Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“ILMU, PENDIDIKAN, DAN PENELITIAN”

(Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu)
Dosen Pengampu : Prof. A.K. Prodjosantoso, M.Sc., Ph.D.
.

Disusun Oleh :

Indah Yunitasari (17708251021)


Nurul Hekmah (17708251035)
Agustina Martha Eristya (17708251024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
NOVEMBER, 2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebudayaan merupakan sistem yang mengatur interaksi manusia dalam


masyarakat. Kebudayaan merupakan produk manusia yang sudah menjadi realitas
objektif yang pada akhirnya mengkondisikan manusia, baik secara individu
maupun sosial. Budaya juga mempengaruhi bahasa dan juga ilmu. Karena ilmu
merupakan bagian dari budaya, sedangkan kebudayaan dan bahasa tidak bisa
dipisahkan. Kebudayaan sangatlah beragam dibuktikan dari budaya barat tidaklah
sama dengan budaya timur . Begitupun juga ilmu, pendidikan, dan penelitiannya.

Kebudayaan pendidikan di Jepang yang mewajibkan siswanya untuk


banyak membaca mendorong terbukanya pengetahuan. Jepang juga sangat
menghargai waktu, karena waktu melambangkan kedisiplinan. Budaya di Jepang
tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistic,
tetapi lebih menekankan kerja kelompok. Jepang juga bukan bangsa penemu. Tapi
orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang yang kemudian
memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu
banyak penelitian yang berkembang.

Dalam Surajiyo ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu : (1)adanya
sistem dalam (metode) maupun harus (susunan logis), (2)ilmu pengetahuan tanpa
pamrih, (3) semua ilmu yang diketahui bersifat universal, (4) setiap ilmu
terpimpin oleh obyek dan tidak distorsi oleh prasangka-prasangka subyektif, (5)
Ilmu pada dasarnya sudah diakuhi oleh peneliti ilmiah, (6) jawaban ilmiah baru
bersifat ilmiah sungguhsungguh, (7) kritis, artinya setiap teori dapat ditinjau
secara kritis, (8) ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan
kebertauan antara teori dengan praktis. Tetapi di Indonesia belum banyak ilmu
pendidikan yang berkembang oleh karena itu perlu adanya banyak penelitian. Dari
uraian diatas maka perlu pengkajian ulang mengenai ilmu, pendidikan dan
penelitian, serta mengetahui hubungan antara ilmu, pendidikan, dan penelitian.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi ilmu, pendidikan, dan penelitian?
2. Bagaimana hubungan antara ilmu, pendidikan, dan penelitian?

C.MANFAAT MAKALAH

1. Mengetahui definisi ilmu, pendidikan, dan penelitian.


2. Mengetahui hubungan antara ilmu, pendidikan, dan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu, Pendidikan, Dan Penelitian


1. Ilmu
Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui manusia, tanpa
menghiraukan apakah benar atau salah dan tanpa menghiraukan dari mana
datangnya pengetahuan itu. Ilmu merupakan segala sesuatu/upaya untuk
memahami, menjelaskan dan memprediksi bagaimana sesuatu dapat
hidup atau berada di dunia dengan metode penyelidikan dan adanya
landasan teori yang mendasarinya. Salah satu metode seperti experiment
dan observasi (pengamatan) merupakan tonggak perkembangan ilmu
modern. Contohnya, bidang astronomi menggunakan observasi
(pengamatan). Dengan kata lain, Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang telah diuji kebenarannya melalui metode penyelidikan berupa
metode ilmiah.
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Objek dari
filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu
berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa
meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan
menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Dalam hal ini, filsafat
merupakan landasan ilmu pengetahuan terbentuk atau dapat dikatakan
induk dari ilmu pengetahuan.
Salah satu ilmu pengetahuan yang ada adalah ilmu pengetahuan
alam (IPA). IPA adalah ilmu pengetahuan yang objeknya adalah alam
dengan segala isinya. IPA juga dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
pengetahuan yang sistematik dari gejala-gejala alam. Pada hakikatnya
ilmu pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
IPA yang bidang sasarannya adalah alam semesta dan IPS yang bidang
sasarannya adalah tingkah laku manusia. IPA pun berkembang menjadi
dua cabang ilmu yang besar yaitu bidang ilmu Alam dengan bidang
sasarannya adalah benda-benda tak hidup dan bidang Biologi atau ilmu
Hayat yang bidang sasarannya adalah makhluk hidup.

2. Pendidikan

Ilmu pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia,


ilmu pendidikan lebih mengacu pada acuan perilaku yang normatif (as it
should be). Pengamatan terhadap perilaku manusia bersumber dari dan
diperuntukkan bagi praktik pendidikan Semiawan., dkk (160:2011).
Pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk
mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas atau kesempurnaan
pribadi dan terbentuknya kepribadian.Pengertian yang luas dari pendidikan
bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses
pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan
memberikan pengaruh pendidikan baginya. Pendidikan juga menghadapi
persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan
analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang
mendalam, yaitu analisa filsafat.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa masalah kependidikan yang
memerlukan analisa filsafat dalam memahami dan memecahkannya, antara
lain:
1. Masalah kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah
hakikat pendidikan itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia
dan merupakan hakikat hidup manusia itu. Dan bagaimana hubungan
antara pendidikan dengan hidup dan kehidupan manusia.
2. Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk
individu, atau untuk kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan
dipusatkan untuk membina kepribadian manusia ataukah untuk pembinaan
masyarakat. Apakah pembinaan manusia itu semata-mata unuk dan demi
kehidupan riel dan materil di dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak di
akhirat yang kekal
Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut, analisa filsafat
menggunakan berbagai macam pendekatan yang sesuai dengan
permasalahannya. Diantara pendekatan (approach) yang digunakan antara
lain:
a) Pendekatan secara spekulatif
b) Pendekatan normatif

c) Pendekatan analisa konsep

2.1 Hubungan filsafat dan teori pendidikan


Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab
ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat
sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di
capai.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya.
2. Filsafat, juga berpungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut
pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata.artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan
filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup
yang juga berkembang dalam masyarakat.
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori
pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer,
sebagai berikut :
1. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta isi moral pendidikannya.
2. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education)
Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu, filsafat
pendidikan dan system atau teori pendidikan, dan hubungan antara
keduanya adalah bahwa yang satu “supplemen” terhadap yang lain dan
keduanya diperlukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan hanya
sebagai pengajar di bidang studi tertentu”.

Filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang


pendidikan yang merumuskan kaidah-kaidah norma dan atau ukuran tingkah
laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya. Dalam filsafat pendidikan terdapat beberapa aliran yang
memberikan implikasi sendiri terhadap pemikiran tentang pendidikan, yang
mungkin dapat kita terapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia, dengan
mempelajarinya kita dapat mengetahui aliran mana yang baik untuk
diterapkan dalam pendidikan di Indonesia, beberapa aliran dalam filsafat
pendidikan diantaranya yaitu:
1. Filsafat Pendidikan Idealisme
2. Filsafat Pendidikan Realisme
3. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
4. Filsafat Pendidikan Scholastisisme
5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
3. Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis,
dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Penelitian
merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan
atau kebenaran. Bagi penulis ilmiah, tidak jadi masalah apakah hipotesis
ditulis langsung setelah perumusan masalah, karena hakikat dan fungsi
unsur-unsur tersebut terdapat dalam struktur penulisan ilmiah. Penelitian
merupakan salah satu cara untuk mengembangkan sebuah ilmu
pengetahuan. Penelitian juga sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran
harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode
ilmiah.
Metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya
pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode
ilmiah yang mengandung dua unsur penting yakni pengamatan
(observation) dan penalaran (reasoning). Penelitian yang dilaksanakan
secara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik
keilmuan yaitu: (1) rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang
masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia, (2)empiris:
menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang lain dengan
menggunakan panca indera manusia, (3) sistematis: menggunakan proses
dengan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari
langkah-langkah penelitian yaitu: (1) merumuskan masalah; mengajukan
pertanyaan untuk dicari jawabannya. Rumusan masalah penelitian pada
umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan, (2) mengajukan hipotesis;
mengemukakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) atas
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis penelitian dapat
diperoleh dengan mengkaji berbagai teori yang berkaitan dengan bidang
ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah. Peneliti menelusuri
berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlah literatur, jurnal dan
sumber lain berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kajian terhadap teori
merupakan dasar dalam merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat
diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah, (3)verifikasi
data; mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan
menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang
diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis.
Data empiris yang diperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan jenis data,
dari mana data diperoleh, serta teknik untuk memperoleh data. Data yang
terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang memenuhi
kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis, (4)
menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas setiap
pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil uji
hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan
penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan. Kesimpulan
merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun
dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya.

B. HUBUNGAN ANTARA ILMU, PENDIDIKAN, DAN PENELITIAN


Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat
tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk mendapatkan pengetahuan.
Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memiliki pengetahuan, baik berupa
fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat
dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan
lingkungannya. Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah
pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan
korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan benar
jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya. Koherensi
dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau berpikir secara
rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar jika
pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita. Penelitian merupakan
bagian dari perkembangan ilmu dan menjadi cara efektif untuk mendidik. Terjadi
sebuah siklus yaitu dari sebuah pendidikan memunculkan penelitian sehingga
tercipta ilmu baru.

KESIMPULAN
1. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia
2. filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan
ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang
menggunakan akal sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan
permasalahan/kesulitan. Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu
proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas
atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian.
3. Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan
penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk
memecahkan suatu masalah atau menguji suatu hipotesis
4. Penelitian merupakan bagian dari perkembangan ilmu dan menjadi cara
efektif untuk mendidik. Terjadi sebuah siklus yaitu dari sebuah pendidikan
memunculkan penelitian sehingga tercipta ilmu baru.

DAFTAR PUSTAKA

Jujun S. Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.
Semiawan C., Setiawan., Yufiarti. 2011. Spirit Inovasi Dalam Filsafat Ilmu.
Jakarta: PT Indeks.

Surajiyo. 2009. Hubungan dan Peran Ilmu terhadap Pengembangan Kebudayaan


Nasional. http://research.mercubuana.ac.id, (online) diakses 01 november
2017.

Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta:
Liberty.

Anda mungkin juga menyukai