Anda di halaman 1dari 8

SATUAN PENYULUHAN

HIPERTENSI

1. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan masalah kesehatan, yang memerlukan penanggulangan


dengan baik karena angka prevalensi hypertensi menunjukkan angka merbiditas
dan mertalitas yang tinggi. Di Indonesia sampai saat ini belum ada penyelidikan
yang bersifat nasional yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi secara
tepat.

Menurut Boedi Darmojo 18 – 28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun


adalah penderita hipertensi. Dari data tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa masalah hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang
baik. Kurang pengetahuan tentang hipertensi membuat para orang dewasa telah
terlanjur menderita hypertensi tanpa adanya pencegahan dini terhadap hypertensi.
Maka dari itu perlu diadakannya penyuluhan tentang hypertensi.

Penyuluhan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan Keluarga


mengenai penyakit hypertensi sehingga pengetahuan Kelurga bertambah dan
dapat melakukan tindakan terhadap pasien penyakit hypertensi agar tingkat
kesehatan mereka meninggkat.

Mudah-mudahan Satuan Penyuluhan ini dapat dilaksanakan dan dapat bermanfaat


bagi pemberi informasi dan Keluarga yang membutuhkan informasi dan
penanganan tentang penyakit hypertensi (Darah Tinggi).

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hypertensi diharapkan klien mengerti
dan memahami tentang penyakit hypertensi, mau untuk melakukan
pencegahan serta tergerak untuk melakukan tindakan preventif, sehingga
mengurangi angka terjadinya penyakit hypertensi.
b. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit hypertensi, klien dan dapat
mengerti dan menjelaskan tentang:
1) Pengertian Penyakit Hypertensi
2) Penyebab/ Etiologi penyakit hypertensi
3) Macam-macam hypertensi
4) Tanda dan gejala hypertensi
5) Akibat hypertensi (Komplikasi).
6) Diit penderita hypertensi
7) Pencegahan terhadap penyakit hypertensi

3. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan tentang penyakit hypertensi ini adalah Lansia.
4. TEMPAT DAN WAKTU
Penyuluhan tentang penyakit hypertensi ini dilakukan pada:
Tempat :
Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu :
- Pembukaan : menit
- Melakukan ttv : menit
- Pre test : menit
- Penyampaian materi : menit
- Post test : menit
- Penutup : menit

5. METODE
Metode yang digunakan pada penyuluhan ini adalah :
- Ceramah saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital : materi penyakit
hypertensi
- Tanya Jawab : (diskusi tentang penyakit hypertensi)

6. MEDIA
- Leaf leat

7. STRATEGI PELAKSANA

a. Persiapan
1) Pembuatan satuan penyuluhan dengan materi Hipertensi
2) Membuat meteri di Leaf Leat
3) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
4) Melakukan pendekatan dengan lansia
5) Membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup dan mempersiapkan
mental serta ketentraman untuk menyampaikan penyuluhan.
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan, memberi salam dan menanyakan kabar kepada lansia
( menit).
2) Melakukan pemeriksaan tanda- tanda vital ( menit)
3) Membagikan leaf leat
4) Menjelaskan dasar pemikiran mengenai penyuluhan tentang penyakit
hipertensi ( menit).
5) Mengadakan pretest secara langsung kepada lansia ,mengenai pengertian,
penyebab dan tanda serta gejala hipertensi ( menit ).
6) Menerangkan secara singkat dan jelas mengenai penyakit hipertensi
dengan Leaf leat ( menit).
7) Mengadakan post-test sacara langsung untuk mengetahui pemahaman
klien ( menit)
8) Penutup, salam dan ucapan terima kasih kepada klien yang telah
meluangkan waktu untuk mendengarkan penyuluhan mahasiswa ( menit) .

8. KRITERIA EVALUASI
Hal-hal yang perludi evaluasi dari penyuluhan tentang penyakit hypertensi
menyangkut 2 hal, antara lain dari segi pelaksanaan dan materi:
a. Lansia dapat mengikuti penyuluhan dario awal sampai selesai
b. Penyuluhan dan lansia aktif dalam proses penyuluhan

Kriteria materi :
1. Klien dapat menerima materi yang disampaikan oleh penyuluh
2. Klien dapat menjelaskan tentang pengertian dari penyakit hypertensi
3. Klien dapat menyebutkan penyebab penyakit hypertensi
4. Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit hypertensi
5. Klien dapat menyebutkan macam-macam penyakit hypertensi
6. Klien dapat menyebutkan komplikasi dan diit penyakit hypertensi
7. Klien dapat menanyakan tentang materi yang belum dipahami
8. Klien dapat menjawab peranyaan yang di berikan
LAMPIRAN MATERI
“HIPERTENSI”

1. Pengertian
Hypertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistalik dan/atau
diastolik yang tidak normal.
Hypertensi merupakan peninggian yang menetap dari tekanan darah sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolikdiatas 90 mmHg
Menurut Kaaplan, batas hipertensi dengan memperhatikan perbedaan sebagai
berikut :
- Pada pria usia < 45 tahun dinyatakan hypertensi bila tekanan darah
pada waktu berbaring 130/90 mmHg
- Pada pria > 45 tahun dinyatakan hypertensi bila tekanan darah diatas
145/95 mmHg
- Wanita tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan hypertensi (Suyono
(ed) 2001)

2. Etiologi (Penyebab)
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:
- Hipertensi primer (esensial), yaitu tidak di ketahui penyebabnya
- Hipertensi skunder, timbul karena penyakit lain seperti penyakit ginjal,
pengguna estrogen, sistem neurologi, kelenjar adrenal..
Hal yang mendukung terjadinya hipertensi :
- Umur
- Bertat Bada
- Keturunan
- Pola hidup

3. Tanda dan gejala yang tampak pada hypertensi


a. Terkadang asimtomatik (tidak timbul gejala)
b. Sakit kepala, tengkuk belakang dan dipindah terkadang disertai rasa berat
c. Mata berkunang-kunang
d. Mudah merasa lelah, sukar untuk tidur
e. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
4. Klasifikasi Hypertensi
Hypertensi dapat dibagi menjadi
1. Hypertensi ringan. Jika nilai tekanan darah antara 140/90 mmHg sampai
dengan 180/105 mmHg
2. Hypertensi sedang. Jika nilai tekanan darah antara 180/105 mmHg
3. Hypertensi berat. Jika nilai tekanan darah lebih dari 180/115 mmHg disertai
kerusakan jantung dan otak

5. Komplikasi
1. Stroke
2. Serangan jantung
3. Lemahnya otot jantung
4. Gagal ginjal

6. Penatalaksanaan Penyakit
a. Hal yang perlu dilakukan guna pencegahan hypertensi
1) kontrol tekanan darah secara teratur
2) ditt rendah garam
3) kurangi konsumsi lemak, merokok dan kendalikan berat badan ideal
4) olah raga secara tetatur dan sesuai kemampuan
5) kurangi adanya stres
b. Diit penyakit hypertensi
Diit rendah garam: yaitu mengatur menu makanan agar kadar garam yang
kita makan sesuai
Syarat: cukup kalori, protein dan karbohidrat jumlah garam yang dikonsumsi
sesuai dengan aktivitas

7. Macam Diit Hypertensi


a. Diit rendah garam I (200 – 400 mg Na) dalam memasak tidak ditambahkan
garam dapur sama sekali, bahan makanan pun harus dihindarkan dari yang
mengandung garam. Diit diperuntukkan bagi penderita Hypertensi berat.
b. Diit rendah garam II (600 – 800 mg Na) dalam memasak maksimal memakai
garam dapur 1/4 sendok teh, bahan makanan mengandung garam tetap tidak
boleh. Diit diperuntukkan penderita Hypertensi sedang.
c. Diit rendah garam III (1000 – 1200 mg Na) dalam memasak maksimal
1
memakai garam dapur /2 sendok teh. Makanan ini untuk penderita
Hypertensi sedang.
DAFTAR JENIS MAKANAN

GOLONGAN BAHAN MAKANAN YANG MAKANAN TIDAK


MAKANAN BOLEH BOLEH
Beras, kentang, singkong, Kue, biskuit, roti yang
terigu. dimasak memakai garam
Karbohidrat
Tapioka, gula makanan, mie dan soda.
bihun, roti, biskuit.
Daging dan ikan sungai Otak, ginjal, lidah, sarden,
segar maksimal 100 gr ikan laut, ikan asin, abon,
dalam sehari (kira-kira 2 dendeng, ham ikan kaleng,
Protein Hewani
potong sedang), telur pindang daging, asap
maksimal 1 butir sehari dan daging yang diawetkan.
susu 1 gelas.
Kacang yang diolah dan Keju kacang tanah,
dimasak tanpa garam makanan dari kacang yang
Protein Nabati
diolah memakai garam
dapur.
Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan,
Sayuran
sawi, asinan, acar.
Semua buah-buah segar Sayuran yang diawetkan,
Buah
sawi, asinan, acar.
Buah Minyak goreng Margarin dan mentega
Semua bumbu segar dan Garam dapur, beking,
kering powder, penyedap rasa,
Bumbu
kecap asin, terasi, taucho,
saos

 KETERANGAN
Rasa makanan dapat dipertinggi dengan bumbu lain yang tidak mengandung
garam, seperti : gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, laos, salam dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1990, Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Kardiovaskuler


Jilid I, Jakarta. Depkes RI.

Mansjoer, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, FKUI, Jakarta EGC.

Edward, 1995, Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler Jakarta EGC.

Prince & Wilson, 1995, Patofisiologi, Jilid I, Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai