Anda di halaman 1dari 5

Neni Fitria Rahayu

25-2014-074

1. Berikan contoh jenis mikrofon yang ada di pasaran menurut diagram polarnya, serta jelaskan!
Jawab:
Kepekaan antara satu microphone dengan microphone yang lainnya tidak selalu sama
terhadap semua arah kedatangan suara. Percobaan dan pengukuran akhirnya menghasilkan
apa yang disebut directivity/sensitivity patern.
Arah penerimaan/polar pattren dalam kebanyakan microphone penerimaan yang
diinginkan adalah konsisten pada semua frekuensi. Jika tidak maka warna suara/frekuensi
pada microphone berbeda.
Arah penerimaan/polar pattren microphone dibagi menjadi tiga yaitu :
 Omni Directional
Omni directional umumnya sama dengan microphone lainnya, tetapi microphone jenis
omni mempunyai kelebihan untuk menangkap suara frekuensi pada sudut 0 derajat terhadap
sumber suara dan mempunyai respon dengan level yang baik pada frekuensi rendah.
Penggunaan microphone di dalam studio yang baik adalah menggunakan microphone
jenis directional cardiodid. Adalah pola yang sederhana, bentuk pola yang melingkar.
Sensitivitas suara sama dari segala arah, dalam kenyataannya pola Omni kurang sensitif pada
bagian belakang, seperti terlihat pada gambar berikut.
 Bi Directional
Pola ini antara depan dan belakang mempunyai sensitivitas yang sama baiknya. Tetapi
pada bagian sampnig tidak sensitiv, sehingga bentuk polanya mirip dengan angka 8. Pola Bi
Directional sering populer dengan sebutan angka 8. Bi directional yaitu microphone yang
mempunyai 2 arah penangkapan yaitu dari depan dan dari belakang tanpa menggeser
microphone, jenis ini banyak dipergunakan untuk dialog pada saat sandiwara.
 Uni Directional
Pola ini mempunyai arah penangkapan yang sensitiv dari arah depan saja, pada bagian
belakang mengalami pelemahan. Pola pattren Uni Directional dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Cardioid yaitu microphone yang mempunyai arah penangkapan getarannya satu
arah yang mempunyai sudut melebar, yaitu arah penangkapan untuk microphone jenis ini
begitu bersih pada 0 derajat dengan sumber suara 1 dan tidak tercampur dengan suara yang
tidak diinginkan dari sumber suara 2 atau sudut 180 derajat.
2. Super Cardioid yaitu microphone yang bentuk arah penangkapan getaran bunyi
seperti cardiodid, akan tetapi mempunyai gaung yang lebih besar dari microphone Cardiodid
tetapi lebih kecil dari microphone jenis hiper cardiodid.
3. Hyper Cardioid yaitu microphone yang bentuk arah penangkapan getaran bunyi
seperti cardiodid, akan tetapi mempunyai gaung yang lebih besar disebabkan oleh jangkauan
penangkapan yang lebih jauh dari microphone lainnya.
Pada pola Super dan Hyper Cardioid hampir sama denga Cardioid, tetapi pada bagian
samping mengalami perlemahan, jangkauan lebar derajat juga mengalami penyempitan.

2. Jelaskan prinsip kerja dosimeter. Berikan contoh spesifikasi suatu dosimeter yang ada di
pasaran, serta jealskan!
Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:
 Dosimeter saku (pen / pocket dosemeter)
 Film badge
 Thermoluminisence Dosemeter (TLD).
Prinsip kerjanya:
 Dosimeter Saku
Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama
dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena
muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan “disimpan” seperti halnya suatu kapasitor.
Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada Gambar di
atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif, sedangkan sumbu
logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula, sebelum
digunakan, dosimeter ini diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu catu daya dengan
tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan
potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan 'charging' maka
penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di
tempat kerja, bila ada radiasi yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan
mengionisasi gas, sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan
bergerak menuju anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan potensial antara jarum
dan dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan jarum
berkurang.
Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas radiasi yang
memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan intensitas radiasi yang
telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum tersebut kemudian dikonversikan
menjadi nilai dosis.
 Film Badge
Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat
“menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum
diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya –atau telah mengenai orang
yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat.
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai
penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka
dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.

 Dosimeter Termoluminisensi (TLD)


Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini
adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada
bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering
digunakan untuk TLD adalah CaSO4.
Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian
diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan
dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi
percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses
dosimeter ini adalah TLD reader.

Anda mungkin juga menyukai