Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA UMUM
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Tanggal Pengumpulan: Senin, 12 Maret 2018
Tanggal Praktikum : Selasa, 13 Maret 2018
Waktu Praktikum : 13.30-15.15 WIB
Jawab:
Multimeter adalah alat untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Multimeter
biasa disebut juga sebagai VOM (Volt-Ohm-Meter). (Giancoli, 2001: 119). Selain itu,
multimeter dapat digunakan untuk mengecek hubungan-singkat/koneksi, mengecek
kapasitas elektrolit, mengecek diode, LED, dan diode zener, mengecek inductor, mengukur
HFE transistor (untuk tipe tertentu), mengukur suhu (untuk tipe tertentu.
(http://www.alatuji.com/)
Terdapat dua jenis multimeter yaitu analog dan digital. Multimeter analog memiliki
penunjuk hasil pengukuran dengan jarum, sedangkan multimeter digital dengan tampilang
angka digital pada layarnya.
Multimeter memiliki soket (lubang tancap) untuk probe (batang uji) yaitu soket
positif yang ditandai dengan simbol (+) dan biasanya berwarna merah serta yang berwarna
hitam ditandai dengan tulisan COM berarti Common (negatif). Beberapa multimeter
memiliki soket positif kedua yang harus digunakan untuk mengukur tegangan-tegangan
tinggi. Kedua jenis multimeter memiliki kenop putar untuk memilih kuantitas mana yang
hendak diukur. Pada multimeter analog, kita harus menghubungkan probe common (negatif)
ke titik pengukuran negatif dan probe merah ke titik pengukuran lebih positif, karena apabila
menghubungkan secara terbalik, jaruk akan berayun ke bawah angka nol. Hal yang harus
dilakukan adalah melepaskan kedua probe karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada
multimeter. Namun, multimeter digital seringkali memiliki fitur otopolaritas yang akan
memberi tanda minus di sebelah kiri angka pembacaan apabila probe dihubungkan terbalik.
Jawab:
Cara menggunakan:
Lakukan pengecekan pada masing-masing kabel penghubung yang akan digunakan untuk
memastikan kabel penghubung berfungsi, yaitu dengan mengatur kenop pada lambang
buzzer. Kemudian, pasang satu bagian dari kabel penghubung ke lubang pada multimeter
com (-) dan yang satu lagi ke lubang (+) multimeter
Sebelum menghubungkan multimeter ke rangkaian yang akan diukur, aturlah kenop
pemilih pada kisaran yang diinginkan. Untuk mengukur tegangan DC, atur kenop pada
tulisan DCV yang bertanda garis, untuk mengukur tegangan AC, atur kenop pada tulisan
ACV yang bertanda seperti gelombang, untuk mengukur hambatan, atur kenop pada
simbol Ω (ohm) . Apabila multimeter memiliki kemampuan autoranging, maka kita hanya
perlu memilih besaran listriknya (arus dan tegangan). Apabila masih ragu menentukan
kisaran yang tepat, pilihkan kisaran tertinggi karena apabila hasil pengukuran melebihi
dari kenop yang diatur, hal itu dapat merusak multimeter. Selanjutnya, apabila multimeter
hanya memperlihatkan angka pembacaan yang sangat kecil, maka kita dapat menurunkan
kisaran pengukuran sampai kita mendapatkan hasil yang dapat dibaca.
Sambungkan multimeter ke rangkaian, atau pasangkan kedua probe pada dua titik di
dalam rangkaian(perhatian polaritasnya, hitam ke negatif dan merah ke positif).
Bacalah angka pengukuran yang ditampilkan.
Apabila harus mengubah kisaran pengukuran, terlebih dahulu lepaskan meteran dari
rangkaian setelah mendapatkan angka pembacaan yang benar.
Apabila sudah selesai digunakan, putarlah kenop pemilih ke possi OFF. (Bishop,
2002:15).
3. Benda bermagnet:
a. Apa yang kamu ketahui tentang benda bermagnet?
Jawab:
Benda bermagnet atau disebut juga benda magnetik adalah benda-benda yang dapat
ditarik oleh magnet. Adapun benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet disebut sebagai
ferromagnetik, sedangkan benda yang dapat ditarik lemah oleh magnet disebut paramagnetik
dan benda yang tidak dipengaruhi oleh magnet yaitu diamagnetik. Contoh benda
ferromagnetik antara lain besi, baja, nikel, kobalt, dan berbagai logam campuran yang lain.
Contoh dari benda diamagnetik yaitu bismuth dan timah, alumunium, serta stainless
(http://digilib.unila.ac.id/).
Jawab:
Magnet hanya dapat menarik benda-benda tertentu dalam jangkaiannya, artinya tidak
semua benda dapat ditarik.
Gaya magnet dapat menembus benda, semakin kuat gaya magnet maka semakin tebal
pula benda yang dapat ditembus oleh gaya tersebut.
Magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan.
Apabila kutub yang sejenis didekatkan, maka akan saling tolak menolak, namun
apabila kutub yang berbeda didekatkan, maka akan saling tarik menarik.
Medan magnet akan membentuk gaya magnet. Semakin dekat benda dengan Magnet,
medan magnetnya semakin rapat, sehingga gaya magnetnya akan semakin besar.
Begitu pula sebaliknya
Sifat kemagnetan dapat hilang atau melemah karena bebarapa penyebab, contohnya
yaitu terus menerus jatuh, terbakar, dll (http://www.softilmu.com/).
Jawab:
Percobaan ini dilakukan oleh seorang fisikawan bernama Hans Cristian Oersted
(1777-1851). Percobaan yang dilakukan pada tahun 1819 ini berhasil menunjukkan bahwa
terdapat medan magnet di sekitar kawat yang berarus listrik (http://www.bukupedia.net/).
Kumparan kawat berinti besi yang dialiri listrik dapat menarik besi dan baja. Hal ini
menunjukkan bahwa kumparan kawat berarus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Medan magnet juga dapat ditimbulkan oleh kawat penghantar lurus yang dialiri listrik.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa arus listrik yang mengaliri dalam kawat
penghantar ini menghasilkan medan magnetik, atau disekitar kawat berarus listrik terdapat
medan magnetik. Pada saat arus listrik yang mengalir dalam penghantar diperbesar, ternyata
kutub utara jarum kompas menyimpang lebih jauh. Hal ini berarti semakin besar arus listrik
yang digunakan semakin besar medan magnetik yang dihasilkan (http://www.astalog.com/).
Seorang ilmuwan dari Jerman yang bernama Michael Faraday (1991 – 1867)
memiliki gagasan tentang magnet yang menghasilkan arus listrik. Gagasan ini didasarkan
oleh adanya penemuan dari Oersted bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Karena termotivasi oleh gagasan tersebut kemudian pada tahun 1822, Faraday memulai
melakukan percobaan-percobaan. Pada tahun 1831 Faraday berhasil membangkitkan arus
listrik dengan menggunakan medan magnet. Alat-alat yang digunakan Faraday dalam
percobaannya adalah gulungan kawat atau kumparan yang ujung-ujungnya dihubungkan
dengan galvanometer. Jarum galvanometer mula-mula pada posisi nol. Galvanometer adalah
sebuah alat untuk menunjukkan ada atau tidaknya arus listrik di dalam rangkaian.
Percobaan Faraday untuk menentukan arus listrik dengan menggunakan medan
magnet, dilakukan antara lain seperti pada kegiatan di atas. Pada kegiatan tersebut diketahui
bahwa ketika kutub utara magnet bergerak ke dalam kumparan maka jarum galvanometer
menyimpang ke kanan. Ketika magnet ditarik dari dalam kumparan maka jarum
galvanometer menyimpang ke kiri. Pada saat kutub selatan bergerak masuk ke dalam
kumparan, jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri, sedangkan ketika kutub selatan
ditarik dari dalam kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan
(http://www.berpendidikan.com).
6. Apa yang ketahui tentang konsep yang terjadi pada percobaan Faraday?
Jawab:
Dari hasil percobaan yang dilakukan Faraday, maka dapat disimpulkan bahwa arus
induksi yang timbul dalam kumparan arahnya bolak-balik seperti yang ditunjukkan oleh
penyimpangan jarum galvanometer yaitu ke kanan dan ke kiri. Karena arus induksi selalu
bolak-balik, maka disebut arus bolak-balik (AC = Alternating Current).
Gambar: (http://www.berpendidikan.com/)
1. Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya yang melingkupi kumparan menjadi
bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung kumparan timbul gaya gerak listrik (ggl).
2. Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya yang melingkupi kumparan
menjadi berkurang, kedua ujung kumparan juga timbul GGL.
3. Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang melingkupi kumparan
tetap, sehingga tidak ada GGL.
“Timbulnya Gaya Gerak Listrik (GGL) pada kumparan hanya apabila terjadi perubahan
jumlah garis-garis gaya magnet”.
Gaya gerak listrik yang timbul akibat adanya perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet disebut GGL induksi, sedangkan arus yang mengalir dinamakan arus induksi dan
peristiwanya disebut induksi elektromagnetik.
Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar.
2. Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.
3. Kekuatan magnet
Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.
Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan memasukkan inti
besi lunak.
1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat magnet. Maka
kedua ujung kumparan akan timbul GGL induksi.
2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer yang di
dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung kumparan sekunder dapat timbul
GGL induksi.
3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder didekatkan dapat
timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah arus AC dan gaya gerak listrik
induksi adalah GGL AC (http://www.berpendidikan.com/).
7. Gambarkan arah medan magnet pada suatu magnet batang dengan kutub utara selatan
jika didekatkan dengan kumparan berarus listrik?
Jawab:
(https://rebanas.com/).
8. Apa yang kamu ketahui mengenai aturan/kaidah tangan kanan? Sertakan gambar!
Jawab:
Kaidah/aturan tangan kanan dapat digunakan Untuk menentukan arah medan magnet
disekitar kawat berarus listrik. Aturan tangan kanan ini dilakukan dengan menggenggam jari-
jari dan ibu jari menunjuk keatas seperti terlihat pada gambar disamping. Hukum atau aturan
tangan kanan berfungsi untuk mencari arah medan magnet.
“Apabila arah ibu jari menyatakan arah aliran arus listrik, maka arah lipatan jari-jari
yang lainnya menyatakan arah medan magnet.“
(http://fisikazone.com/).
DAFTAR PUSTAKA