Anda di halaman 1dari 10

SIP-37A-R5-T6-G2

TUGAS RESUME
SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN
Disusun Oleh:
Nurma Gupita Dewi 12030117410028
Yonimah Nurul Husna 12030117410012

CHAPTER 13
MENGELOLA SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

A. Siklus Hidup Pengembangan Sistem


System Development Life Cycle (SDLC) adalah model untuk mengurangi risiko baik
keuangan dan operasional yang signifikan akibat dari penerapan sistem baru di dalam
perusahaan yaitu melalui perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi
secara hati-hati dari aktivitas-aktivitas utama. Lima tahap model ini antara lain:
Partisipan dalam Pengembangan Sistem
Partisipan dalam pengembangan sistem dapat dikelompokkan menjadi tiga antara
lain:
1. Profesional sistem (systems professionals) yang terdiri dari analis sistem, desainer
sistem dan pemrogram.
2. Pengguna akhir (end user) adalah orang-orang yang menggunakan sistem antara lain;
manajer, staf operasional, akuntan dan auditor internal.
3. Pemegang kepentingan (stakeholder) adalah individu yang berada didalam atau
diluar perusahaan yang berhubungan dengan sistem tersebut tetapi bukan merupakan
pengguna seperti akuntan, auditor internal dan auditor eksternal yang mengawasi
pengembangan sistem.

B. Strategi Sistem
Tujuan dari strategi sistem adalah untuk menghubungkan proyek sistem individual
dengan tujuan strategis perusahaan. Perusahaan yang mengambil strategi sistem secara
serius membentuk komite pengarah untuk memberikan bimbingan dan pengawasan
terhadap proyek sistem. Komposisi komite pengarah dapat mencakup direktur utama,
direktur keuangan, direktur informasi, manajemen senior dari area pengguna, auditor
internal, dan manajemen senior dari layanan komputer. Pihak eksternal, seperti konsultan
manajemen dan auditor eksternal perusahaan, juga dapat melengkapi komite tersebut.

C. Menilai Kebutuhan Informasi Strategis


1. Kebutuhan Bisnis Strategis
a. Visi dan Misi
Pengembangan strategi sistem memerlukan pemahaman tentang visi
manajemen puncak, yang telah membentuk strategi bisnis organisasi. Banyak CEO
mengkomunikasikan visi strategis mereka melalui sebuah pernyataan misi formal.
Organisasi yang tidak memiliki misi yang tepat, akibatnya manajemen hanya
merespon kebutuhan sistem informasi berdasarkan krisis yang terjadi, bukan dari
perencanaan yang matang.
b. Analisis Industri dan Kompetensi
Analisis industri memberikan analisis faktor-faktor penggerak yang
mempengaruhi industri dan kinerja organisasi. Sedangkan analisis kompetensi
memberikan gambaran lengkap tentang efektivitas organisasi seperti yang terlihat
melalui empat filter strategis antara lain sumber daya, infrastruktur, produk/jasa dan
pelanggan. Dengan menilai faktor-faktor ini, sebuah organisasi dapat
mengembangkan pandangan yang akurat tentang kekuatan relatif, kelemahan, dan
kompetensi intinya.
2. Legacy System
Aplikasi, database, dan proses bisnis yang saat ini beroperasi penuh merupakan
sistem warisan. Seringkali, sistem ini rumit untuk dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya. Bahkan di perusahaan modern, sistem informasi biasanya merupakan
perpaduan antara teknologi lama dan modern, yang memiliki peran penting bagi
kesuksesan bisnis perusahaan.
3. Umpan Balik Pengguna
Penilaian umpan balik pengguna mencakup identifikasi area-area kebutuhan
pengguna, menyiapkan proposal tertulis, mengevaluasi kelayakan proposal masing-
masing dan kontribusi terhadap rencana bisnis, dan memprioritaskan proyek
individual. Tahapan dari kegiatan ini antara lain:
a. Mengenali masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Menetapkan tujuan sistem
d. Menentukan kelayakan proyek
e. Menyiapkan proposal proyek formal.

D. Mengembangkan Rencana Sistem Strategis


Setelah mengumpulkan dan mendokumentasikan input dari rencana bisnis, isu-isu
hukum, dan umpan balik pengguna, anggota komite pengarah dan profesional sistem
mengevaluasi pro dan kontra masing-masing proposal. Ini melibatkan penilaian terhadap
setiap manfaat proyek potensial, biaya, dan implikasi strategis terhadap organisasi.
Pembangunan akan dilanjutkan pada proposal yang menunjukkan potensi terbesar untuk
mendukung tujuan bisnis organisasi dengan biaya terendah
E. Membuat Rencana Tindakan
Balanced scorecard (BSC) adalah sistem manajemen yang memungkinkan
organisasi untuk mengklarifikasi visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke
dalam tindakan. BSC memberikan umpan balik untuk proses bisnis internal maupun hasil
eksternal untuk terus menerus meningkatkan kinerja strategis. BSC dapat membantu
manajer mengidentifikasi peluang untuk perbaikan TI dan melacak dampak inisiatif
perbaikan melalui berbagai indikator kinerja. Terdapat empat perspektif yang harus
diperhatikan dalam BSC yaitu:
1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pembelajaran dan pertumbuhan merupakan fondasi penting bagi keberhasilan
organisasi manapun. Perspektif ini mencakup pelatihan karyawan dan sikap budaya
perusahaan yang terkait dengan peningkatan diri individu dan perusahaan
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Metrik berdasarkan perspektif ini memungkinkan manajer mengetahui seberapa
baik bisnis berjalan dan apakah produk dan layanannya sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
3. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan mencakup pengukuran yang obyektif seperti tingkat retensi
pelanggan, serta kriteria yang lebih subjektif seperti survei riset pasar dan survei
kepuasan pelanggan.
4. Perspektif Finansial
Perspektif keuangan mencakup pengukuran tradisional seperti profitabilitas,
pendapatan, dan penjualan. Namun, penekanan berlebihan pada kinerja keuangan
dapat mempengaruhi keputusan jangka pendek yang menciptakan ketidakseimbangan
dengan perspektif lain.

F. Inisiasi Proyek
Inisiasi proyek melibatkan pemahaman rinci tentang masalah pengguna dan
mengusulkan beberapa solusi alternatif. Masing-masing proposal ini dinilai berdasarkan
karakteristik kelayakan dan biaya-manfaatnya. Pilihan yang dipilih pada langkah ini
kemudian dilanjutkan ke tahap pembuatan SDLC.

G. Analisis Sistem
Analis sistem harus benar-benar memahami masalah bisnis sebelum dia dapat
merumuskan sebuah solusi.
1. Langkah Survei
Kebanyakan sistem tidak dikembangkan dari awal. Biasanya, beberapa bentuk sistem
informasi dan prosedur terkait saat ini sudah ada. Analis sering memulai analisis
dengan menentukan elemen apa dari sistem saat ini yang harus dipelihara sebagai
bagian dari sistem yang baru.
2. Langkah Analisis
Analisis sistem adalah proses intelektual yang digabungkan dengan pengumpulan
fakta. Analis secara bersamaan menganalisis saat dia mengumpulkan fakta. Pengakuan
akan suatu masalah mengasumsikan beberapa pemahaman tentang norma atau
keadaan yang diinginkan. Oleh karena itu, sulit untuk mengidentifikasi di mana survei
berakhir dan analisis dimulai.

H. Konseptualisasi Desain Alternatif


Tujuan dari tahap konseptualisasi adalah untuk menghasilkan beberapa alternatif
solusi konseptual yang memenuhi persyaratan sistem yang diidentifikasi selama analisis
sistem. Perancangan sistem pada saat ini harus bersifat umum. Desain harus
mengidentifikasi semua input, output, proses, dan fitur khusus yang diperlukan untuk
membedakan satu alternatif dengan alternatif lainnya

I. Evaluasi dan Pemilihan Sistem


1. Melakukan Studi Kelayakan Terperinci
Memulai proses pemilihan sistem dengan memeriksa kembali faktor kelayakan
yang dievaluasi secara awal sebagai bagian dari proposal sistem. Untuk itu penguji
harus melakukan studi kelayakan terperinci yang meliputi:
a. Kelayakan Teknis
Dalam mengevaluasi kelayakan teknis, teknologi yang mapan dan dipahami
memiliki risiko lebih kecil dibandingkan teknologi yang belum diketahui.
Penggunaan teknologi yang baru (rilis pertama) dan belum dikuasai oleh
profesional sistem merupakan pilihan yang lebih beresiko.
b. Kelayakan Hukum
Dalam sistem pemrosesan transaksi keuangan, legalitas sistem selalu menjadi
masalah. Namun, legalitas juga menjadi masalah bagi sistem non finansial yang
memproses data sensitif, seperti catatan pasien rumah sakit atau peringkat kredit
pribadi. Desain sistem yang berbeda mungkin mewakili tingkat risiko yang
berbeda saat berhadapan dengan data semacam itu.
c. Kelayakan Operasional
Ketersediaan pengguna yang terlatih, termotivasi, dan berpengalaman
merupakan isu utama dalam mengevaluasi kelayakan operasional suatu desain.
Jika pengguna tidak memiliki atribut ini, mungkin akan lebih berisiko dan
memerlukan pelatihan ulang yang ekstensif.
d. Kelayakan Jadwal
Pada tahap ini, evaluator sistem berada pada posisi yang lebih baik untuk
menilai kemungkinan sistem akan selesai sesuai jadwal. Platform teknologi,
perancangan sistem, dan kebutuhan akan pelatihan pengguna dapat mempengaruhi
jadwal semula
e. Kelayakan Ekonomi
Studi kelayakan ekonomi awal terbatas untuk menilai komitmen keuangan
manajemen terhadap keseluruhan proyek. Studi kelayakan ekonomi sekarang dapat
dilakukan selangkah lebih maju dengan melakukan analisis biaya-manfaat.
2. Melakukan Analisis Biaya-Manfaat
Analisis biaya-manfaat membantu manajemen menentukan apakah (dan seberapa
banyak) manfaat yang diterima dari sistem yang diusulkan akan lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkannya. Teknik ini sering digunakan untuk memperkirakan nilai
finansial investasi bisnis yang diharapkan. Ada tiga langkah dalam penerapan analisis
biaya-manfaat yaitu
a. Mengidentifikasi Biaya
Salah satu metode untuk mengidentifikasi biaya adalah membaginya menjadi
dua kategori: biaya satu kali dan biaya berulang. Biaya satu kali mencakup
investasi awal untuk mengembangkan dan menerapkan sistem. Biaya berulang
termasuk biaya operasi dan pemeliharaan yang kambuh sepanjang umur sistem
b. Mengidentifikasi Manfaat
1) Manfaat Berwujud
Manfaat berwujud adalah manfaat yang bisa diukur dan dinyatakan dalam
istilah-istilah keuangan.
2) Manfaat Tidak Berwujud

c. Membandingkan Biaya dan Manfaat


Langkah terakhir dalam analisis biaya-manfaat adalah membandingkan biaya
dan manfaat yang diidentifikasi dalam dua langkah pertama. Dua metode yang
paling umum digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi adalah nilai
sekarang dan pengembalian bersih.
3. Menyiapkan Laporan Pemilihan Sistem
Bagian penyampaian dari proses pemilihan sistem adalah laporan pemilihan
sistem. Dokumen formal ini terdiri dari studi kelayakan yang direvisi, analisis biaya-
manfaat, dan daftar dan penjelasan manfaat tidak berwujud untuk setiap desain
alternatif. Atas dasar laporan ini, panitia pengarah akan memilih satu sistem yang akan
maju ke tahap berikutnya dari tahap pembuatan SDLC
4. Mengumumkan Proyek Sistem Baru
Pengumuman resmi manajemen sistem baru ke bagian organisasi lainnya adalah
langkah terakhir dan paling sulit dalam tahap inisiasi proyek SDLC. Sebuah sistem
baru terkadang bisa menghasilkan reaksi balik politik yang bisa mengancam
kesuksesannya. Misalnya, tidak semua pengguna bisa memahami tujuan dari sistem
yang baru. Karena sistem baru membawa perubahan operasional, beberapa karyawan
mungkin diminta untuk menjalani pelatihan ulang agar berfungsi di tempat kerja yang
baru.
5. Umpan Balik Pengguna
Pemeliharaan sistem merupakan komponen integral dari lingkungan SDLC
modern. Fungsi ini perlu diterima terhadap umpan balik pengguna dan responsif
terhadap kebutuhan mereka yang sah. Oleh karena itu, permintaan pengguna juga
diarahkan ke tahap inisiasi proyek.

J. Peran Akuntansi dalam Pengelolaan SLDC


1. Bagaimana Akuntan Terlibat dalam SDLC?
Akuntan terlibat dalam pengembangan sistem dengan tiga cara.
a. Akuntan adalah pengguna. Semua sistem yang memproses transaksi keuangan
mempengaruhi fungsi akuntansi dengan cara tertentu. Seperti semua pengguna,
akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang masalah dan kebutuhan
mereka kepada profesional sistem.
b. Akuntan berpartisipasi dalam pengembangan sistem sebagai anggota tim
pengembangan. Akuntan masih mungkin dimintai pendapat atau diminta untu
menentukan apakah sistem yang diusulkan akan memiliki risiko pengendalian
internal atau tidak.
c. Akuntan dilibatkan dalam pengembangan sistem sebagai auditor. Sistem
informasi akuntansi harus dapat diaudit. Beberapa teknik audit komputer
memerlukan fitur khusus yang harus dirancang ke dalam sistem.
2. Peran Akuntan dalam Strategi Sistem
Auditor secara rutin meninjau ulang strategi sistem organisasi. Sejarah telah
menunjukkan bahwa perencanaan sistem yang cermat adalah aktivitas hemat biaya
dalam mengurangi risiko menciptakan sistem yang tidak dibutuhkan, tidak
diinginkan, tidak efisien, dan tidak efektif. Baik auditor internal maupun eksternal
memiliki kepentingan pribadi dalam hasil ini
3. Peran Akuntan dalam Desain Konseptual
Akuntan memainkan peran penting dalam desain konseptual sistem. Dia harus
mengenali implikasi kontrol masing-masing rancangan alternatif dan memastikan
bahwa konvensi akuntansi dan persyaratan hukum dipahami
4. Peran Akuntan dalam Pemilihan Sistem
Kelayakan ekonomi dari sistem yang diusulkan menjadi perhatian utama
akuntan. Secara khusus, akuntan harus memastikan bahwa:
a. Hanya biaya yang bisa dilunasi yang digunakan dalam perhitungan manfaat
penghematan biaya.
b. Tingkat suku bunga yang wajar digunakan untuk mengukur nilai sekarang arus
kas.
c. Biaya satu kali dan biaya berulang dilaporkan secara lengkap dan akurat.
d. Masa manfaat yang realistis digunakan dalam membandingkan proyek yang
bersaing.
e. Manfaat tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang wajar.

Anda mungkin juga menyukai