Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FITOKIMIA

“ Phytochemical Screening of Certain Medicinal Plants of Mizoram, India and their Folklore
Use”

Annisa Ragdha Eka Nuryuanda

122210101097

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2017
Phytochemical Screening of Certain Medicinal Plants of Mizoram, India and their
Folklore Use

Penduduk Mizoram (Mizos) menggunakan beberapa tanaman untuk menjaga kesehatan


mereka dan peneliti melakukan penelitian ini karna tertarik untuk menyelidiki fungsi
penggunaan dari tanaman yang digunakan. Adapun tanaman yang digunakan dalam penelitian
ini adalah akar Alocasia indica, daun tumbuhan yang sudah tua diantaranya adalah Biden
pillosa, Blumeopsis flava, Chromolaena odorata, Cissus discolor, Croton caudatus, Elaeagnus
caudata, Leucaena leucocephala, Passiflora edulis dan Spilanthes acmella, getah dari Carica
papaya, dan akar dari Curcuma caesia yang sudah dikeringkan dan diolah. Kloroform, etanol,
dan air digunakan untuk analisis fitokimia menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT).
Skrining fitokimia pada tanaman diatas digunakan untuk membuktikan adanya alkaloid,
flavonoid, saponin, dan steroid. Sebagian besar tanaman diatas mengandung tanin kecuali
Croton caudatus. Selain itu, tanaman yang dianalisis juga diketahui mengandung flobatannin
kecuali Spilanthes acmella dan Passiflora edulis. Glikosida jantung tidak ada pada tanaman
Elaeagnus caudata, sedangkan terpenoid di Leucaena leucocephala dan Elaeagnus caudata.
Untuk membuktikan lebih lanjut dilakukan Kromatografi Lapis Tipis dengan membandingkan
nilai Rf dalam pelarut tertentu. Meskipun para penduduk tidak tahu kandungan kimianya, akan
tetapi mereka dapat menggunakan tanaman ini sebagai obat dengan baik.

Bahan dan Metode


1. Tanaman yang digunakan
Alocasia indica (Roxb.) Schott, Bidens pillosa L. , Blumeopsis flava (DC.) Gagnep. ,
Carica papaya Linn., Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob., Cissus discolor
Blume, Croton caudatus Geiseler, Elaeagnus caudata Schlecht. exMomiy, Leucaena
leucocephala (Lam.) De Wit, Passiflora edulis Sims and Spilanthes acmella Murr yang
sudah dikumpulkan dari Aizawl dan Champhai di Mizoram. Semua tanaman
diidentifikasi oleh para tetua komunitas Mizo dan disahkan oleh Departemen
Hortikultura Aromatik dan Tanaman Obat-obatan, Universitas Mizoram, Aizawl, India.
2. Preparasi ekstrak
Akar Alocasia indica yang sehat, daun yang sudah tua dari Biden pillosa, Blumeopsis
flava, Chromolaena odorata, Cissus discolor, Croton caudatus, Elaeagnus caudata,
Leucaena leucocephala, Passiflora edulis dan Spilanthes acmella, getah Carica
papaya dan rimpang Curcuma caesia dikumpulkan, dikeringkan dengan diangin
anginkan lalu Digiling. Kemudian serbuknya diekstraksi secara terpisah dengan
maserasi dingin dalam kloroform, etanol dan air suling dalam suhu ruang selama 48
jam. Kemudian ekstrak disaring disaring dengan menggunakan Kertas penyaring
Whatmann No. 42 (125 mm) dan filtrat yang dihasilkan dirotav.
3. Skrining Fitokimia
Ada beberapa macam prosedur untuk skrining fitokimia dibawah ini :
a) Alkaloid
0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 10 ml alkohol , dipanaskan dan disaring dan
sampai tersisa 5 ml filtrat, kemudian ditambahkan 2 ml amonia encer, 5 ml kloroform
secara berurutan, kemudian dikocok. Lapisan kloroform diekstraksi dengan 10 ml
asam asetat dan dibagi menjadi dua bagian. Reagen Mayer ditambahkan ke bagian a,
sedangkan reagen Draggendorff's ke bagian b. Apabila terbentuk lapisan seperti krim
(reagen Mayer) atau ada endapan coklat kemerahan (pereaksi Draggendorff)
menunjukkan positif adanya alkaloid.
b) Tanin
Sekitar 0,5 g sampel bubuk kering dipanaskan dalam 20 ml air di tabung reaksi dan
disaring. Tambahkan beberapa tetes 0,1% FeCl ke filtrat. Apabila berubah warna
menjadi hijau kecoklatan atau biru-hitam. Menunjukkan adanya positif tanin.
c) Flobatanin
Filtrat masing-masing tanaman dipanaskan kemudian ditambahkan asam klorida
encer 1% dan apabila terjadi pengendapan presipitat merah menunjukkan adanya
phlobatannin.
d) Saponin
Biasanya 2 g setiap sampel dipanaskan secara terpisah dengan 20 ml air suling
kemudian direndam dengan air selama 10 menit dan disaring saat panas dan dingin
sebelum melakukan tes berikut:
 Frothing: 3 ml filtrat diencerkan sampai 10 ml dengan air suling dan kocok dengan
konstan selama 2 menit. Apabila terbentukannya cukup stabil buih yang cukup
stabil menunjukkan adanya saponin dalam filtrat.
 Emulsifikasi: 3 tetes minyak zaitun ditambahkan ke filtrat 3 ml, lalu tambahkan ad
10 ml air suling kemudian dikocok selama beberapa menit. Apabila terbentuk
emulsi yang cukup stabil menunjukkan adanya saponin
e) Flavonoid
Flavonoid digunakan pada semua ekstrak dengan 3 metode yang berbeda.
 5 ml larutan amonia encer ditambahkan ke sebagian filtrat dari masing-masing
ekstrak tumbuhan lalu tambahkan H2SO4. Adanya warna kuning (hilang pada
posisi berdiri) di setiap ekstrak menunjukkan adanya flavonoid.
 Beberapa tetes larutan aluminium 1% ditambahkan ke setiap filtrat. Apabila
berubah menjadi warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
 Sampel dipanaskan dengan 10 ml etil asetat selama selama 3 menit. Campuran
disaring dan 4 ml dari filtrat tersebut dikocok dengan 1 ml larutan amonia encer.
Apabila terjadi perubahan warna menjadi kuning menunjukkan adanya
flavonoid.
f) Steroid
Tambahkan 2 ml asetat anhidrida kedalam 0,5 g ekstrak etanol dari setiap sampel
diikuti oleh penambahan 2 ml asam sulfat. Perubahan dari ungu ke warna biru atau
hijau pada beberapa sampel menunjukkan adanya steroid
g) Terpenoid
4 mg ekstrak tumbuhan dicampurkan dengan 0,5 ml asetat anhidrida dan 0,5 ml
kloroform, diikuti dengan penambahan asam sulfat. Perubahan warna menjadi
merah violet atau warna biru menunjukkan adanya terpenoid.
Salkowski test: 5 ml setiap ekstrak dicampur dengan 2 ml kloroform, lalu
ditambahakn 3 ml sulfat secara perlahan. Pembentukan endapan coklat kemerahan
menunjukkan adanya terpenoid
h) Glikosida jantung (Keller- Killani )
Biasanya 5 ml setiap ekstrak ditambahkan dengan 2 ml asam asetat glasial.
Munculnya cincin coklat menunjukkan adanya deoxysugar, yang merupakan
karakteristik dari cardenolides
4. Kromatografi Lapis Tipis
Membandingkan Rf pada sampel dengan standart menggunakan fase gerak tertentu,
kemudian diamati dibawah sinar UV. Adapun fase gerak yang digunakan antara lain
n-hexane (n HX)/ethyl acetate(EtOAc) (7:3), benzene (C6H6)/acetone
Me2CO(9.5:0.5), chloroform (CHCl3 )/ methanol (MeOH) (3:2), dichloromethane
(DCM)/MeOH (8:2) and DCM/MeOH (9:1).
Hasil
Skrining fitokimia tanaman menunjukkan bahwa semua sampel tanaman mengandung
alkaloid, flavonoid, saponin, dan steroid di semua spesimen (Tabel 2). Ada juga yang
mengandung tanin (kecuali Croton caudatus), phlobatannins (kecuali spilanthes acmella dan
passiflora edulis), glikosida jantung (kecuali Alocasia indica dan Elaeagnus caudata) dan
terpenoid (kecuali Leucaena leucocephala dan Elaeagnus caudata) (Tabel 2).
Hasil pada TLC menggunakan ekstrak dalam kloroform adalah

Anda mungkin juga menyukai