Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

Sensor Ketinggian Air Sebagai Pendeteksi Banjir

Swelandiah Endah Pratiwi1, Rifiana Arief2, Romdhoni Susiloatmadja3


1
Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Direktorat Diploma Teknologi Informasi,
Universitas Gunadarma
2
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma
3
Program Studi Manajemen Informatika, Direktorat Diploma Teknologi, Universitas
Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424

ABSTRAK

Banjir yang akan terjadi di suatu daerah dapat diprediksi dari ketinggian air sungai yang mengalir menuju ke
daerah itu. Contohnya, banjir di Jakarta dapat diprediksi dari ketinggian air sungai ciliwung di Katulampa, Depok,
Manggarai, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat pendeteksi banjir dengan sensor ketinggan air.
Sensor air bekerja untuk mengaktifkan beberapa led, buzzer dan LCD secara otomatis, sehingga ketinggian air dapat
dideteksi dan ditampilkan pada LCD. Cara kerja alat yang dibuat ini berbasis mikrokontroler. Pemogramannya
menggunakan bahasa pemograman tingkat tinggi (high level language) C yang diisikan pada sebuah chip IC atmega
8535. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kerja alat ini sesuai dengan yang diprogramkan pada chip. Alat ini masih
perlu dikembangkan kemudian dipasang di setiap posko pengamatan, dan antar alat tersebut diintegrasikan agar
pendeteksian banjir menjadi lebih cepat dan akurat.

Kata kunci : Atmega 8535, banjir, sensor air.

Metode perancangan yang dimaksud yaitu


perancangan secara perangkat keras dan perancangan
PENDAHULUAN perangkat lunak. Perancangan perangkat keras yaitu
tahap-tahap dalam merancang dan membuat alat,
Latar Belakang sedangkan perancangan perangkat lunak berupa
pembuatan diagram alur dan program dengan
Air hujan yang turun di daratan biasa mengalir menggunakan Bahasa C.
melalui sungai menuju ke laut, danau atau 1. Ujicoba Alat
penampungan air lainnya. Meluapnya air sungai dapat Metode ini berisi tahap ujicoba alat dan pengambilan
mengakibatkan banjir pada daerah di sekitar sungai data, serta menganalisa hasil dari ujicoba alat.
tersebut. Oleh karena itu perlu dibuat sebuah alat untuk
mendeteksi ketinggian air sungai sehingga dapat
digunakan untuk mendeteksi dengan segera akan LANDASAN TEORI
adanya banjir. Alat tersebut dibuat untuk memberikan
peringatan dengan cara menampilkan informasi Mikrokontroler Atmega 8535
ketinggian air serta statusnya, sehingga masyarakat di
sekitar aliran sungai dapat lebih waspada sejak dini Mikrokontroller atmega 8535 merupakan generasi
akan kemungkinan terjadi banjir atau tidak. AVR (Alf and Vegards Risk processor) dengan
arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing)
Tujuan 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode
16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat yang dieksekusi dalam 1 siklus clock.[1] Konfigurasi pin
dapat mendeteksi seberapa ketinggian air, sehingga atmega 8535 dapat dilihat pada gambar 1.
dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya banjir. Prinsip kerja alat ini berbasis
mikrokontroler atmega 8535. Pembuatan alat ini dari
segi software maupun hardware yang akan coba untuk
mendeteksi ketinggian air dan menguji kesesuaian
output dari alat dengan pemrograman yang dibuat.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan terdiri dari :


a. Perancangan Alat

Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 54


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan


clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk
ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan
referensi ADC.
Pada alat yang dibuat ini, port yang digunakan
adalah port B dan D sebagai output dan port C
sebagai input.
Selain atmega 8535, komponen pendukung lain
untuk pembuatan alat ini adalah resistor 10K,
kapasitor non polar 22 pF, trimpot 20K, XTAL /
Kristal 4MHz, Light Emmiting Diode (LED), dioda
(1N4001), Liquid Crystal Display (LCD) 16x2

Gambar 1. Konfigurasi pin atmega 8535 PEMBAHASAN

Sumber: http://sistemkomputer.fasilkom.narotama.ac.id/?p=204
Perancangan Alat
Secara fungsional konfigurasi pin atmega 8535 adalah
sebagai berikut [2]: Alat pendeteksi banjir dengan sensor ketinggian
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin air ini memakai IC mikrokontroler atmega 8535
masukan catu daya. sebagai pengendali atau proses, dan sensor air
2. GND merupakan pin ground. sebagai inputan atau masukan. Alat ini bekerja untuk
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan menampilkan status ketinggian air pada LCD serta
pin masukan ADC. lampu peringatan berupa LED dan Buzzer sebagai
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan penanda bahaya apabila tiap titik pada sensor air ini
pin fungsi khusus untuk Timer/Counter, Komparator terkena air. Sensor air ini memiliki 4 titik ketinggian
analog, dan SPI. air.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan Rancangan hardware dari alat yang dibuat ini
pin khusus untuk TWI, Komparator analog, dan dapat dilihat pada diagram blok yang mewakili dari
Timer Oscilator. masing-masing rangkaian pada alat tersebut. Diagram
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan blok ini dapat dilihat pada gambar 2. Diagram blok
pin khusus untuk Komparator analog, Interupsi ini menjadi gambaran untuk bagian input, proses, dan
eksternal, dan Komunikasi serial. output dari alat ini.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-
reset mikrokontroller.

Sensor Air
LED Hijau + Status LCD ke -1
( Titik – 1 )

Sensor Air
LED Kuning + Status LCD ke - 2
( Titik – 2 )
Mikrokontroler
ATMEGA
8535
Sensor Air
LED Merah + Status LCD ke - 3
( Titik – 3 )

Sensor Air
Buzzer + Status LCD ke - 4
( Titik – 4 )

Blok Input Blok Proses Blok Output

Gambar 2. Blok Diagram Alat

menggunakan bantuan air yang bersifat konduktor


Skema sensor air dapat dilihat pada gambar 3. Sensor
yaitu dapat menghantarkan arus listrik. Blok sensor
air digunakan sebagai pendeteksi ketinggian air, dimana
air terdiri dari 4 titik ketinggian air, sensor air yang
terdapat 4 titik. Cara kerja sensor air ini yaitu dengan
dihubungkan pada port PC.0 pin 22, PC.1 pin 23,
menghubungkan tiap-tiap titik ketinggian air ke ground,
PC.2 pin 24, PC.3 Pin 25 pada mikrokontroler
dimana untuk menghubungkan tiap-tiap titik ini
atmega 8535. Sensor air ini berfungsi mendeteksi

Volume VII/ No. 2/Mei/2013 55


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

ketinggian air. Ketinggian air dideteksi dengan yang masuk dan juga akan memproses output hasil
menghubungkan pin-pin sensor air pada mikrokontroler dari pemrosesan. Blok mikrokontroler ini terdiri dari
dengan ground untuk mengaktifkan status pada LCD IC mikrokontroler ATmega 8535. Mikrokontroler ini
serta led atau buzzer sesuai dengan titik ketinggian air memiliki kaki sebanyak 40 kaki, dan masing –
yang dideteksi oleh sensor air. masing kaki memiliki fungsi tersendiri. Dimulai dari
kaki ke-1 – ke-8 merupakan PORTB yang berfungsi
untuk I/O, pada alat PORTB.0 digunakan untuk
menyambung rangkaian ouput dari LED dan Buzzer
sisanya tidak digunakan. Lalu kaki ke-9 untuk
rangkaian Reset, kaki ke-10 dan ke-30 untuk VCC
atau tegangn +5volt, kaki ke-11 dan ke-31 untuk
Ground, kaki ke-12 dan ke-13 untuk rangakaian
Oscillator yaitu xtal 2 dan xtal1, kaki ke-14 – ke-21
merupakan PORTD yang berfungsi untuk I/O, pada
alat PORTD digunakan untuk menhubungkan LCD.
Gambar 3. Skematik sensor air Lalu kaki ke-22 – ke-29 merupakan PORTC yang
berfungsi untuk I/O, pada alat PORTC.0 sampai
Blok proses pada alat ini merupakan blok pemrosesan
PORTC.3 digunakan untuk menhubungkan Sensor
pada alat pendeksi banjir dengan ketinggian air. Blok
air sisanya tidak digunakan. Kemudian kaki ke-33 –
proses ini berupa mikrokontroler, dimana
ke-40 merupakan PORTA yang berfungsi untuk I/O,
mikrokontroler ini memiliki rangkaian minimum sistem
pada alat PORTA ini tidak digunakan.
yaitu oscillator dan reset. Blok mikrokontroller
merupakan pusat pengolahan input dan output program.
Program akan mengendalikan atau memproses input

Gambar 4. Blok Mikrokontroler

Kemudian reset pada mikrokontroler berada pada penstabil clock yang dihasilkan oleh Kristal.
pin ke-9 yang akan aktif atau bekerja jika diberi pulsa Rangkaian Reset dan oscillator pada mikrokontroler
rendah atau aktif low selama minimal 1,5 us, dan adalah sebagai berikut.
digunakan untuk melakukan reset agar keadaan alat
kembali pada posisi awal. Kemudian oscillator pada
mikrokontroler terdiri dari xtal dan kapasitor non polar.
Xtal sendiri pada mikrokontroller terletak pada pin ke-
12 dan ke-13, xtal yang digunakan memiliki nilai 4MHz
dan kapasitor non polar yang digunakan bernilai 22pF.
Oscillator berfungsi sebagai pembangkit frekuensi dan
menghasilkan clock yang digunakan dalam memproses
pada mikrokontroler. Dimana XTAL 1 berfungsi
sebagai input inverting amplifier dan XTAL 2 sebagai
output inverting amplifier. Dan kapasitor sebagai Gambar 5. Blok reset
Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 56
JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

Gambar 7. Blok LED

Gambar 6. Blok Osilator

Blok output merupakan blok keluaran pada alat


Pendeteksi Banjir dengna Ketinggian Air. Blok
keluaran ini merupakan blok tampilan atau hasil yang Gambar 8. Blok Buzzer
terdiri dari tiga blok, yaitu blok LCD, blok LED dan
blok Buzzer.
Blok LCD digunakan sebagai penampil untuk
mengetahui ketinggian air. Pada LCD, informasi yang
dapat diketahui adalah status ketinggian air. Kemudian
blok LED merupakan keluaran dari hasil proses
mikrokontroller dimana LED ini berfungsi sebagai
penanda Status ke-1,ke-2 dan ke-3 yang berupa LED
hijau sebagai penanda Status ke-1, LED kuning sebagai
penanda Status ke-2 dam LED merah sebagai penanda
Status ke-3. Kemudian blok Buzzer yang merupakan
keluaran dari proses mikrokontroler dimana Buzzer ini
berfungis sebagai penanda Status ke-4 yang berupa
bunyi. Rangkaian blok tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 9. Blok LCD

Berdasarkan blok diagram diagram di atas, maka


rangkaian keseluruhan alat ini dapat dilihat pada
gambar 10.

Volume VII/ No. 2/Mei/2013 57


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

Gambar 10. Rangkaian Secara Detail

LCD menampilkan status ketinggian air sesuai


Ketika pertama kali rangkaian diberi tegangan dengan masukan yang diterima oleh mikrokontroler.
sebesar +5 Volt, maka tegangan tersebut kemudian Misalkan jika sensor ke-1 terkena air, maka port C
mengaktifkan semua komponen pada minsys. pin 21 menerima tegangan sebesar 0 atau ground dan
Kemudian sensor air mendeteksi ketinggian air untuk mikrokontroler akan memproses keluaran yang
mengirimkan tegangan sebesar 0 (ground) ke berupa LED hijau meyala serta status LCD
mikrokontroler sebagai masukan. Karena air ini sebagai menampilkan informasi ketinggian air 1 meter.
penghubung antara Port C pada mikrokontroler ke Tegangan pada LED yang diterima dari
Ground untuk mengaktifkan keluaran pada LCD, LED mikrokontroler adalah 0 Volt, karena pada alat ini
dan Buzzer. Kondisi awal tegangan pada kaki-kaki LED dipasang aktif low yang artinya LED akan
sensor air pada mikrokontroler ini sebesar 5V. menyala apabila katodanya menerima tegangan 0 volt
Setelah sensor air mendapat tegangan sebesar 0 atau atau ground dan anoda pada LED sudah tersambung
ground, kemudian mikrokontroler mendapat tegangan ke tegangan sebesal 5 volt yang diberi resistor
masukan di port yang terhubung pada sensor air. sebesar 330 ohm agar LED tidak terbakar akibat
Mikrokontroler mengolah tegangan masukan tersebut terlalu besarnya tegangan yang diterima.
menjadi besaran digital atau bilangan biner berupa 0
atau 1 (HIGH atau LOW) yang kemudian diproses pada Perancangan Perangkat Lunak
program dan hasil dari program tersebut juga diubah
kembali oleh mikrokontroler ke bentuk tegangan untuk Rancangan cara kerja pengendalian input maupun
digunakan sebagai keluaran untuk menyalakan LED output pada mikrokontorler, digambarkan dengan
atau Buzzer dan tampilan LCD sesuai dengan kondisi alur program pada gambar 11.
sensor air yang telah ditentukan (sebanyak 4 titik).
Kemudian mikrokontroler mengirim data berupa
tegangan ke LCD sebesar 5 volt untuk mengaktifkan
LCD yang diprogram dengan bahasa C.

Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 58


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

START Setelah melakukan masukan berupa air, maka ada


4 kondisi yang berbeda, ini dikarenakan sensor air
Inisialisasi
Mikrokontroler
yang dibuat memiliki 4 titik ketinggian air. Pada
program ini menggunakan switch - case sebagai
Air
percabangan atau kondisi. Berikut potongan
programnya :

Sensor Air 1
Y
Led Hijau ON switch(PINC)
Status LCD Siaga1

T
{
case 0xFE :PORTB=0xFE;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
LED Kuning ON
Sensor Air 1, 2
Status LCD Siaga 2 lcd_putsf("Siaga 1");
T Y
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 1,2 cm");
break;
Sensor 1, 2, 3
Y
LED Merah ON
Status LCD Siaga 3
case 0xFC :PORTB=0xFD;
T lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Siaga 2");
Y
Buzzer ON
lcd_gotoxy(0,1);
Sensor 1, 2, 3 ,4

T
Status LCD Siaga 4
lcd_putsf("Ketinggian 2,7 cm");
break;
case 0xF8 :PORTB=0xFB;
lcd_clear();
END
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Siaga 3");
Gambar 11. Flowchart program lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 4,3 cm");
Program diawali dengan inisialisasi mikrokontroler break;
yaitu pembacaan alamat dari mikrokontroler yang dapat case 0xF0 :PORTB=0xF7;
dimengerti program dengan menggunakan sintak dari lcd_clear();
bahasa c. Dengan kata lain inisialisasi memberikan nilai lcd_gotoxy(0,0);
awal pada program. Berikut kutipan program lcd_putsf("Siaga 4");
inisialisasi: lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Ketinggian 6,2 cm ");
#asm break;
.equ __lcd_port=0x12 ;PORTD default : PORTB=0xFF;
#endasm lcd_clear();
#include <lcd.h> lcd_gotoxy(0,0);
void main(void) lcd_putsf("Status");
{ lcd_gotoxy(0,1);
PORTB=0xFF; lcd_putsf("Ketinggian Air");
DDRB=0xFF; }
PORTC=0xFF;
DDRC=0x00; Potongan program diatas menggunakan switch –
lcd_init(32); case, yang pertama apabila sensor air 1 terkena air
atau bernilai 0xFE dalam program maka keluaran
LCD digunakan pada PORT D dengan jumlah berupa LED hijau akan menyala dan status LCD
karakter maksimal sebanyak 32 karekter. Setelah itu siaga 1. Setelah itu program akan kembali
PORT B merupakan keluaran yang nilai awal nya 0xFF menanyakan kondisi, apabila sensor 1 dan 2 terkena
dimana keluaran ini aktif jika mendapat tegangan air atau bernilai 0xFC dalam program, maka keluaran
sebesar 0 volt, dan terakhir adalah PORT C sebagai berubah menjadi LED kuning yang menyala dan
masukan pada mikrokontroler menggunakan sensor air. status LCD siaga 2. Apabila sensor 1 dan 2 tidak
PORT A tidak perlu dilakukan inisialisasi karena pada terkena air, maka program akan kembali menanyakan
alat ini tidak menggunakan PORT A pada kondisi awal. Selanjutnya sensor 1,2 dan 3 terkena air
mikrokontroler. atau bernilai 0xF8 pada program, maka keluaran
Kemudian dilakukan masukan berupa air guna kembali berubah menjadi LED merah akan menyala
mengaktifkan keluaran yang berupa LED, Buzzer dan dan status LCD siaga 3. Apabila sensor 1,2 dan 3
status pada layar LCD. tidak terkena air, maka program akan kembali

Volume VII/ No. 2/Mei/2013 59


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

menanyakan kondisi awal. Terakhir sensor 1,2,3 dan 4


terkena air atau bernilai 0xF0 pada program, maka
keluaran berubah menjadi Buzzer yang berbunyi serta
Status LCD menjadi siaga 4. Default ini berfungsi
apabila kondisi sensor tidak sama dengan kondisi yang
sudah ditetapkan maka keluaran hanya berupa LCD
yang menampilkan “Status Ketinggian Air”.

Uji Coba Alat

Tahap uji coba alat ini dilakukan setelah tahap Gambar 14. Tampilan LCD dan Led pada titik 1
perancangan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa alat dapat berfungsi seperti yang diinginkan. Di 3. Selanjutnya mengisi air kembali sampai ke titik
bawah ini merupakan langkah-langkah uji coba alat. 2.
1. Menghubungkan rangkaian Pendeteksi Banjir
dengan Ketinggian Air ke adaptor sebesar 5V.
Setelah terhubung, maka kondisi alat terlihat pada
gambar 12.

Gambar 15. Sensor mendeteksi di titik 2

maka tampilan LCD dapat dilihat pada gambar


16.

Gambar 12. Kondisi tampilan awal

2. Langkah selanjutnya adalah memberikan air pada


wadah yang telah terdapat sensor, tinggi awal air
sampai ke titik 1

Gambar 16. Tampilan LCD dan Led pada titik 2

4. Mengisi kembali wadah dengan air sampai ke


titik 3 pada sensor.

Gambar 13. Sensor mendeteksi air di titik 1

Maka pada LCD akan tampil seperti gambar 14.

Gambar 17. Sensor mendeteksi air di titik 3

Maka tampilan pada LCD dan kondisi led dapat


di lihat pada gambar 18.

Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 60


JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

saat uji coba. Hasil ini menunjukkan bahwa alat


bekerja sesuai dengan program.

Tabel 1. Output yang dihasilkan pada uji coba


Sensor Led Led Led
Buzzer LCD
Terendam Hijau Kuning Merah
Status
1 ON OFF OFF OFF
1
Status
1&2 OFF ON OFF OFF
2
1&2& Status
OFF OFF ON OFF
Gambar 18. Tampilan LCD dan Led pada titik 3 3 3
1& 2 & 3 Status
5. Dan langkah yang terakhir adalah mengisi wadah OFF OFF OFF ON
&4 4
dengan air sampai ke titik 4 pada sensor.
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa, Pertama Sensor
1 aktif, maka output yang dihasilkan yaitu Led Hijau
akan menyala dan tampilan pada layar LCD berupa
Status 1. Lalu Sensor 1 & 2 aktif, output yang
dihasilkan berubah menjadi Led Kuning yang
menyala serta tampilan LCP berubah menjadi Status
2. Setelah itu sensor 1 & 2 & 3 aktif maka output
berupa Led Merah yang menyala dan Status 3 pada
layar LCD. Kemudian yang terakhir apabila sensor 1
& 2 & 3 & 4 aktif, maka output berupa Buzzer yang
menyala serta Status 4 pada layar.Hasil pengukuran
Gambar 19. Sensor mendeteksi air di titik 4 besarnya tegangan pin output pada mikrokontroler
pada saat sensor terendam air ditunjukkan pada tabel
Maka kondisi alat dapat dilihat pada gambar 20, 2.
dengan disertai bunyi buzzer..
Tabel 2. Hasil pengukuran tegangan pin output pada
mikrokontroler
Sensor Pin 1 Pin 2 Pin 3 Pin 4
Aktif (V) (V) (V) (V)
1 0 5 5 5
1&2 5 0 5 5
1&2&
5 5 0 5
3
1&2&
5 5 5 0
3&4

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada saat sensor 1


aktif, maka output yang dihasilkan ada di pin 1 pada
mikrokontroler karena pin 1 mendapat tegangan 0
Gambar 20. Tampilan LCD dan Led pada titik 4 volt dan pin output yang lainnya bernilai 5 volt.
Kemudian pada saat sensor 1 & 2 aktif, maka output
yang aktif adalah pin 2 pada mikrokontroler, karena
Analisa Hasil Uji Coba
tegangan pada pin 2 adalah 0 volt. Kemudian pada
saat sensor 1 & 2 & 3 aktif, maka ouput yang
Sensor ketinggian air untuk pendeteksi banjir ini
dihasilkan adalah pada pin 3 mikrokontorler.
telah diuji coba. Hasilnya menunjukkan bahwa alat ini
Terakhir adalah pada saat sensor 1 & 2 & 3 & 4 aktif,
dapat bekerja dengan memakai sensor air. Sensor air ini
maka output yang dihasilkan ada pada pin 4
merupakan inputan, sedangkan led, LCD dan buzzer
mikrokontroler. Semua keluaran merupakan aktif
merupakan output dari alat ini yang dikendalikan oleh
low, dimana keluaran akan aktif jika diberi tegangan
mikrokontroler atmega 8535 yang sudah diprogram
0 volt atau terhubung dengan ground.
dengan bahasa C. Tabel 1 menunjukkan kondisi led,
Untuk pengukuran ketinggian air dilakukan
LCD dan buzzer pada alat pendeteksi banjir dengan
pengamatan antara hasil perhitungan pada program
kondisi sensor ketinggian air yang terendam air pada
dengan pengukuran secara manual. Hasil
pengukurannya dapat dilihat pada tabel 3.
Volume VII/ No. 2/Mei/2013 61
JURNAL ILMIAH FIFO ISSN 2085 4315

sungai misalnya, dapat mencapai beberapa ratus


Tabel 3. Pengukuran Jarak Ketinggian Air Tiap Titik mili meter. Oleh karena itu alat ini masih perlu
Sensor dikembangkan dengan menggunakan beberapa
titik ketinggian yang lebih banyak sesuai
Pengukuran Pengukuran yang kebutuhan, serta menggunakan sensor air yang
Sensor Secara Manual Tampil pada LCD lebih besar untuk aplikasi pada keadaan nyata.
(cm) (cm) Alat ini perlu dipasang di setiap posko
1 1,2 1,2 pengamatan sungai, dari hilir sampai hulu, dan
2 2,7 2,7 antar alat perlu diintegrasikan agar pendeteksian
banjir menjadi lebih cepat dan akurat.
3 4,3 4,3
4 6,2 6,2

Dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa Pengukuran


manual dengan pengukuran yang tampil pada LCD akan
sama atau akurat, karena sebelum memasukan program DAFTAR PUSTAKA
untuk mencetak ketinggian air pada LCD, dilakukan
pengukuran secara manual tiap – tiap ketinggian sensor. [1] Budiarso, Zuly dan Eddy Nurraharjo. 2011.
Hanya saja ketika air sudah surut, sensor air ini masih Sistem Monitoring Tingkat Ketinggian Air
basah dan tersisa air yang bisa menghantarkan tegangan Bendungan Berbasis Mikrokontroller. Jurnal
dari pin-pin sensor air pada mikrokontroler ke ground Dinamika Informatika. Vol. 3, No. 1.
pada rangkaian. Oleh karena itu tampilan pada LCD dan [2] Marpaung, Noveri L dan Edy Ervianto. 2012.
ketinggian air yang sebenarnya tidak sama sehingga Data Logger Sensor Suhu Berbasis
perlu dilakukan pembersihan pada sensor apabila air Mikrokontroler ATmega 8535 dengan PC
sudah surut agar sensor air tidak basah. sebagai Tampilan. Jurnal Ilmiah Elite Elektro.
Vol. 3, No. 1.
[3] Riyadi, Slamet dan Bambang Eka Purnama.
KESIMPULAN DAN SARAN 2013. Sistem Pengendalian Keamanan Pintu
Rumah Berbasis SMS (Short Message Service)
Berdasarkan hasil perancangan, pembuatan dan Menggunakan Mikrokontroler ATmega 8535.
ujicoba alat dapat disimpulkan bahwa : Indonesian Journal on Networking and Security.
1. Pendeksi Banjir dengan Ketinggian Air ini Vol. 2, No. 4.
mempunyai empat titik ketinggian air. Titik pertama [4] Syahrul. 2012. Mikrokontroler AVR
berupa Status Siaga 1 yang ditandai dengan LED ATMEGA8535. Jurnal Informatika.
warna Hijau yang menyala, lalu titik kedua berupa [5] http://www.alldatasheet.com
Status Siaga 2 yang ditandai dengan LED warna [6] http://www.forumsains.com/mikrokontroler-
Kuning yang menyala, lalu titik ketiga berupa Status dan-robotika/mikrokontroler-atmega8535/, 25
Siaga 3 yang ditandai LED warna Merah yang Mei 2010.
menyala, serta titik terakhir yaitu titik ke empat [7] http://sistemkomputer.fasilkom.narotama.ac.id/?
berupa bunyi Buzzer yang menandakan bahaya p=20 29 Mei 2012
berupa Status 4. LCD akan menampilkan masing- [8] http://sistemtertanam-online.co.cc/,25 Mei 2010
masing status ketinggian air sesuai dengan masukan
pada sensor air yang diterima.
2. Alat ini dapat membantu dalam pengukuran
ketinggian air secara otomatis menggunakan
mikrokontroler yang telah diprogram dengan bahasa
C. Dengan mengetahui posisi ketinggian air tersebut
dan dikolaborasikan dengan pengalaman, maka
dapat dideteksi kemungkinan akan terjadinya banjir
di suatu daerah tertentu.
3. Sensor air sangat peka menghantarkan arus,
sehingga jika sensor air masih basah pada saat air
sudah surut, maka dapat menimbulkan kesalahan
pengukuran ketinggian air yang ditampilkan pada
layar LCD. Oleh karena itu perlu dicari cara untuk
dapat membersihkan atau mengeringkan sensor
dengan cepat setelah air surut agar hasil pengukuran
ketinggian air menjadi akurat.
4. Alat sensor ketinggian air yang dibuat ini hanya
menggunakan 4 titik, sedangkan dalam
kenyataannya, pada pengukuran ketinggian air
Swelandiah Endah Pratiwi, Rifiana Arief, Romdhoni Susiloatmadja 62

Anda mungkin juga menyukai