PENDAHULUAN
Gereja merupakan tempat beribadah untuk umat Kristen atau umat Nasrani. Untuk
menciptakan suasana ibadah yang hening, syahdu, dannyaman, tergantung atas kualitas
akustik ruang sehingga umat dapat berdoa, memuji Tuhan dan mendengarkan firman
daripastor atau pendeta dengan khidmat.
Dalam Satwiko (2009), akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara atau
bunyi. Kriteria akustik yang baik dalam suatu gereja dipengaruhi bentuk denah, bentuk
langit-langit, bahan penyerap pada dinding, vegetasi di lingkungan sekitar, pagar, dan
letak bangunan itu sendiri.
Hal ini tentu menjadi perhatian utama untuk gereja GMIT Ebenhaezer Oeba-
Kupang, yang merupakan lokasi studi kelompok kami. Dari hasil observasi dan
pengamatan langsung terhadap lokasi studi, kami menemukan hal utama yang dapat
mengganggu keheningan dalam gereja, yaitu kebisingan. Kebisingan adalah bunyi atau
suara yang tidak dikehendaki atau mengganggu (Satwiko, 2009). Kebisingan di gereja
GMIT Ebenhaezer Oeba-Kupang terjadi karena posisi gereja yang terlalu dekat dengan
jalan raya, vegetasi penyerap suara yang masih kurang atau jarang, pagar gereja yang
lebih didominasi oleh besi sehingga tidak dapat meredam suara kendaraan atau sumber
suara lain yang dapat mengganggu keheningan dalam gereja.
b. Jenis karpet/kain
2.2 DATA
2.2.1 Letak geografis
c. Vegetasi
Jenis pohon yang terdapat pada lokasi sturdi adalah 3 pohon, yaitu pohon
glodokan, pohon beringin dan pohon kelapa
Bukaan pintu pada gereja terdapat 4 buah pintu utama untuk memasuki ruang
ibadah, dengan tinggi 2,5 m dan lebar 1,65 m. Dan 2 buah pintu di belakang
altar, dengan tinggi 2,2 m dan lebar 1 m.
2.3 ANALISA
Gereja Ebenhaezer Oeba adalah sebuah gereja bagi umat Kristen Protestan yang
terletak di Jalan Ahmad Yani – Oeba, Kupang. Gereja ini merupakan salah satu gereja
yang memiliki jemaat yang cukup banyak, sehingga pada saat ibadah mereka
membutuhkan tempat yang lebih besar dari ruangan yang telah ada. Dalam hal ini
kebisingan sangat berpengaruh pada kawasan sekitar gereja, apalagi gereja Ebenhaezar
terletak tidak jauh dari jalan raya (7 meter dari jalan raya). Berdasarkan hasil studi pada
lokasi, kami menemukan bahwa masalah utama yang terdapat pada gereja ini adalah
kebisingan.
Berkaitan dengan masalah yang ada, khususnya pada eksterior bangunan, solusi
yang dapat diberikan adalah :
1. Pagar
Dari segi estetika, pagar yang terdapat pada lokasi cukup menarik, tetapi kurang
efektif jika dianalisa dari ilmu akustika berkaitan dengan kebisingan. Oleh karena itu,
solusi dari masalah tersebut adalah mengganti pagar tersebut dengan bentuk yang
lebih sedikit menggunakan trali disbandingkan tembok.
2. Vegetasi
Jenis vegetasi yang ada pada lokasi masih belum cukup untuk meredam kebisingan
atau sumber suara dari luar yang dapat mengganggu. Selain itu, penataannya juga
masih kurang menarik. Oleh karena itu, solusi dari masalah tersebut adalah
menambah jenis pohon dan rerumputan/perdu yang berfungsi untuk meredam suara
tapi dengan penataan yang tetap indah dan menarik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara atau bunyi. Akustik
merupakan suatu sistem kondisional yang penting dalam arsitektur dan interior yang
memiliki fungsi mengoptimalkan suara yang ada dalam ruangan atau bunyi yang
dikehendaki dalam ruangan yang biasanya bersumber dari suara nyanyian, keributan,
suara dari alat elektronik dan sumber-sumber bunyi lainya. Selain itu, akustik bertujuan
untuk mengoptimalkan atau mencegah suara yang berasal dari luar ruangan (suara
kendaraan dan suara lainnya yang berasal dari luar ruangan) agar tidak mempengaruhi
aktifitas dalam ruangan.
Pada lokasi penelitian yaitu pada GMIT Ebenhaezer Oeba jalan Ahmad Yani
Merdeka, masalah kebisingan yang terbesar adalah berasal dari luar gereja. Kebisingan
yang berasal dari jalan raya yang jaraknya cukup dekat dengan gereja, serta kurangnya
vegetasi disekitar gereja khususnya dibagian depan gereja dan pagar trali yang kurang
meminimalisir suara dari kendaraan yang lewat sehingga menimbulkan kebisingan serta
material yang digunakan juga belum mengatasi kebisingan khususnya pada bagian lantai.
3.2 SARAN
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan di GMIT Ebenhaezer Oeba,
kebisingan masih belum ditanggulangi secara baik dan benar. Berdasarkan kesimpulan
diatas ada beberapa saran yang dapat membantu dalam mengatasi masalah kebisingan
yaitu:
1. Dengan cara penambahan vegetasi secara teratur pada bagian depan GMIT
Ebenhaezer Oeba dan disekitar gereja yang membutuhkan penanaman vegetasi.
2. Pagar trali yang digunakan sebagai pembatas gereja dengan jalan raya harus diganti
dengan pagar tembok yang tingginya sekitar 1.5 m dengan menambahkan batu alam
yang ditempatkan di dinding pagar tersebut.
3. Material yang digunakan pada bagian lantai yaitu hanya berupa paving block dan
harus menambahkan tanaman rumput dengan fungsi menyerap bunyi yang berasal
dari kendaraan.