Anda di halaman 1dari 16

Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah

menunjukkan berbagai keberhasilan


yang sangat berarti, baik ditinjau
dari jumlah koperasi, jumlah
anggota koperasi, maupun nilai
usaha koperasi. Koperasi juga telah
terlihat berperan aktif dalam
kegiatan ekonomi rakyat dan
sekaligus mulai dapat meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Keadaan tersebut tercermin, antara lain dari
peningkatan jumlah dan ragam koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah modal
usaha, serta jumlah nilai usaha koperasi. Kemajuan pembangunan koperasi ini cukup
menggembirakan karena telah menunjukkan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat dan
badan usaha semakin berperan aktif dan terlibat lebih luas dalam berbagai kegiatan ekonomi serta
sekaligus telah meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang pada umumnya masih terbatas
kemampuan ekonominya. Keadaan ini, antara lain merupakan hasil dari berbagai kebijaksanaan
perkoperasian, kebijaksanaan makro dan sekaligus peran tersebut ditempuh melalui program
pembinaan kelembagaan koperasi dan pelatihan magang, penyuluhan dan penerangan, pembinaan dan
konsultasi, serta ditunjang pula dengan berbagai kegiatan penelitian perkoperasian serta kebijaksanaan

makro, baik di bidang fiskal-moneter maupun sektor riil, berupa perkreditan, substitusi, atau proteksi.

Sesuai dengan tahapan pembangunan nasional dalam Pembangunan Jangka


Panjang Pertama, peranan pemerintah dalam pembangunan koperasi pada masa itu
masih besar, terutama ada kegiatan yang bersifat perintis dan kegiatan perekonomian lainnya yang
belum sepenuhnya mampu dilaksanakan sendiri oleh gerakan koperasi. Kebijaksanaan pembinaan
usaha koperasi sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama, yang diprioritaskan untuk
mendukung keberhasilan program pengadaan pangan nasional melalui Koperasi Unit Desa,
didukung dengan pemberian kredit pengadaan pangan beserta penyediaan jaminan kreditnya yang

1
kemudian telah memberikan sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras sejak tahun
1984.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang ditandai oleh kemajuan yang
pesat di berbagai sektor di luar sektor pertanian, bidang usaha koperasi juga turut
berkembang. Dewasa ini, lingkup bidang usaha koperasi mencakup baik usaha pertanian
maupun usaha non-pertanian, seperti industri pangan, penyaluran pupuk, pemasaran kopra,
pemasaran cengkeh, pemasaran susu, pemasaran hasil perikanan, petemakan, pertambangan
rakyat, kerajinan rakyat, penyaluran BBM, penyaluran semen, usaha pakaian jadi, usaha
industri logam dan tambang rakyat, pemasaran jasa telekomunikasi, pemasaran jasa
kelistrikan pedesaan, penyaluran kredit candak kulak (KCK), penyaluran kredit tebu rakyat
intensifikasi (TRI) dan lain sebagainya. Sumbangan koperasi secara nasional dalam pengadaan
maupun penyaluran beberapa komoditas penting cukup besar.

Kemudian, gerakan koperasi Indonesia telah memiliki organisasi


tunggal, yaitu Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang berfungsi sebagai
wadah perjuangan dan pembawaan aspirasi bagi kepentingan gerakan
koperasi. Selain itu, selama PJP I juga telah terbentuk prasarana penunjang
bagi PJP II. Prasarana penunjang tersebut di antaranya adalah Institut
Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dan Akademi Koperasi (Akop) sebagai
lembaga pendidikan pencetak sarjana dan kader pembangunan koperasi yang
ahli di bidang manajemen koperasi. Pada saat itu, telah berdiri pula
Koperasi Jasa Audit (KJA) yang tersebar di dua puluh provinsi dan berfungsi
sebagai pusat pelayanan jasa audit, jasa bimbingan dan manajemen, serta jasa pelatihan. Di bidang asuransi, gerakan
Koperasi juga telah memiliki Koperasi Asuransi Indonesia (KAI). Di bidang keuangan, telah dibentuk Perusahaan Umum
Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK) yang merupakan penyempurnaan dari Lembaga Jaminan Kredit Koperasi
(LJKK) dan berfungsi memberikan jaminan atas kredit kepada koperasi yang diberikan oleh bank. Selain itu, telah pula
dibentuk Bank Umum Koperasi Indonesia (Bank Bukopin) dan lembaga keuangan lainnya, seperti Koperasi Pembiayaan
Indonesia (KPI), Koperasi Bank Perkreditan Rakyat (KBPR), dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua
adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang memberikan landasan
hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi yang selaras dengan pembangunan di sektor-sektor
lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri. Pada prinsipnya, undang-
undang perkoperasian yarig baru memberikan keleluasaan yang lebih besar kepada gerakan
koperasi untuk menentukan arah pengembangan usaha agar makin sesuai dengan kcbutuhan dan
kepentingan para anggota. Di samping itu, pemerintah tetap memberikan bimbingan, kemudahan,
dan perlindungan dalam rangka memandi-rikan koperasi.

2
2. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG DALAM

PEMBANGUNAN KOPERASI
2.1 TANTANGAN DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI

Terbukanya perekonomian
nasional terhadap perkembangan
perekonomian dunia diperkirakan
akan menghadirkan perubahan-
perubahan besar dalam tatanan
kehidupan ekonomi nasional.
Persaingan usaha akan makin
ketat, peranan ilmu pengetahuan
dan teknologi meningkat, tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mengantisipasi dan merencanakan masa depan meningkat pula. Kedudukan dan keberadaan
koperasi makin terintegrasi dan berperan menentukan ke dalam perekonomian nasional. Oleh
karena itu, tantangan dalam pembangunan koperasi adalah mengembangkan koperasi menjadi
badan usaha yang sehat, kuat, maju, mandiri, dan memiliki daya saing sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang berujung pada meningkatnya perekonomian
nasional. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi, baik sebagai soko guru perekonomian
nasional maupun sebagai bagian integral dari tatanan perekonomian nasional, peran koperasi
sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat.

Dalam hal ini, koperasi sebenarnya


memiliki ruang gerak dan kesempatan
usaha yang luas,terutama dalam hal yang
menyangkut kepentingan kehidupan
ekonomi rakyat. Namun dalam
kenyataannya, koperasi masih
menghadapi beberapa hambatan
3
struktural dan sistem untuk dapat berfungsi dan berperan sebagaimana yang
diharapkan, antara lain dalam memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Dengan demikian, yang menjadi
tantangan adalah mewujudkan koperasi, baik sebagai badan usaha maupun
sebagai gerakan ekonomi rakyat agar mampu berperan secara nyata dalam
kegiatan ekonomi rakyat. Inti kekuatan koperasi terletak pada anggota yang
berpartisipasi aktif dalam organisasi koperasi dan kesadaran masyarakat untuk
bergabung dalam wadah koperasi. Sebenarnya, kepercayaan masyarakat terhadap
koperasi sudah semakin meningkat, tetapi belum cukup memadai, antara lain
disebabkan oleh adanya berbagai hambatan untuk meningkatkan manfaat
koperasi bagi anggotanya. Hal ini telah menyebabkan lambatnya koperasi mengakar

dalam masyarakat. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi masih harus meningkatkan

kemampuannya dalam menggerakkan dan menampung peran serta masyarakat secara luas.

Oleh karena itu, mewujudkan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berakar dalam

masyarakat juga merupakan tantangan dalam pembangunan koperasi di Indonesia

2.2 Kendala dalam Pembangunan Koperasi

Pengalaman pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang


Pertama telah memberikan petunjuk bahwa untuk menjawab berbagai tantangan dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua, masih terdapat beberapa kendala yang membutuhkan
perhatian dalam rangka menggariskan kebijaksanaan dan menyusun program untuk mencapai
sasaran yang dikehendaki. Adapun 6 kendala-kendala yang dimaksud, diantaranya adalah
sebagai berikut:

Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang pada
umumnya belum memadai. Kendala ini menjadi faktor yang mempengaruhi
kemampuan koperasi dalam menjalankan fungsi dan peranannya yang berakibat
pada kurang efektif dan efisiennya organisasi dan manajemen koperasi. Hal ini

4
tercermin pada pengelolaan koperasi dan tingkat partisipasi anggota yang belum
optimal.
Lemahnya struktur permodalan koperasi dan terbatasnya akses
koperasi ke sumber permodalan dari luar.
Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi
koperasi, yang berpengaruh pada rendahnya kemampuan koperasi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahanya sehingga menyebabkan
pula terbatasnya daya saing koperasi.
Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama bagi terwujudnya
jaringan usaha antara koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya.
Kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah
tertentu, terutama kelembagaan keuangan baik bank maupun bukan bank,
produksi dan pemasaran, khususnya di daerah tertinggal.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi,
serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi,
yang tercermin pada masih rendahnya peran serta dan dukungan
masyarakat dalam pembangunan koperasi.

2.3 Peluang dalam Pembangunan Koperasi


Selaras dengan perkembangan pembangunan yang dinamis dan pertumbuhan
ekonomi, dalam rencana pembangunan lima tahun terbuka berbagai peluang usaha
yang dapat dimanfaatkan dalam penembangan koperasi. Pembangunan nasional
dalam pembangunan jangka panjang khusunya rencana pembangunan lima tahun
yang mendahulukan aspek pemerataan akan membuka peluang lebih besar bagi
pembangunan koperasi.

UU no 25 tahun 1992 tentang perkoprasian sebagai landasan hukum baru,


juga memberikan peluang yang diharapkan akan mampu mendorong koperasi agar
dapat tumbuh dan berkembang agar menjadi lebih kuat dan mandiri. Koperasi
primer yang berskala kecil agar tehimpun dalam koperasi sekunder secaralebih
mantap sehingga lebih terkonsolidasi menjadi kekuatan ekonomi yang besar dan
tangguh serta mampu memanfaatkan peluang keterbukaan perekonomian
Indonesia terhadap perekonomian dunia. Selain itu terdapat juga peluang lainnya
dalam pembangunan koperasi dalam rencana pembangunan lima tahun, diantaranya
adalah kemapuan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan

5
masyarakat untuk lebih membangun koperasi dalam rangka mewujudkan demokrasi
ekonomi yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai hasil pembangunaan yang


berkelanjutan akan menciptakan peluang bagi berkembangnya usaha koperasi
dimasa depan. Sementara itu, makin terbukanya perekonomian dunia turut pula
menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi, diantaranya adalah makin
terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi kolerasi Indonesia, serta makin
terbukanya kesempatan kerja sama internasional antar gerakan kolerasi di
berbagai bidang.

Perubahan struktur perekonomian nasional menciptakan peluang untuk lebih


berkembangnya koperasi pedesaan/ Koperasi Unit Desa yang berusaha dibidang
agrobisnis, agroindustridan industri pedesaan lainnya. Sementara itu UU No.12
tentang sistem budi daya tanaman akan mendorong diverivikasi usaha koperasi
sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat.

Dalam pembangunan jangka panjang tuntutan terhadap perlindungan dan


jaminan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi tenaga kerja, yang telah mulai
dirasakan saat ini, diperkirakan akan semakin meningkat. Disamping itu, akan
diperkirakan pula terjadi pertumbuhan yang pesat di sektor industri yang akan
meningkatkan jumlah dan jenis perusahaan. Keadaan ini menciptakan peluang bagi
tumbuhnya koperasi karyawan baru. Berbagai tantangan, kendala, dan peluang
tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pembangunan koperasi dalam
pembangunan jangka panjqng. Untuk menjawab berbagai tantangan, dan mengatasi
kendala tersebut serta memanfaatkan peluang yang tersedia disusun berbagai
kebijaksanaan dan program dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan
koperasi dalam pembangunan jangka panjang, khususnya rencana
pembangunan lima tahun.

3. Arahan, Sasaran dan


kebijaksanaan
Pembangunan
Koperasi

3.1 Arahan Pembangunan Koperasi

6
Arahan GBHN 1993
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat
diarahkan agar koperasi makin memiliki kemampuan menjadi
badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat
yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Koperasi sebagai
badan usaha yang makin mandiri dan andal harus mampu
memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan
koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang
didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta menjadi sokoguru perekonomian nasional yang tangguh. Koperasi di perdesaan perlu
dikembangkan mutu dan kemampuannya, dan perlu makin ditingkatkan peranannya dalam kehidupan ekonomi di
perdesaan.

Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya


peningkatan semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional. Peran
aktif masyarakat dalam menumbuhkembangkan koperasi terus ditingkatkan dengan
meningkatkan kesadaran, kegairahan, dan kemampuan berkoperasi di seluruh lapisan
masyarakat melalui upaya penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan. Fungsi dan peranan
koperasi juga menjadi tanggung jawab lembaga gerakan koperasi sebagai wadah
perjuangan kepentingan dan pembawa aspirasi gerakan koperasi, bekerja sama dengan Pemerintah sebagai pembina dan
pelindung.

Pengembangan koperasi didukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang seluas-luasnya di segala
sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan
kemudahan memperoleh permodalan. Untuk mengembangkan dan melindungi usaha rakyat yang diselenggarakan dalam
wadah koperasi demi kepentingan rakyat, dapat ditetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi.
Kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi agar tidak dimasuki oleh badan usaha lainnya dengan
memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasional dalam rangka pemerataan kesempatan usaha dan kesempatan kerja.

Kerja sama antarkoperasi dan antara koperasi dengan usaha negara dan usaha swasta sebagai mitra usaha
dikembangkan secara lebih nyata untuk mewujudkan kehidupan perekonomian berdasar-kan demokrasi ekonomi yang dijiwai
semangat dan asas kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha, dan kesetiakawanan, serta saling mendukung dan saling
menguntungkan. Potensi koperasi untuk tumbuh menjadi usaha skala besar terus ditingkatkan, antara lain melalui perluasan jaringan
usaha koperasi, pemilikan saham, keterkaitan dengan usaha hulu dan usaha hilir, baik dalam usaha negara maupun usaha swasta.

3.2 Sasaran Pembangunan Koperasi


Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan usaha
dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan mandiri serta

7
sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang
kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan
perekonomian nasional, sehingga mampu
berperan utama dalam meningkatkan
kondisi ekonomi dan kesejahteraan
rakyat. Sasaran pembangunan di
bidang ekonomi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam
di antaranya adalah tertata serta
mantapnya kelembagaan dan sistem koperasi agar
koperasi makin efisien serta berperan utama dalam perekonomian rakyat dan berakar
dalam masyarakat. Sesuai dengan sasaran tersebut di atas, maka pemerintah kemudian
menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan
Lima Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak
pada makin meningkatnya kemampuan organisasi dan ma-najemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi
tepat guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara
horizontal dan vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.

Dengan demikian, diharapkan daya saing koperasi dan kesejahteraan

anggota koperasi makin meningkat. Selain sasaran operasional yang bersifat

umum tersebut, ditetapkan juga sasaran pengembangan koperasi di pedesaan

dan perkotaan. Sasaran pengembangan koperasi di pedesaan, diantaranya

adalah sebagai berikut.

a. Makin berkembangnya koperasi di pedesaan atau Koperasi Unit Desa yang

mampu memberikan kesempatan dan menumbuhkan prakarsa masyarakat pedesaan

8
untuk meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sekaligus

mampu memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi peningkatan

kesejahteraan mereka.

b. Makin menyebarnya Koperasi Unit Desa yang mandiri di seluruh pelosok

tanah air.

c. Makin meningkatnya kualitas Koperasi Unit Desa mandiri yang ada.

d. Makin meningkatnya kemampuan usaha dan peran koperasi di pedesaan atau

Koperasi Unit Desa untuk mendorong berkembangnya agribisnis,

agroindustri, industri pedesaan, jasa keuangan, dan jasa lainnya termasuk

penyediaan kebuluhan pokok.

e. Makin

berkembangnya

koperasi sekunder

yang menangani

komoditas tertentu,

terutama yang

mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan

potensi masyarakat setempat.

f. Makin meningkatnya kualitas pelayanan usaha koperasi di pedesaan atau

Koperasi Unit Desa kepada para anggotanya dan masyarakat di daerah

tertinggal, terisolasi, terpencil di perbatasan dan permukiman transmigrasi.

g. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha

dengan badan usaha lainnya.

Secara kuantitatif, berdasarkan pemaparan di atas, sasaran pembangunan


koperasi di pedesaan adalah terwujudnya 2.700 Koperasi Unit Desa mandiri baru

9
dalam rangka terwujudnya minimal satu buah Koperasi Unit Desa mandiri pada setiap
kecamatan; makin mantapnya 5.000 Koperasi Unit Desa mandiri yang berfungsi
sebagai pusat perekonomian di pedesaan sehingga mampu menggerakkan,
mengelola, dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal
dalam rangka meningkatkan pendapatan, kesempatan usaha, dan lapangan kerja di
pedesaan; serta terwujudnya minimal satu buah Koperasi Unit Desa mandiri inti yang
mampu mengelola komoditas andalan di setiap kabupaten dan berperan sebagai pusat
pengembangan koperasi lain di sekitarnya.
Selanjutnya, yang menjadi sasaran pengembangan koperasi di perkotaan, diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi berbasis konsumen yang mampu melayani
kebutuhan pokok para anggota dan masyarakat di daerah permukiman rakyat.
b. Makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri, dan
koperasi di lingkungan TNI atau Polri.
c. Makin berkembangnya koperasi simpan pinjam atau unit
simpan pinjam koperasi dan koperasi jasa keuangan
lainnya.
d. Makin berkembangnya koperasi jasa di
berbagai bidang.
e. Makin meningkatnya kualitas
pelayanan koperasi kepada anggota
dan masyarakat di daerah
perkotaan yang tertinggal.
f. Makin luas dan kukuhnya
jaringan kerja sama antar
koperasi dan kemitraan usaha dengan badan usaha lainnya.

10
Secara kuantitatif sasaran pembangunan koperasi di perkotaan adalah

tumbuhnya 8.000 koperasi karyawan baru pada

perusahaan yang belum memiliki koperasi

karyawan; terwujudnya 3.000 koperasi

karyawan mandiri; serta makin terkonsolidasi

dan mantapnya 4.000 koperasi pegawai negeri

dan koperasi di lingkungan ABRI, 1.500 koperasi di

bidang industri dan ketenagalistrikan, dan 1.000

koperasi pedagang pasar, perumahan, jasa, wisata dan profesi.

3.3 Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi


Secara umum, kebijaksanaan umum pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam
adalah meningkatnya prakarsa, kemampuan, dan peran gerakan koperasi melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia, pemanfaatan,
pengembangan, serta penguasaan ilmu
pcngetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan dan memantapkan
kelembagaan, usaha, dan sistem koperasi
untuk mewujudkan peran utamanya di segala
bidang kehidupan ekonomi rakyat. Secara khusus, kebijaksanaan pembangunan koperasi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah meningkatkan akses dan pangsa pasar yang dilakukan melalui
beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan keterkaitan
usaha, kesempatan usaha
dan kepastian usaha,
memperluas akses
terhadap informasi usaha,
mengadakan pencadangan
usaha, membantu
penyediaan sarana dan prasarana usaha yang memadai, serta
menyederhanakan perizinan. Upaya ini ditunjang dengan

11
menyusun berbagai peraturan perundang-undan gan yang
mendukung pengembangan koperasi dan menghapus peraturan
perundang-undangan yarg menghambat perkembangan
koperasi serta mengembangkan sistem pelayanan informasi
pasar, harga, produksi, dan distribusi yang memadai.
b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh
struktur permodalan dan meningkatkan kemampuan
pemanfaatan modal koperasi, antara lain dengan meningkatkan

jumlah pagu dan jenis pinjaman untuk koperasi, mendorong


pemupukan dana internal koperasi, menciptakan berbagai
kemudahan untuk memperoleh pembiayaan dan jaminan
pembiayaan, mengembangkan sistem perkreditan yang
mendukung dan sesuai dengan kepentingan koperasi pada
khususnya dan perekonomian rakyat pada umumnya,
mengembangkan sistem pembiayaan termasuk lembaga
pengelola yang sesuai untuk itu, dalam rangka menyebarkan dan
mendayagunakan sumber dana yang tersedia bagi koperasi dan
gerakan koperasi, yaitu antara lain yang berasal dari penyisihan
laba bersih Badan Usaha Milik Negara, penyertaan modal
pemerintah, imbalan jasa (fee) yang diterima Koperasi Unit Desa
dari pelaksanaan program pemerinlah, serta dana lainnya yang
berasal dari gerakan koperasi, serta mengembangkan berbagai
lembaga keuangan yang mendukung gerakan koperasi, antara

12
lain Perum PKK, lembaga asuransi usaha koperasi, lembaga
pembiayaan koperasi dan lembaga modal ventura, agar makin
mampu melayani kebutuhan keuangan untuk pengembangan
usaha anggota koperasi. Kebijaksanaan ini mencakup upaya
pendayagunann lembaga-lembaga keuangan lainnya yang
sudah ada.
c. Meningkatkan kemampua
n organisasi dan manajemen,
antara lain dengan
meningkatkan kemampuan
kewirausahaan dan
profesionalisme para anggota,
pengurus, pengawas dan karyawan koperasi.

d. Mendorong koperasi agar


benar-benar menerapkan
prinsip koperasi dan kaidah
usaha ekonomi, mendorong
proses pengembangan karier
karyawan koperasi,
mendorong terwujudnya tertib
organisasi dan tata hubungan
kerja yang efektif, mendorong berfungsinya perangkat organisasi
koperasi, meningkatkan partisipasi anggota, mendorong
terwujudnya keterkaitan antar koperasi, baik secara vertikal
maupun horizontal dalam bidang informasi, usaha dan manajemen.

13
e. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan
membawa aspirasi
koperasi dan meningkatkan
pemahaman terhadap nilai-
nilai dan semangat
koperasi melalui
peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian,
baik bagi anggota koperasi, pengelola koperasi maupun
masyarakat.
f. Meningkatkan akses
terhadap teknologi
dan lainnya dengan
meningkatkan
kegiatan penelitian
dan pengembangan,
pemanfaatan hasil
penelitian atau pengkajian lembaga lain, meningkatkan
kegiatan alih tek nologi, memberikan kemudahan untuk
modernisasi peralatan, serta mengembangkan dan melindungi
teknologi yang telah dikuasai oleh anggota koperasi secara
turun-temurun.

14
g. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan
kerja sama antar koperasi, baik secara horizontal,
vertikal maupun kerja sama internasional;
mendorong koperasi sekunder agar
lebih mampu mengonsolidasi
dan memperkukuh jaringan
keterkaitan dengan koperasi primer
serta men dorong kemitraan
usaha dengan badan usaha lainnya, baik
dengan bentuk dagang, subkontrak, usaha patungan maupun
bentuk kemitraan lainnya, yang dilandasi oleh prinsip yang saling
membutuhkan, saling menunjang, dan saling menguntungkan.
Mengingat lingkup pembangunan koperasi sangat luas dan terkait dengan berbagai sektor
pembangunan lainnya, maka pelaksanaan dan kebijaksanaan di atas hendaknya dilakukan secara
terpadu dan selaras dengan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengem bangan perkoperasian di
sektor tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

https://id.scribd.com/mobile/doc/90349705/Kebijaksanaan-Pemerintah-
Dalam-Pembangunan-Koperasi-Di-Indonesia Diakses pada tanggal 21
Februari 2017 pukul 20.30 WITA

http://diskopsar.kotawaringinbaratkab.go.id/detail/program-unggulan-
kementerian-koperasi-dan-umkm-tahun-2016. Diakses pada tanggal 5 Maret
2017 pukul 15.30 WITA

http://bisnis.liputan6. com/read/2632789/kemenkop-ukm-
gandeng-ppatk-dan-ojk-awasi-koperasi. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017 pukul 15.42 WITA

16

Anda mungkin juga menyukai