Anda di halaman 1dari 13

Penyakit Parkinson pada Orang Lanjut Usia

Tia tamara

102016163

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510
E-mail: tamaratia64@gmail.com

Abstrak

Dalam aktivitas sehari-hari manusia pasti menimbulkan atau memicu suatu gerak yang
terkendali dan halus, dimana pergerakan tersebut dikendalikan oleh otak serta organ-organ yang
berperan. Tapi, ada satu masa dimana pergerakan menjadi tidak terkendali dan halus seperti semula
karena adanya gangguan di otak. Salah satu penyakit yang menyebabkan pergerakan dari anggota
gerak tubuh manusia terganggu adalah Penyakit Parkinson. Penyakit tersebut biasanya di derita
oleh pasien yang sudah lanjut usia dan sering dikira sebagai penyakit menua normal, sehingga
tidak dilakukan pengobatan dan pencegahan sampai penyakit tersebut berlanjut ke stadium yang
lebih gawat. Penyakit ini terjadi akibat gangguan di bagian otak, lebih tepatnya di substansia nigra
yang merupakan bagian dari basal ganglia. Gejala klinis yang timbul berupa; tremor, rigiditas,
akinesia-bradikinesia, postural instability, dan lain-lain.

Abstract

In everyday human activities certainly cause or trigger a controlled and smooth movement,
where the movement is controlled by the brain and the organs that play a role. But there was a
time when movements become uncontrollable and smooth as before due to an interruption in the
brain. One disease that causes movement of the limbs of the human body is disturbed Parkinson's
disease. The disease is usually suffered by patients who are elderly and are often mistaken for
normal aging disease, so it is not done until the treatment and prevention of the disease progress
to a more serious stage. The disease is caused by interference on the part of the brain, more
precisely in the substantia nigra, which is part of the basal ganglia. Clinical symptoms arise in the
form; tremor, rigidity, akinesia-bradykinesia, postural instability, and others.
Pendahuluan

Penyakit Parkinson (PP) adalah satu kumpulan keadaan yang dikenali sebagai gangguan
sistem motor. Empat gejala awal adalah tremor (menggigil pada tangan, lengan, kaki, rahang,
muka), rigidity (kaku atau kejang), bradikinesia (pergerakan melambat), postural instability
(kemerosotan keseimbangan dan koordinasi badan).

Factor lain juga yang bisa menjadi penyebab proses degenerasi ini antara lain proses menua
otak, stress oksidatif, terpapar pestisida/herbisida atau anti jamur cukup lama, infeksi, kafein,
alkohol, trauma kepala, depresi, dan merokok. Tinjauan pustaka ini dibuat dengan tujuan, agar
penulis dan pembaca bisa mengerti dan memahami bagaimana terjadinya penyakit Parkinson
beserta gejala-gejalanya.

Anamnesis

Anamnesis mempunyai peran penting dalam mendiagnosa suatu penyakit yang dikeluhkan
oleh pasien. Dalam anamnesis ditanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, status
pernikahan), keluhan utama dan penyerta, riwayat penyakit, riwayat kesehatan, dan sebagainya.

Dari hasil anamnesis ditemukan:

1. Mula-mula gemetar (tangan kanan), kemudian ke tungkai kanan


2. Jalan mulai sulit, langkah kecil-kecil, sulit untuk mulai berjalan
3. Mulai kesulitan berdiri dan posisi duduk
4. Gemetar saat tida beraktifitas, saat tidur menghilang

Pemeriksaan Fisik

Sebagian besar manifestasi objektif kelainan saraf bermanifestasi dalam gangguan gerak otot.
Untuk menentukan kelainan neurologis pada pasien, pemeriksaan sistem motorik harus dilakukan.
Salah satu hal yang harus diakukan dalam pemeriksaan fisik adalah keadaan umum, yang meliputi:

1.
Kesan umum yang didapat dari inspeksi seluruh tubuh, misalnya penurunan kesadaran,
bentuk kepala, edema generakisata, tampak sakit gelisah.
2. Pemeriksaan umum, termasuk pemeriksaan di bidang ilmu penyakit dalam, seperti tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan, suhu, sistem kardiopulmonal (dada), sistem urogenital
(abdomen) dan gastrointestinal, anggota gerak, leher, kepala dan muka, anemia, icterus.
Hasil dari pemeriksaan fisik, adalah;

1. Kesadaran compos mentis


2. TTV: Tekanan darah 130/80mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, suhu 37OC.
3. Tremor tangan kanan, pill rolling tremor, tidak ada paresis, terdapat Cogwheel rigidity
4. Tampak langkah pendek-pendek saat jalan, badan membungkuk, perlu beberapa langkah
untuk berputar
5. Refleks fisiologi normal

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis PP dibuat terutama berdasarkan gambaran klinis, di samping adanya


pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, MRI, dan PET atas indikasi untuk menyingkirkan
diagnosis sindrom parinson. CT-Scan/MRI kepala biasanya akan terlihat atropi kortikal difus.

Diferential Diagnosis : parkinsonism

Perbedaan Parkinsonism dan Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson merupakan 80 % dari kasus-kasus Parkinsonism. Terdapat dua istilah yang
harus dibedakan yaitu penyakit Parkinson dan parkinsonism. Penyakit Parkinson adalah bagian
dari parkinsonism yang secara patologis ditandai oleh degenerasi ganglia basalis terutama
substansia nigra pars compacta disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik yang disebut Lewy
bodies. Parkinsonism adalah suatu sindrom, yang ditandai oleh tremor waktu istirahat, kekakuan,
bradykinesia, dan hilangnya refleks tubuh akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai
macam sebab.1 Sindrom ini sering disebut sebagai sindrom Parkinson. Sindrom Parkinson
diklasifikasikan sebagai berikut

A. Primer atau idiopatik: penyebab tidak diketahui, sebagian besar merupakan penyakit
Parkinson, ada peran toksin yang berasal dari lingkungan, ada peran faktor genetik, dan
bersifat sporadic.
B. Sekunder atau akuisita: timbul setelah terpajan suatu penyakit/zat, infeksi dan pasca infeksi
otak (ensefalitis), efek samping obat penghambat reseptor dopamine (sebagian besar obat
antipsikotik) dan obat yang menurunkan strok (vascular), serta terpapar kronis oleh toksin
seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP), Mn (mangan), CO (karbon
monoksida), sianida.
C. Sindrom Parkinson plus: gejala Parkinson timbul bersama gejala neurologi lain seperti
progressive supraneural palsy, multiple system atrophy, dan lain-lain.
D. Kelainan degenerative diturunkan (heredegenerative disorder): gejala parkinsonsism
menyertai penyakit-penyakit yang diduga berhubungan dengan penyakit neurologi lain
yang faktor keturunan memegang peran sebagai etiologi, seperti penyakit Alzheimer,
penyakit Huntington, pemyakit Wilson.

Working diagnose : Parkinson


Penyakit Parkinson adalah suatu kelainan fungsi otak yang disebabkan oleh proses
degeneratif progresif terkait dengan proses menua di sel-sel substansia nigra pars kompakta (SNc)
disertai adanya Lewy bodies, yaitu inklusi sitoplasmik eosinofilik.1 Penyakit ini ditandai dengan
tremor ketika istirahat (resting tremor), kekakuan otot dan sendi (rigidity), kelambanan gerak
(bradikinesia), kelambanan bicara, dan instabilitas posisi tegak (postural instability). Penyakit
Parkinson dimulai perlahan, dan secara gradual memburuk.1 Awalnya gejala seperti resting tremor
hanya muncul kadang-kadang, lalu memberat dan menetap. Dengan perawatan yang tepat,
penderita Parkinson dapat bertahan hidup dengan baik lebih dari 20 tahun.

Untuk menentukan berat ringannya penyakit, digunakan penetapan stadium klinis penyakit
parkinson berdasarkan Hoehn dan Yahr. 2

Stadium Parkinson terdiri dari 5 stadium, antara lain

1. Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi lengan yang terkena, tremor, ayunan
lengan berkurang.
2. Bilateral, Jalan lambat dengan langkah kecil-kecil, bilateral, postur membungkuk ke
depan, sukar membalikan badan.
3. Gangguan gaya jalan menonjol, terdapat ketidakstabilan postural.
4. Disabilitasnya jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, dan lebih cenderung jatuh.
5. Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak mampu jalan atau berdiri meskipun
dibantu, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi, jarang berkedip.
Epidemiologi

Banyak orang mulai mengetahui tentang penyakit Parkinson sejak petinju terkenal
Muhammad Ali didiagnosa penyakit tersebut. Muhammad Ali dicurigai terkena penyakit
Parkinson akibat trauma berulang di kepala berkaitan dengan profesinya sebagai petinju
profesional, yang dideritanya sejak tahun 1981. Penyakit Parkinson pertama kali ditemukan pada
tahun 1817 oleh dr. James Parkinson. Hingga saat ini penderita penyakit Parkinson mencapai 4
juta orang ditahun 2015. Dan di Indonesia penderita penyakit Parkinson bertambah 75 ribu orang
setiap tahunnya.2

Etiologi

Kebanyakan orang-orang dengan penyakit Parkinson tidak mempunyai penyebab spesifik.


Namun, beberapa diantaranya dapat disebabkan oleh:2,3
a. Faktor keturunan
Di tahun terakhir, sejumlah mutasi genetic yang spesifik penyebab penyakit Parkinson telah
ditemukan, termasuk dalam populasi tertentu (Contursi, Italia) dan terdapat dalam suatu kasus
minoritas penyakit Parkinson. Seseorang yang mederita penyakit Parkinson kemungkinan
mempunyai keluarga yang juga mempunyai penyakit Parkinson.
b. Faktor lingkungan
Saat ini ysng psling diterims drbsgsi etiologi penyskit psrkinson adalah proses oksidatif yang
terjadidi ganglia basalis, apapun penyebabnya. Berbagai penelitian telah dilakukan antara lain
peranan xenobiotic (MPTP. Pestisida, paparan zat kimia dari pekerjaan( bahan-bahan cat dan
logam), kafein, alcohol, diet, trauma kepala, dan lainnya
c. Umur (proses menua)
Pada penderita Parkinson terdapat suatu reaksi mikrogial pada neuron yang rusak tanda ini
tidak pada proses menua yang normal. Sehingga disimpulkan bahwa proses menua merupakan
faktor resiko yang empermudah terjadi proses degenerasi di SNc tetapi memerlukan penyebab
lain.
d. Ras
Angka kejadian PP lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan berwarna hitam.
e. Cedera kranioserebral
Prosesnya belum jelas. Trauma kepala, infeksi, dan tumor di otak lebih berhubungan dengan
sindrom Parkinson daripada PP.

Patofisiologi

Secara umum dapat dikatakan bahwa Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta (SNc) sebesar 40-50% yang
disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy Bodies) dengan penyebab multifactor.3
Substansi nigra adalah suatu region kecil di otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla
spinalis. Bagian ini menjadi pusat kontrol/koordinasi dari seluruh pergerakan. Sel-selnya
menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur seluruh
pergerakan otot dan keseimbangan badan yang dilakukan oleh sistem saraf pusat (SSP). Dopamine
diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak terutama dalam mengatur
pergerakan, keseimbangan dan reflex postural, serta kelancaran komunikasi. Pada PP sel-sel
neuron di SNc mengalami degradasi, sehingga produksi dopamine menurun, akibatnya semua
fungsi neuron di sistem saraf pusat (SSP) menurun dan menghasilkan kelambanan gerak
(bradikinesia), kelambanan bicara dan berpikir (bradifrenia), tremor, dan kekakuan (rigiditas).

Gambar 1. Substansia nigra7 Gambar 2. Lewy bodies5

Gejala Penyakit Parkinson

Gejala utama penyakit Parkinson dikenal dengan singkatan TRAP yaitu Tremor biasanya 3 Hz
(detik-1) dan gerakannya seperti menggulung pil (pill rolling) atau membuat adonan. Tremor
biasanya dimulai pada satu sisi tubuh tersering pada tangan dan jari dan lebih buruk saat istirahat
daripada saat melakukan aktivitas. Kesulitan berjalan dan menyeimbangkan diri dirasakan lebih
menggangu daripada tremor. Sering terjadi pergerakan yang terbatas dan gangguan refleks
postural yang kemudian menyebkan terjatuh. Akinesia/Bradikinesia (melambatnya gerakan) dapat
membuat tindakan sederhana seperti berpakaian menjadi sulit dan lambat. Rigiditas, akan muncul
kekakuan pada otot anggota gerak akibat peningkatan tonus otot dimana ketika digerakan secra
pasif maka akan menunjukkan tahanan seperti fenomena roda bergigi. Hipofonia (bicara pelan)
menyebabkan masalah komunikas, air liur menetes. Mikrografia,tulisan tangan yang kecil-kecil
dan secara perlahan, langkah kecil-kecil saat berjalan, kegelisan motoric ( sulit duduk atau berdiri),
tremor jelas terlihat ketika menggambar lingkaran konsentrik. Wajah seperti topeng, mata yang
melotot, tidak berkedip, ekspresi dingin. Berkedip dua atau tiga kali/menit (berkedip normal 12-
20 kali/menit). Suara datar (monotone) bicara tanpa ekspresi. Depresi sering terjadi dan sebaiknya
diobati, kebanyakan antidepresan ditoleransi baik oleh pasien penyakit parkinson. Konstipasi
sering ditemukan, sering kali diperburuk oleh obat-obat antikolinergik. Mengantuk (drowsiness)
memburuk akibat hampir semua obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson keculai
selegilin.1,3,4

Diagnosis

Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan melalui beberapa kriteria seperti kriteria klinis,
kriteria koller, dan kriteria Hughes. Kriteria klinis : dijumpai 2 dari 3 randa cardinal (tremor,
rigiditas, bradykinesia) atau 3 dari 4 tanda cardinal (termasuk instabilitas postural). Kriteria koller
: dijumpai 2 dari 3 tanda cardinal dan respon positif terhadap levodopa. Kriteria Hughes: possible-
1 dari 3 tanda cardinal, probable- 2 dari 4 tanda cardinal, definite- 3 tanda cardinal. Pada kasus
didapatkan 3 tanda cardinal pada pasien, yaitu tremor, rigiditas, dan bradykinesia. Tiada riwayat
trauma, penyakit lain maupun pemakaian obat, maka diagnosis kerja adalah penyakit Parkinson
idiopatik.1

Komplikasi

Komplikasi dapat terjadi akibat progresivitas, lamanya menderita penyakit, dan akibat
terapi medis. Ketika penyakit berlanjut, terjadi degenerasi progresif neuron dopaminergik dan
nondopaminergik di area otak yang luas sehingga menyebabkan manifestasi klinis berupa
komplikasi motorik dan nonmotorik.3,4
Komplikasi motorik muncul akibat progresi penyakit Parkinson dengan menghilangnya
neuron dopaminergik dan perubahan reseptor dopaminergik pascasinaps ke arah respons levodopa
yang tidak stabil. Komplikasi motorik berupa fluktuasi motorik dan diskinesia.1,3

Fluktuasi motorik menunjukkan bahwa pasien memiliki berbagai variasi respons terhadap
levodopa dan menunjukkan keadaan penurunan mobilitas. Terdapat variasi pada beratnya gejala
motorik mulai dari yang ringan (kekakuan, menyeret kaki, tremor) sampai imobilitas dan tremor
berat. Faktor resiko utama timbulnya komplikasi motorik adalah derajat keparahan penyakit dan
lamanya pemberian levodopa, dosis levodopa harian, dan onset terjadinya penyakit Parkinson.
Pola klinis fluktuasi motorik yaitu efek wearing off (menghilangnya efek antiparkinson levodopa
menjelang akhir dosis, menyebabkan pasien masuk dalam kondisi diam atau tidak bisa memulai
gerak), delayed on (keterlambatan dalam memulai efek levodopa), no-on (dosis levodopa tidak
memberikan efek), on-off (respons terhadap levodopa bervariasi dalam cara yang tidak bisa
diramalkan yang tidak ada hubungannya dengan waktu pemberian dosis, pasien bisa secara
bergantian gerak-diam-gerak-diam atau on-off), dan yo-yoing (fluktuasi dari imobilitas berat ke
diskinesia secara tiba-tiba, penderita berespon dengan levodopa secara cepat tetapi pada dosis
maksimal terjadi diskinesia dalam bentuk chorea dan distonia).3

Diskinesia berhubungan dengan konsentrasi levodopa dalam darah. Pada beberapa kasus,
pengurangan bertahap dosis levodopa, penambahan agonis dopamin pada terapi levodopa,
mengganti preparat levodopa dari controlled release menjadi immediate release akan mengurangi
gejala diskinesia. Diskinesia terjadi ketika efek dan konsentrasi maksimal dari levodopa telah
dicapai, diduga akibat dari abnormalitas respons neuron terhadap stimulasi pulsatil reseptor
dopaminergik.4

Komplikasi non motorik dapat berdiri sendiri atau bersamaan dengan komplikasi motorik.
Komplikasi non motorik terdiri atas gangguan kognitif dan demensia, psikosis, depresi, gangguan
otonom, gangguan tidur, dan gangguan sensoris.

Tata laksana

Tujuan utama terapi PP adalah memulihkan disabilitas fungsional yang disandang


penderita. Biasanya penatalaksanaan dilakukan secara komprehensif baik dengan obat, perbaikan
diet dengan mengurangi asupan protein dan terapi fisik berupa latihan teratur untuk
mempertahankan penderita agar tetap berjalan.1 Adapun macam-macam terapi penyakit Parkinson
yaitu :

Pilihan terapi PP dapat dibagi menjadi beberapa, yaitu:5

1. Meningkatkan transmisi dopaminergic dengan jalan meningkatkan konsentrasi dopamine


pada sinap (levodopa), memberikan agonis dopamine, meningkatkan pelepasan dopamine,
menghambat re-uptake dopamine, menghambat degradasi dopamine.
2. Manipulasi neurotransmitter non-dopaminergik dengan obat-obat antikolinergik dan obat-
obat lain yang dapat memodulasi sistem non-dopaminergik.
3. Memberikan terapi simtomatik terhadap gejala parkinsonism yang muncul
4. Memberikan obat-oba neuroprotektif untuk menghambat progresivitas PP dengan
mencegah kematian sel-sel neuron
5. Terapi pembedahan: ablasi (tallamotomy; pallidotomy), stimulasi otak dalam, brain
grafting (bertujuan untuk memperbaiki atau mengembalikan seperti semula proses
patologis yang mendasari)
6. Terapi pencegahan, dengan menghilangkan faktor resiko atau penyebab PP

Terapi medikamentosa

Ada beberapa macam obat utama yang dipergunakan untuk penatalaksaan penyakit Parkinson.6
1. obat yang mengganti dopamine (levodopa, carbidopa)
obat ini merupakan obat utama hamper selalu digunakan untuk terapi penyakit Parkinson.
Di dalam tubuh developa akan diubah menjadi dopamine. Obat ini sangat efektif untuk
menghilangkan gejala karena lengsung mengganti Da yang produksinya sangat menurun
akibat denegenari SNc. Efek samping obat ini antara lain mual, muntah, hipotensi postural,
dan konstipasi.
2. Agonis dopamine
Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal pengganti levadopa. Biasanya dipakai
sebagai kombinasi utama dengan levadopa-carbidopa agar dapat menurunkan dosis
levodopa, sehingga dapat menghindari terjadinya diskenesia. Efek samping obat ini adalah:
halusinasi, psikosis, edema kaki, mual, muntah.8
3. Antikoligenerik
Obat ini menghambat neurotransimiter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu
mengkoreksi keseimbangan antara dopamine dan asetilkolin sehingga dapat mengurangi
gejala tremor. Efek samping obat ini antara lain mulut kering dan pandangan kabur.
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada penderita di atas umur 70 karena dapat
menyebabkan penurunan dayat ingat dan retorensi urin pada laki-laki.
4.
Amantadine berperan sebagai pengganti dopamin, tetapi bekerja di bagian lain otak. Obat
ini dulu ditemukan sebagai obat antivirus yang selanjutnya diketahui dapat menghilangkan
gejala Parkinson.Obat ini menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal
penyakit, serta dapat menghilangkan fluktuasi motorik dan diskinesia pada penderita
Parkinson lanjut. Obat ini dapat dipakai tunggal, atau kombinasi dengan levodopa atau
agonis dopamin. Efek samping utama adalah rasa kantuk.

Terapi Pembedahan

Ada 2 jenis pembedahan yang bisa dilakukan : Pallidotomi , yang hasilnya cukup baik
untuk menekan gejala : Akinesia / bradykinesia, gangguan jalan / postural, gangguan bicara.
Thalamotomi, yang efektif untuk gejala : Tremor, rigiditas, diskinesia karena obat1

Terapi Non Farmakologi

Edukasi

Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya


meminum obat teratur dan menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari anggota
keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.1

Rehabilitasi/ Latihan fisioterapi

Latihan Frenkle untuk berjalan dengan menapakan kaki pada tanda-tanda dilantai. Latihan
relaksasi berguna untuk mengurangi rigiditas. Gerakan yang perlahan, berirama, dan berputar
dengan lingkup gerak kecil lebih efektif dalam mengurangi rigiditas. Latihan relaksasi bisa
dilakukan dengan posisi ber-baring, setengah duduk, tengkurap dan miring.8

Latihan keseimbangan dan kontrol postural


Membutuhkan gerakan yang terkoordinasi. Latihan koordinasi dapat dilakukan dengan
latihan tungkai pada posisi berbaring, duduk dan berdiri. Dapat pula dilakukan dengan cara
meningkatkan lingkup gerak dengan tahanan beban seperti menjangkau sesuatu, mengambil
sesuatu dari lantai, memakai sepatu. Latihan sensori-motor dapat membantu memperbaiki fungsi
postural.8

Latihan jalan

Difokuskan untuk langkah-langkah kecil-kecil, hilangnya ayunan tangan. Perpindahan


berat badan dilatih dengan gerakan melangkah ke depan dan kebelakang, melatih cara memulai
dan menghentikan gerakan, berputar 180-3600. Dapat juga melatih dengan ritme musik dimana
penderita disuruh berjalan mengikuti irama musik.8

Senam Parkinson

Untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular, fleksibilitas, dan kekuatan otot sehingga


bermanfaat dalam perbaikan aktivitas sehari-hari dan fungsi motorik. Senam parkinson pada
umumnya terdiri dari latihan aerobik, fleksibilitas dan penguatan otot. 8

Pencegahan

Riset yang masih terus dilakukan sudah mulai memberikan hasil bahwa dengan
mengkonsumsi lebih banyak buah-buahandan sayuran, makanan tinggi serat, ikan, makanan yang
mengandung banayk omega 3 dan mengurangi asupan daging merah dan produk susu dapat
mengurangi resiko menderita penyakit parkinson.7

Prognosis

Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala Parkinson, sedangkan perjalanan
penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena Parkinson, maka penyakit ini
akan menemani sepanjang hidup. Penyakit Parkinson sendiri tidak dianggap sebagai penyakit
yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan hidup pada pasien
Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang tidak menderita penyakit Parkinson.
Progresifitas gejala pada penyakit Parkinson dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun
demikian pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk
memprediksikan lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan pengendalian yang
tepat, kebanyakan pasien penyakit Parkinson dapat hidup produktif beberapa tahun setelah
diagnosis.
Kesimpulan

Penyakit Parkinson (PP) merupakan bagian dari sindrom Parkinson primer. Perlu dipahami bahwa
perbedaan antara keduanya. PP merupakan penyakit yang berhubungan dengan proses menua di
otak, yaitu merupakan pross degenerasi di substansia nigra pars compacta (SNc) disertai dengan
inklusi sitoplamik eosinofiliklewy bodies.

Etiologinya masih belum jelas tetapi beberapa faktor resiko telah diidentifikasi antara lain umur,
ras, genetic, lingkungan, beberapa zat toksik seperti MPTP, alkahol, merokok, pestisida, dan diet
tinggi protein.

Patofisiologi terjadi PP adalah berkurangnya neurotransmitter dopamine akibat kematian sel-sel


neuron di SNc yang mengakibatkan gangguan motoric dan keseimbangan postural seperti tremor
saat istirahat, keseimbangan gerak (bridikinesia), penurunan reflex postural (rigiditas).

Penatalaksanaan penderita PP ditujukkan untuk meminimalkan disabilitas fungsional dan


menghambat progresifitas penyakit. Terapi yang diberikan meliputi terapi medikamentosa, terapi
bedah, dan terapi pencegahan dengan menghilankan, jika mungkin, semua faktor resiko.

Daftar pustaka

1. Ginsberg L. Lecture notes neurologi. Edisi ke-8. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.h.100-
13.
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jilid 1. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.851-8.
3. Juwono T. Pemeriksaan klinik neurologi dalam praktik. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2012.h.1-
16.
4. Tanujaya E. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika; 2008.h.148-150.
5. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. panduan praktis diagnosis dan tatalaksana
penyakit saraf. Jakarta: EGC; 2007.h.146-152.
6. DeLong M, Juncos JL. Parkinson’s disease and other movement disorder. In: Hauser S et
al. Harrison neurology in clinical medicine. 1st ed. USA: McGraw-Hill; 2006.p.295-308.
7. Rahayu RA. Penyakit parkinson. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-6. Jakarta:
InternaPublishing; 2014.h. 3834-44.
8. Lumbantobing SM. Neurologi klinik. Edisi ke-11. Jakarta: FKUI; 2008.h.10-20, 87-96.

kmjun

Anda mungkin juga menyukai