ABSTRAK
Banjir yang akan terjadi di suatu daerah dapat diprediksi dari ketinggian air sungai yang mengalir menuju ke
daerah itu. Contohnya, banjir di Jakarta dapat diprediksi dari ketinggian air sungai ciliwung di Katulampa, Depok,
Manggarai, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pendeteksi banjir dengan sensor ketinggan air.
Sensor air bekerja untuk mengaktifkan beberapa led, buzzer dan LCD secara otomatis, sehingga ketinggian air dapat
dideteksi dan ditampilkan pada LCD. Cara kerja alat yang dibuat ini berbasis mikrokontroler. Pemogramannya
menggunakan bahasa pemograman tingkat tinggi (high level language) C yang diisikan pada sebuah chip IC atmega
8535. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kerja alat ini sesuai dengan yang diprogramkan pada chip. Alat ini masih
perlu dikembangkan kemudian dipasang di setiap posko pengamatan, dan antar alat tersebut diintegrasikan agar
pendeteksian banjir menjadi lebih cepat dan akurat.
Metodologi Penelitian
Sumber: http://sistemkomputer.fasilkom.narotama.ac.id/?p=204
Perancangan Alat
Secara fungsional konfigurasi pin atmega 8535 adalah
sebagai berikut [2]: Alat pendeteksi banjir dengan sensor ketinggian
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin air ini memakai IC mikrokontroler atmega 8535
masukan catu daya. sebagai pengendali atau proses, dan sensor air
2. GND merupakan pin ground. sebagai inputan atau masukan. Alat ini bekerja untuk
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan menampilkan status ketinggian air pada LCD serta
pin masukan ADC. lampu peringatan berupa LED dan Buzzer sebagai
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan penanda bahaya apabila tiap titik pada sensor air ini
pin fungsi khusus untuk Timer/Counter, Komparator terkena air. Sensor air ini memiliki 4 titik ketinggian
analog, dan SPI. air.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan Rancangan hardware dari alat yang dibuat ini
pin khusus untuk TWI, Komparator analog, dan dapat dilihat pada diagram blok yang mewakili dari
Timer Oscilator. masing-masing rangkaian pada alat tersebut. Diagram
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan blok ini dapat dilihat pada gambar 2. Diagram blok
pin khusus untuk Komparator analog, Interupsi ini menjadi gambaran untuk bagian input, proses, dan
eksternal, dan Komunikasi serial. output dari alat ini.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-
reset mikrokontroller.
Sensor Air
LED Hijau + Status LCD ke -1
( Titik – 1 )
Sensor Air
LED Kuning + Status LCD ke - 2
( Titik – 2 )
Mikrokontroler
ATMEGA
8535
Sensor Air
LED Merah + Status LCD ke - 3
( Titik – 3 )
Sensor Air
Buzzer + Status LCD ke - 4
( Titik – 4 )
ketinggian air. Ketinggian air dideteksi dengan yang masuk dan juga akan memproses output hasil
menghubungkan pin-pin sensor air pada mikrokontroler dari pemrosesan. Blok mikrokontroler ini terdiri dari
dengan ground untuk mengaktifkan status pada LCD IC mikrokontroler ATmega 8535. Mikrokontroler ini
serta led atau buzzer sesuai dengan titik ketinggian air memiliki kaki sebanyak 40 kaki, dan masing –
yang dideteksi oleh sensor air. masing kaki memiliki fungsi tersendiri. Dimulai dari
kaki ke-1 – ke-8 merupakan PORTB yang berfungsi
untuk I/O, pada alat PORTB.0 digunakan untuk
menyambung rangkaian ouput dari LED dan Buzzer
sisanya tidak digunakan. Lalu kaki ke-9 untuk
rangkaian Reset, kaki ke-10 dan ke-30 untuk VCC
atau tegangn +5volt, kaki ke-11 dan ke-31 untuk
Ground, kaki ke-12 dan ke-13 untuk rangakaian
Oscillator yaitu xtal 2 dan xtal1, kaki ke-14 – ke-21
merupakan PORTD yang berfungsi untuk I/O, pada
alat PORTD digunakan untuk menhubungkan LCD.
Gambar 3. Skematik sensor air Lalu kaki ke-22 – ke-29 merupakan PORTC yang
berfungsi untuk I/O, pada alat PORTC.0 sampai
Blok proses pada alat ini merupakan blok pemrosesan
PORTC.3 digunakan untuk menhubungkan Sensor
pada alat pendeksi banjir dengan ketinggian air. Blok
air sisanya tidak digunakan. Kemudian kaki ke-33 –
proses ini berupa mikrokontroler, dimana
ke-40 merupakan PORTA yang berfungsi untuk I/O,
mikrokontroler ini memiliki rangkaian minimum sistem
pada alat PORTA ini tidak digunakan.
yaitu oscillator dan reset. Blok mikrokontroller
merupakan pusat pengolahan input dan output program.
Program akan mengendalikan atau memproses input
Kemudian reset pada mikrokontroler berada pada penstabil clock yang dihasilkan oleh Kristal.
pin ke-9 yang akan aktif atau bekerja jika diberi pulsa Rangkaian Reset dan oscillator pada mikrokontroler
rendah atau aktif low selama minimal 1,5 us, dan adalah sebagai berikut.
digunakan untuk melakukan reset agar keadaan alat
kembali pada posisi awal. Kemudian oscillator pada
mikrokontroler terdiri dari xtal dan kapasitor non polar.
Xtal sendiri pada mikrokontroller terletak pada pin ke-
12 dan ke-13, xtal yang digunakan memiliki nilai 4MHz
dan kapasitor non polar yang digunakan bernilai 22pF.
Oscillator berfungsi sebagai pembangkit frekuensi dan
menghasilkan clock yang digunakan dalam memproses
pada mikrokontroler. Dimana XTAL 1 berfungsi
sebagai input inverting amplifier dan XTAL 2 sebagai
output inverting amplifier. Dan kapasitor sebagai Gambar 5. Blok reset
Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 56
JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315
Sensor Air 1
Y
Led Hijau ON switch(PINC)
Status LCD Siaga1
T
{
case 0xFE :PORTB=0xFE;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
LED Kuning ON
Sensor Air 1, 2
Status LCD Siaga 2 lcd_putsf("Siaga 1");
T Y
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 1,2 cm");
break;
Sensor 1, 2, 3
Y
LED Merah ON
Status LCD Siaga 3
case 0xFC :PORTB=0xFD;
T lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Siaga 2");
Y
Buzzer ON
lcd_gotoxy(0,1);
Sensor 1, 2, 3 ,4
T
Status LCD Siaga 4
lcd_putsf("Ketinggian 2,7 cm");
break;
case 0xF8 :PORTB=0xFB;
lcd_clear();
END
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Siaga 3");
Gambar 11. Flowchart program lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 4,3 cm");
Program diawali dengan inisialisasi mikrokontroler break;
yaitu pembacaan alamat dari mikrokontroler yang dapat case 0xF0 :PORTB=0xF7;
dimengerti program dengan menggunakan sintak dari lcd_clear();
bahasa c. Dengan kata lain inisialisasi memberikan nilai lcd_gotoxy(0,0);
awal pada program. Berikut kutipan program lcd_putsf("Siaga 4");
inisialisasi: lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 6,2 cm ");
#asm break;
.equ __lcd_port=0x12 ;PORTD default : PORTB=0xFF;
#endasm lcd_clear();
#include <lcd.h> lcd_gotoxy(0,0);
void main(void) lcd_putsf("Status");
{ lcd_gotoxy(0,1);
PORTB=0xFF; lcd_putsf("Ketinggian Air");
DDRB=0xFF; }
PORTC=0xFF;
DDRC=0x00; Potongan program diatas menggunakan switch –
lcd_init(32); case, yang pertama apabila sensor air 1 terkena air
atau bernilai 0xFE dalam program maka keluaran
LCD digunakan pada PORT D dengan jumlah berupa LED hijau akan menyala dan status LCD
karakter maksimal sebanyak 32 karekter. Setelah itu siaga 1. Setelah itu program akan kembali
PORT B merupakan keluaran yang nilai awal nya 0xFF menanyakan kondisi, apabila sensor 1 dan 2 terkena
dimana keluaran ini aktif jika mendapat tegangan air atau bernilai 0xFC dalam program, maka keluaran
sebesar 0 volt, dan terakhir adalah PORT C sebagai berubah menjadi LED kuning yang menyala dan
masukan pada mikrokontroler menggunakan sensor air. status LCD siaga 2. Apabila sensor 1 dan 2 tidak
PORT A tidak perlu dilakukan inisialisasi karena pada terkena air, maka program akan kembali menanyakan
alat ini tidak menggunakan PORT A pada kondisi awal. Selanjutnya sensor 1,2 dan 3 terkena air
mikrokontroler. atau bernilai 0xF8 pada program, maka keluaran
Kemudian dilakukan masukan berupa air guna kembali berubah menjadi LED merah akan menyala
mengaktifkan keluaran yang berupa LED, Buzzer dan dan status LCD siaga 3. Apabila sensor 1,2 dan 3
status pada layar LCD. tidak terkena air, maka program akan kembali
Tahap uji coba alat ini dilakukan setelah tahap Gambar 14. Tampilan LCD dan Led pada titik 1
perancangan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa alat dapat berfungsi seperti yang diinginkan. Di 3. Selanjutnya mengisi air kembali sampai ke titik
bawah ini merupakan langkah-langkah uji coba alat. 2.
1. Menghubungkan rangkaian Pendeteksi Banjir
dengan Ketinggian Air ke adaptor sebesar 5V.
Setelah terhubung, maka kondisi alat terlihat pada
gambar 12.