Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Plambing

Plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dsengan pelaksanaan, pemeliharaan


dan perbaikan alat plambing dan pipa dengan peralatannya didalam gedung dan gedung
berdekatan, yang bersangkutan dengan sistem drainage saniter, drainase air hujan, van
dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang dibenarkan.

Secara garis besar plambing mengandung makna :


1. Menyediakan air bersih air panas ketempat-tempat yang dikehendaki dengan
tekanan yang cukup.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian
pentiing lainnya.

Dalam suatu proyek bangunan tinggi pekerjaan plambing yang dimaksud adalah
pelaksanaan pemasangan. Hal pokok untuk diperhatikan dalam pemasangan yaitu
kwalitas bahan dan instalasi terpasang. Untuk itu seorang pelaksana harus mengetahui
kwalitas bahan yang diminta sesuai spesifikasi dan melaksanakan pekerjaan instalasi
sesuai gambar kerja (shop drawing).

B. Lingkup Pekerjaan Plambing


Lingkup utama pekerjaan plambing adalah :
1. Pekerjaan penyediaan air bersih meliputi :
2. Pekerjaan instalasi pipa
3. Pekerjaan pemasangan tangki bawah (ground water tank)
4. Pekerjaan pemasangan pompa pengisi tangki atas (transfer pump)
5. Pekerjaan pemasangan filter air (sand filter)
6. Pekerjaan pemasangan pompa penguat (booster pump)
7. Pekerjaan pemasangan tangki atap (roof tank)
8. Penyediaan Air Panas meliputi :
9. Pekerjaan instalasi pipa
10. Pekerjaan pemasangan isolasi pipa
11. Pekerjaan pemasangan dan instalasi boiler
12. Pekerjaan pemasangan dan instalasi kalorifier atau heat exchanger.
13. Pekerjaan pemasangan sirkulasi
14. Pekerjaan pemasangan tangki ekspansi
15. Pekerjaan pemasangan tangki tekan (pressure tank)
16. Pekerjaan pemasangan dan instalasi tangki bahan bakar boiler

3. Pembuangan, Ven dan Air hujan, meliputi :


4. Pekerjaan instalasi pipa
5. Pekerjaan peralatan saniter

C. Persyaratan dan Standarisasi


Harus mengikuti persyaratan dan standarisasi yang berlaku antara lain :
1. Pedoman Plambing Indonesia.
2. Uniform Plambing Code.
3. International Association of Plambing and Mechanical Officials (IAPMO).
4. Japan Industrial Standard (JIS).
5. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
6. Standar Industri Indonesia (SII).
7. Spesifikasi teknis
8. Gambar kerja (shop drawing).
9. Buku Petunjuk Pabrik.

BAB II
PEKERJAAN PLAMBING
A. Prinsip Umum

1. Bahan yang dipakai meliputi peralatan dan pipa harus sesuai dengan persetujuan
material.
2. Jalur instalasi pemipaan dan pemasangan peralatan utama mengikuti shop drawing.
3. Memeriksa dan menyiapkan lahan kerja sedemikian, sehingga pada saat pekerjaan
dimulai atau berlangsungnya pekerjaan, kondisi lahan sudah siap. Dengan
demikian diharapkan tidak mengganggu jalannya proses pelaksanaan pekerjaan
karena ketidaksiapan lahan.
4. Menyiapkan tenaga kerja yang memenuhi kriteria sbb :
5. Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan plambing yang akan dikerjakan.
6. Mempunyai alat kerja yang memadai.
7. Mudah diberi pengarahan.
8. Dapat melakukan koordinasi dengan tenaga kerja lain.
9. Terampil.
10. Mempunyai sertifikat untuk tenaga kerja spesialis las (welder).
11. Mengajukan ijin kerja kepada Kepala Pelaksana atau Manager Lapangan (Site
Manager), selanjutnya ijn kerja diteruskan kepada pihak Direksi atau Pemberi
Tugas (Owner), untuk persetujuan. Pengajuan ijin kerja sebaiknya paling lambat 3
(tiga) hari sebelum melaksanakan pekerjaan guna mengantisipasi waktu yang
diperlukan untuk proses persetujuan. Karena pelaksanaan suatu pekerjaan akan
berkaitan dengan pekerjaan lain, untuk itu diperlukan koordinasi dengan pekerjaan
lain.

B. Penyediaan Air Bersih

1. S i s t e m
Sistem penyediaan air bersih pada bangunan tinggi yang banyak dipakai adalah
sistem tangki atap. Pada sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
(ground water tank), kemudian dipompakan ketangki atas yang biasanya dipasang
diatas atap. Dari tangki atap air didistribusikan keseluruh bangunan. Untuk
melayani beberapa lantai dibawah lantai atap yang mana tekanan gravitasi tidak
mencukupi, maka dipakai pompa penguat tekanan (Booster pump). Gambar 2.2.
memperlihatkan sistem penyediaan air dengan tangki atap.

Garis besar tahapan prosesnya adalah :


1) Supplai PDAM
Merupakan penyediaan air bersih dari PDAM melalui pipa menuju ke tangki
bawah (ground water tank).
Instalasi ini dilengkapi meter air (flow meter) dan pelampung (floating valve).
2) Tangki bawah (ground water tank) adalah tangki yang berfungsi sebagai bak
penampungan air dari PDAM. Tangki bawah (Ground water tank) atau
Deep Well. Letak tangki ini dilantai bawah atau Basement.
3) Pompa pengisi tangki atas (transfer pump)
Pompa ini berfungsi untuk menaikkan air dari tangki bawah ketangki atas
melalui instalasi. Kelengkapan aksesories pompa adalah :
a) Pada sisi isap pompa (section pump) : gate valve, strainer dan flexibke
joint.
b) Pada sisi tekan (discharge pump) : check valve, gate valve, pressure switch
dan flexible joint.
c) Tangki atap (Roof tank)
Adalah tempat penampungan air bersih yang telah dipompakan dari tangki
bawah. Untuk selanjutnya didistribusikan pada tiap-tiap lantai.

5) Pompa Penguat Tekanan (Booster Pump)


Pompa ini melayani beberapa lantai dibawah lantai atap (3 atau 4 lantai) dimana
pada lantai tersebut tekanan gravitasi tidak mencukupi untuk melayani alat-alat
plambing yang ada.
6) Cara kerja alarm otomatis pompa transfer
Jenis Kondisi Level Air di Tangki
Tangki Level air penuh Level air rendah
1. Alarm berbunyi 1. Alarm berbunyi
Tangki Atas 2. Pompa transfer berhenti 2. Pompa transfer
otomatik beroperasi otomatik

1. Alarm berbunyi 3. Alarm berbunyi


Tangki Bawah 3. Pelampung air pada 4. Pompa transfer berhenti
pipa suplai PDAM otomatik
bekerja

2. Persiapan Pelaksanaan

a. Persiapan Alat
Alat-alat yang dipakai agar disiapkan sesuai kebutuhan kerja. Peralatan disimpan
dan dirawat dengan baik, sehingga kondisinya selalu dalam keadaan tidak rusak
dan siap untuk digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.

Peralatan tersebut antara lain :


1) Mesin las listrik
Untuk menyambung pipa baja, biasanya untuk pipa >= diameter 2 inch. Dan
pengelasan pembuatan penggantung pipa.
2) Mesin gerinda listrik
Untuk menggerinda permukaan pipa yang akan dilas.
3) Mesin gerinda potong listrik
Untuik memotong besi siku atau kanal C untuk penumpu pipa dan untuk
memotong material bantu lainnya.
4) Blender Potong
Untuk memotong pipa-pipa baja yang berdiameter besar.
5) Bor Beton Listrik
Untuk mengebor guna pemasangan penggantung pipa, angkur dudukan pompa,
dan angkur dudukan tangki air.
6) Mesin Snei
Untuk membuat alir pada sambungan pipa <= diameter 2 inch
7) Kunci Pipa
Untuk mengencangkan sambungan pipa pada fitting (jenis sambungan ulir)
8) Kunci Inggris / Kunci Pas
Untuk mengencangkan baut-baut angkur pompa, tangki dan penggantung pipa
9) Peralatan Penyambungan Pipa Khusus
Untuk menyambung pipa-pipa khusus misalnya jenis pipa polypropelene.

10) Pompa untuk test tekan pipa


Untuk mengetest bagian instalasi pipa yang telah dipasang.
11) Tandem
Untuk menahan pipa saat dilakukan pembuatan ulir (senai)
12) Chain block
Untuk mengangkat dan menurunkan pipa-pipa yang berdiameter besar atau
peralatan yang berat.
13) Gergaji Besi
Untuk memotong pipa atau penumpu pipa dengan manual.
14) Alat Rata Air (Water pas)
Untuk mengukur kerataan permukaan pipa yang akan dilas.

b. Persiapan Bahan
Bahan utama pemasangan instalasi pipa air bersih berupa pipa dan fitting-fitting
harus memenuhi spesifikasi teknis, persyaratan dan standar yang berlaku.
Pada tabel dibawah ini menunjukkan spesifikasi pipa baja yang dilapis sesuai SII
0616-81.
Tabel 2.1.
Pipa Baja lapis sesuai SII 0616-81
UKURAN Berat Banyaknya
KELAS Tebal
Diameter Diameter Dinding Per Meter Ulir
Nominal Luar
Maks Min Ujung Berulir
Polos bersoket
Inch mm mm mm mm Kg/m Kg/m
3/8
10 17.1 16.7 1.8 0.674 0.667 14
1/2
15 21.4 21.0 2.0 0.952 0.961 14
3/4
RINGAN 20 26.9 26.4 2.35 1.410 1.420 14
1. 25 33.8 33.2 2.65 2.010 2.030 11
1.1/4 32 42.5 41.9 2.65 2.58 2.61 11
1.1/2 40 48.4 47.8 2.9 3.25 3.29 11
2 50 60.2 59.6 2.9 4.11 4.18 11
2.1/2 65 76.0 75.2 3.25 5.80 5.92 11
3 80 88.7 87.9 3.25 6.81 6.98 11
4 100 113.9 113.0 3.65 9.89 10.2 11
3/8
10 17.4 16.8 2.35 0.862 0.871 14
1/2
15 21.7 21.1 2.65 1.22 1.23 14
3/4
20 27.2 26.6 2.65 1.58 1.59 14
1 25 34.2 33.4 3.25 2.44 2.46 11
MEDIUM 1.1/4 32 42.9 42.1 3.25 3.14 3.17 11
1.1/2 40 48.8 48.0 3.25 3.61 3.65 11
2 50 60.8 59.8 3.65 5.10 5.17 11
2.1/2 65 76.6 75.4 3.65 6.51 6.63 11
3 80 89.5 88.1 4.05 8.47 8.64 11
4 100 114.9 113.33 4.5 12.1 12.4 11
5 125 140.6 138.7 4.85 16.2 16.7 11
6 150 166.1 164.1 4.85 19.2 19..8 11
3/8
10 17.4 16.8 2.9 1.02 1.11 14
1/2
15 21.7 21.1 3.25 1.45 1.46 14
3/4
20 27.2 26.6 3.25 1.90 1.91 14
1. 25 34.2 33.4 4.05 2.97 2.99 11
BERAT 1.1/4 32 42.9 42.1 4.05 3.84 3.87 11
1.1/2 40 48.8 48.0 4.05 4.43 4.47 11
2 50 60.8 59.8 4.5 6.17 6.24 11
2.1/2 65 76.6 75.4 4.5 7.90 8.02 11
3 80 89.5 88.1 4.85 10.1 10.3 11
4 100 114.9 113.33 5.4 14.4 14.7 11
5 125 140.6 138.7 5.4 17.8 18.3 11
6 150 166.1 164.1 5.4 21.2 21.6 11
3. Pelaksanaan Pekerjaan
4. Metode dan Tahapan Kerja
5. Pemasangan Pompa
6. Siapkan pondasi yang sesuai dengan dimensi pompa (panjang x lebar)
7. Baut angkur sebaiknya dipasang bersamaan dengan pengecoran
pondasi, sehingga dapat menyatu dengan beton. Hal ini untuk
mencegah adannya rembesan air ke dalam beton bila terdapat celah
antara baut angkur dengan beton.
8. Sistem pelaksanaan point b diatas memerlukan pengukuran jarak yang
teliti pada lubang angkur unit pompa.
9. Peredam getaran pompa (spring atau rubber mounting) disiapkan pada
posisinya.
10. Unit pompa diangkat dan ditempatkan pada pondasi yang telah
disediakan. Mengangkat pompa dapat dilaksanakan dengan bantuan
peralatan chain block.
11. Pelat dasar (base frame) pompa harus bertumpu pada permukaan yang
rata.
12. Kopling diperiksa dan dipastikan tidak ada perbedaan arah axial poros
pompa dengan poros motor perbedaanya masih dalam batas yang
diijinkan (max = 0.05 mm).
13. Perbedaan sudut poros pompa £ 0.1 mm.
14. Mur pengikat dikencangkan.

2) Instalasi Pipa
3) Bila terdapat perubahan jalur instalasi dari shop drawing yang
mengakibatkan banyaknya offset pipa dan instalasi menjadi panjang
karena kondisi lapangan yang harus koordinasi dengan pekerjaan lain,
agar pelaksana lapangan menginformasikan pada divisi. Hal ini
berkaitan dengan :
· Bertambah besar tahanan gesek didalam pipa yang berpengaruh
terhadap laju aliran air.
· Bertambahnya material baik pipa maupun fitting.
b) Sistem pemasangan instalasi pemipaan dan aksesories pompa (gate
valve, check valve, pressure gauge, flexible joint) dapat dilihat pada
gamnar 2.2.
c) Dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi pipa air bersih terdapat beberapa
alternatif pemilihan bahan pipa yang dipakai. Pemilihan ini
berdasarkan spesifikasi teknis dan persetujuan
d) Pipa baja yang dipakai harus dilakukan penyambungan-penyambungan
dengan sistem las dan ulir. Untuk itu agar diperhatikan syarat-syarat
dan urutan penyambungan.
· Sambungan Las :
· Permukaan pipa yang akan dilas digerinda dan dibuat tirus (pipe
bevel)
Ujung-ujung pipa bevel harus bersih dan tidak terdapat
kerusakan (cacat,takik,burik).

n Melakukan penyetelan dengan contoh penyetelan sesuai


gambar. Penyetelan dapat menggunakan dua buah siku besi atau
water pas.

n Bila kedua bagian pipa yang akan disambung berada dalam satu
garis lurus bidang horizontal dan vertikal berarti penyetelan
telah selesai, pasangan pipa diikat dengan las (tack weld) agar
penyetelan tidak berubah.

n Cara menyambung elbow 450 dengan menggunakan water pas


450 lebar jarak kedua bevel pipa 3/32” jangan terlalu lebar atau
sempit.

n Cara penyetelan flanges horizontal dan vertikal.

n Malakukan pengisian las.

n Penyetelan pipa dengan memakai sirip bantu sebaiknya


dihindarkan karena sewaktu melepas sirip setelah selesai
mengelas dapat menyebabkan sebagian bahan pipa akan ikut
lepas.
· Sambungan Ulir :
· Pipa dibuat ulir dengan memakai mesin senai
· Untuk mendapatkan hasil sambungan yang baik, pada ulir pipa
dililit dengan benang ramin dan diberi tepung cat meni atau
seal tape.
· Pipa dengan fitting yang akan disambung dikencangkan dengan
menggunakan kunci pipa.
· Setiap sambungan ulir diuji kebocorannya dengan beberapa
cara:
· Test tekan (hidrostatis).
· Test komiditi hidrostatis (ditest dengan diisi cairan saja
tanpa tekanan).
· Test pneumatis 1,1 x tekanan kerja max dan diuji dengan air
sabun pada setiap sambungan.

e) Memberi tanda (marking) titik-titik penggantung dan pemipaan (hanger


& support) pipa pada slab lantai standar.
f) Memasang penggantung dan penumpu dengan memasang baut angkur
(dyna bolt).
g) Ketentuan jarak tumpuan atau penggantung pipa dapat dilihat didalam
tabel B pada lampiran.
h) Ditempat-tempat tertentu diharuskan memasang penggantung dan
penumpu, tempat-tempat tersebut adalah :
· Disekitar katup (untuk katup dia 100 mm atau lebih, dipasang pada
kedua sisinya).
· Pada belokan pipa mendatar.
· Pada dasar pipa tegak.
· Pada lubang pipa
· Pada pipa yang disambung ke mesin atau peralatan, didekat mesin
atau peralatan tersebut. Pada pipa yang disambung kemesin atau
peralatan, didekat mesin atau peralatan tersebut.

Pada gambar-gambar dibawah ini adalah beberapa contoh pemasangan


· Beton dibor lebih dahulu kemudian dimasukkan baut angkur yang
berlubang ulir ditengahnya (Dyna bolt).

· Batang penggantung pipa dilas langsung pada baja tulangan beton


bagian sepanjang “ I “ lurus melintasi sekurang-kurangnya dua
batang tulangan. Pemasangan ini untuk beban pipa yang berat atau
bergetar.

· Pemasangan klem pipa pada baut penggantung yang dapat diatur


naik dan turun (setel).

· Penumpu pipa-pipa dengan batang penumpu bersama dari baja


profil kanal atau siku.
· Pengikatan pipa tegak harus menggunakan klem pipa dari plat strip
atau plat baja. Tekanan gesek antara klem pipa dengan pipanya
sendiri harus cukup besar untuk menahan berat pipa.

i) Melakukan instalasi pemipaan dengan kondisi penggantung atau


penumpu telah disiapkan.
ii) Melakukan test tekan bagian instalasi pipa yang telah dipasang dengan
tekanan sebesar 2 x tekanan kerja atau sesuai spesifikasi yang ada.

3) Pemasangan Tangki Air


4) Sekarang ini sering dipakai tangki air dari dari bahan plastik yang
diperkuat dengan serat gelas atau FRP (Fiberglass Reinforced
Plastic)
5) Lokasi tangki telah disiapkan sedemikian sehingga ruang / space untuk
tangki mencukupi.
6) Ukuran pondasi tangki sesuai dengan dimensi tangki
7) Penyambungan panel-panel FRP dan pemasangan rangka-rangka
penguat harus mengikuti petunjuk pabrik pembuat. Biasanya
dilakukan oleh teknisi dari pemasok (supplier) tangki.
8) Angkur baut penguat dudukan tangki dipasang pada rangka dasar.
9) Tangga periksa sisi luar dan dalam harus bisa dilalui orang untuk
melakukan perawatan tangki.
10) Gambar 2.15 memperlihatkan contoh tangki atap dari bahan FRP.
b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan air bersih

1) Pompa
2) Data pompa dan motor penggerak pada “name plate” harus sudah
sesuai dengan spesifikasi dan peralatan yang sudah disetujui.
Dilakukan pemeriksaan antara lain :
· Merk pompa dan motor penggerak
· Head pompa
· Daya motor (KW)
· Voltage motor (Volt)
· Frekwensi motor (Hertz)
· Arus motor (Ampere)
b) Ukuran pondasi sesuai dengan dimensi pompa.
c) Instalasi pompa isap (suction) dan pipa tekan (discharge diatur,
sehingga tepat posisinya pada pompa.
d) Angkur baut dipasang atau telah disiapkan pada saat pengecoran
pondasi.
e) Peredam getaran (spring atau rubber mounting) dipasang sesuai
petunjuk pabrik pembuat.

2) Tangki Air
3) Kapasitas tangki sesuai dengan perencanaan
4) Bahan, biasanya dipakai dari jenis FRP (Fiberglass Reinford Plastic).
Dilakukan pemeriksaan terhadap material yang datang, antara lain :
· Merk
· Ketebalan
· Posisi dan Diameter :
· Pipa masuk
· Pipa keluar (distribusi)
· Pipa penguras
· Pipa ven
· Lubang elektroda
· Tangga sisi luar dan dalam
· Lubang periksa (manhole)
c) Lokasi dan ukuran pipa masuk, keluar, ven, pembuangan dan lubang
elektroda.
d) Lokasi dan ukuran tangga.
e) Pondasi tangki.
f) P i p a
g) Bahan pipa yang datang, agar dilakukan pemeriksaan antara lain :
· Merk (sesuai dengan pipa yang telah disetujui).
· Ketebalan
· Diameter
· Kekuatan dan kemampuan menahan beban
· Jumlah
b) Pipa yang menembus dinding harus dilindungi dengan selubung pipa
(sleeve). Tujuan perlindungan pipa ini adalah :
· Agar pipa tidak mengalami kerusakan.
· Mengamankan terhadap bahaya kebakaran.
· Melindungi konstruksi gedung akibat pemasangan pipa.
c) Untuk pipa yang ditanam, kedalamanya agar memenuhi persyaratan
sesuai spesifikasi atau mengikuti :
· 40 cm atau lebih untuk daerah dimana tidak ada lalu lintas
kendaraan.
· 60 cm atau lebih untuk daerah dibawah jalan dengan lalu lintas
kendaraan ringan.
· 90 cm atau lebih untuk daerah dibawah jalan dengan lalu lintas
kendaraan umum atau kendaraan berat.
· 20 cm atau lebih dibawah pondasi yang diaspal.
d) Pipa selubung yang digunakan pada point b adalah pipa baja dengan
tebal 1.2 s/d 3.0 mm. Pelaksanaanya dikoordinasikan dengan pekerjaan
struktur.
Gambar 2.16. menunjukkan cara dan syarat perkuatan.
e) Beberapa jenis pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih dapat dilihat
pada tabel A (lampiran).
f) Persyaratan umum bahan pipa air bersih :
· bentuk dan kwalitas permukaan dalam pipa harus halus untuk
kelancaran aliran air.
· Memiliki cukup kekuatan makanik, tahan karat, tahan panas, dan
tidak mengeluarkan zat yang dapat mencemari air.
· Tahan terhadap tekanan kerja minimum dalam pipa sebesar 7,5
kg/cm2
· Tahan terhadap tekanan uji minimum dalam pipa sebesar 17,5
kg/cm2 .
g) Penyambungan pipa baja dengan sambungan las dan ulir harus
memenuhi persyaratan yang berlaku.
h) Pemasangan instalasi pipa diatas langit-langit agar memperhatikan
koordinasi dengan pekerjaan lain (finising, elektrikal dan tata udara
serta penanggulangan kebakaran).
i) Dilaksanakan test tekan parsial pada instalasi yang telah selesai
dikerjakan.
j) Bila instalasi telah dipasang dan disambung sampai dengan peralatan
plumbing lainnya harus dilaksanakan pengujian keseluruhan sistem
penyediaan air bersih (testing & commissioning).
k) Penggantung pipa harus dapat diatur (adjustable) naik dan turun
dengan mur baut.

c. Hubungan dengan Pekerjaan lain


Pada pelaksanaan pekerjaan penyediaan air bersih sangat berhubungan dengan
pekerjaan lain yaitu :
1) Pekerjaan struktur, misalnya :
2) Letak dan dimensi tangki air bawah tanah (ground water tank).
3) Pemasangan peralatan (tangki atap, pompa dll) sangat berhubungan
dengan posisi balok struktur, pondasi dan kekuatan struktur.
4) Pekerjaan arsitek, misalnya :
5) Pipa air bersih yang ditanam didalam tembok harus mempunyai
kedalaman yang cukup, sehingga pipa tidak menonjol keluar atau
mengakibatkan plester dinding rusak.
6) Posisi kran air untuk melayani sanitary fixture mengikuti desain estetika
tata ruang didalam toilet (misalnya : posisi kran ditengah naat
marmer atau keramik).
7) Pekerjaan Tata Udara, misalnya :
8) Koordinasi jalur instalasi pipa air bersih, dengan instalasi duct VAC
diatas langit-langit.
9) Pekerjaan hydran dan sprinkler, misalnya :
10) Jika pompa penyediaan air bersih berada pada ruangan yang sama
dengan pompa hidran dan sprinkler, penempatanya harus diatur,
sehingga mempunyai ruang (space) yang cukup untuk header dan
perawatan pompa.
11) Pekerjaan elektrikal, misalnya :
12) Penarikan dan terminasi kabel daya untuk pompa penyediaan air bersih.
13) Kebutuhan pengaman listrik yang dipasang (MCCB) untuk melayani
pompa.
Untuk itu, sangat diperlukan koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan diatas
dalam pelaksanaan dilapangan, sehingga produk pekerjaan instalasi yang
dihasilkan tidak mengganggu atau sampai merugikan bidang pekerjaan lainnya.

4. K a s u s

Beberapa contoh kasus yang terjadi pada pelaksanaan pekerjaan sistem


penyediaan air bersih dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Contoh Kasus pada sistem Penyediaan Air Bersih
No Kasus / Permasalahan Akibat yang terjadi Cara Pencegahan
Dan
Penanggulangan
Pompa
1. · Ketidak telitian dalam Tekanan (head) Penggantian pompa.
menentukan tekanan pompa tidak
pompa. Hanya mencukupi.
memperhitungkan
perbedaan tinggi muka
air dari tangki bawah ke
ujung pipa masuk tangki
atas, tetapi kurang
memperhitungkan
kerugian tekanan. Kerugian gesek · Antisipasi
· Instalasi pipa terlalu banyak didalam pipa alternatif
belokan. bertambah, dapat jalur instalasi
mengurangi tekanan yang pendek
(head) pompa. dan tidak
banyak
belokan.
· Perubahan
instalasi atau
penggantian
pompa.

Cara Pencegahan
No Kasus / Permasalahan Akibat yang terjadi Dan
Penanggulangan

Tangki Air Tekanan air pada · Menaikkan


2 Kesalahan dalam menentukan katup gelontor alat posisi tangki
lokasi tangki atas. Elevasi tangki plumbing tidak · Memasang
kurang tinggi terhadap posisi mencukupi. pompa
alat plumbing ditambah adannya penguat
kerugian gesek didalam pipa. tekanan
(booster
pump).
· 3 Kawat saringan anti serangga Serangga masuk Memasang kawat
pada lubang ven pada tangki kedalam tangki air saringan.
atas tidak dipasang. atas.
4 Penyambungan fitting yang Kebocoran pada Fitting diganti dan
tidak baik ataupun pemilihan instalasi pemipaan. disambung ulang.
mutu bahan yang kurang
selektif.
5 Pemasangan titik sparing yang Pipa tidak tepat pada Pemahaman shop
tidak tepat. alat plumbing atau drawing lebih
titik yang dimaksud. seksama.Pembobok
an slab struktur atau
dinding bata.
6 Instalasi pipa yang ditanam Karena terlalu sering Pemasangan
didaerah yang dilalui kendaraan mendapat tekanan instalasi pipa yang
kedalamannya kurang (tidak mekanis, pipa akan ditanam harus
mengikuti pedoman yang ada). mengalami kerusakan. mengikuti
persyaratan yang
ada.

7 Pada suatu saat dimana hujan


turun sangat lebat, sehingga air
kotor meluap rembesan air
kotor tersebut dapat masuk
kedalam tangki air bawah
melalui 2 jalan :
a. Celah antara pipa air bersih Air kotor dari tangki · Memperbaiki
yang keluar dari tangki septik atau STP selubung
dengan dinding tangki. masuk kedalam tangki (sparing)
Karena pengisian celah air bawah. pipa dan
tersebut kurang baik/ mengisi
padat. Air kotor dari tangki padat celah
b. Penutup lubang pembersihan STP atau rembesan air yang ada
(manhole cover) bukan hujan dan air tanah dengan
bahan dari kedap air. masuk ke tangki air bahan
bawah. penyekat
kedap air.
· Manhole cover
dibuat dari
bahan kedap air.

C. Penyediaan Air Panas

1. S i s t e m
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas
dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara baik
langsung dari alat pemanas ataupun melalui sistem pemipaan.

Garis besarnya ada dua macam instalasi yaitu :


1) Instalasi Lokal : pemanas air dipasang ditempat atau berdekatan dengan
alat plumbing (plumbing fixture) yang membutuhkan air panas. Cara ini
dipakai untuk tempat-tempat yang membutuhkan air panas terbatas
(kapasitas kecil). Misalnya : rumah tinggal, rumah susun.
2) Instalasi Sentral : air panas dibangkitkan disuatu tempat dalam gedung, lalu
dengan pipa distribusi dialirkan keseluruh lokasi alat plumbing yang
membutuhkan air panas. Biasanya digunakan pada tempat-tempat yang
membutuhkan air panas banyak (kapasitas besar, misalnya : Hotel, Rumah
Sakit.
Berikut ini akan membahas sistem penyediaan air panas dengan instalasi
sentral. Gambar 2.17. menunjukkan sistem penyediaan air panas dengan
tangki air panas dibawah tanah.
Fungsi Peralatan dan Instalasi dari Sistem penyediaan Air panas pada
gambar 2.17. adalah :
a) Pipa penyediaan (supply) dan pipa balik return : berfungsi agar air
panas dapat sirkulasi. Jadi saat kran air panas tidak digunakan, air
tetap mengalir (disirkulasi) dari tangki penyimpan kedalam pipa
penyediaan, kemudian melalui pipa balik kembali ke tangki
penyimpanan.
b) Pompa Sirkulasi : dipasang pada pipa return sehingga laju aliran air
panas dalam pipa return relatif konstan walaupun lain aliran air
panas dalam pipa supply akan berubah sesuai dengan berubahnya
kran-kran air panas yang dibuka. Laju aliran sirkulasi diperlukan
untuk mengatasi kerugian panas didalam pipa.
c) Tangki penyimpanan air panas : berfungsi untuk menyimpan air panas
bila dibutuhkan selama kebutuhan puncak. Dengan adanya tangki ini
tidak perlu menyediakan pemanas dengan kapasitas terlalu besar.
Tangki penyimpanan air panas dilangkapi dengan elemen pemanas,
pengatur temperatur, termometer, katup pengaman, lubang
pemeriksaan, dan pengukur tekanan. Bila dipakai sistem pamanas
dengan uap panas dipasang pemecah vakum dan ven udara. Contoh
tangki penyimpanan jenis horizontal seperti pada gambar 2.18.
2. Instalasi Boiler
Ketel (boiler) adalah untuk memanaskan air sampai pada kondisi temperatur
tertentu. Dalam penggunaanya terdapat 2 jenis boiler yaitu ketel air panas (hot
water boiler) dan ketel uap (steam boiler).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan boiler antara lain :
a. Sistem pembakaran (combustion)
b. Mudah mengoperasikan alat pembakar (burner) pada saat penyalaan awal
(start up) dan kondisi operasi pada beban ringan maupun beban penuh.
c. Permukaan pemanas langsung (direct heating surface) mempunyai proporsi
yang tinggi.
d. Ruang pembakaran (combustion chamber) yang luas dan menghasilkan
penyalaan yang baik.
e. Gas emisi CO dan NO x yang rendah pada saat beban ringan maupun beban
penuh.
f. Pintu depan (front door)
g. Mudah membersihkan bagian-bagian boiler melalui pintu depan.
h. Mempunyai space yang cukup untuk masuk kedalam ruang pembakaran
dan permukaan pemanas kedua (secondary heating surface) guna
keperluan perawatan.
i. Dilapisi dengan isolasi panas dan kebisingan suara.
j. Kontrol panel yang dilengkapi peralatan antara lain sbb :
k. Pengontrol temperatur boiler.
l. Pembatas temperature boiler
m. Saklar on / off.
n. Saklar pilih (selector switch) untuk burner dan pemanas air.
o. Jam operasi (operating hours)
p. Pengontrol temperatur gas buang.
q. Lampu indikasi kegagalan operasi burner dan temperatur air boiler terlalu
tinggi.
r. Rugi-rugi (losses) yang rendah pada pemakaian bahan bakar.
s. Dimensi boiler yang proporsional tidak memerlukan ruang (space) yang luas,
Penampang boiler ditunjukkan pada gambar 2.18.

Pada gambar 2.20. menunjukkan diagram segaris (single diagram) sistem


pemasangan boiler dan instalasi air panas pada gedung bertingkat.
Prinsip kerjanya adalah :
a. Sistem distribusi air panas pada gambar dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
b. Zone tinggi (high zone) untuk melayani lantai 3 s/d lantai 8.
c. Zone rendah (low zone) untuk melayani basemen 2 s/d lantai 2.
d. Boiler (HWB 1 dan HWB 2) menghasilkan air panas dengan temperatur sesuai
kebutuhan.
e. Air panas yang dihasilkan boiler disirkulasi dengan pompa LP 1 dan LP 2
kekalorifier (MC 1 dan MC 2). Pengoperasian air panas pada boiler dan
kalorifier adalah sistem tertutup.
f. Bila air panas sirkulasi boiler berkurang, dengan sendirinya akan ditambah air
(make up water) melalui tangki ekspansi (ET).
g. Pasokan air dingin yang akan diproses menjadi air panas pada kalorifier
diperoleh dari reservoar tangki atas, dipompa oleh pompa sirkulasi zona
tinggi (PU-HZ) dan zonarendah (PU-LZ).
h. Air dingin yang masuk pada kalorifier dirubah menjadi air panas melalui proses
perpindahan panas didalam kalorifier.
i. Air panas dari kalorifier (dhw/s) didistribusikan ketiap-tiap lantai untuk dipakai
pada perlengkapan saniter, dapur dll. MC1 adalah kalorifier untuk high
zone dan MC2 untuk low zone.
j. Air panas kembali (dhw/r) digabung dengan pipa pemasok air bersih (dcw/s)
untuk kalorifier.

3. Persiapan Pelaksanaan :
4. Persiapan Alat
Alat-alat yang dipakai disiapkan sesuai kebutuhan kerja. Peralatan disimpan
dan dirawat dengan baik, sehingga kondisinya selalu dalam keadaan tidak rusak
dan siap untuk digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Peralatan tersebut antara lain :
a. Gergaji
Untuk memotong pipa atau penumpu pipa dengan manual.
b. Pompa untuk test
Untuk mengetes bagian instalasi pipa yang telah dipasang
c. Bor beton listrik
Untuk mengebor guna pemasangan penggantung pipa, angkur peralatan
utama air panas, dll.
d. Pisau potong (cutter)
Untuk memotong bahan isolasi pipa yang terbuat dari thermaflex atau
armaflex.
e. Mesin gerinda potong
Untuk memotong pipa, besi siku, dll.
f. Peralatan penyambung pipa khusus
Untuk menyambung pipa-pipa khusus misalnya jenis pipa polypropelene.
g. Mesin Las Listrik
Untuk mengelas pipa baja, penggantung dan penumpu besi siku, kanal C
dll.
h. Mesin Gerinda Listrik
Untuk menggerinda permukaan pipa yang akan dilas.
i. Swaging Tool
Alat untuk membesarkan ujung pipa tembaga agar dua pipa yang
diameternya sama dapat disambung dengan las. Alat ini digunakan bila
penyambungan tidak memakai fitting (sock atau elbow).
j. Mesin las tembaga dengan gas nitrogen
Untuk mengelas pipa tambaga.

b. Persiapan Bahan
Bahan utama yang perlu disiapkan dalam pemasangan instalasi air panas harus
memenuhi spesifikasi teknis, persyaratan dan standard yang berlaku.
Bahan utama tersebut berupa :
1) Pipa : terdapat beberapa jenis pipa yang dapat dipakai antara lain
pipa baja digalvis, pipa polypropelene, pipa tembaga
(cooper pipe)
2) Isolasi pipa : jenis thermaflex atau armaflex.
Jenis pipa air panas yang sering dipakai adalah pipa dari bahan tembaga
(cooper) karena harganya lebih ekonomis dan bahan pipa tidak korosif bila
dialiri air panas pada temperatur yang lazim digunakan untuk kebutuhan
sanitary fixture (± 500 C).
Tabel 2.3.
Standar pipa tembaga (Seamless Cooper) sesuai ASTM B88.

Ukuran Aktual Ketebalan Tekanan Kerja


Nominal Diameter
Standard Luar Tipe K Type L Type M Type K Type L Type M
IN IN IN IN IN psi psi psi
1/4
0.375 0.035 0.030 - 1040 880 -
3/8
0.500 0.049 0.035 0.025 1140 780 550
1/2
0.625 0.049 0.040 0.028 900 730 490
3/8
0.750 0.049 0.042 - 740 640 -
3/4
0.875 0.065 0.045 0.032 860 570 400
1 1.125 0.065 0.050 0.035 660 490 330
1 1/4 1.375 0.065 0.055 0.042 530 44 330
1 1/2 1.625 0.0072 0.060 0.049 500 410 330
2 2.125 0.083 0.070 0.058 420 370 290
2 1/2 2.625 0.095 0.080 0.065 400 340 270
3 3.125 0.109 0.090 0.072 390 320 250
3 1/2 3.265 0.120 0.100 0.083 370 310 250
4 4.125 0.134 0.110 0.095 360 290 250
5 5.125 0.160 0.125 0.109 350 260 230
6 6.125 0.192 0.140 0.122 350 250 210
8 8.125 0.271 0.200 0.170 380 270 220

3. Pelaksanaan Pekerjaan
4. Metode dan Tahapan Kerja
5. Seperti halnya pada instalasi air bersih, pada instalasi pipa air panas juga
terdapat beberapa alternatif pemilihan bahan pipa yang digunakan.
Berikut ini skan dibahas penggunaan pipa tembaga.
6. Pengelasan pada penyambungan pipa tembaga agar memperhatikan sebagai
berikut :
· Mempersiapkan pipa :
· Pipa-pipa yang akan dipotong agar dibersihkan ujung-ujung pipa
bagian dalam diluarnya dengan kikir atau pisau.
· Menyiapkan fitting seperti sock, elbow.
· Membersihkan pipa dilaksanakan waktu pekerjaan mengelas akan
dimulai.
· Jangan memegang bagian pipa yang telah dibersihkan karena tangan

Anda mungkin juga menyukai