2.0
Dishidros Simulasi
1.5
1.0
0.5
EMA (m) thd MSL
MSL
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-2.0
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)
NW N NE
40%
Grafik Probabilitas Terlampaui (Lokasi Kenjeran)
30%
2.0
1.5
10% MHWS = 1.37m
1.0
0%
MHWL = 0.69m
W E 0.5
EMA thd MSL (m)
MSL = 0.00m
0.0
-0.5
MLWL = -0.66m
-1.0
MLWS = -1.35m
-1.5
LLWL = -1.81m
-2.0
SW S SE 0 10 20 30 40 50 60
Probabilitas Terlampaui (%)
70 80 90 100
Disusun oleh
November 2006
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
1. PENDAHULUAN
4. MEMBUAT DOMAIN
A. Menyiapkan Background Map 4-1
5. KALIBRASI MODEL
A. Simulasi Model RMA2 5-1
Siapkan peta batimetri yang menjadi dasar pemodelan hidrodinamika (RMA2) dan
pastikan peta memenuhi ketentuan berikut ini:
1. Sistem koodrinatnya adalah Longitude/Latitude (Lintang-Bujur), positif untuk
Lintang Utara, Negatif untuk Lintang Selatan. Ketentuan ini penting untuk
mengekstrak data pasang surut dari Naotide.
2. Posisikan peta pada koordinat yang sebenarnya. Artinya adalah, koordinat
112o T, 7o S berada pada posisi 112,-7 di AutoCAD, sehinga jarak 1 derajat
sama dengan 1 unit di AutoCAD.
3. Peta harus memiliki garis pantai (Layer Pantai) dan angka kedalaman (Layer
Dalam). Akan lebih baik apabila peta memiliki garis kontur (Layer Kontur).
4. Pastikan elevasi garis pantai sama dengan nol (0 LLWL), garis kontur memiliki
angka elevasi sesuai dengan kedalamannya (misal 0, 5, 10, dst). Apabila
garis kontur cukup kompleks maka dianjurkan untuk menempatkan dalam
beberapa layer yang berbeda sesuai dengan kedalamannya(misal Layer
Kontur05 untuk menyimpan garis kontur dengan kedalaman 5 meter. Peta
akan tampak seperti pada gambar berikut (File: …/01Peta/Peta01.dwg):
Gambar 2.1 Peta Perairan Selat Madura untuk domain pemodelan SMS.
5. Buat Layer baru dengan nama BC. Pada layer ini buatlah batas domain, dan
tentukan titik-titik (buat sebanyak 8 titik) yang akan menjadi kondisi batas.
Beri nomor urut untuk setiap titik kondisi batas (01-08).
Gambar 2.2 Batas Domain, Kondisi Batas (01-08), Lokasi Kalibrasi Pasut
(42,44,45), dan Lokasi Kalibrasi Arus (13).
9. Ubah sistem koordinat peta dari derajat ke meter (Scale >> All >> Enter
>> 0,0 >> R >> 1 >> 111000). Angka 111000 adalah perkiraan
perbandingan 1 derajat adalah setara dengan 111000 meter untuk daerah
sekitar khatulistiwa. Jika pengguna mahir mengkonversi peta dari derajat ke
UTM, bisa mencobanya sendiri.
10. Tampilan peta masih tetapi seperti pada Gambar 2.2 tetapi koodrinat sudah
berubah dari derajat ke meter (File: …/01Peta/Peta03.dwg).
11. Kunci (Lock) Layer Dalam, Kontur, dan Pantai .
12. Set Layer 0 menjadi Current Layer.
13. Hapus semua objek peta dengan Erase >> All.
14. Set Layer Dalam dan Kontur menjadi On. tidak di-Lock.
15. Hapus semua layer kecuali layer 0, Dalam, Kontur, dan Pantai.
16. UnLock semua layer. Peta akan tampak seperti pada gambar berikut (File:
…/01Peta/Peta04.dwg):
17. Berangkat dari Peta03.dwg, kunci (Lock) semua layer kecuali layer Dalam
dan Kontur.
18. Hapus semua objek peta semua dengan Erase >> All.
19. Hapus layer Dalam dan Kontur kemudian unLock semua layer.
20. Peta akan tampak seperti pada Gambar 2.2 di atas, tetapi layer Dalam dan
Kontur sudah tidak ada (File: …/01Peta/Peta05.dwg).
File XYZ adalah file ascii yang berisi data koordinat (XY) dan kedalaman (Z). File
ini diperoleh dari Peta04.dwg yang diproses dengan program bantu yang
bernama XYZ-SMS.EXE. File XYZ digunakan untuk menentukan nilai elevasi pada
domain model. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka file Peta04.dwg kemudian Save As (pada AutoCAD 2000 ke atas),
atau Export (pada AutoCAD R14 ke bawah) sebagai file DXF (AutoCAD R12
dxf) dengan nama Input.dxf dan simpan pada folder ../04XYZ/Input.
2. Ekekusi (Start >> Run pada Windows Xp) file ../04XYZ/ZYX-SMS.EXE.
Jawab pertanyaan-pertanyaan masing-masing dengan: 1, 2, dan 100.
Program ini menghasilkan dua file output yaitu ../04XYZ/Output/Err-
dxf.txt dan ../04XYZ/Output/Output.XYZ. File err-dxf.txt berisi daftar
objek peta yang gagal dikonversi menjadi xyz. Pengguna mengoreksi file
input.dxf berdasarkan isi dari file err-dxf.txt kemudian melakukan eksekusi
ulang program XYZ-SMS.EXE. Sebagian isi dari file Output.xyz tampak seperti
Kondisi batas dari pemodelan RMA2 untuk SMS versi 8.0 dapat berupa Flow BC
(debit) dan Head BC (pasang surut). Pada panduan ini hanya menggunakan
pasang surut sebagai kondisi batas. Data pasang surut dapat diambil dari Buku
Daftar Pasang Surut dari Dishidros, dapat juga diambil dari program Naotide.
Pada panduan ini data pasang surut diambil dari Naotide. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta02.dwg.
2. Ambil nilai koodrinat X dan Y (titik pusat lingkaran) dari BC dengan no urut
01. Nilai X= 111.6159, Y= -6.3835 (Ingat, ini masih dalam satuan derajat.
Untuk itu jangan salah buka file karena Naotide memerlukan koordinat
derajat, bukan meter!).
3. Jalankan program text editor kemudian buka file ../99Naotide/Input.in.
Pada panduan ini waktu simulasi adalah Januari 2006. Koreksi file Input.ini
seperti berikut (yang dicetak tebal/miring). Ketentuan-ketentuan penting
dapat dibaca catatan yang terdapat pada bagian akhir dari file Input.in.
== File input for nao99b-b0.f ==
2 /itmode - dont change this …
1 /lpmode - dont change this …
111.6159d0 /x=East longitude in degree
-6.3835d0 /y=South (-), North (+) latitude in degree
2005 /year - start
12 /month - start
31 /day - start
17 /hour - start
0 /minute - start
2006 /year - end
01 /month - end
31 /day - end
17 /hour - end
0 /minute - end
60.d0 /dt - interval time - in minute
01th.out /output file - nao99b original - …
1 /switch - whether u wanna make *.hf6 (=1)…
p4th.hf6 /output file - six columns …
…
…
Gambar 3.1 Kotak dialog Save As untuk menyimpan data kondisi batas.
12. Ulangi langkah No. 11 untuk Sheet 02 s/d 08. Selesah menyimpan Sheet 08
tutup file dan jawab dengan No (tidak menyimpan). Pada folder XYS akan
terdapat file ascii/text dengan nama 01.xys s/d 08.xys. File-file tersebut bisa
dibuka dengan Notepad. Jika ingin membuka dengan Excel maka buka dengan
format Delimited >> Next >> Tab (bukan space) >> Finish.
Pada panduan ini, untuk keperluan kalibrasi menggunakan data dari tanggal 1
Januari 2006 jam 00:00 s/d 15 Januari 2006 jam 23:00 (360 jam) ditambah
dengan 10 jam untuk stabilisasi model, sehingga total waktu untuk kalibrasi
adalah 370 jam.
Setelah proses kalibrasi selesai dengan menghasilkan angka error minimum,
biasanya dilanjutkan dengan simulasi dengan waktu yang panjang (misalnya 1
tahun). Pada kasus ini total waktu hanya satu bulan saja, sehingga perlu
tambahan waktu 15 hari lagi setelah kalibrasi. Walaupun hanya satu bulan, hal
yang penting yang akan disajikan dalam panduan ini adalah bagaimana
melakukan simulasi yang berkelanjutan.
Untuk keperluan simulasi lanjutan, sudah disediakan file-file input (*.xys) yang
terdapat pada folder ../pasut/xys2 yang diekstrak dari file BC2.xls. File BC2.xls
itu sendiri merupakan salinan dari file BC.xls namun ada modifikasi pada sheet 01
s/d 08 (Perhatikan jumlah baris dan no urutnya).
Sampai disini sudah tersedia semua file input untuk kondisi batas pemodelan.
Background Map adalah peta latar belakang pada domain model dalam format
dxf. Peta ini berfungsi sebagai kepada pengguna pada saat membuat mesh
sehingga pengguna bisa membuat mesh pada lokasi yang benar. Untuk membuat
bacground map, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta05.dwg.
2. Pilih menu File >> Save As (pada AutoCAD 2000 ke atas), atau File >>
Export (pada AutoCAD R14 ke bawah) sebagai file DXF (AutoCAD R12 dxf)
dengan nama Frame.dxf dan simpan pada folder ../05Mesh.
3. Keluar dari program AutoCAD.
B. Membuat Mesh
1. Jalankan program SMS 8.0.
2. Pilih menu Edit >> Current Coordinates … sehingga muncul kotak dialog
Coordinates. Set kotak dialog sehingga tampak seperti pada gambar berikut:
6. Klik button Display Options sehingga muncul kotak dialog Display Options.
Ubah setting sehinga tampak seperti pada gambar berikut:
7. Tutup kotak dialog Display Options dengan menekan tombol OK. Sampai
disini pengguna dapat mulai membuat mesh.
8. Untuk membuat mesh, aktifkan tool Create Mesh Node, kemudian mulailah
menggambar node-node pada domain yang telah direncanakan pada peta
latar belakang.
9. Agar supaya node-node yang sudah dibuat bisa dipindah posisinya, pastikan
menu Locked tidak aktif (menu Nodes >> Locked).
10. Setelah membuat beberapa node seperti pada Gambar 4.5, aktifkan tool
Create Quadratic Quad untuk memulai memuat elemen segiempat
quadratik, caranya adalah dengan memilih 4 node baik satu per satu maupun
empat sekaligus, sehingga akan terbentuk satu elemen.
12. Pada gambar di atas, mesh masih terlihat kaku/kasar. Untuk memperhalus
mesh dapat dilakukan dengan cara menggunakan menu Elements >> Relax.
Perintah ini tidak dapat memperhalus elemen yang berada di batas domain.
Pada Gambar 4.7 di atas semua elemen berada di batas domain. Untuk itu
gunakan cara lain yaitu dengan cara menggeser posisi node-node yang
diinginkan dengan mengaktifkan tool Select Mesh Node. Setelah menggeser
posisi node, lanjutkan dengan menggunakan menu Elements >> Relax.
Tampilan mesh kurang lebih seperti pada gambar berikut (Project:
../05Mesh/Mesh01.spr)::
Gambar 4.9 Kondisi mesh setelah seluruh node dan element dibuat.
Sampai disini domain yang telah dibuat masih belum memiliki angka kedalaman.
Pada bab terdahulu telah dibuat file XYZ. File XYZ inilah yang akan dipakai untuk
mengisi angka kedalaman pada domain. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Berangkat dari project Mesh04.spr. Pilih menu File >> Open kemudian pilih
file ../04XYZ/Output/Output.xyz dan klik Open.
2. Pada kotak dialog File Import Wizard klik Next >> Next >> Finish (OK).
Scatter Module akan aktif (menu utama berubah) dan file XYZ (dalam format
scatter) akan terbuka.
3. Pilih menu Scatter >> Interpolate to Mesh sehingga muncul kotak dialog
Interpolation. Ubah setting kotak dialog tersebut sehingga tampak seperti
pada gambar berikut (kemudian klik tombol OK):
4. Hapus scatter dengan memilih menu Scatter >> Delete Scatter Set (Jawab
Yes pada pertanyaan yang muncul).
Data peta batimetri yang digunakan diukur terhadap acuan 0 LLWL. Untuk
menyamakan acuan maka data batimetri tersebut harus diikatkan terhadap 0
MSL. Pengikatan data batimetri terhadap 0 MSL dilakukan dengan menambahkan
kedalaman sebesar selisih antara MSL dan LLWL. Sampai disini batimetri pada
domain model masih belum diikatkan terhadap 0 MSL. Untuk melakukan hal ini
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta06.dwg. Pada peta sudah terdapat layer dengan
nama Kawasan yang berisi batas-batas pembagian kawasan. Pembagian
kawasan ini didasarkan pada daerah pengaruh dari beberapa Stasiun Pasang
Surut Dishidros. Pada domain model terdapat 4 stasiun Pasang Surut yakni:
- Sta 42 (Karang Jamuang, So=1.1 m), mewakili Kawasan 1 (KW01),
- Sta 43 (Kalianget, So=1.4 m), mewakili Kawasan 2 (KW02),
- Sta 44 (Surabaya, So=1.5 m), mewakili Kawasan 3 (KW03), dan
- Sta 45 (Karang Kleta, So=1.8 m), mewakili Kawasan 4 (KW04).
Hasil identifikasi dari 4 pembagian kawasan tersebut terdapat pada file
../05Mesh/Koreksi/Kawasan.txt.
Yang harus diperhatikan dalam pembagian kawasan ini adalah tidak boleh ada
node/elemen yang berada di luar batas kawasan, karena akan memyebabkan
jumlah node hasil koreksi tidak sama dengan jumlah node sebelum koreksi,
sehingga domain menjadi rusak.
2. Buka Project ../05Mesh/Mesh05.spr. Simpan Project sebagai
../05Mesh/Mesh06.spr (dengan menu File >> Save As). Kemudian Tutup
Project (dengan menu File >> Delete All (Yes)).
3. Dengan program Windows Explorer (atau program commander yang lain yang
disukai) kemduian salin file file ../05Mesh/Mesh06.geo ke
../05Mesh/Koreksi/Awal.geo.
4. Eksekusi program ../05Mesh/Koreksi/Koreksi.exe. Program ini akan
menghasil file ../05Mesh/Koreksi/Akhir.geo.
5. Salin file ../05Mesh/Koreksi/Akhir.geo ke ../05Mesh/Mesh06.geo
(replace).
6. Pada kotak dialog RMA2 Model Control klik tombol Optional BC Controls..
sehingga muncul kotak dialog Optional BC Controls. Ubah setting pada
kotak dialog tersebut sehingga tampak seperti pada gambar berikut:
7. Tutup kotak dialog Optional BC Controls dan RMA2 Model Control dengan
menekan tombol OK. Sampai disini sudah bisa mengisi data kondisi batas
pada nodestring. Jangan menghentikan pekerjaan sampai pada langkah ini
karena meskipun sudah menyimpan project, setting yang sudah dibuat akan
hilang.
8. Aktifkan Tool Select Nodestring kemudian pilih nodestring untuk BC01
(paling kiri). Perhatikan gambar berikut:
9. Pilih menu RMA2 >> Assign BC… sehingga muncul kotak dialog RMA2
Assign Boundary Conditions. Pada kotak dialog tersebut pilih radio button
Head BC karena data kondisi batasnya berupa pasang-surut. Pilih radio
button Transient karena data kondisi batasnya berupa time series (tidak
konstan). Perhatikan gambar berikut:
10. Klik tombol Define curve. Kemudian pada kotak dialog XY Series Editor klik
tombol Import sehingga muncul kotak dialog Open File. Ingat! Pada bab
sebelumnya sudah dibuat file XYS. Tunjuk file ../02Pasut/XYS/01.xys
kemudian klik tombol Open pada kotak dialog Open File. Kotak dialog XY
Series Editor akan berisi data dan grafik dari file 01.xys. Tutup kotak dialog ini
dengan menekan tombol OK. Tutup kotak dialog RMA2 Assign Boundary
Conditions dengan menekantombol OK.
11. Ulangi langkah No 8 s/d 10 di atas untuk nodestring berikutnya (BC 02 s/d BC
08). Ingat! Sesuaikan No BC dengan No file XYS.
12. Untuk memeriksa model kontrol yang sudah dibuat, pilih menu RMA2 >>
Model Check… Pada kotak dialog RMA2 Model Checker, tekan tombol Run
Check.
13. Hasilnya adalah seperti pada Project ../05Mesh/Mesh07.spr.
Tahap 2: Mengekstrak Data Elevasi Muka Air dari Hasil Simulasi RMA2
Untuk mengekstrak data Elevasi Muka Air (EMA) dari hasil simulasi RMA2, ikut
langkah-langkah berikut:
1. Buka project ../06Kalibrasi/Kal01.spr.
2. Pilih menu Data >> Data Browser…. Pada kotak dialog Data Browser
klik tombol Import, kemudian pilih file ../06Kalibrasi/Kal01.sol dan
klik tombol Open. Tunggu hingga proses impor selesai.
3. Pada grup Solutions dari kotak dialog Data Browser pilih file
Kal01.sol(RMA2) dan pada grup Scalar Data Sets pilih water surface
elevation sehingga tampak seperti pada gambar berikut berikut:
4. Klik tombol Export sehingga muncul kotak dialog Export Data Set. Set
kotak dialog sehingga tampak seperti pada gambar berikut:
5. Klik tombol Filename… kemudian pada kotak dialog Save beri nama file
../06Kalibrasi/Proses/EMA01.dat dan tekan tombol Save sehingga
kembali ke kotak dialog Export Data Set. Tekan tombol Save untuk
memulai proses ekspor. Setelah proses ekspor selesai maka kotak dialog
Export Data Set akan tertutup dan kembali ke kotak dialog Data Browser.
Klik tombol Done untuk menutup kotak dialog Data Browser sehingga
kembali ke menu utama.
6. Identifikasi nomor-nomor node untuk 3 lokasi kalibrasi (node yang berada
di lokasi Karang Jamuang (No 42), Surabaya (44), dan Karang Kleta (45)
kemudian daftarkan nomor-nomor node tersebut ke dalam file
../06Kalibrasi/Proses/Pasut.cfg (buka dengan text editor kesukaan
Anda, misal NotePad). Daftarkan juga ke dalam file Pasut.cfg, nama file
dataset yang telah diexport, yaitu EMA01.dat beserta jumlah stepnya,
kemudian simpan hasil edit sehingga isi file Pasut.cfg tampak seperti pada
gambar berikut:
LLWL TP = TunggangPasut
2.0
Dishidros Simulasi
1.5
1.0
0.5
EMA (m) thd MSL
MSL
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-2.0
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)
4. Klik tombol Verctor -> Scalars untuk mengkoversi velocity mag dari
vektor ke skalar sehingga muncul kotak dialog Vector -> Scalar. Pilih radio
button Magnitude and Direction kemudian pada kotak edit Magnitude
data set name: ganti namanya menjadi V01 dan pada kotak edit
Direction data set name: ganti namanya menjadi D01 sehingga tampak
seperti pada gambar berikut:
7. Klik tombol Filename… kemudian pada kotak dialog Save beri nama file
../06Kalibrasi/Proses/D01.dat dan tekan tombol Save sehingga
kembali ke kotak dialog Export Data Set. Tekan tombol Save untuk
memulai proses ekspor. Setelah proses ekspor selesai maka kotak dialog
Export Data Set akan tertutup dan kembali ke kotak dialog Data Browser.
8. Ulangi langkah No 6 dan 7 diatas untuk V01.
9. Klik tombol Done untuk menutup kotak dialog Data Browser sehingga
kembali ke menu utama.
10. Identifikasi nomor-nomor node untuk lokasi kalibrasi (node yang berada di
lokasi Surabaya (No 13) kemudian daftarkan nomor node tersebut ke
dalam file ../06Kalibrasi/Proses/Arus.cfg. Daftarkan juga ke dalam file
Pasut.cfg, nama file dataset yang telah diexport, yaitu D01.dat dan
V01.dat beserta jumlah stepnya, kemudian simpan hasil edit sehingga isi
file Arus.cfg tampak seperti pada gambar berikut:
Min TV = TunggangVelocity
Dishidros Simulasi
150
100
50
Magnitude (cm/dt)
-50
-100
-150
-200
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)
Gambar 6.1 Kotak dialog RMA2 Model Control dengan checkbox Hotstart
output file terpilih.
Gambar 6.2 Kotak dialog RMA2 Model Control dengan checkbox Hotstart
input file terpilih pada simulasi berikutnya.
Sebenarnya hanya ada 4 (empat) macam data dari output pemodelan RMA2, tiga
diantaranya berupa data scalar yaitu: 1) Velocity Mag, 2) Water Depth, dan 3)
Water Surface Elevation, sedangkan yang satu lagi berupa data vektor yaitu 4)
Velocity. Gambar-gambar berikut ini adalah contoh hasil ekspor step ke-370 dari
file Sim01.sol untuk keempat jenis data tersebut:
Dari jenis data tersebut diatas dapat diolah sesuai dengan kebutuhan. Sebagian
contoh pengolah hasil pemodelan RMA2 sudah dibahas pada bab Kalibrasi.
Diharapkan pengguna sudah memahami proses impor-ekspor data dengan
menggunakan kotak dialog Data Browser, karena pada contoh-contoh pengolahan
data berikut ini tidak akan merinci secara detil langkah-langkahnya. Pada contoh-
contoh berikut mengambil lokasi Lepas Pantai Kenjeran (sebelah timurlaut
Surabaya) dengan No Node 11847. Lihat gambar berikut (Project
../ZZLainLain/LStudi.spr):
Untuk keperluan membuat Rose (Current Rose) dan Scatter Diagram (Current
Scatter), pada panduan ini disertakan program pengolah yang terdapat pada
folder ../09RoseScat. Informasi selengkapnya tentan program ini bisa dibaca
file ../09RoseScat/0Readme.txt. Lakukan langkah-langkah berikut:
1. Buka file (dengan NotePad) ../09RoseScat/Config.txt. Pada file ini sudah
berisi daftar file dan node yang akan diproses (harus dikoreksi untuk
file/lokasi yang lain). Tugas pengguna adalah menyiapkan 4 (empat) file *.dat
masing-masing VEL01.dat, DIR01.dat (diekspor dari Sim01.sol dengan
mengkoversi dari vektor ke skalar -> magnitude & direction), VEL02.dat, dan
DIR02.dat (diekspor dari Sim02.sol). Simpan keempat file ini pada folder
../09RoseScat/Sol. Ingat! Data valid dimulai dari step 11 (seharusnya
adalah step 10, tetapi karena ada beda fasa, maka data hasil simulasi untuk
tanggal 1 Januari 2006 berada pada step 11).
NW N NE
40%
30%
20%
10%
0%
W E
SW S SE
Total number of data = 743
50 cm/s
NW NE
40 cm/s
30 cm/s
20 cm/s
10 cm/s
W E
SW SE
Hasil pemodelan RMA2 dapat juga diolah untuk mendapatkan data elevasi
penting dari lokasi-lokasi yang distudi. Tentunya dengan sebuah program
pengolah khusus. Pada panduan ini disertakan program DinaTide (pada folder
../08DinaTide) yang berisi program peramalan data pasang surut dan program
untuk menghasilkan grafik probabilitas terlampaui. Pada contoh berikut ini
mengambil lokasi Kenjeran sebagai lokasi studi (Node 11847). Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:
2.0
1.5
1.0
0.5
EMA (m) thd MSL
MSL
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-2.0
01 06 11 16 21 26 31
Waktu (Januari 2006)
2.0
HHWL = 1.76m
1.5
MHWS = 1.37m
1.0
MHWL = 0.69m
0.5
EMA thd MSL (m)
MSL = 0.00m
0.0
-0.5
MLWL = -0.66m
-1.0
MLWS = -1.35m
-1.5
LLWL = -1.81m
-2.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Probabilitas Terlampaui (%)
Pengguna dapat membuat film dari hasil pemodelan RMA2 (Film Loop). Tampilan
film dapat diambil salah satu dataset seperti Velocity Mag (skalar), Water
Depth, Water Surface Elevation, atau Velocity (vektor), dapat juga berupa
gabungan dari skala dan vektor misalnya Velocity Mag dan Velocity.
4. Pilih menu Data >> Film Loop… sehingga muncul kotak dialog Film Loop
Setup – General Options. Tekan tombol dokumen kemudian beri nama file
../07Simulasi/Output/EMA.avi.
5. Tekan tombol Next untuk menuju ke kotak dialog berikutnya yaitu Film Loop
Setup – Time Step Options. Set kotak dialog sehingga tampak seperti
gambar berikut:
6. Klik tombol Next kemudian pada kotak dialog berikutnya klik Finish. Tunggu
hingga proses pembuatan film EMA selesai.
8. Klik tombol Next kemudian pada kotak dialog berikutnya klik Finish. Tunggu
hingga proses pembuatan film arus selesai.