Anda di halaman 1dari 38

FISIKA BANGUNAN II

UNIVERSITAS MPU TANTULAR

1
FISIKA BANGUNAN II

A. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Ilmu Fisika Bangunan adalah : Ilmu yang mempelajari keadaan
ruang (sifat/kondisi fisik, non emosional) di dalam bangunan yang dapat ditangkap atau
dirasakan oleh indera manusia, yang meliputi:

1. Penciuman : berbagai aroma yang dapat dideteksi oleh hidung.


2. Penglihatan : meliputi berbagai ujud, textur, warna yang dapat ditangkap oleh
mata. Hal ini bisa terjadi bila ada cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda
tersebut. Kalau tidak ada cahaya atau gelap gulita, maka tidak akan ada benda
yang kelihatan.
3. Pendengaran : berkaitan dengan suara dan telinga
4. Peraba : berbagai keadaan yang dapat dirasakan oleh kulit manusia, keras-
lunak, panas-dingin, basah-kering dan lainsebagainya. Sebagian besar yang
dirasakan manusia melalui media udara.
5. Perasa : berbagai rasa yang dideteksi oleh lidah manusia, jadi hanya khusus
untuk benda yang dimakan.
Dari kelima hal yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia tersebut hanya rasa
yang tidak dibahas dalam fisika bangunan, karena rasa disini hanya berkaitan dengan
lidah. Jadi hanya barang-barang yang dimakan oleh manusia saja yang dapat
dirasakan.Sedang aspek lain (penciuman, penglihatan, pendengaran dan peraba) dapat
mempengaruhi dan dirasakan oleh manusia di dalam ruang.Interaksi antara kondisi
ruang tersebut dapat melewati media udara.Alat-alat peraba kita (yang berada pada
semua permukaan kulit) dapat merasakan panas, dingin, dan sebagainya, dengan
media udara.
Jadi yang dimaksud dengan Fisika Bangunan di sini, bukanlah fisik dari bangunan itu
sendiri, melainkan kondisi fisik pada ruang yang dilingkupi oleh bangunan itu
sendiri.Dan perlu diketahui pula bahwa bangunan di sini tidak berarti gedung yang
tertutup rapat, melainkan dapat pula berbentuk setengah terbuka, tanpa atap, atau
tanpa dinding.Yang penting kesan adanya ruang sudah terjadi.

2
B. PERANCANGAN BANGUNAN
Yang dimaksud di sini adalah perancangan ruang atau bangunan. Jadi merupakan
proses pemikiran secara lengkap dan kontinu tentang penciptaan ruang atau bangunan,
baik mengenai :
 Latar belakang, maksud, tujuan, kemampuan menyeluruh dari pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan ruang tersebut.
 Juga kaitan dengan lingkungan dimana bangunan tersebut berada, dalam segala
aspek (baik fisik maupun non fisik)
 Kaitan dengan waktu, baik sebelum bangunan itu ada (jadi masih dalam tahap
rencana), selama proses pembangunan, dan selama bangunan itu dipakai.
3
Selama kurun waktu yan tak tertentu batasnya tersebut, selalu akan teradi hal-
hal yang berada diluar perhitungan. Bahwasannya rancangan yang berubah-ubah
adalah hal yang wajar dalam perancangan.Tetapi semakin lengkap dan baik suatu
rancangan semakin sedikit perubahan-perubahannya.Sebaliknya perancangan yang
tidak baik, tentu banyak hal yang tidak jelas, mudah berubah, atau perlu rancangan
baru.
Karena itulah perancangan memerlukan banyak bahan pemikiran baik dalam
aspek fisik, misalnya : Aspek geografis, Aspek biologis, Aspek seknologi Dan
sebagainya. Dalam aspek non fisik, misalnya : Aspek ekonomi, Aspek social, Dan
sebagainya.
Semua unsur dalam kedua aspek tersebut selalu terjadi interaksi, saling
mempengaruhi dan mengikat satu dengan yang lain. Dan masing-masing unsur
mempunyai elemen-elemen atau detail-detail yang lebih spesifik, kadang-kadang tiap
detail memerlukan pemikiran yang amat mendalam.Misalnya hal penghawaan dalam
aspek geografis.
Penghawaan dalam aspek geografis, memerlukan pengamatan secara geografis
yang tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang singkat, karena memerlukan
pemikiran tentang iklim setempat, kebiasaan gerakan angin, kebiasaan suhu, dan lain

3
sebagainya.Sehingga unsur-unsur rancangan bangunan perlu mengantisipasi adanya
faktor-faktor alam atau lingkungan tersebut.

C. FUNGSI ILMU FISIKA BANGUNAN DALAM PERANCANGAN


Dari uraian mengenai pengertian-pengertian di atas, sebenarnya bahwa fungsi
Ilmu Fisika Bangunan dalam perancangan sudah cukup jelas.Namun di sini perlu
ditambahkan beberapa hal yang mempertajam fungsi Fisika Bangunan dalam
perancangan.
Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa perancangan dikatakan berhasil secara
teknis, apabila :
1) Bangunan cukup kuat, kokoh berdiri untuk menopang beban-beban yang ada
selama jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperkirakan.
2) Penampilan bangunan sesuai dengan maksud dan tujuan atau filosofisnya.
3) Bangunan tersebut dapat menampung kegiatan atau operasional bagi
pemakainya secara wajar (sesuai dengan perkiraan/perhitungannya) dengan
: Aman, Lancar, Nyaman
Untuk point 1, dipertimbangkan dan diperhitungkan dalam ilmu konstruksi. Point 2,
adalah penilaian dari segi arsitektur, sedang point 3 adalah kelayakan utilitas.
Tentang keamanan, kelancaran, dan kenyamanan, ketiganya saling dapat
mempengaruhi.Ketiganya juga dapat mengurangi nilai kekuatan dan keindahan.Apa
gunanya bangunan yang kuat dan indah tetapi tidak aman, lancar atau nyaman untuk
kegiatan di dalamnya.
Jadi keamanan, kelancaran dan kenyamanan merupakan unsur penting dalam
perancangan bangunan.
Titik berat bahasan kelancaran kegiatan, pada umumnya bertumpu pada tata
ruang dan sirkulasi. Titik berat bahasan mengenai keamanan bertumpu pada kekuatan
bangunan dan elemen-elemen utilitas lain. Sedangkan kenyamanan pada umumnya
dapat diselesaikan oleh ilmu fisika bangunan.
Perlu ditegaskan lagi bahwa kenyamanan di sini adalah bagi manusia yang
mempergunakan bangunan tersebut secara wajar dan terbatas dalam segi

4
fisik.Kenyamanan yang berkaitan dengan emosi atau hal-hal yang spesifik pada
individu-individu tentunya tidak dapat dipertimbangkan.
Pada awal bahasan bab ini telah diuraikan bahwa kenyamanan dapat diukur
dengan indera manusia. Dan indera manusia ini relatif sama, meskipun kadang-kadang
ada perbedaan, perbedaan tersebut jarang terjadi.
Misalnya seseorang merasa pengap, maka yang lain pasti juga merasa pengap.
Jika seseorang merasa kedinginan, yang lain pasti juga merasa kedinginan. Daya tahan
atau adaptasi manusia memang berbeda tetapi inderanya tetap
sama.
Di sini, ilmu Fisika Bangunan mempelajari berbagai aspek pada ruang yang
dipakai untuk kegiatan manusia, khususnya dalam bidang penghawaan, pencahayaan,
dan akustik. Mungkin dapat juga seorang perancang bangunan dengan mengabaikan
masalah penghawaan, pencahayaan atau akustik, dan sudah merasa bahwa hal-hal
tersebut sudah didapat dengan mudah, tetapi tentunya akan lain sekali apabila
ketiganya diperhitungkan dengan cermat.
Dengan demikian jelaslah bahwa Ilmu Fisika Bangunan sangat penting dan
mendukung perancangan.

D. PENGHAWAAN BUATAN
Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort)
untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang
nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara
pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu.
Bila dalam suatu ruangan yang panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas
di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya
secara baik, dan ia merasa tidak kerasan.
Tubuh manusia seolah mesin panas yang terus-menerus menghasilkan
panas.Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu
membuang panas yang berlebihan ini.Dalam keadaan-keadaan normal pemindahan
panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya.Namun demikian tubuh manusia
memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus bekerja untuk

5
mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan
pembuangan panas yang dihasilkan.Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk
mempertahankan suhu tubuh yang normal, dengan mengendalikan jumlah
pembuangan panas tersebut.Bila laju kehilangan panas terlalu lambat, kita
berkeringat.Keringat tersebut menambah laju kehilangan panas karena penguapan.Jika
laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil.Hal ini menyebabkan
meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan panas.
5

Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau juga
kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan,
tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan Penghawaan
Buatan (Air Conditioning).Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara
dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan
tersebut.
Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem
pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air conditioning
(AC).Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-
kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan
mendistribusikan udara yang disejukan ke seluruh bangunan.Sebenarnya, pengolahan
suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan
kepada para penghuni.Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi
udara.Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.
Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh
bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang
yang cukup.Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-
implikasi sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan.Selain itu
sistem ini pada dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam penggunaannya
dipandang dari sisi penghematan energi.

6
a) Pengertian penghawaan buatan
Sebelum membahas tentang penghawaan buatan, kita perlu mengetahui bagaimana
panas itu dapat menyebar atau berpindah. Ada empat cara pemindahan panas yakni:
 Konduksi.Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak
langsung antara permukaan-permukaan.Konduksi terjadi hanya dengan
menyentuh atau menghubungkan permukaan-permukaan yang panas atau
sejuk.
 Konveksi.Pemindahan panas berdasarkan gerakan cairan disebut
konveksi.Dalam hal ini cairan adalah udara.
 Evaporasi (penguapan) Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada
evaporasi, sumber panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang
dihasilkan oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika
udara melintasi tubuh.
 Radiasi.Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang
elektromagnetis. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas pancaran dari
setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan kehilangan panas atau
memancarkan panas kepada setiap obyek atau permukaan yang lebih sejuk dari
tubuh manusia itu. Panas pancaran yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi
oleh gerakan udara, juga tidak oleh suhu udara antara permukaan permukaan
atau obyek-obyek yang memancar.

Jumlah keseluruhan panas pindahan yang dihasilkan oleh masing-masing cara


hampir seluruhnya ditentukan oleh kondisi-kondisi lingkungan. Umpamanya, udara
yang jenuh tak dapat menerima kelembaban tubuh; jadi pemindahan panas tak dapat
terjadi melalui penguapan.Pengondisian suatu ruang seharusnya meningkatkan laju
kehilangan panas bila para penghuni terlalu panas dan mengurangi laju kehilangan
panas bila mereka terlalu dingin.Tujuan ini tercapai dengan mengolah dan
menyampaikan udara yang nyaman dari segi suhu, uap air (kelembaban), dan velositas
(gerak udara dan pola-pola distribusi).Kebersihan udara dan hilangnya bau (melalui
ventilasi) merupakan kondisi-kondisi kenyamanan tambahan yang harus dikendalikan
oleh sistem penghawaan buatan.

7
Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu
bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara
kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus
berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri.Jika suasana panas sistem
harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar.
Dalam keadaan dingin ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang
hilang ke luar.
Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu
diketahui besarnya beban kalor pada ruang (karena fungsi AC adalah untuk
menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman.
Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari,
hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau inviltrasi, beban panas
intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).
Dengan memperhatikan hal di atas, maka di dalam desain ruang atau bangunan
yang menggunakan penghawaan buatan, harus mengikutkan pertimbangan-
pertimbangan berikut:
 Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanan sistem
penghawaannya.
 Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angina
 Langit-langit atau plafon dibuat relatif rendah kecuali untuk pertimbangan lain,
seperti akustik dan lain-lain.

Prinsip Cara Kerja Air Conditioner


Sistem dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli, dan setiap
perusahaan produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam setiap sistem yang
dipakai.Keunggulan yang ditawarkan biasanya dalam hal pengoperasian dan energi
yang digunakan baik sistem yang di luar ruangan (outdoor) juga sistem di dalam ruang
(indoor). Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
a) Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam
evaporator dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan
refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga udara

8
menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam
penampung uap.
b) Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor,
selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant
menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
c) Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan
katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam
evaporator.
d) Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun
pada pipa kapiler.Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh
kipas propeller.
e) Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.

Sirkulasi (Rangkaian) Freon (Refrigerant)


Prinsip transmisi panas pada rangkaian freon adalah :
Cairan refrigerant dingin mengalir melalui coil evaporator dan mengabsorbsi panas
dari udara yang melewati coil, sehingga timbul proses penguapan (evaporasi) dari
cairan menjadi gas freon tanpa merubah temperatur freon (latent heat). Gas freon
dialirkan ke kompresor agar mendapatkan freon tekanan tinggi, sehingga temperatur
gas freon juga menjadi tinggi. Gas freon bertekanan dan bertemperatur tinggi dialirkan
melalui condensor

Komponen-komponen penting yang dilalui sirkulasi Freon


a. Cooling Coil (evaporator), Berfungsi sebagai transmisi panas device. Udara
panas yang mengalir melalui permukaan pipa refrigerat dingin, sehingga terjadi
transmisi panas dari udara panas ke cairan freon melaui permikaan cooling coil.
b. Compressor (kompresor), Berfungsi mengalirkan refrigerant dari cooling coil ke
condensor serta untuk meninggikan tekanan refrigerant.Ada dua proses dalam
kompresor, yaitu : Suction (langkah isap) : pengisapan refrigerant dari cooling

9
coil oleh kompresor, sehingga tekanan refrigerant pada cooling coil tetap rendah.
Hal ini memungkinkan proses penguapan refrigerant pada temperatur rendah.
Discharge (langkah kompressi) : penekanan uap refrigerant oleh kondensor
menyebabkan tekanan uap refrigerant menjadi makin tinggi, sehingga
temperatur uap refrigerant juga makin tinggi.
c. Condensor (kondensor) , Berfungsi untuk menghilangkan panas refrigerant yang
diabsorbsi pada cooling dan mengembangkan uap refrigerant menjadi phase
cair. Proses pemindahan panas dan proses kondensasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara.
 Proses pendinginan dengan air (water cooled condensed), yaitu:
Uap refrigerant dialirkan melaui coil berisi air dingin. Panas dari uap Freon
ditransmisikan ke dalam cairan air melalui coil.
 Proses pendinginan dengan udara (air cooled condenser), yaitu:
Uap Freon melalui coil, dan udara dingin dialirkan oleh fan. Panas dari uap
freon yang ditransmisikan ke udara dingin melalui refrigerant menuju
condenser berupa uap panas, kemudian keluar dalam bentuj cairan
refrigerant yang panas
d. Expantion Value (katup ekspansi) Berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan
refrigerant.

Jenis-Jenis Sistim AC
a) Self Contained Unit. Digunakan pada ruang kecil atau terbatas, semua unit
berada pada satu bagian.
b) Split (terpisah).Digunakan pada ruang-ruang yang terpisah lokasinya atau
mempunyai lokasi penghunian terpisah.Dapat terdiri dari dua bagian atau lebih
(kondensor unit atau sisi panas terpisah dengan evaporator unit atau sisi dalam).
c) Central.Digunakan untuk ruang besar atau bangunan tinggi dan bangunan yang
memerlukan pengkondisian udara dalam jumlah besar. Kapasitas mesin lebih
besar dari 3 pk, terdiri dari: mesin pendingin (refrigerator unit)/chiller; unit
pengolah udara (A.H.U.); cerobong udara (ducting); dan diffuser.

10
Dalam pemilihan pemakaian AC yang perlu diperhatikan adalah kapasitas mesin
sekecil mungkin dengan pengoperasian yang sesingkat mungkin. Untuk itu harus
memperhatikan hal-hal berikut: pemilihan sistem AC yang tepat; mempertimbangkan
keterkaitan antara bentuk arsitektural dengan instalasi AC yang dipakai;
mempertimbangkan bahan bangunan yang dipakai; memberikan alternatif
penghematan energi dengan menggunakan sistim komputer atau otomatis.

Unitary System (pachage unit)


1) Window AC ( Room AC)
Kapasitas dari 5000-32000 BTU (0,4-2,7) TR = 1,4 – 0,5 KW
Keuntungan :
o Temperatur ruangan dapat dikontrol tersendiri dari masing-masing unit
o Tidak memerlukan ducting
o Tidak memerlukan pemipaan
o Instalasinya sangat sederhana
Kerugian:
o Memerlukan space pada dinding dan jendela
o Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
o Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
o Noise
o Umur pendek ( 4 tahun)
o Power consumtion pendek

9
2) Single Pachage Unit
a. Single Pachage – air cooled
o Evaporator dan condenser satu unit
o Instalasinya di atap rumah dgn dihubungkan dengan ducting ke dalam ruangan
b. Sigle pachage AC water cooled
o Evaporator dan condenser satu unit

11
o Colling tower terpisah
o Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
3) Split Package AC
a. Air cooled split system AC
 Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
 Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
 Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
 Condenser didinginkan dengan udara
b. Water cooled split system AC
 Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
 Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
 Instalasinya dapat menggunakan ducting atau tanpa ducting
 Condenser didinginkan dengan air

Sistem Refrigerasi
Sistem refrigerasi atau pendinginan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat sehari-harinya, diantaranya untuk pengkondisian undara dan
juga pengawetan makanan. Pemrosesan produk pada dunia industri juga tidak lepas
dari fefregerasi sebagai salah satu proses utamanya, seperti pembuatan oksigen dan
nitrogen cair, pencairan gas alam, produksi es dan lain-lain. Tujuan utama sistem
refrigerasi adalah mempertahankan temperatur sistem di bawah temperatur
lingkungannya.
Sistem refrigerasi memiliki beberapa tipe diantaranya tipe kompresi uap,
absorbsi dan brayton.
Sistem refrigerasi kompresi uap merupakan sistem refrigerasi yang paling
banyak dipakai. Sistem ini berdasarkan siklus refrigerasi carnot dengan beberapa
modifikasi. Ide pokok dari sistem refrigerasi kompresi uap adalah penggunaan fluida
pendingin yang menyerap panas dari lingkungan pada tekanan rendah dan melepaskan
panas pada tekanan tinggi.Sistem refrigerasi kompresi uap harus memiliki minimal
empat komponen utama sehingga sistem tersebut dapat beroperasi. Keempat
komponen tersebut antara lain: evaporator, kompresor, kondensor dan alat ekspansi.

12
Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan dan menjaga perbedaan tekanan
refrigeran antara evaporator dan kondensor.Kondensor dan evaporator merupakan alat
penukar panas dari refrigeran ke lingkungan ataupun sekitarnya.Pada kondensor,
terjadi perubahan fase refrigeran dari fase uap panas lanjut menjadi fase cair jenuh.

Pada evaporator, terjadi perubahan fase refrijeran dari campuran ke fase


jenuh.Alat ekspansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrijeran dari tekanan
kondensor ke tekanan evaporator yang biasanya diidealkan secara isontalpik.

Refrijeran
Refrijeran merupakan fluida pendingin yang bersikulasi dalam siklus refrijerasi.Dalam
sistem refrijerasi dikenal dua jenis refrijerasi yaitu refrijerasi primer dan sekunder.
a) Refrijeran Primer. Refrijeran primer merupakan fluida pendingin yang bersikulasi
dalam sistem refrijerasi kompresi uap dan berfungsi menyerap energi panas
pada evaporator dan mele
b) Refrijeran Sekunder. Refrijeran sekunder diapaki pada system refrijerasi chillder
sebagai fluida perantara untuk menyerap panas dari lingkungan yang
dikondisikan dan membawanya ke evaporator siklus refrijerasi. Ketika menyerap
panas dari system yang dikondisikan temperatur refrijeran sekunder akan naik
tetapi tidak sampai terjadi perubahan fase. Air dapat dipakai sebagai refrijeran
sekunder apabila temperatur ruangan yang dikondisikan tidak terlalu
rendah.Temperatur air sejuk keluar evaporator berkisar antara 5º-10ºC.paskan
panas pada kondensor.

Karakteristik mesin refrigerasi/pengkondisian udara


Saat ini mesin refrigerasi yang paling banyak digunakan di dunia adalah dari
jenis siklus kompresi uap. Sistem lain, seperti sistem magneto-kalorik, absorbsi,
adsorpsi, dan efek Siebeck hingga saat ini masih terbatas penggunaannya. Mesin
refrigerasi siklus kompresi uap memiliki fleksibilitas penggunaan, yakni bisa berfungsi
sebagai mesin pendingin (AC) ataupun pompa kalor (heat pump) dengan mengubah

13
arah aliran refrigerannya.Mesin refrigerasi jenis ini juga berukuran cukup kompak,
sehingga tidak memerlukan ruang yang besar. Di bawah ini akan dijelaskan prinsip
kerja mesin refrigerasi siklus kompresi uap.

Mesin refrigerasi kompresi uap terdiri atas empat komponen utama, yakni
kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator.Kondensor dan evaporator
sesungguhnya merupakan penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
mempertukarkan kalor diantara dua fluida, yakni antara refrigerant dengan fluida luar
(bisa berupa air ataupun udara).

Air cooler hemat energi = peningkatan profit


Dengan keadaan lingkungan di Indonesia yang semakin panas maka
penggunaan AC semakin banyak pula digunakan.Tetapi, penggunaan “DAYA yang
TINGGI” menjadi masalah utama bagi para konsumennya.Dimana daya yang
digunakan AC adalah 1/3 dari keseluruhan daya yang dipakai.Maka dari itu, untuk
menanggulangi masalah tersebut ERBA Evaporative Air Cooler System adalah
jawabannya.

ERBA Evaporative Air Cooler System adalah system sirkulasi udara yang hemat
energi, hemat biaya dan ramah lingkungan. Dimana daya yang digunakan HANYA
1KW/JAM atau HANYA 20% dari daya yang digunakan oleh AC konvensional dengan
freon dan kompresor.

Prinsip kerja sistem evaporative air cooler


ERBA Evaporative Air Cooler dapat digunakan untuk ruangan terbuka maupun
ruangan yang setengah tertutup.Prinsip kerja dari ERBA Evaporative Air Cooler adalah
menarik udara dari luar, kemudian menyaring dan mendinginkannya dengan
menggunakan Cooling Pad sebagai Filter. Setelah itu, debu dan udara dengan bau
yang kurang sedap akan terbawa keluar dari ruangan. Dengan menggunakan system
ini maka akan terjadi pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan, penurunan suhu dan

14
peningkatan jumlah O2 dalam waktu yang sama. Ini berarti jumlah udara yang masuk
akan sesuai dengan kapasitas unit yang dipakai.

Keistimewaan dari cooling pad “bergelombang dan berserat dengan banyak


lapisan”
Bagian terpenting dari Erba Evaporative Air Cooler adalah COOLING PAD
(Penguapan Langsung) “BERGELOMBANG DAN BERSERAT DENGAN BANYAK
LAPISAN”.Dimana produk ini merupakan produk Lisensi SWEDIA. Adapun kelebihan
dari produk ini adalah kemampuan penyerapan air dan udara yang baik, tekstur padat
dan tidak ada distorsi dalam air dalam waktu yang cukup lama serta usia pakai sampai
dengan 5 tahun lamanya.

CONTOH KASUS
Dalam perancangan terdapat adanya proses atau alur yang perlu diikuti agar
perancangannya menjadi baik, yang secara global dapat dipaparkan sebagai berikut :
I. Idea(goal - cita-cita – tujuan)
II. Porblem seeking( pencarian analisa – permasalahan)
III. Problem solving (pencarian solusi – penyelesaian masalah)
IV. Design (Hasil konsep perancangan yang sesuai)

I. Idea/Tujuan
a.Subyek/Obyek : Bangunan Rumah
b. Fungsi : Rumah Tinggal
c. Kapasitas : Keluarga Menengah, 5 anggota keluarga
d. Bentuk : Artistik, etnik timur
e. Penghawaan : Alami – fisik nyaman
f. Pencahayaan : Alami/buatan
g. Kebisingan : Rendah
h. Lokasi : Daerah Wisata Bali

12

15
II.Problem Seeking
Pencarian permasalahan di sini mencari hal-hal yang berbeda antara harapan/tujuan
dengan realita/data yang ada pada lokasi yang bersangkutan, yaitu dengan membuat
rincian kriteria yang ingin dicapai tersebut.
§ Kapasitas rumah tinggal yang ingin dibangun, ditentukan oleh kebutuhan/organisasi
ruang yang diperlukan, sehingga luasan bangunan dapat diperhitungkan. Apabila
luasan tanah/lokasi adalah cukup, berarti tidak ada masalah di sini.
§ Bentuk yang diinginkan tentunya perlu banyak alternatif dan menurut pilihan pemakai
atas saran/pertimbangan si perancang.
§ Penghawaan alami yang nyaman, kriteria, a. l. :
- Suhu nyaman : 23 – 270 C, RH : 40 – 60%, aliran udara segar cukup, dan radiasi
sesuai dengan kegiatannya.
- Data/realita/kondisi yang ada pada lokasi tersebut sesuai dengan harapan atau tidak?
Termasuk kondisi di dalam ruang nantinya. Kalu tidak sesuai, inilah permasalahan yang
perlu dicarikan pemecahannya
§ Pencahayaan yang nyaman perlu memperhatikan standar kapasitas penerangan
yang sesuai dengan macam kegiatannya, misal :
1. Ruang baca : 300 – 500 lux,
2. Ruang Gambar/Kerja : 500 – 100 lux,
3. Koridor : 100 – 200 lux, dsb.
4. Seperti di atas dicari permasalahannya, yang akan diusahakan solusinya.
§ Kebisingan yang nyaman untuk rumah tinggal adalah kurang dari 40 dB.
- Di sini juga dicari permasalahannya yang akan dibuatkan solusinya.

III. Problem Solving


Pemecahan atas permasalahan yang timbul segera diupayakan, sesuai bidang ilmu
masing-masing.Untuk bidang menyangkut penghawaan, pencahayaan, dan kebisingan
adalah dalam bidang ilmu fisika bangunan. Sebagai contoh kasus tersebut di atas,
dapat dilakukan hal antara lain :
§ Penghawaan: dari kondisi lingkungan ternyata terdapat permasalahan terlalu dingin
saat malam hari dan terlalu panas di siang hari. Maka pemecahannya antara lainperlu

16
adanya atap dan plafond yang dapat menahan teriknya matahari dan ventilasi yang
cukup luas guna mendapatkan aliran udara yang banyak saat siang hari. Kalau perlu
dapat dihindari atap kaca (tembus cahaya).Di malam hari jendela dapat ditutup, kalau
perlu rangkap, guna menahan dinginnya udara luar.Pembuatan solusi ini diwujudkan
dengan analisa perhitungan yang detail, agar tidak meleset.

§ Pencahayaan : kondisi sinar matahari di lokasi cukup banyak, sehingga dapat


dimanfaatkan, hanya pada malam hari perlu adanya lampu. Untuk ini besar kuat
penerangan yang diperlukan perlu dianalisa pada tiap ruangan sesuai fungsinya.Luas
jendela kaca atau kapasitas lampu diperhitungkan secara teliti, guna efisiensi dan
mencukupi kebutuhannya.

§ Kebisingan : dari kondisi lingkungan di lokasi tersebut bila terdapat sumber


kebisingan yang berlebih perlu dibuatkan solusinya, yang juga lewat analisa yang teliti.

PENCAHAYAAN
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia.Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi
menjadi :

a) Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari.Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik
juga dapat membunuh kuman.Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu
ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya
1/6 daripada luas lantai.

17
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap,
sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.

Cara Menghitung Kapasitas Cahaya


(Luas jendela di ruangan X Kapasitas cahaya Matahari (1500 Lux)) = bila hasil lebih
besar dari kapasitas normal, maka kapasitas cahaya di ruangan sudah mencukupi atau
sesuai kriteria.Nilai saran 1/12 atau 9%.

Akibat Penerangan yang Kurang


Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dan
penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan dampak, yaitu:
1. Kelelahan mata sehinga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
2. Kelelahan mental.
3. Keluhan pegal di daerah sekitar mata dan sakit kepala di sekitar mata.
4. Kerusakan indera mata dan lain-lain
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
· Variasi intensitas cahaya matahari
· Distribusi dari terangnya cahaya
· Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
· Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

Macam-macam sinar matahari :


a. Macam-macam sinar
 Ultra Violet (jingga ultra)
 Infra merah (infrared)
 Cahaya terang
 Sinar kosmik (kosmos = semesta alam)

18
Terang alami, Terang yang berasal dari matahari.
a. Terang secara langsung
o Cahaya langsung dari matahari pada bidang kerja.
o Cahaya pantulan dari benda-benda sekitar.
o Cahaya pantulan dari halaman, yang untuk kedua kalinya dipantulkan oleh
langit-langit dan/atau dinding ke arah bidang kerja.
o Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oleh langit-langit.

b. Terang secara tidak langsung yaitu sebagai pantulan cahaya matahari oleh awan-
awan serta benda-benda yang berada di sekitar kita.

Persyaratan Bukaan bangunan


Pemerintah memiliki aturan melalui UU no 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
bagian persyaratan sistem pencahayaan, antara lain :
 Pencahayaan alami meliputi perencanaan pencahayaan alami dan penentuan
besarnya iluminasi.
 Bengunan gedung hunian rumah tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan dan
bangunan pelayanan umum harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan
alami.
 Pencahayaan buatan, meliputi tingkat iluminasi, konsumsi energi, perencanaan
sistem pencahayaan, penggunaan lampu, daya maksimum yang diizinkan dan
daya pencahayaan buatau di luar bangunan gedung.
 Pencahayaan buatan untuk pencahayaan darurat harus dapat bekerja secara
otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang cukup untuk evakuasi yang
aman.

Syarat teknis dan perhitungan


Standar Nasional Indonesia tenteng tata cara perancangan penerangan alami
siang hari untuk rumah dan gedung (SNI 03-2396-1991) adalah sebagai berikut :

19
 Ruang Lingkup

Tata cara ini digunakan untuk memperoleh sistem penerangan alami sesuai syarat
kesehatan, kenyamanan untuk rumah dan gedung, meliputi persyaratan-persyaratan
pokok sistem penerangan alami siang hari dalam ruangan.
 Ringkasan

Penerangan alami siang hari yang baik adalah sekitar jam 08.00 sampai jam 16.00,
dimana banyak cahaya yang masuk dalam ruang dan tingkat penerangannya
ditentukan oleh hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya.
 Penggolongan kualitas penerangan

 Kualitas A : kerja halus sekali, pekerja cermat terus (seperti menggambar detail,
menjahit kain warna gelap, dsb.

 Kualitas B : kerja halus, cermat tidak intensif (seperti : menulis,


membaca, merakit komponen kecil, dsb).

 Kualitas C : kerja sedang, pekerjaan tanpa konsentrasi yang besar (seperti :


pekerjaan kayu, merakit suku cadang yang agak besar, dsb).
Kualitas D : Kerja kasar, pekerjaan hanya detail-detail yang besar (seperti : pada
gudang, lorong lalu lintas orang, dsb). Dengan persyaratan teknis : d=jarak lubang
cahaya ke dinding (M), fl min TUS = 40% dari fl min TUU dan tidak boleh kurang
0,10d.TUU = titik ukur utama dan TUS = titik ukur samping.

Penempatan faktor langit didasarkan atas keadaan langit terang merata dan kekuatan
terangnya dilapangan terbuka sebesar 10.000 lux.

Faktor yang mempengaruhi kualitas penerangan : perbandingan las lubang cahaya


dan luas lantai, bentuk dan letak lubang cahaya, refleksi cahaya didalam ruangan.
Untuk meningkatkan kualitas penerangan alami siang hari didalam ruangan,
hendaknya ruangan menerima cahaya lebih dari satu arah.Kasa nyamuk dapat
mengurangi cahaya masuk 15%.

20
b) Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami.Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
3. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
4. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:
 Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.
 Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja
yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
 Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior,
apakah menyebar atau tefokus pada satu arah
 Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak
 Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
 Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi
atau rendah.

Sumber terang buatan


Ada tiga jenis utama sunber cahaya buatan yaitu :
 Lampu Pijar
Lampu pijar memiliki filamen yang memberikan cahaya ketika dipanaskan,
menjadi pijar oleh aliran listrik.Lampu ini menyediakan sumber cahaya, memiliki

21
efikasi rendah, mempresentasikan warna (render) dengan cukup baik, dan
mudah untuk dipadamkan oleh reostat.
 Lampu Fluoresens
Lampu fluoresens adalah lampu discharge tubular dimana cahaya dihasilkan dari
fluresens lapisan fosfor didalam tabung. Lampu ini menyediakan sumber cahaya
linier dan memiliki efikasi sebesar 50 sampai 80 lumen per watt.Kemampuan
merepresentasikan warna (rendering) yang dimiliki bervariasi.
 Lampu High-Intensity Discharge (HID)
Lampu High-Intensity Discharge (HID)adalah lampu discharge yang memiliki
jumlah cahaya signifikan yang dihasilkan dari pelepasan listrik
melalui uap logam didalam tabung kaca tertutup. Lampu HID menggabungkan
bentuk lampu pijar dengan efikasi lampu fluoresens.
Lampu-lampu merkuri menghasilkan cahaya dengan pelepasan listrik dalam uap
merkuri.

Lampu logam halida konstruksinya sama dengan lampu merkuri, tetapi memiliki tabung
dimana ligam halida ditambahkan untuk menghasilkan cahaya dan memperbaiki color
rendering.

Lampu high-pressure sodium (HPS) menghasilkan spektrum cahaya putih keemasan


yang luas yang dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan
atas 3 macam yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh
ruangan.Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk
melakukan tugas visual khusus.Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara
teratur di seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan

22
merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan
oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya
tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat
bermanfaat untuk:
o memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
o mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah
tertentu.
o melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus
yang ingin diterangi
o membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
o menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk
ruangan tersebut.
Sedangkan untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang,
maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam
yaitu:
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu
diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu,
baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya.

b.Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)


Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi,
sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Diketahui bahwa langit-
langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan
apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

23
c.Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangka sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dindng.Pada sistem ini termasuk
sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya
keatas.Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

d.Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)


Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan
langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini
masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

e.Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas
kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Keuntungan sistem ini adalah
tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi
effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:


JENIS KEGIATAN TINGKAT KETERANGAN
PENCAHAYAAN
MINIMAL (LUX)

Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang


dan tidak terus – peralatan/instalasi yang
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan


dan terus – perakitan kasar
menerus

24
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang
kontrol, pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun

Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau


halus bekerja dengan mesin kantor,
pekerjaan pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan


teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus

Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,


halus Tidak pemeriksaan pekerjaan mesin

menimbulkan dan perakitan yang sangat

bayangan halus

Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan,

Tidak perakitan sangat halus

menimbulkan
bayangan

25
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi
Energi untuk Industri di Asiamengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang
tergantung area kegiatannya, seperti berikut :

Tabel 2 Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Keperluan Pencahayaan Contoh Area Kegiatan


(LUX)

Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum


Umum untuk dalam area sirkulasi luar ruangan,
ruangan dan pertokoan didaerah terbuka, halaman
area tempat penyimpanan

yang jarang 50 Tempat pejalan kaki & panggung


digunakan 70 Ruang boiler
dan/atau tugas-
100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
tugas atau
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan
visual
dan ruang penyimpan.
sederhana

Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum


umum untuk dalam tugas
interior 300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industri kimia dan
makanan, kegiatan membaca dan
membuat arsip.

450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor


untuk menggambar, perakitan mesin
dan bagian yang halus, pekerjaan
warna, tugas menggambar kritis.

1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang


sangat halus, perakitan mesin presisi

26
kecil dan instrumen; komponen
elektronik, pengukuran & pemeriksaan
bagian kecil yang rumit (sebagian
mungkin diberikan oleh tugas
pencahayaan setempat)

Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,


tambahan misal instrumen yang sangat kecil,
setempat untuk pembuatan jam tangan, pengukiran
tugas visual
yang tepat

23

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat
komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer
tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean
menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan
komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:

Tabel 3 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan (lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen 300


yang terbaca jelas

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen 400-500


yang tidak terbaca jelas
500-700
Tugas memasukan data

A. Kualitas Pencahayaan
Lighting quality dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu
a. Brightness Distribution

27
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan.Mata menerima
cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa
dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak
lebih dari 3 sampai 1 untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya
terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai
mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :
1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal
terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat
kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan
cahaya dalam lensa mata.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.

2. Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.

3. Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.

4. Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.

24

Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi silau :


1. Reduksi luminansi sumber cahaya.

2. Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.

3. Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.

4. Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.

28
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem pencahayaan :
1. Menghindari penempatan sumber cahaya lansung pada pandang pekerja.

2. Gunakan pencahayaan visi untuk memberikan atmosfir kerja yang baik.

3. Hindari sumber cahaya yang tidak stabil.

c. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan
(artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari.
d. Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana
mungkin.Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak
perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.

2.3 Sistem Pencahayaan


McShane (1997) dalam Badru Munir (2007) mendeskripsikan bahwa 80%
hingga 85% informasi yang diterima pegawai di kantor adalah menggunakan indera
penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memerikasa tagihan pembayaran. Hal
inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting
karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan
meningkat apabila tingkat cahaya di tempat kerja tidak sesuai yang akan
mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada maata, sehingga mempengaruhi
fisiknya. Oleh karena itu, sistem pencahyaan yang efektif harus memperhitungkan
kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu
sendiri.
Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru
disebut efektif apa bila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan
yang seimbang. Garris (2005) dalam Badru Munir (2007) memberikan aturan umum
bahwa tingkat pencahayaan pada area tugas yang dibebankan kepada pegawai
sebaiknya 2 hingga 3 kali pencahayaaan sekitar, 5 kali lebih terang dibandingkan
dengan kantor secara keseluruhan dan 10 kali lebih terang dari lingkungan kantor.

29
Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di
gunakan di kantor, antara lain:
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh
ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis
ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai,
misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun
jenis cahaya ini jarang digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alasan
kepraktisan.
Beberapa tips sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan system
pencahayaan task lighting, antara lain:
Pekerjaan yang dibebankan pada pegawai
Ukuran pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Jumlah dan jenis pekerjaan
Karakteristik pegawai secara individual dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti usia
pegawai. Pegawai yang berumur 60 membutuhkan tingkat pencahayaan 2,5 klai lebaih
banyak dibandingkan pegawai yang berumurr 25-an
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju.
Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang
membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya
lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya
ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu,
perusahaan perlu menggunakan system pentimpanan cahaya materi (solar energy
saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan.Cahaya ini juga tidak
mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya
alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol.

30
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di
kantor, yaitu:
1. Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari
2. Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling
sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di
perkantoran, meskipun fluorescent lebih efisien.Cahaya ini paling tidak efektif jika
dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih
murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak
tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, memerlukan banyak listrik, dan
menghasilkn banyak bayangan serta silau.
3. Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang laim digunakan pada ruangan
perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami. Meskipun
pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai
beberapa kelebihan:
Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lama daibandingkan dengan incandescent
Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya
incandescent.
4. High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah
sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah
raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien.Kekurangannya adalah
efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.

Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas


pencahayaan kantor:
1. Visiblity, pegawai harus dapat melihat degnan nyaman dan jelas
2. Fokus, pencahayaan harus dapat memusatkan perhatiannya dalam melaksanan
tugas yang diembannya.

31
Karakteristik Sistem Penerangan
System penerangan mempunya beberapa karakteristik yang selalu berubah dari
tahun ke tahun.Dalam dua dekade penerangan menggunakan foot-candle (setara 50
watt) dan foot lambert.Namun, sekaang ada beberapa ukuran baru, diantaranya
(Quible, 2001):
1.Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur tingkat efisensi
sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif oleh silau dan pemantulan pada
area kerja dan benda dimana karyawan bekerja.ESI juga digunakan untuk memberikan
ukuran tentang keseragaman sistem cahaya.
2. Visual comfort probability. Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata telanjang
atau pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang.
3.Task illumination.Dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat ukur ini
mengukur jumlah cahaya pada area kerja.Nilai TI yang tinggi memastikan pencahyaan
yang ckukup pada area kerja, khususnya ika terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan
area perkantoran membutuhkan nilai TI 100-150 foot candle
Sistem Penerangan
Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:
1. Direct,dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja, sistem
ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya
yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area kerja tidak akan
mendapat cahaya yang sama.
2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah
dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini
menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.
3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya
yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan
yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke atas dan
kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.
27

32
4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian
dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini
menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan
indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.
5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan
sisanya diarahkan ke bawah.Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya
yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga
lebanyak dari sistem semiindirect.

Sistem Kontrol Cahaya Otomatis


Sistem kontrol cahaya otomatis kini mulai digunakan pada gedung perkantoran,
meskipun tidak terlalu banyak yang menintegrasikan ke dalam sebuah sistem
manajemen energy gedung (BEMS-building energy management system).Sistem ini
mempunyai dampak positif pada konservasi energi, dan memungkinkan perusahaan
untuk menutup biaya pembelian dalam waktu singkat.
Salah satu jenis sistem ini adalah menggunakan sel cahaya untuk mengukur
jumlah tenaga yang dibutuhkan pada beberapa area.Dengan dukungan mekanisme
elektronik, sistem ini mampu menjaga tingkat pencahayaan yang diinginkan. Saat
lampu bertambah tua dan kotor, cahaya yang dihasilkan akan berkurang. Untuk
mengatasinya, sistem ini meningkatkan jumlah cahaya untuk menjaga tingkat terang
yang diinginkan.Pada area dekat jendela dan cahaya luar, sistem ini otomatis
menyesuaikan kuantitas cahaya lampu agar tidak terlalu terang akibat adanya cahaya
dari luar.Keuntungan utama dari sistem ini adalah konsitensi cahaya yang didukungnya.
Jenis sistem yang lain adalah mengetahui kehadiran orang pada area yang
ditentukan. Sistem ini menggunakan dua jenis sensor; gelombang ultrasonic yang
mendeteksi gerakan, dan sensor infra merah yang mendeteksi tubuh. Sensor ini
berfungsi secara otomatis dengan mengaktikan sistem cahaya ketika seseorang masuk
ke ruang kantor.

33
Perawatan Sistem Pencahayaan
Semakin lama, lampu yang digunakan utnuk memberikan cahaya mulai
berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kra 100 jam penggunaan
dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang
baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan program
penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan.Jadwal penggantian
mempertimbangkan umur lampu.Berdasarkan penghitungan, secara keseluruhan lebih
efektif lebih dibandingkan menunggu sampai lampu benar-benar mati.
Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara
berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya.
Saat bagian tersebut semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif
yang tentunya akan mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu
ditambah usia pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurangi cahaya hingga 50%.

Pencahayaan dan Layar Monitor


Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor
akan menambah tingkat kompleksitanya. Kurangnya perhatian pada pencahayaan yang
sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang signifikan
pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar layar monitor,
antara lain:
1.Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami
mengenai laar monitor
2.Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk meminimalakan
silau.
3.Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.
4.Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan memaksimalkan
jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.
5.Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.

Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua
ruangan utama di sebuah kantor :

34
1.Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear, sedangkan
yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang terfusi. Dengan cahaya
yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakan cahaya yang lembut.
Penataan cahaya yang jelek. Penata cahaya tidak focus pada meja itu sendiri sehingga
tampak membosankan bagi peserta rapat.
Penata cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari luar
melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya menjadi pudar.
Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan penata cahaya yang berimbang, tampak
lebih elegan.Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga tiga
jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat pencahayaan
yang dibutuhakn perserta rapat.
2.Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan
pencahayaan yang secara visual melegakan.
Penataan cahaya yang baik adalah penatacahayaan telah memenuhi unsure yang
baik.Cahaya difokuskan pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu
deng kesna ruangan lebih lembut dan nyaman.
Penaracahyaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan
kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat
memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama perusahaan

Macam Pekerjaan
Macam Pekerjaan Perhitungan Cahaya
Dengan Foot-Candle
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan tajam. 50
Imi meliputi perkerjaan yang mengenai huruf-huruf
atau angka-angka lembut, perbedaaan warna yang
samar-samar, atau pekerjaan untuk jangka waktu
lama secara terus menerus.
Contoh: memeriksa perhitungan, melakukan
pembukun, menggambar.
Pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan biasa 30

35
Contoh: membuat surat, mengurus arsip, pekerjaan
di bagian pengiriman dan penerimaan surat.
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan sepintas 10
Contoh: ajtivitas dalam ruangan resepsi, tangga
gedung, atau kamar mandi
Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan 5
sederhana. Penerangan sebesar ini misalnya untuk
lorong atau jalan lalu-lintas dalamgedung.

Besarnya foot-candle dari cahaya yang dipancarkan oleh sebuah lampu dapat
diketahui dengan alat pengukur khusus untuk hal tersebut.Untuk mengetahui ketapatan
jumlah ketepatan jumlah cahaya yang dipakai, dapat meminta bantuan dari perusahaan
listik Negara yang meiliki alat itu. Sebagai patokan yang kasar dapat diingat bahwa
senuah lampu biasa sebesar 50 watt mencarkan cahaya sebesar 3 foof-candle kepada
permukaan di bawahnya yang sejauh 130 cm. jaerak 1,3 meter ini adalah kira-kira jarak
dari sebuah lampu yang tergantung dalam rumah sampai ke permukaan meja.

Sistem Pencahayaan Di perpustakaan


Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca
dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan.Sedangkan
pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau
permainan bidang kaca.Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.
Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan
suasana nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut :
1. rasa takut
2. rasa tidak jelas
3. rasa menyeramkan
Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor
pengalaman dan kebiasaan.Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi
persepsi menyeramkan pada ruang tersebut.

36
Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau
tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk
mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Sumber cahaya di atas mata manusia
2. Sumber cahaya setinggi mata manusia
3. Sumber cahaya di bawah mata manusia

Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3
bagian :
1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah
2. Arah cahaya tegak lurus ke atas
3. Arah cahaya membentuk sudut

Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk
kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia
yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca.

IV. DESIGN
Hasil Konsep Perancangan
Selanjutnya atas dasar solusi yang diperoleh tersebut, bangunan dibuat
rancangannya.Luas bangunan, bentuk atap, luas ventilasi, konstruksi jendela dan
sebagainya, diimplementasikan dalam rancangan yang dibuat.Namun sering terjadi
bahwa solusi yang didapatkan ternyata mempengaruhi bentuk/estetika, maka untuk ini
perlu diadakan penyesuaian, mengingat syarat kenyamanan adalah syarat minimal,
lebih boleh.

37
38

Anda mungkin juga menyukai