Anda di halaman 1dari 13

Periode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern Dan Postmodern Dunia

3.1 Periode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern Dan Postmodern Dunia.


3.1.1 Periode Sejarah Arsitektur Modern

Pengertian Arsitektur modern adalah :

1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih “manusiawi” yang diterapkan
pada bangunan.

2. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran
modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip, hebat
dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.

3. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang
dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba
membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa
arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan
dekorasi yang digantikan oleh geometri. Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih
kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960 .

Pendorong Pertumbuhan Arsitektur Modern yaitu antara lain:

 Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran modern

 Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak (istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor,
stasiun, dsb).

 Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena segala sesuatunya dibuat,
direncanakan di dalam Pabrik.

 Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern melalui pameran-pameran, publikasi


dan perdebatan.

 Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan kegiatan, tidak dari bentuk luar.
Sehigga manusia dapat menuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.

Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dalam


teknologi ,sosial, dan kebudayaan yang dihubungkan dengan Revolusi Industri ( 1760 – 1863
) . Pada umumnya perubahan-perubahan di dalam bidang arsitektur selalu didahului dengan
perubahan dalam masyarakat karena itulah Revolusi Industri juga berakibat pada perubahan
dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya arsitektur modern yaitu:
1. Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam bidang konstruksi / struktur
bangunan (1775 – 1939).
2. Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota (1800 – 1909).
3. Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya neoklasik (1750 – 1900)

Adapun tenggang waktu berkembangnya arsitektur modern yaitu sebagai berikut:

1. PERIODE I (1900 – 1929)

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam
dunia Arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan
oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut, diungkapkan sebagai sebuah
pertentangan yang mana dibutuhkan 40 tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang
apa yang dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan tersebut antara
lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai science, Arsitektur sebagai form vs
Arsitektur sebagai space, Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagai assembly dan
Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya machinal.

Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917) bersamaan dangan


hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Konsep ruang arsitektur sebelumnya dititik
beratkan hanya pada kegiatan, emosi & kemulyaan, maka pada masa ini faktor terbentuknya
ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio, dimensi manusia. Mulai berkembang konsep
“free plan”, atau “universal plan”, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan unt berbagai
macam aktifitas, ruang dapat diatur fleksibel dan dapat digunakan fungsi apa saja. “Typical
Concept” mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.

Penggunaan konsep ekonomis mulai ditrapkan. Efisiensi dalam penggunaan bahan


mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama pada
bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur
beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang
lebar dan menerus.
Pemakaian bahan terutama “baja, beton dan kaca” dengan bentuk polos. Ornamen
dianggap sebagai suatu kejahatan. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan
sejarah dan daerah. Selalu ingin universal (karena industri, ilmu pengetahuan dan teknologi
yang juga bersifat universal) dan juga manusianya. (gaya universal sebagai international
style). Pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM (Congres
Internationaux d’Architecture Moderne) yang hasilnya adalah : Arsitektur modern adalah
pernyataan jiwa dari suatu masa, dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan
ekonomi yg ditimbulkan zaman mesin. Yaitu dg dengan menjari keharmonisan dari elemen-
elemen modern serta mengembalikan arsitektur pada bidangnya (ekonomi, sosiologi, dan
kemasyarakatan) yg secara keseluruhan siap melayani umat manusia. Konsep baru dan
sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM FOLLOWS FUNCTION
yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri sebagai berikut:

1. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.

2. struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa
ornamen).

3. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.

4. Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.

Tokoh pada periode I ini antara lain adalah:

 Louis Sullivan.

 Frank Lloyd Wright

 Le Corbusier

 Walter Gropius

 Ludwig Mies van de Rohe

2. PERIODE II (1930-1939).

Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa,


Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan
tanah, corak tradisi, yang bisa mempengaruhi apresiasi bentuknya. Perkembangan metode
hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan,
mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan keregionalan.Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya International Style atau Universal Style dari arsitektur
modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan dengan –
memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.

Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan


teknologi, industri serta seni dengan faham kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan
tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusian, akal dan seni dari arsitektur
modern.
Hal ini adalah merupakan keberanian untuk menyalahi zamannya. Hanya dengan
perencanaan yang obyektif dan ketelitian dalam penampilan bahan-bahan asli, maka bahaya
gagalnya perancangan dapat dihindari, namun demikian karya seperti ini masih banyak
dikritik dan disalah artikan.

Tokoh arsitektur yang menonjol pada Periode II ini adalah:

 Alvar Aalto

 Arne Jacobsen

 Oscar Niemeyer.

Tokoh-tokoh pada Periode I juga berkarya dengan tetap atau terpengaruh oleh
pemikiran Periode II, demikian juga pada periode selanjutnya.

3. PERIODE III (1945 – 1958)

Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada gedung-gedung dan


rumah tinggal, menyebabkan faktor-faktor kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan
gedung-gedung menjadi latar belakang pada periode ini. karena kerusakan akibat perang
tersebut perlu dibangun kembali , maka usaha untuk mempercepat pembangunan antara
lain dengan fabrikasi komponen bangunan yang lebih ekonomis dan rasional sesuai dengan
tujuan Revolusi Industri . Konsekuensi dari pandangan tersebut antara lain ornamen
dianggap sebagai suatu kejahatan dan klassisme baru yang pernah diapakai oleh kaum fasis
dan nazi menjadi simbol negatif dan perlu ditolak.

Dalam sejarah Arsitektur, berakhirnya Perang Dunia II membawa perjalanan


Arsitektur dapat dibaca dari dua sisi yang saling berlawanan yakni:
a) Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi, tahun 1950-an dikatakan
sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass
production (produksi bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan
kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan
rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap
mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas Negara dan budaya, sehingga dapat
dianggap bersifat Internasional.

b) Bagi mereka yang menempatkan Arsitektur sebagai karya yang estetik dan artistik, tahun
1950-an dilihat sebagai titik awal kemerosotan Arsitektur Moderen dengan alasan antara lain:

1. Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual perancangnya. Tahun-tahun itu,
nama yang dikenal orang adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.

2. Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam masyarakat tidak bisa dihilangkan
adanya hirarki atau kelas-kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/ omong
kosong.

3. Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat menghasilkan bahan-bahan bangunan


yang sejenis atau mirip, tapi dengan kualitas berbeda.

4. Karena penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simpel, bidang-bidang
kaca lebar. Ciri ini juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya kecuali geometri
dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau
bukan. Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)

5. Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan pemandangan yang disharmoni, tidak


menyatu dengan lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang geometrik dianggap
merusak dan memperburuk wajah lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah
neoklasik/pramodern.

6. Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya privacy. Contoh: diterapkannya open
plan, yang berarti anti privacy.

Pada masa ini timbul aliran yang disebut Eklektisisme, aliran yang berpedoman
mengambil yang paling baik diantara yang sudah ada, untuk digunakan sebagai bagian dari
sesuatu yang baru. Prinsip-prinsip perancangannya didasari pada kebutuhan, fungsi yang
dipadu dengan hasil penemuan teknik serta keindahan mesin, menginginkan satu kesatuan
antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi bentuk massa bangunan serta materi yang
dominan pada periode ini dapat dibagi atas:
 Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan penggunaan bahan dan struktur utama
pada umumnya beton serta struktur atap baja.

 Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan baja sebagai struktur utama
dengan dinding kaca sebagai penutup.

 Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan menggunakan bahan, fungsi, sistem


pencahayaan, bentuk masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat
kenasionalan.

Tahun 50-an dikatakan sebagai puncak Arsitektur Modern di sebabkan oleh:

1. Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur sebagai ilmu telah dapat
diformulasikan dengan sempurna dari ide sampai dengan realisasinya: bangunan kotak dan
geometris murni, Platonic solid, menjadi ekspresi yang pas bagi Arsitektur sebagai ilmu,
karena dalam ilmu, yang disebut bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri, misalnya :
lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2 matra/Dimensi ) dan bola, piramid, kubus ( 3
matra/Dimensi ).

2. Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk mengekspresikan space/ruang (ciri
utama ruang adalah: ada tapi tidak dapat dilihat ) yang diwakili oleh kaca lebar dan bidang-
bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat tepat untuk mewakili ruang, karena
kaca juga memiliki ciri `ada tapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai
pengekspresi ruang).

4. PERIODE III fase I (1949 – 1958).

Pada periode ini penyatuan antara karakter bangunan dengan fungsi, perancangan
tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan
keadaan lingkungan di mana bangunan tersebut akan berdiri (misalnya : iklim).

Bangunan yang ercipta mencerminkan suatu dialogi dengan teknologi, hal ini
terlihat dari penggunaan produk baru, seperti; baja, alumunium, metal, beton pracetak. Yang
penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:

 Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).


 Dilihat dari metode produksi (efisiensi).

Ciri-ciri lain pada bangunan masa ini adalah:

1. Penggunaan bidang kaca yang lebar.

2. Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara industrial.

3. Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke brutalisme).

4. Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai lebih luas.

Ada 5 aliran yang berkembang pada masa ini (1950an):

1. Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam kesederhanaan berusaha mencapai


efek yang kaya. Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis bangunan. (
tokohnya : Mies-van de Rohe).

2. Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada bagian yang perlu ditonjolkan akan
dibuat menonjol, sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini bentuknya lebih
plastis dibandingkan aliran di atas. (tokohnya: Alvar Aalto).

3. Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental structure), bentuk terlahir dari
permainan gaya-gaya struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa bentuknya dan
berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).

4. Aliran “organik” (organic architecture), berusaha menghubungkan alam dan lingkungan ke


dalam pemecahan masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).

5. Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”, menggunakan kembali langgam-
langgam dari masa lalu yang sudah dipermodern dan disederhanakan.
(tokohnya : Minoru Yamasaki).

5. PERIODE III fase II (1958 – 1966).

Setelah mengalami beberapa variasi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan
pandangan-pandangan pada fase I dan periode sebelumnya. Pada fase ini timbul dua aliran
yang menonjol di Eropa dan Amerika yaitu:

1. Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier
pada bangunan Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat dengan gaya seperti
ini, yaitu menggunakan bahan bangunan yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar
dan bahan lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme mengalami dua fase,
yaitu:
 Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan
etika dari pada estetika.

 Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada estetika.

Brutalisme memulai suatu perancangnan dari kumpulan ruang yang kecil dan
terpisah serta dihubungkan dengan elemen-2 fungsional yang bebas dan dengan indah
dikembangkan ketika bergabung bersama. Bentuk keseluruhan dari bangunan merupakan
faktor yang menentukan, tetapi bagian-bagian individual dinyatakan dengan tegas dan teliti.
(tokohnya: Le Corbusier, Paul Rudolph, Michael Kallmenn, Eero Sarine, Kenzo Tange,
Stubbin).

2. Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan segi estetika, lebih menonjolkan


bentuk bangunan. Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan dari arsitek,
fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai dengan fungsinya. Slogan “Form follows
function” dirubah menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan fungsi), bentuk
adalah merupakan titik tolak perancangan. Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:

 Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran yang sama yaitu technical excellence,
kekuatan teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan ideal. (Paul Rudolph).

 Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-bentuk masa lampau yang tujuannya untuk


mencapai estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah dan penyusunan ruangnya
sama dengan masa abad XIX.

Faham dan aliran yang berkembang pada arsitektur modern memang banyak,
namun perbedaannya sangat tipis. Dan sering perbedaan ini lebih banyak disebabkan oleh
penekanan permasalahan yang berbeda, sedangkan inti permasalahannya sama, yaitu ingin
menciptakan arsitektur yang efisien.

Setelah berjalan beberapa lama, maka arsitektur modern dapat disimpulkan


mempunyai ciri sebagai berikut:

 Terlihat mempunyai keseragaman dalam penggunaan skala manusia.

 Bangunan bersifat fungsional, artinya sebuah bangunan dapat mencapai tujuan semaksimal
mungkin, bila sesuai dengan fungsinya.
 Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal dari seni kubisme dan abstrak yang
terdiri dari bentuk-bentuk aneh, tetapi intinya adalah bentuk segi empat.

 Konstruksi diperlihatkan.

 Pemakaian bahan pabrik yang diperlihatkan secara jujur, tidak diberi ornamen atau ditempel
- tempel.

 Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan horisontal.

 Konsep open plan, yaitu membagi dalam elemen-elemen struktur primer dan sekunder,
dengan tujuan untuk mendapatkan fleksibelitas dan variasi di dalam bangunan.

Karakter arsitektur modern, menurut Bruno Taut:

 Bangunan mencapai kegunaan semaksimal mungkin, menjadi syarat utama dari bangunan.

 Material dan sistem bangunan yang digunakan ditempatkan sesudah syarat di atas.

 Keindahan tercapai dari hubungan langsung antara bangunan dan kegunaannya, ketepatan
penggunaan material dan keindahan sistem konstruksi.

 Esteika dari arsitektur baru tidak mengenal perbedaan antara depan dengan belakang, facde
dengan rencana lantai, jalan dengan halaman dalam; tidak ada detail yang berdiri sendiri,
tetapi merupakan bagian yang diperlukan bagi keseluruhan.

 Pengulangan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindarkan, tetapi merupakan
alat yang penting dalam ekspresi artistik.

3.1.2 Periode Sejarah Arsitektur Postmodern


Pengertian Arsitektur postmodern :

 Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan modernisme. Tapi kedua-
duanya masih eksis.
 Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/ karakter yang sama.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal yang benar dari
Arsitektur Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan Technology,
Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan kondisi-kondisi paradoksal dalam
arsitektur.
 Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur Modern.

Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain Arsitektur Modern
dipermalukan karena tidak begitu menghargai sejarah ,kemudian terjadinya Gerakan
Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan secara umum yang sama yaitu
menuntut kebebasan karena sebelum masa pemberontakan tersebut pada umumnya pusat-
pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai pemerintah sehingga melalui
gerakan mahasiswa ini kemandirian mahasiswa dihargai. Kemudian tumbuhnya peristiwa
kebudayaan dalam gaya hidup dan munculnya demonstrasi orang tua yang menurut mereka
orang-orang modern bisanya cuma merusak bukan memelihara . Aliran Late Modern itu
sendiri merupakan aliran Modern karena pada dasarnya hanya mengolah segi bahan ,
tampak dan struktur bangunan,sedangkan Post Modern sautu mutasi karena mencoba
memasukkan kembali nilai-nilai sejarah dan tradisional dalam arsitektur ,suatu hal yang
sebelumnya sangat ditentang Modernisme.

Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai klimaks
pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang merupakan perubahan dramatis
arsitektur Modern dan Internasional Style . Reaksi lain yang timbul adalah slogan ‘ Less is
More ‘ diubah menjadi ‘ Less is Bore ‘ oleh Venturi . Istilah Post Modern pertama kali oleh
Arnold Toynbee, tetapi bukan dalam konteks Arsitektur . Kemudian dipindahkan dalam
konteks Arsitektur oleh Arsitek Joseph Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey
Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk menggambarkan suatu jaman yang penuh
dengan keanekaragaman dalam peradaban yang saling berdampingan satu dengan yang
lainnya .

Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitektur


modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini
muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca modern, dan
dekonstruksi. Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur
untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.
Ciri -ciri umum Arsitektur postmodern: Untuk lebih memperjelas pengertian
arsitekturpost modern, Charles Jencks memberikan daftar ciri–ciri sebagai berikut:
1. Ideological adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas pendapat untuk memberikan
arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah konsep
yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan
sistematis.
a) Double coding of Style
Bangunan post modern adalah suatu paduan dari dua gaya atau style, yaitu :
Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
b) Popular and pluralist
Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu, tetapi memiliki
fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik dari pada gagasan tunggal.
c) Semiotic form
Penampilan bangunan mudah dipahami, Karena bentuk–bentuk yang tercipta menyiratkan
makna atau tujuan atau maksud.
d) Tradition and choice
Merupakan hal–hal tradisi dan penerapannya secara terpilih atau disesuaikan dengan maksud
atau tujuan perancang.
e) Artist or client
Mengandung dua hal pokok yaitu: Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum (extern)
Yang menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah dipahami secara umum.
f) Elitist and participative
Lebih menonjolkan suatu kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti dalam
arsitektur modern.
g) Piecemal
Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar
seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–lain.
h) Architect, as representative and activist
Arsitek berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif berperan serta dalam
perancangan.
2. Stylitic (ragam) adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa, bentuk, dan sebagainya) yang
khusus. Pengertian gaya – gaya dalam arsitektur post modern adalah suatu pemahaman
bentuk, cara, rupa dan sebagainya yang khusus mengenai arsitektur post modern:
a) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur–unsur modern dengan:
Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan contextual.
b) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–ideology dan ciri–ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan perancangan yang bersifat
kompleks. Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama.
c) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–ruang yang tercipta akibat kejutan,
misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain–lain.
d) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional dan bentuk-bentuk
yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap artiinya.
e) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang saling berintegrasi secara kontinu untuk
menciptakan unity.
f) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi.
g) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic
appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak mengacaukan
fungsi.
h) Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan
kaya ornamen.
i) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri yang gamblang sehingga dapat
memperjelas arti dan fungsi.
j) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk tertentu yang diterapkan pada desain
bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan.
k) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap rancangan yang
menegaskan ciri-ciri bangunan.
l) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk lebih
menikmatinya.
m) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti dan yang
dikehendaki perancang.

3. Design Ideas adalah suatu gagasan perancangan. Pengertian ide-ide desain dalam Arsitektur
Post Modern yaitu suatu gagasan perancangan yang mendasari Arsitektur Post Modern.
a) Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan akan suatu fasilitas yang berkaitan
dengan suatu lingkungan urban.
b) Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang menjadi tuntutan dalam perancangan.
c) Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk menonjolkan diri.
d) All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.
e) Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan yang asimetris-dinamis.
f) Street Building.
g) Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau berbeda tetapi masih unity dalam
fungsi.
h) Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-bentuk yang berkesan
keasimetrisan yang seimbang.
Collage/Collision adalah Gabungan atau paduan elemen-elemen yang berlainan

Anda mungkin juga menyukai