatyang disampaikan oleh duta-duta
farmasi atau detailer), tidak efektif (misalnya continuing medical education yang bersifat
didaktif) atau bisa saja terlalu banyak sehingga justru sangat membingungkan.
Evidence Based Medicine dapat dicari melalui meta-analysis, systematic review,
RCT dan Cohort Studies yang didapat dari jurnal.
Untuk menentukan validitas EBM bisa melalui klasifikasinya. Menurut U.S.
Preventive task Force antara lain:
a. Level I.1
Evidence yang berasal dari meta-analysis atau systematic review.
b. Level I.2
Evidence yang berasal dari sekurang-kurangnya satu RCT.
c. Level II.1
Evidence yang berasal dari percobaan terkontrol tanpa randomisasi (case
control).
d. Level II.2
Evidence yang berasal lebih dari satu kelompok percobaan. (cohort)

5
e. Level II.3
Evidence yang berasal dari beberapa waktu yang berbeda tetapi tanpa interfensi.
f. Level III.
Opini dari penulis yang disegani berdasarkan pengalaman klinis, studi, dan
laporan ahli.
Pentingnya pemeriksaan penunjang adalah menyingkirkan diagnosis banding agar
penyakit dapat terdeteksi secara detail sehingga pemeriksaannya tepat.

BAB IV
SIMPULAN

I. Kesimpulan

Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa dokter A yang sudah sesuai
dengan penerapan Evidence Based Medicine. Karena menyarankan pemeriksaan
penunjang dimana hal tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dan sistematika
Evidence Based Medicine. Karena berdasarkan bukti-bukti yang ada, pasien dengan
gejala-gejala di skenario dua, digolongkan sebagai suspect flu burung. Dan, untuk
menetukan positif tidaknya flu burung, dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan laboratorium dan radiologi.

II Saran
Sebaiknya untuk mendiagnosis pasien, dokter menggunakan prinsip
Evidence Based Medicine untuk meningkatan pelayanan kesehatan sehingga kualitas
hidup pasien dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
www.proquest.com/pqdweb [8 September 2009]

www.detikhealth.com [ 7 September 2009]

hmt2ntb.wordpress.com [2009]

clinical review.Evidence Based Medicine:What it is What it isn’t.www.bmj.com

[2009]

paul glasziou.introduction to ebm 2009.http://www.cebm.net/index.aspx?o=4378

dan lasserson .rct appraisal 2009.http://www.cebm.net/index.aspx?o=4384

carl heneghan.developing ebm.http://www.cebm.net/index.aspx?o=4380

[1 September 2009]

www.utamidonat.blogspot.com [7 September 2009]

sml.web.aut.edu.tb[6 September 2009]

daniweblog.blogspot.com[8 September 2009]

avianflutidakseindahnamanya.blogspot.com[7 September 2009]

Anda mungkin juga menyukai