Anda di halaman 1dari 3

LPS dan Upaya Meningkatkan Disiplin Pasar

Sumber: Hari Prasetya ()

Peran industri perbankan dalam perekonomian suatu negara seringkali diibaratkan sebagai peran
jantung dalam sistem tubuh manusia. Membeli dana masyarakat dalam bentuk simpanan serta
menjualnya dalam bentuk kredit dalam rangka menggerakkan perekonomian. Agar dapat
berfungsi efektif, jantung perekonomian tersebut perlu dijaga agar selalu dalam kondisi sehat,
stabil, serta berkembang. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan beberapa prasyarat antara
lain kepercayaan masyarakat yang terjaga dan penyelewengan (moral hazard) yang tercegah.

Pencegahan moral hazard dalam industri perbankan dapat dilakukan melalui 3 upaya yang saling
mendukung, yakni; manajemen risiko dan tata kelola yang baik(good corporate gonernance) ;
disiplin pengaturan (regulatory discipline); dan disiplin pasar (market discipline). Adanya
penerapan manajemen risiko dan tata kelola yang baik dapat membantu bank memastikan arah
dan strateginya telah sesuai dan konsisten dengan yang direncanakan. Hal tersebut dapat
mencegah pengelola bank melakukan tindakan yang melampaui derajat risiko yang telah
digariskan.

Dalam menghadapi persaingan atau mengejar laba, pengelola bank dapat tergoda untuk
mengabaikan manajemen risiko dengan memangkas sumber daya pengawasan internal atau
meniadakan prosedur tertentu dalam pengendalian risiko. Oleh sebab itu adanya disiplin
pengaturan merupakan upaya untuk mengurangi insentif bank mengambil risiko yang lebih besar
dengan menggunakan kewenangan publik. Adapun pihak-pihak yang yang dapat melakukan
disiplin pengaturan antara lain pengawas bank, bank sentral, pengawas transaksi keuangan,
pengawas pasar modal, dan penjamin simpanan.

Dengan menggunakan kewenangan publik, disiplin pengaturan dianggap merupakan cara yang
paling efektif untuk mencegah moral hazard. Namun mengingat tindakan disiplin pengaturan
umumnya tidak dipublikasikan, masyarakat sulit mengetahui pelanggaran dan sanksi yang
dikenakan pada bank. Sedangkan disiplin pasar merupakan tindakan yang dilakukan oleh
nasabah dan kreditur, serta investor dalam hal bank telah go publik, untuk "mendisiplinkan"
bank yang dipersepsikan mengambil risiko terlalu besar. Tindakan tersebut diwujudkan dengan
memindahkan dananya ke bank lain atau menjual kembali surat utang/obligasi/saham bank
tersebut.

Harus diasadari sepenuhnya bahwa persepsi pasar tidak selalu akurat karena sangat tergantung
pada ketersediaan dan kelengkapan data bank yang dipublikasikan, serta kemampuan nasabah,
kreditur, serta investor dalam menilai kondisi dan kinerja bank. Atas dasar adanya adanya
kendala tersebut, maka belum bisa semua pihak dapat diharapkan melakukan disiplin pasar.

***

Dalam perspektif penjaminan simpanan, terdapat beberapa kebijakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan disiplin pasar, antara lain; pembatasan jumlah yang dijamin; pembatasan jenis
yang dijamin; pembatasan pihak yang dijamin; dan pengaturan prioritas pembagian hasil
likuidasi bank.

Adanya pembatasan simpanan yang dijamin menyebabkan nasabah yang simpanannya melebihi
jumlah yang dijamin akan menghadapi risiko apabila bank tempat mereka menempatkan
simpanannya ditutup. Oleh karena itu, nasabah tersebut akan terdorong untuk selalu memonitor
kondisi dan kinerja bank.

Dilain pihak penjamin simpanan juga dapat mengecualikan penjaminan atas suatu jenis
simpanan tertentu apabila simpanan tersebut dianggap lebih sebagai investment tool dan hanya
dimiliki nasabah tertentu. Contoh jenis simpanan yang tidak dijamin antara lain; negotiable
sertificate of deposit (Jepang, Malaysia), structured deposit (Singapura), simpanan dalam valuta
asing (Jepang, Malaysia, Singapura, Canada).

Peningkatan disiplin pasar dapat pula dilakukan dengan mengecualikan penjaminan terhadap
simpanan milik pihak yang mempunyai kemampuan untuk melakukan analisis kondisi dan
kinerja bank, seperti : bank, perusahaan asuransi, dana pensiun, atau perusahaan sekuritas.

Dalam konteks pembagian hasil likuidasi bank, pihak yang diharapkan melakukan disiplin pasar
ditempatkan pada urutan yang lebih belakang. Nasabah penyimpan pada umumnya mempunyai
urutan sebelum kreditur lainnya. Sedangkan nasabah penyimpan yang dijamin dapat diberi
urutan yang berbeda dengan nasabah yang tidak dijamin. Posisi nasabah penyimpan yang telah
dibayar penjaminannya digantikan oleh penjamin simpanan (hak subrogasi).

Kebijakan seperti apa yang harus dilakukan pada umumnya dipengaruhi oleh sistem perbankan
di setiap negara, serta tujuan kebijakan publik yang ingin dicapai. Dari beberapa pilihan tersebut,
dalam UU LPS hanya diterapkan 2, yakni ; (1) pembatasan jumlah simpanan yang dijamin
maksimal Rp 100 juta per nasabah per bank, dan (2) dalam pembagian hasil likuidasi bank,
pembayaran kembali klaim penjaminan yang telah dibayar LPS mempunyai hak mendahului
terhadap pembayaran simpanan yang tidak dijamin.

***

Dari uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwa pihak yang diharapkan melakukan disiplin
pasar adalah nasabah besar dan kreditur. Nasabah kecil memang tidak diharapkan melakukan
disiplin pasar. Ketiadaan akses informasi dan kemampuan menilai kondisi dan kinerja bank
menyebabkan nasabah kecil menjadi sensitif terhadap rumors mengenai keadaan suatu bank
yang mudah menyulut kepanikan dan bank runs. Dalam sistem penjaminan simpanan, risiko
yang dihadapi nasabah kecil dialihkan kepada LPS sehinga bank runs diharapkan dapat dicegah.

Manfaat penjaminan simpanan bagi nasabah besar lebih terletak pada terciptanya sistem
perbankan yang lebih stabil dan kompetitif. Selain itu, nasabah besar dapat memperoleh manfaat
dalam pelaksanaan fungsi LPS untuk memelihara stabilitas sistem perbankan melalui
pelaksanaan resolusi bank gagal. Dalam UU LPS terdapat 4 pilihan metode resolusi bank, yakni;
(1) penanganan bank gagal sistemik dengan melibatkan pemegang saham; (2) penanganan bank
gagal sistemik tanpa melibatkan pemegang saham; (3) penyelamatan bank gagal tidak sistemik;
serta (4) tidak menyelamatkan bank gagal tidak sistemik.

Dalam metode resolusi (1), (2), dan (3), LPS melakukan penyehatan bank gagal dengan
mempertahankan keberlangsungan operasional bank dan melakukan penyertaan modal
sementara. Dalam ketiga metode resolusi tersebut, semua nasabah penyimpan baik yang besar
maupun yang kecil, termasuk kreditur bank akan mendapat manfaat dari upaya penyehatan bank
yang dilakukan LPS. Sedangkan dalam metode resolusi (4), LPS menetapkan tidak
menyelamatkan bank gagal tidak sistemik, serta merekomendasikan pencabutan izin usaha bank
tersebut. Setelah melakukan verifikasi dan rekonsiliasi, LPS akan membayar klaim penjaminan
atas simpanan yang layak bayar. Simpanan yang tidak layak bayar, simpanan yang tidak dijamin,
dan klaim kreditur lainnya akan dibayarkan dari hasil likuidasi bank.

Jadi jelas bahwa melalui disiplin pasar, maka yang akan terbentuk adalah sosok perbankan yang
kuat, sehat serta bertumbuh. Dengan kondisi seperti itu maka sama artinya bahwa secara sistem
seluruh simpanan menjadi terjamin dan LPS menjadi lebih fokus melaksanakan amanat UU LPS
dalam secara aktif ikut memelihara stabilitas sistem perbankan.

Penulis bekerja di LPS. Tulisan ini bukan merupakan pendapat resmi LPS tetapi merupakan
pendapat pribadi.

Anda mungkin juga menyukai