Gangguan jiwa dikonseptualisasikan secara klinis sebagai sindrom psikologis atau
pola behavioral yang terdapat pada seorang individu dan diasosiasikan dengan distress (misalnya simptom yang menyakitkan) atau disabilitas (yakni, hendaya di dalam satu atau lebih wilayah fungsi yang penting) atau diasosiasikan dengan resiko mengalami kematian, penderitaan, disabilitas, atau kehilangan kebebasan diri yang penting sifatnya, yang meningkat secara signifikan.1 Gangguan jiwa sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang serius di dunia. WHO (World Health Organization) menegaskan jumlah klien gangguan jiwa di dunia mencapai 450 juta orang dan paling tidak ada 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah gangguan jiwa.2 Data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2010, total jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dari populasi dan 0,46% menderita gangguan jiwa berat atau 46 per mil.3 Sehat jiwa itu bukan hanya sekedar bebas dari gangguan jiwa akan tetapi, seseorang yang sehat jiwanya adalah seseorang yang mengerti dan menyadari kemampuan yang dimilikinya, bisa mengatasi stres dalam kehidupan sehari–hari, dapat bekerja secara produktif dan berkontribusi di masyarakat dimana dia berada. Mengalami gangguan jiwa tidak hanya berdampak pada individu tetapi juga pada keluarga dan negara. Kerugian ekonomi minimal akibat masalah kesehatann jiwa mencapai 20 Triliun rupiah. Karena itu masalah gangguan jiwa ini perlu mendapatkan perhatian yang serius agar pelayanan bagi penderita gangguan jiwa ini bisa lebih baik. Pelayanan bagi penderita gangguan jiwa tidak terlepas dari peran para profesional kesehatan seperti psikiater, psikolog, perawat psikiatri, occupational therapist dan pekerja sosial, termasuk disini adalah seorang dokter. Sehingga diperlukan peningkatan pemahaman yang terus- menerus tentang gangguan jiwa ini. 4 Berdasarkan latarbelakang tersebut penulis menjadi tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang gangguan jiwa yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari dalam bentuk referat ini.