Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Promosi Kesehatan di Sekolah”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas 3

Dosen Pembimbing:

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

Dina Ayu Mardiani NIM 032015010

Fikri Ramdhani NIM. 032015017

Hasna Rohadatul ‘Aisy NIM. 032015020

Nadya Oktaviana Putri NIM. 032015030

Rika Aryanti NIM 032015042

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberi kesempatan kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas
tentang “Promosi kesehatan di sekolah” dan kiranya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan kami.

Dengan dibuatnya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu


meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman. Selain itu, kami juga berharap
untuk para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena
akan meningkatkan mutu individu kita. Kami sangat menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terbatas, sehingga saran dari dosen pengajar serta
kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
khalayak masyarakat maupun bagi kami pribadi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 13 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

A. PENDAHULUAN

Sekolah adalah sebagai perpajangan tangan keluarga dalam meletakkan


dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan.
Sementara itu populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar, atara
20% - 30%. Oleh sebab itu, promosi atau pendidikan kesehatan di sekolah adalah
sangat penting. Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah adalah Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu upaya
kesehatan masyarakat di sekolah. Komunitas sekolah yang terdiri dari murid, guru
dan karyawan sekolah, baik ditingkat sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan
pertama (SLP), dan sekolah lajutan atas (SLA) adalah merupakan sasaran dari
promosi kesehatan di sekolah. Di dalam kehidupan bangsa, anak-anak sekolah
tidak dapat diabaikan, karena mereka inilah sebagai generasi penerus bangsa.
Oleh sebab itu, pendidikan di sekolah adalah merupakan investasi (human
investment) bagi pembangunan bangsa.
Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat, karena hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa:
1. Sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral,
maupun intelektual.
2. Promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara
upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan
perilaku sehat, karena:
a. Anak usia sekolah (6 tahun – 18 tahun) mempunyai persentase paling tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.
b. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah
dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
c. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima
perubahan atau pembaruan, karena kelompok anak sekolah sedang berada
dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan. Pada taraf ini anak dalam
kondisi peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan
ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan hidup
sehat.
Mengingat pentingnya promosi kesehatan di sekolah maka dapat
dirumuskan bahwa tujuan Promosi Kesehatan di sekolah sekurang-kurangnya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat sekolah
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di kalangan masyarakat sekolah
dan masyarakat umum
3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah melalui usaha-
usaha:
a. Mengikutsertakan secara aktif guru, murid dan orang tua murid dalam
usaha:
1) Memberikan pendidikan kesehatan dalam rangka menanamkan kebiasaan
hidup sehat sehari-hari
2) Mengawasi kesehatan murid serta mengenal kelainan kesehatan sedini
mungkin
3) Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan
sederhana
b. Imunisasi
c. Usaha-usaha pengobatan gigi dan pencegahannya
d. Usaha perbaikan gizi anak
e. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat

B. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

Kesehatan dibentuk oleh kehidupan sehari-hari (health is created within the


setting of everyday life, WHO: 2003). Dalam kehidupan sehari-hari manusia,
menghabiskan waktunya di tempat atau tatanan (setting), yakni di dalam rumah
(keluarga), di sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi orang
dewasa). Oleh sebab itu, kesehatan seseorang juga ditentukan oleh tatanan-tatanan
tersebut. Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu cara di
mana program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan
perilaku kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan. Sekolah yang
berwawasan kesehatan, di mana sekolah bukan hanya sebagai pembentukan
perilaku hidup sehat.

Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah


sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya (health promoting
school). Oleh sebab itu, program promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mencakup 3 usaha pokok, yaitu :

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful school living) :


Lingkungan sekolah yang sehat, mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik)
dan fisik.
a. Aspek non-fisik (mental-sosial):
Lingkungan sosial sekolah adalah menyangkut hubungan antara komponen
komunitas sekolah (murid, guru, pegawai sekolah, dan orang tua murid).
Lingkungan mental-sosial yang sehat terjadi apabila hubungan yang
harmonis, dan kondusif di antara komponen masyarakat sekolah. Hubungan
yang harmonis ini akan menjamin terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan anak atau murid dengan baik, termasuk tumbuhnya perilaku
hidup sehat.
b. Lingkungan fisik terdiri dari :
1) Bangunan sekolah dan lingkungannya yang terdiri dari :
- Letak sekolah tidak berdekatan dengan tempat-tempat umum atau
keramaian, misalnya pasar, terminal, mall, dan sebagainya.
- Kapasitas dan konstruksi gedung sekolah sesuai dengan jumlah murid
yang ditampungnya.
- Tersedianya halaman sekolaah dan kebun sekolah.
- Ventilasi memadai sehingga menjamin adanya sirkulasi udara di
setiap ruang kelas
- Penerangan atau pencahayaan harus cukup, utamanya cahaya dari
sinar matahari dapat masuk ke setiap ruang kelas
- Sistem pembuangan air limbah maupun air hujan dijamin tidak
menimbulkan genangan (harus mengalir)
- Tersedia air bersih dan pembuangan air besar atau air kecil (jamban)
- Tersedianya tempat pembuangan sampah di setiap kelas, dan teras
sekolah
- Tersedianya kantin atau warung sekolah, sehingga kebersihan dan
keamanan makanan dapat diawasi
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan : pemeliharaan
kesehatan perorangan dan lingkungan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka pemeliharaan kebersihan
perorangan (personal hygiene), khususnya bagi murid-murid adalah :
- kebersihan kulit, kuku, rambut, teliga, dan hidung
- kebersihan mulut dan gigi
- kebersihan dan kerapihan pakaian
- memakai alas kaki (sepatu atau sendal)
- cuci tangan sebelum
- memegang makanan, dan sebagainya

Sedangkan kebersihan lingkungan yang perlu diperhatikan antara lain :

- kebersihan perlengkapan sekolah (bangku, meja, dan alat sekolah


yang lain)
- kebersihan kaca, jendela, dan lantai
- kebersihan WC dan kamar kecil
- kebersihan ruang kelas
- kebersihan halaman sekolah
- kebersihan pembuangan air limbah
- adanya taman atau kebun sekolah
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya:
- adanya pagar sekolah, utuk mencegah atau mengurangi murid-murid
keluar masuk gedung sekolah, sehingga membahayaka keselamatan
nya.
- Halaman dan gang atau jalan masuk ke sekolah mudah di lewati atau
tidak becek di musim hujan, dan berdebu pada musim kemarau semua
pintu dan jendela teratur sedemikian rupa sehingga membuka kea rah
luar
- Adanya tanda lalu lintas khusu sebagai pemberitahuan kepaada
emakai jalan agar waspada di lingungan sekolah (banyak anak berlari-
larian).
- Tersedia P3K, dan tenaga atau guru yang terlatih di bidang P3K
2. Pendidikan kesehatan (Health education)

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan


kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri
sendiri serta lingkungan nya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha ksehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:

a. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar hidup sehat


b. Menimbulkan sikap dan prilaku hidup sehat
c. Membentuk kebiasaan hidup sehat

Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau


kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut:

a. Kebersihan perorangan (personal hygiene) dan kebersihan lingkugan,


terutama lingkungan baik.
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dengan cara:
- Hidup bersih di warga sekolah
- Imunisasi
- Pemberantasan nyamuk, kecoak, tikus, dan binatang lain yang dapat
menularkan penyakit
c. Penyakit-penyakit tidak menular (penyebab dan cara pencegahannya)
d. Gizi
- Mengenal beberapa makanan bergizi
- Nilai gizi pada makanan
- Memilih makanan yang bergizi
- Kebersihan makanan
- Penyakit-penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi, dan sebaginya
e. Pencegahan kecelakaan atau keamanan
f. Mengenal fasilitas kesehatan yang professional, dan sebagainya
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehata disekolah (health services in school):

Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun interaksi efektif di


antara anggota komunitas hanya sekita 6-8 jam. Namun perlu adanya
pemeliharaan kesehatan di sekolah ini mencakup:

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik emeriksaan umum atau khusus,


misalnya: gigi,paru-paru,kulit,gizi,dan sebagainya.
b. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
c. Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, antara lain
dengan imunisasi
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gizi sekolah
f. Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan
jasmani,rohani, dan social. Misalnya,penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan.
g. Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan khususatau lanjutan ke
puskesmas atau rumah sakit
h. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pegobatan ringan
C. KEMITRAAN DAN PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH

Penyelenggaraan Promosi Kesehatan di sekolah bukan semata-mata dilakukan


oleh masyarakat sekolah itu sendiri, namun merupakan perwujudan kemitraan
(partnership) dari berbagai pihak. Pilar utama kemitraan Promosi kesehatan
disekolah terdiri dari pihak-pihak guru, petugas kesehatan, orang tua murid, dan
badan atau organisasi lain yang ada di lingkungan sekolah.

1. Guru
Guru merupakan unsure yang sangat penting dalam pelaksanaan promosi
kesehatan di sekolah. Guru merupakan pihak yang tepat untuk hal-hal seperti
dibawah ini :
a. melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui
mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulaum, maupun dirancang khusus
dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya masalah imunisasi, penyakit
HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
b. Memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak-anak didik atau murid
melalui penimbngan berat badan secara berkala ataupun rutin tiap bulan.
c. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid,
baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.

Secara lebih terinci peran guru dlam memotori upaya promosi kesehatan di
sekolah adalah sebagai berikut:

a. menanamkan kebiasaan hidup sehat bagi para murid, misalnya cuci tangan
sebelum makan, sikat gigi setelah makan, memakai alas kaki, dan
sebagainya.
b. Bimbingan dan pengamatan kesehatan dengan jalan mengadakan
pemeriksaan kebersihan kuku, periksa kebersihn kulit, rambut, telinga, gigi
dan sebagainya yang terkait dengan kebersihan perorangan.
c. Membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah, misalnya
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan murid, dan memberikan
pbat sederhana bagi murid yang skait.
d. Melakukan deteksi dini terhadap penyakit yang terjadi pada murid, dan
mengirimkannya ke puskesmas atau rumah sakit bilamana perlu.
e. Mengoordinasikan dan menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah untuk
memelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah, dan
masyarakat.
f. Me,buat pencatatan dan pelaporan tentang kegiatan atau upaya-upaya
kesehatan yang dilakukan oleh sekolah.
g. Menjadi perilaku contoh bagi murid-muridnya dalam hal kesehatan,
misalnya : berpakaian yang bersih dan rapih, tidak merokok, dan
sebagainya.

Oleh sebab itu, agar guru dapat menjalankan peran-peran tersebut, guru harus
memperoleh pelatihan-pelatihan kesehatan dari petugas kesehatan puskesmas
setempat. Di samping itu, guru perlu diberikan buku-buku panduan tentang
kesehatan.

2. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan dari lingkungan sekolah terdekat (puskesmas)
mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan promosi kesehatan dalam
bentuk Usaha Kesehatan Sekolah di sekolah-sekolah di wilayah kerjanya.
Petugas kesehatan mempunyai kewajiban untuk membina dan
mengembangkan upaya kesehatan sekolah. Secara rinci peran petugas
kesehatan dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan di sekolah, antara lain
sebagai berikut:
a. Memberikan bimbingan kepada guru-guru dalam menjalankan promosi
kesehatan di sekolahnya masing-masing.
b. Menjalankan beberapa kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak
dapat dilakukan oleh guru, misalnya : imunisasi, pemeriksaan kesehatan,
dan sebagainya.
c. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingklungan sekolah yang sehat,
memberikan petunjuk-petunjuk kepada masyarakat tentang hal-hal yang
dianggap perlu bagi kesehatan di sekolah.
d. Memberikan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada guru-guru dalam
rangka meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan upaya
kesehatan di sekolah.
e. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam
kurikulum sekolah.
f. Menjaling kerja sama dengan sector lain dan pihak-pihak lain dalam rangka
mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
g. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya kesehatan
sekolah.
3. Murid
Murid atau anak didik adalah merupakan bagian dari komunitas sekolah,
yang populasinya paling besar dibandink dengan guru. Murid merupakan bibit
generasi bangsa yang masih mudah menerima, melaksakanan,
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam mendidik mereka (murid) perlu
mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut :
a. lingkungan keluarga
b. tingkat kehidupan keluarga dari masing-masing murid.
c. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan murid yang meski[pun secara
umum sama, tetapi masing-masing anak mempunya kekhasan yang berbeda
satu dengan yang lain.
d. Pengalaman-pengalaman khusus setiap murid atau anak didik.

Dalam melaksanakan promosi kesehatan di sekolah, murid atau anak didik


mempunyai peran, antara lain sebagi berikut :

a. mempraktikkan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk


panduan yang diberikan oleh guru, dimanapun murid berada, baik di dalam
sekolah, didalam keluarga, maupun di masyarakat.
b. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam
menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup sehat.
c. Menjadi contoh perilaku sehat bai masyarakat, khususnya anak-anak yang
tidak terjangkau oleh sekolah.

Diberbagai daerah, khususnya di DKI Jakarta, sekolah-sekolah (khususnya


SD_ telah mengembangkan program “dokter kecil”. Dokter kecil ini diberikan
tugas antara lain :

a. memberikan penyuluhan kesehatan kepada kawan-kawannya atau murid


yang lain.
b. Mengawasi kebersihan lingkungan sekolah.
c. Membantu kawan-kawan mereka untuk menyeberang jalan
d. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan murid-murid yang lain,
dan sebagainya
4. Orang tua murid
Murid sekolah berada dalam lingkungan sekolah paling lama 8 jam sehari,
selebihnya anak akan kembali ke keluarga dan masyarakat. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh anak setiap hari adalah
bukan di sekolah, tetapi di rumah dan di masyarakat. Oleh sebab itu, orang tua
murid mempunyai peran penting dalam menumbuh-kembangkan anak. Peran
orang tua murid dalam promosi kesehatan di sekolah antara lain :
a. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi
kesehatan di sekolah.
b. Menyesuaikan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha
untuk mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di sekolah,
dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di
rumah.

D. KOMPONEN PROMOSI KESEHATAN SEKOLAH

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO : 2003) telah merumuskan konsep


promosi kesehatan sekolah lebih luas dibandingkan dengan konsep Departemen
Kesehatan. Komponen promosi kesehatan di sekolah versi WHO ini lebih luas
dibandingkan dengan ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah atau yang disebut
“Trias UKS” versi Departemen Kesehatan, seperti yang telah diuraikan di atas.
Komponen-komponen Promosi Kesehatan menurut WHO dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Penerapan kebijakan kesehatan kesehatan (implement healthy policy) :
Pimpinan sekolah bersama-sama dengan guru daoat membuat kebijakan-
kebijakan sekolah yang terkait dengan kesehatan. Kebijakan kesehatan di
sekolah ini kemudian dituangkan dalam peraturan sekolah dan disosialisasikan
kepada semua warga komunitas sekolah, terutama para murid. Apabila terjadi
pelanggaran terhadap peraturan tersebut, baik murid maupun guru harus
melakukan tindakan atau hukuman atas pelanggaran. Peraturan-peraturan
tersebut dimaksudkan merupakan cara untuk menanamkan kebiasaan atau
perilaku sehat bagi para murid, misalnya :
a. Kebiasaan yang terkait dengan pemeliharaan kesehataan perorangan
(personal hygiene), seperti : keharusan memaki alas kaki, keharusan
memotong dan membersihkan kuku, kebersihan rambut, kulit, dan
sebagainya. Untuk menanamkan kedisiplinan ini, setiap Senin dilakukan
pemeriksaan oleh guru misalnya.
b. Larangan jalan di sembarang tempat, yang dengan sendirinya perlu
didukung dengan penyediaan kantin atau warung sekolah. Dengan
tersedianya kantin sekolah akan memudahkan guru atau petugas kesehatan
untuk melakukan pengawasan baik dari segi gizinya, maupun dari segi
kebersihan (hygiene) makanannya.
c. Larangan merokok di lingkungan sekolah. Penerapan larangan merokok ini
juga bagi anggota masyarakat sekolah yang lain (guru dan karyawan
sekolah). Kadang-kadang di banyak sekolah muridnya dilarang merokok,
tetapi guru dan karyawan sekolah boleh merokok.
d. Larangan membawa barang-barang yang terlarang dan melanggar norma-
norma sosial, misalnya narkoba, gambar-gambar porno, senjata tajam, dan
sebagainya.
2. Terjadinya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana di
sekolah (provide access preventive and curative health services) :
Sekolah adalah suatu komunitas yang anggotanya sebagaian besar anak-anak
(belum dewasa). Dalam dinamika interaksi antara mereka dan aktivitas mereka
(murid) lebih beresiko dibandingkan dengan orang dewasa. Berkelahi dengan
temannya dan jatuh akibat bermain adalah hal yang sering terjadi di sekolah.
Oleh sebab itu, di sekolah harus tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana
kesehatan dan kebersihan yang pokok, yaitu :
a. Tersedianya tempat cuci tangan
b. Tersedianya klinik atau sekurang-kurangnya ruang dan peralatan P3k
c. Adanya tenaga terlatih untuk P3K, dan sebagainya.
d. Tersedianya alat-alat medis sederhana misalnya : alat pengukur suhu badan,
alat pengukur tekanan darah, timbangan badan, dan sebagainnya.
3. Tersedianya lingkungan yang sehat(provide a safety and healthy environment):
Seperti telah disebutkan diatas bahwa sekolah adalah tempat untuk
menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat bagi murid-murid. Kebiasaan
atau perilaku sehat ini akan mudah terjadi apabila didukung oleh lingkungan
yang sehat pula (healthy environment). Lingkungan sekolah yang sehat ini
mencakup :
a. Semua ruangan sekolah (kelas) harus cukup ventilasi dan cukup
pencahayaan.
b. Tersedianya air bersih
c. Tersedianya tempat pembuangan air kecil/besar yang memadai.
d. Tersedianya tempat sampah baik di setiap ruang kelas maupun di teras.
e. Tersedianya keset.
f. Tersedianya halaman sekolah atau lapangan bermain dan olahraga.
g. Terjadinya taman sekolah, dan sebagainya.
4. Adanya program penyuluhan kesehatan (provide skill based health education) :
Setiap orang, termasuk anggota masyarakat sekolah dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan harus dikembangkan sedini mungkin, termasuk pada
saat masih menjadi murid kesehatan di sekolah penting dilakukan, terutama
yang menyangkut:
a. Pentingnya kebersihan perorangan (personal hygiene)
b. Pemilihan makanan yang bergizi
c. Pentingnya olahraga atau aktivitas fisik.
d. Bahaya merokok dan narkoba bagi kesehatan
e. Kesehatan reproduksi, dan sebagainya
f. Cara-cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.
5. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat (improved community health
through parent and community participation) :
Sekolah adalah merupakan bagian dari masyarakat atau komunitas, terutama
masyarakat di mana sekolah itu berada. Oleh sebab itu, pengembangan
kesehatan di sekolah adalah merupakan bagian daripada pengembangan
kesehatan masyarakat, yang berarti memerlukan partisipasi dari masyarakat
terutama orang tua murid. Persatuan orang tua murid (POM) adalah merupakan
wadah partisipasi masyarakat, sehingga merupakan wadah untuk
pengembangan kesehatan masyarakat sekolah.
Asuhan Keperawatan Anak Sekolah

Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu specialisasi dari


keperawatan komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) tujuannya
meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dengan keperawatan sebagai
salurannya. Asuhan keperawatan sekolah pada umumnya sama dengan asuhan
keperawatan pada sasaran lainnya, yaitu :
1. Pengkajian
a. Lingkungan sekolah mulai dari :
1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun, sekolah, bangunan sekolah :
meja, papan tulis, kursi, lantai, kebersihan, ventilasi, penerangan,
kebisingan, kepadatan), Sumber air minum, Pembuangan Air
Limbah (PAL), Jamban keluarga, tempat cuci tangan, kebersihan
kamar mandi dan pembuangan air, pembuangan sampah, pagar
sekolah, dan lain-lain.
2) Lingkungan Psikologis : Hubungan guru dengan murid baik formal
maupun non formal terutama kenyamanan dalam belajar.
3) Lingkungan Sosial : Hubungan dosen dengan orang tua murid,
Persatuan Orang Tua Murid dan Guru (POMG) dan masyarakat
sekitar.
b. Keadaan/pelaksanaan UKS, dokter/perawat kecil.
c. Pengetahuan anak sekolah tentang kesehatan (PHBS) dan pelaksanaan
PHBS.
d. Kondisi kesehatan/fisik anak sekolah terutama screening test (BB, TB,
tenggorokan, telinga/pendengaran, mata/penglihatan).
2. Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada anak sekolah :
a. Defisiensi aktivitas pengalihan anak sekolah yaitu penurunan stimulasi
dan atau minat/keinginan untuk rekreasi atau melakukan aktivitas
bermain faktor yang berhubungan lingkungan sekolah yang
sempit/fasilitas yang tidak mendukung/kurang sumber daya.
b. Gaya hidup monoton anak sekolah yaitu menyatakan suatu kebiasaan
hidup yang dicirikan dengan tingkat aktivitas yang rendah berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang keuntungan latihan fisik.
c. Perilaku kesehatan anak sekolah cenderung beresiko faktor yang
berhubungan merokok/minum alkohol, stress menghadapi tugas atau
ujian/kurang dukungan dan lain-lain.
d. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan anak sekolah faktor yang
berhubungan kurang keterampilan motorik kasar/motorik halus atau
ketidakcukupan sumber daya.
e. Kesiapan meningkatan status imunisasi anak sekolah batasan
karakteristik menunjukkan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi/mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi.
f. Ketidakefektifan perlindungan pada anak sekolah faktor yang
berhubungan penyalahgunaan zat/obat-obatan.
g. Ketidakefektifan manajemen kesehatan masyarakat sekolah faktor yang
berhubungan kurang pengetahuan/kurang dukungan
sosial/ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak.
3. Rencana Asuhan Keperawatan Anak Sekolah
Rencana asuhan keperawatan anak sekolah dibuat berdasarkan masalah
kesehatan/diagnosa keperawatan yang ditemukan, tetapi pada umumnya
dilakukan tindakan berikut ini :
a. Promosi kesehatan tentang PHBS
b. Pelaksanaan Screening test
c. Imunisasi DT/TT
d. Pemberian makanan tambahan (PMT)
e. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
f. Pelatihan dokter/perawata kecil.
g. Pelaksanaan UKS di sekolah setiap hari oleh guru UKS dan
dokter/perawat kecil.
h. Dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai