Anda di halaman 1dari 13

Perumahan Dan Pemukiman

Kondisi Pemukiman Dan Perumahan di Desa Ujong Blang Kota


Lhokseumawe
O
L
E
H
Kelompok
1.FAJAR RIZKI AJI (160160035)
2.PANJI MASURIYA (1601600)
3.M.IRHAM MAHENDRA.S (160160044)
4.NURMILA DEWI (160160021)
5.GUSTIKA RAHAYU (160160016)
6.BANTA ULINA BR GINTING (160160017)
Program studi arsitektur
Fakultas teknik
Universitas malikussaleh
2018-2019
.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia Nya-lah, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya . Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perumahan dan pemukiman pada
semester IV di Tahun ajaran 2018. Makalah ini berisikan tentang definisi perumahan
permukiman di daerah pantai, kondisi geografis daerah pantai, kondisi lingkungan daerah dekat
pantai, sanitasi perumahan dekat pantai dan tata letak perumahan dekat pantai,dengan studi
kasus wilayah pesisir pantai ujong blang,lhokseumawe.

Pada kesempatan ini , kami berterima kasih atas kritik dan saran serta masukan yang sangat
berarti bagi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini banyak memberikan manfaat dan
dapat di aplikasikan dalam kehidupan. Amin Ya Rabbal Alamin

Lancang garam , 26 february 2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………..… ii

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang


………………………………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah


………………………………………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penulisan


……………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pemukiman dan Perumahan


………………………………………………………………………

2.2 Pemukiman Daerah Tepi Pantai


…………………………………………………………………

2.3 Pemukiman Tepi Pantai ujong blang……………………………………………………..

2.4 Perbandingan Pemukiman ujong blang dengan Syarat Rumah Sehat ……

2.5 Permasalahan Sekitar Perumahan Pemukiman………………………………………

BAB III PENUTUP


…………………………………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………………………………..

3.2 Saran
………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perumahan dan pemukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menyangkut kelayakan dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Rumah bukan
hanya berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian, lebih dari itu rumah juga
mempunyai fungsi strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga,
persesuaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang serta
pengejawantahan jati diri. Dengan demikian pengembangan perumahan dan
pemukiman tidak dilandasi hanya untuk pembangunan fisik saja melainkan harus
dikaitkan dengan dimensi social, ekonomi dan budaya yang mendukung
kehidupan masyarakat secara berkelanjutan.
Secara umum kota sebagai pusat permukiman mempunyai peran penting dalam
memberi pelayanan di berbagai bidang kehidupan bagi penduduknya dan daerah
sekitarnya. Kota adalah suatu wilayah geografis tempat bermukim sejumlah
penduduk dengan tingkat kepadatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan
perdesaan, dengan kegiatan utamanya di sektor nonpertanian.
Desa Ujong Blang merupakan bagian wilayah kota lhokseumawe yang paling rendah.
Arti ujong dalam bahasa Aceh adalah ujung dan blang adalah sawah atau hamparan kebun.
Penamaan ini berkaitan dengan wilayah Lhokseumawe yang terdiri dari area persawahan, rawa
dan lahan kosong.
Kota Lhokseumawe erat kaitannya dengan area persawahan dan rawa yang tidak dapat
dilepaskan dari sumber air, karena itu nama kota ini Lhokseumawe yang jika
diurai lhok mengandung arti ‘dalam’ dan seumawe bermakna air yang berputar atau pusat mata
air sehingga secara garis besar Kota Lhokseumawe berarti daerah yang dikelelingi oleh air.
1.2 Rumusan Masalah
– Apa yang dimaksud dengan permukiman dan perumahan?
- Bagaimana kondisi permukiman dan perumahan di daerah tepi pantai?
- Bagaimana kondisi permukiman dan perumahan di tepi pantai ujong blang?
- Bagaimana perbandingan permukiman dan perumahan di ujong blang dengan syarat rumah
sehat?
- bagaimana kondisi sanitasi perumahan di kawasan pesisir?
- apa saja faktor-faktor sanitasi yang menjadi permsalahan pesisir ujong blang

1.3 Tujuan Penulisan


- Untuk mengetahui yang dimaksud dengan permukiman dan perumahan
- Untuk mengetahui kondisi permukiman dan perumahan di daerah tepi pantai.
- Untuk mengetahui koondisi permukiman dan perumahan di daerah pantai ujong blang.
- Untuk mengetahui perbandingan permukiman dan perumahan di ujong blang.
- Untuk mengetahui kondisi sanitasi perumahan di kawasan pesisir
- Untuk mengetahui berbagai faktor-faktor sanitasi yang menjadi permsalahan

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pemukiman dan Perumahan

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mepunyai penunjang
kegiatan fungsi lain dikawasan perkaotaan atau kawasan perdesaan ((UU No.1 Tahun 2011).

Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan yang dilengkapi prasarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni (UU No.1 Tahun 2011).

Pemukiman dan perumahan sehat di Indonesia masih dikatagorikan rendah khususnya


rumah yang berada didaerah-daerah tertentu seperti tempat pembuangan sampah, tepi pantai,
aliran sungan, dan lainnya. Persyaratan rumah sehat menurut KepMenKes RI No.
829/Menkes/SK/7/1999 adalah:

Bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang membahayakan kesehatan antara
lain sbb:

– Debu total tidak lebih dari 150 µg m3

– Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam

– Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme,
pathogen, Komponen dan penantaan ruang rumah harus memenuhi persyaratan fisik, biologis
sebagai berikut:

-Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

-Dinding

- Diruang tidur, ruang keluarga dilengkapi sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara

- Dikamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

-Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

-Bumbung rumah yang memiliki 10m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir,dll.

Kualitas udara didalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut:

-Suhu udara nyaman berkisar antara 180C sampai 300C

-Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%


-Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10ppm/ 24 jam

 Pertukaran udara

Konsentrasi gas CO tidak melebih 100ppm/ 8 jam

Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120ml/m3

Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai

Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang dirumah

 air

Tersedia air bersih dengan kapasitas minimal 60 L/Orang/ Hari

Kualitas air harus meenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai peraturan dan
perundang-undangan berlaku

Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hiegine

 Limbah

Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumur air, tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah

Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah.

Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m3 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam 1
ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun

2.2. Kondisi Perumahan dan Pemukiman Ujong Blang

Ujong blang adalah sebuah desa dataran rendah, di desa ini sebagian besar masyarakatnya
bekerja sebagai nelayan, petani, pedagang serta pengrajin ikan asin. Sebagian besar juga
penduduk di ujong blang ini beragama islam dan juga bersuku aceh. Selain itu di desa ini
terdapat sebuah objek wisata berupa pantai yang terkenal dengan nama Pantai ujong blang
,pantai ini merupakan salah satu sumber pendapatan daerah ujong blang.

Pantai Ujong blang dinamakan berdasarkan nama desa tempat pantai ini
terletak. Arti ujong dalam bahasa Aceh adalah ujung dan blang adalah sawah
atau hamparan kebun. Penamaan ini berkaitan dengan wilayah Lhokseumawe
yang terdiri dari area persawahan, rawa dan lahan kosong.
Kota Lhokseumawe erat kaitannya dengan area persawahan dan rawa yang
tidak dapat dilepaskan dari sumber air, karena itu nama kota ini Lhokseumawe
yang jika diurai lhok mengandung arti ‘dalam’ dan seumawe bermakna air yang
berputar atau pusat mata air sehingga secara garis besar Kota Lhokseumawe
berarti daerah yang dikelelingi oleh air.

Permasalahan yang terdapat di desa ujong blang adalah sebagai berikut.


1. Permasalahan Fisik Lingkungan

Adanya abrasi dan akresi menyebabkan pengikisan dan sedimentasi sehingga garis pantai sering
berubah, yang mengganggu aktivitas yang sedang maupun akan berlangsung. Sedimentasi
mengakibatkan pendangkalan sehingga transportasi air terganggu.

Tata guna lahan dan pembangunan fisik yang tidak sesuai karakteristik area pantai akibat adanya
kompetisi lokasi yang berhadapan dengan air. Hal ini mengakibatkan konflik kepentingan antara
kawasan konservasi dan komersial.

Dilihat dari kondisi klimatologinya, kawasan tersebut mempunyai dinamika iklim, cuaca, angin,
dan suhu, serta mempunyai kelembaban tinggi.

2. Sarana Sanitasi

Sanitasi adalah upaya pengawasan terhadap berbagai komponen fisik lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.Sarana sanitasi dapat meliputi:sarana air bersih,jamban,sarana
pembuangan air limbah dan sarana pembuangan sampah.

Dari identifikasi yang dilakukan hampir semua sarana sanitasi yang ada di ujong blangtidak
memenuhi persyaratan kecuali pada air bersih.Hal yang paling memperhatinkan yaitu tidak
adanya sarana pembuangan sampah, membuang limbah sembarangan dan masih terdapat
masyarakat buang air besar ke laut. Selain kedua sarana tersebut yang menjadi masalah,juga
masih terdapat kebiasaan buruk penduduk sekitar membung air besar sembarang.Dari hasil
survey masih terdapat 30% yang membuang kotoran ke laut,terutama yang berbatasan langsung
dengan laut.Alasan mereka tidak memeliki jamban karena mereka lebih dekat membuang ke laut
dari pada mengeluarkan biaya untuk pembuatan jamban.

Pengolahan sampah di daerah ini masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan
menggumpulkan sampah dan membakarnya begitu saja tanpa memilah-milah sampah organik
atau anorganik. Limbah dari bakaran sampah tetap dibiarkan dan akan bercampur dengan tanah.

3. Perilaku Penghuni

Dari beberapa aspek perilaku masyarakat sekitar masih ada perilaku kebiasan yang buruk
yang sulit diterapkan,salah satunya yaitu masih mebuang sampah sembarangan atau membuang
kelaut.Hal ini dialkukan karena tidak ada tempat pembuanagan samapah.Ini sangat berdampak
besar pada lingkungan dan kesehatan.

4. Kondisi fisik perumahan

perumahan di daerah ini sangat tidak memenuhi kriteria syarat-syarat rumah sehat. Baik dari
segi ukuran, ventilasi, kondisi jamban, dan pengelolahan sampah. Rata-rata rumah tersebut
ukurannya sekitar 4 x 5 meter dan bentuknya seperti rumah panggung. Rumah tersebut
berdinding tepas dan papan tanpa cat serta beratapkan rumbia. Rumah panggung dibuat dengan
tujuan agar kalau air laut pasang tidak sampai naik ke rumah warga tersebut. Jarak dari bibir
pantai ke rumah tersebut kurang lebih 10 meter.

Jendela dan pintu rumah dimanfaatkan sebagai ventilasi. Kondisi jamban belum sepenuhnya
sempurna, hal ini dilihat dari penataan jamban yang berada disamping rumah. Namun warga
sudah memakai jamban leher angsa dan memakai septic tank. Sudah tersedia air bersih di rumah
jamban tersebut. Air bersih tersebut berasal dari sumur bor yang panjangnya 25 pipa ke dalam
tanah yang dialirkan ke rumah-rumah warga. Air vtersebut sudah memenuhi syarat kesehatan
secara fisik karena airnya jernih dan tidak berbau.

5. Pola pemukiman

Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan,dan sebagian
besar berdagang disekitar pesisir. pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang
(linear) mengikuti garis pantai. Pola pemukiman demikian memudahkan para nelayan untuk
pergi melaut. Pola pemukiman ini banyak ditemukan di hampir seluruh kepulauan Indonesia.

6. Kondisi fisik penduduk

Suhu udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata-rata di daerah pantai pada siang hari
bisa lebih dari 27°C. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai
berwarna kulit agak gelap. Mereka sering tersengat sinar matahari. Merekapun biasanya
menggunakan pakaian yang tipis karena suhu yang panas ini. Selain itu, jika berbicara penduduk
daerah pantai agak keras, karena harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak kunjung
henti.

7. Mata pencaharian

Penduduk memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di
alam. Sebagian besar penduduk daerah pantai lebih memilih bekerja sebagai nelayan
dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan kondisi wilayahnya yang lebih dekat ke laut.
Di samping itu juga disebabkan oleh kondisi tanah yang kurang baik untuk dimanfaatkan
bercocok tanam. Hasil tangkapan nelayan tersebut di jual di warung-warung yang berada di
pinggir jalan ujong blang tersebut serta masyarakat di daerah Ujong blang juga memanfaat
kondisi ditepi pantai dengan membuat cafe / warung santai untuk pengunjung yang datang
menikmati pantai.

Fasilitas yang ada di desa Ujong Blang adalah sebgai berikut .

1. Tempat peribadatan

Aceh merupakan kota prioritas muslim khususnya di desa Ujong Blang Lhokseumawe, jadi
hanya tempat peribadatan muslim saja yang ada di wilayah ini. Adapun masjid yang terletak di
kawasan ini adalah sebagai berikut.

1. Masjid Nurul Yaqin

2. Masjid Baitul Khairat

3. Mushallah Nurul Rasyadah


2. Toiet Umum

3. Warung ikan

4. warung wisata
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Perumahan dan permukiman merupakan kumpulan dari hunian yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Kondisi perumahan di Ujong Blang dapat dikatakan sebagai kawasan perumahan yang
belum sesuai standar. Ditandai dengan kondisi hunian yang sangat tidak memenuhi syarat
kesehatan di tinjau dari keadaan ventilasi, bentuk bangunan rumah, pengadaan jamban, tempat
saluran pembuangan limbah rumah tangga dll.
1. Berdasarkan hasil identifikasi penilaian yang dilakukan terhadap rumah di Ujong Blang,
Lhokseumawe kondisi sanitasinya sangat jelekatau belum memenuhi persyaratan rumah sehat.

2. Faktor-faktor Sanitasi yang menjadi permasalahan yaitu tidak adanya saran pembuangan
sampah,dan masih banyaknya penduduk yang membuang kotoran atau Buang Air Besar Ke laut.

3.2. Saran

Diharapkan dengan adanya perhatian dari pemerintah kawasan pantai ujong blang ini
mampu di ciptakan tatalaksana perumahan dan permukiman yang baik dan sehat sesuai standar
perumahan KepMenKes RI No. 829/Menkes/SK/7/1999. Selain itu masyarakat diharapkan lebih
proaktif dalam pengelolaan lingkungan sekitar pantai sehingga beberapa tahun kedepan kawasan
ini akan berubah menjadi kawasan teladan yang mampu menciptakan lingkungan sehat,
masyarakat yang sehat. Karena masyarakat yang sehat berasal dari linkungan sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013 .” Kondisi Daerah Pantai”. ( dikutip 13 Maret 2014) tersedia dari
http://lampost.co/berita/warga-kawasan-pesisir-pantai-tolak-reklamasi-pantai

Anonim. 2013.“ Syarat-Syarat Rumah Sehat” ( dikutip 13 Maret 2014) tersedia dari
http://www.rumah.com/berita-properti/2013/7/4526/beberapa-syarat-rumah-sehat

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1999. Persyaratan Rumah sehat. Jakarta

http://www.gomuslim.co.id/read/destinasi/2016/08/18/1214/pantai-ujong-blang-pesona-
keindahan-wisata-bahari-di-lhokseumawe.html

Anda mungkin juga menyukai