Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
makro, baik di bidang fiskal-moneter maupun sektor riil, berupa perkreditan, substitusi, atau proteksi.
1
kemudian telah memberikan sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras sejak tahun
1984.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan nasional yang ditandai oleh kemajuan yang
pesat di berbagai sektor di luar sektor pertanian, bidang usaha koperasi juga turut
berkembang. Dewasa ini, lingkup bidang usaha koperasi mencakup baik usaha pertanian
maupun usaha non-pertanian, seperti industri pangan, penyaluran pupuk, pemasaran kopra,
pemasaran cengkeh, pemasaran susu, pemasaran hasil perikanan, petemakan, pertambangan
rakyat, kerajinan rakyat, penyaluran BBM, penyaluran semen, usaha pakaian jadi, usaha
industri logam dan tambang rakyat, pemasaran jasa telekomunikasi, pemasaran jasa
kelistrikan pedesaan, penyaluran kredit candak kulak (KCK), penyaluran kredit tebu rakyat
intensifikasi (TRI) dan lain sebagainya. Sumbangan koperasi secara nasional dalam pengadaan
maupun penyaluran beberapa komoditas penting cukup besar.
Modal penting lainnya dalam pengembangan koperasi pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua
adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang memberikan landasan
hukum yang kuat bagi pembangunan koperasi yang selaras dengan pembangunan di sektor-sektor
lainnya dalam upaya membangun koperasi yang maju dan mandiri. Pada prinsipnya, undang-
undang perkoperasian yarig baru memberikan keleluasaan yang lebih besar kepada gerakan
koperasi untuk menentukan arah pengembangan usaha agar makin sesuai dengan kcbutuhan dan
kepentingan para anggota. Di samping itu, pemerintah tetap memberikan bimbingan, kemudahan,
dan perlindungan dalam rangka memandi-rikan koperasi.
2
2. TANTANGAN, KENDALA, DAN PELUANG DALAM
PEMBANGUNAN KOPERASI
2.1 TANTANGAN DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI
Terbukanya perekonomian
nasional terhadap perkembangan
perekonomian dunia diperkirakan
akan menghadirkan perubahan-
perubahan besar dalam tatanan
kehidupan ekonomi nasional.
Persaingan usaha akan makin
ketat, peranan ilmu pengetahuan
dan teknologi meningkat, tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mengantisipasi dan merencanakan masa depan meningkat pula. Kedudukan dan keberadaan
koperasi makin terintegrasi dan berperan menentukan ke dalam perekonomian nasional. Oleh
karena itu, tantangan dalam pembangunan koperasi adalah mengembangkan koperasi menjadi
badan usaha yang sehat, kuat, maju, mandiri, dan memiliki daya saing sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan anggotanya yang berujung pada meningkatnya perekonomian
nasional. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi, baik sebagai soko guru perekonomian
nasional maupun sebagai bagian integral dari tatanan perekonomian nasional, peran koperasi
sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat.
dalam masyarakat. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi masih harus meningkatkan
kemampuannya dalam menggerakkan dan menampung peran serta masyarakat secara luas.
Oleh karena itu, mewujudkan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berakar dalam
Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang pada
umumnya belum memadai. Kendala ini menjadi faktor yang mempengaruhi
kemampuan koperasi dalam menjalankan fungsi dan peranannya yang berakibat
pada kurang efektif dan efisiennya organisasi dan manajemen koperasi. Hal ini
4
tercermin pada pengelolaan koperasi dan tingkat partisipasi anggota yang belum
optimal.
Lemahnya struktur permodalan koperasi dan terbatasnya akses
koperasi ke sumber permodalan dari luar.
Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi
koperasi, yang berpengaruh pada rendahnya kemampuan koperasi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas usahanya sehingga menyebabkan
pula terbatasnya daya saing koperasi.
Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama bagi terwujudnya
jaringan usaha antara koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya.
Kurang memadainya sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah
tertentu, terutama kelembagaan keuangan baik bank maupun bukan bank,
produksi dan pemasaran, khususnya di daerah tertinggal.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi,
serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi,
yang tercermin pada masih rendahnya peran serta dan dukungan
masyarakat dalam pembangunan koperasi.
5
masyarakat untuk lebih membangun koperasi dalam rangka mewujudkan demokrasi
ekonomi yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
6
Arahan GBHN 1993
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat
diarahkan agar koperasi makin memiliki kemampuan menjadi
badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat
yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Koperasi sebagai
badan usaha yang makin mandiri dan andal harus mampu
memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Pembangunan
koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang
didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 serta menjadi sokoguru perekonomian nasional yang tangguh. Koperasi di perdesaan perlu
dikembangkan mutu dan kemampuannya, dan perlu makin ditingkatkan peranannya dalam kehidupan ekonomi di
perdesaan.
Pengembangan koperasi didukung melalui pemberian kesempatan berusaha yang seluas-luasnya di segala
sektor kegiatan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan penciptaan iklim usaha yang mendukung dengan
kemudahan memperoleh permodalan. Untuk mengembangkan dan melindungi usaha rakyat yang diselenggarakan dalam
wadah koperasi demi kepentingan rakyat, dapat ditetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi.
Kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah berhasil diusahakan oleh koperasi agar tidak dimasuki oleh badan usaha lainnya dengan
memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasional dalam rangka pemerataan kesempatan usaha dan kesempatan kerja.
Kerja sama antarkoperasi dan antara koperasi dengan usaha negara dan usaha swasta sebagai mitra usaha
dikembangkan secara lebih nyata untuk mewujudkan kehidupan perekonomian berdasar-kan demokrasi ekonomi yang dijiwai
semangat dan asas kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha, dan kesetiakawanan, serta saling mendukung dan saling
menguntungkan. Potensi koperasi untuk tumbuh menjadi usaha skala besar terus ditingkatkan, antara lain melalui perluasan jaringan
usaha koperasi, pemilikan saham, keterkaitan dengan usaha hulu dan usaha hilir, baik dalam usaha negara maupun usaha swasta.
7
sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah untuk menggalang
kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan
perekonomian nasional, sehingga mampu
berperan utama dalam meningkatkan
kondisi ekonomi dan kesejahteraan
rakyat. Sasaran pembangunan di
bidang ekonomi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam
di antaranya adalah tertata serta
mantapnya kelembagaan dan sistem koperasi agar
koperasi makin efisien serta berperan utama dalam perekonomian rakyat dan berakar
dalam masyarakat. Sesuai dengan sasaran tersebut di atas, maka pemerintah kemudian
menetapkan sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan
Lima Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak
pada makin meningkatnya kemampuan organisasi dan ma-najemen koperasi.
b. Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi
tepat guna.
c. Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara
horizontal dan vertikal.
d. Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
8
untuk meningkatkan usaha yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sekaligus
kesejahteraan mereka.
tanah air.
e. Makin
berkembangnya
koperasi sekunder
yang menangani
komoditas tertentu,
terutama yang
mempunyai nilai komersial tinggi untuk pasar dalam dan luar negeri sesuai dengan
g. Makin luas dan kukuhnya jaringan kerja sama antar koperasi dan kemitraan usaha
9
dalam rangka terwujudnya minimal satu buah Koperasi Unit Desa mandiri pada setiap
kecamatan; makin mantapnya 5.000 Koperasi Unit Desa mandiri yang berfungsi
sebagai pusat perekonomian di pedesaan sehingga mampu menggerakkan,
mengelola, dan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal
dalam rangka meningkatkan pendapatan, kesempatan usaha, dan lapangan kerja di
pedesaan; serta terwujudnya minimal satu buah Koperasi Unit Desa mandiri inti yang
mampu mengelola komoditas andalan di setiap kabupaten dan berperan sebagai pusat
pengembangan koperasi lain di sekitarnya.
Selanjutnya, yang menjadi sasaran pengembangan koperasi di perkotaan, diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Makin berkembangnya koperasi berbasis konsumen yang mampu melayani
kebutuhan pokok para anggota dan masyarakat di daerah permukiman rakyat.
b. Makin berkembangnya koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri, dan
koperasi di lingkungan TNI atau Polri.
c. Makin berkembangnya koperasi simpan pinjam atau unit
simpan pinjam koperasi dan koperasi jasa keuangan
lainnya.
d. Makin berkembangnya koperasi jasa di
berbagai bidang.
e. Makin meningkatnya kualitas
pelayanan koperasi kepada anggota
dan masyarakat di daerah
perkotaan yang tertinggal.
f. Makin luas dan kukuhnya
jaringan kerja sama antar
koperasi dan kemitraan usaha dengan badan usaha lainnya.
10
Secara kuantitatif sasaran pembangunan koperasi di perkotaan adalah
11
menyusun berbagai peraturan perundang-undan gan yang
mendukung pengembangan koperasi dan menghapus peraturan
perundang-undangan yarg menghambat perkembangan
koperasi serta mengembangkan sistem pelayanan informasi
pasar, harga, produksi, dan distribusi yang memadai.
b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh
struktur permodalan dan meningkatkan kemampuan
pemanfaatan modal koperasi, antara lain dengan meningkatkan
12
lain Perum PKK, lembaga asuransi usaha koperasi, lembaga
pembiayaan koperasi dan lembaga modal ventura, agar makin
mampu melayani kebutuhan keuangan untuk pengembangan
usaha anggota koperasi. Kebijaksanaan ini mencakup upaya
pendayagunann lembaga-lembaga keuangan lainnya yang
sudah ada.
c. Meningkatkan kemampua
n organisasi dan manajemen,
antara lain dengan
meningkatkan kemampuan
kewirausahaan dan
profesionalisme para anggota,
pengurus, pengawas dan karyawan koperasi.
13
e. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan
membawa aspirasi
koperasi dan meningkatkan
pemahaman terhadap nilai-
nilai dan semangat
koperasi melalui
peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian,
baik bagi anggota koperasi, pengelola koperasi maupun
masyarakat.
f. Meningkatkan akses
terhadap teknologi
dan lainnya dengan
meningkatkan
kegiatan penelitian
dan pengembangan,
pemanfaatan hasil
penelitian atau pengkajian lembaga lain, meningkatkan
kegiatan alih tek nologi, memberikan kemudahan untuk
modernisasi peralatan, serta mengembangkan dan melindungi
teknologi yang telah dikuasai oleh anggota koperasi secara
turun-temurun.
14
g. Mengembangkan kemitraan, antara lain dengan mengembangkan
kerja sama antar koperasi, baik secara horizontal,
vertikal maupun kerja sama internasional;
mendorong koperasi sekunder agar
lebih mampu mengonsolidasi
dan memperkukuh jaringan
keterkaitan dengan koperasi primer
serta men dorong kemitraan
usaha dengan badan usaha lainnya, baik
dengan bentuk dagang, subkontrak, usaha patungan maupun
bentuk kemitraan lainnya, yang dilandasi oleh prinsip yang saling
membutuhkan, saling menunjang, dan saling menguntungkan.
Mengingat lingkup pembangunan koperasi sangat luas dan terkait dengan berbagai sektor
pembangunan lainnya, maka pelaksanaan dan kebijaksanaan di atas hendaknya dilakukan secara
terpadu dan selaras dengan pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengem bangan perkoperasian di
sektor tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/mobile/doc/90349705/Kebijaksanaan-Pemerintah-
Dalam-Pembangunan-Koperasi-Di-Indonesia Diakses pada tanggal 21
Februari 2017 pukul 20.30 WITA
http://diskopsar.kotawaringinbaratkab.go.id/detail/program-unggulan-
kementerian-koperasi-dan-umkm-tahun-2016. Diakses pada tanggal 5 Maret
2017 pukul 15.30 WITA
http://bisnis.liputan6. com/read/2632789/kemenkop-ukm-
gandeng-ppatk-dan-ojk-awasi-koperasi. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017 pukul 15.42 WITA
16