Anda di halaman 1dari 48

PANDUAN SMS 8.

K01: Karang Jamuang

2.0
Dishidros Simulasi

1.5

1.0

0.5
EMA (m) thd MSL

MSL
0.0

-0.5

-1.0

-1.5

-2.0
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)

NW N NE
40%
Grafik Probabilitas Terlampaui (Lokasi Kenjeran)

30%
2.0

20% HHWL = 1.76m

1.5
10% MHWS = 1.37m

1.0
0%
MHWL = 0.69m

W E 0.5
EMA thd MSL (m)

MSL = 0.00m
0.0

-0.5
MLWL = -0.66m

-1.0

MLWS = -1.35m
-1.5

LLWL = -1.81m
-2.0

SW S SE 0 10 20 30 40 50 60
Probabilitas Terlampaui (%)
70 80 90 100

Disusun oleh

PT Suwanda Karya Mandiri

November 2006
DAFTAR ISI

Daftar Isi i

1. PENDAHULUAN

2. MENYIAPKAN DATA BATIMETRI


A. Menyiapkan Peta Dasar 2-1

B. Membuat File XYZ 2-3

3. MENYIAPKAN DATA INPUT

4. MEMBUAT DOMAIN
A. Menyiapkan Background Map 4-1

B. Membuat Mesh 4-1

C. Mendefinisikan Material Properties 4-5

D. Mendefinisikan Material Properties 4-5

E. Mengisi Batimetri Domain 4-7

F. Menyamakan Elevasi Acuan 4-8

G. Mengisi Data Kondisi Batas pada Nodestrings 4-9

5. KALIBRASI MODEL
A. Simulasi Model RMA2 5-1

B. Kalibrasi Pasang Surut 5-1

C. Kalibrasi Arus 5-6

6. SIMULASI MODEL RMA2

7. MENGOLAH DATA HASIL MODEL RMA2


A. Membuat Rose dan Scatter Diagram Arus 7-1

B. Mencari Elevasi Acuan pada Lokasi Studi 7-6

C. Membuat File AVI 7-9

Panduan SMS 8.0 i


1. PENDAHULUAN

Mengingat kompleksnya prosedur yang harus dilakukan dalam pemodelan


hidrodinamika yang menggunakan perangkat lunak Surfacewater Modeling
System (SMS), mudah-mudahan buku panduan ini dapat bermanfaat dan
memudahkan bagi para pengguna, terutama bagi pemula. Untuk menambah
pemahaman tentang pemodelan hidrodinamika dengan menggunakan SMS,
pengguna sangat dianjurkan untuk mempelajari panduan dari perangkat lunak
SMS itu sendiri. Pada panduan ini tidak menjelaskan tentang teori dasar
hidrodinamika.
Perlu diketahui bahwa pemodelan SMS dapat menghabiskan banyak waktu,
terutama pada tahap kalibrasi. Pengguna harus melakukan simulasi ulang apabila
hasil kalibrasi menunjukkan tingkat error yang besar. Namun demikian ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, misalnya:
- Dianjurkan untuk menggunakan computer dengan kecepatan tinggi.
- Luas domain dan jumlah node akan mempengaruhi kecepatan proses
simulasi. Untuk itu sesuaikan dengan spesifikasi computer yang
digunakan.
- Dianjurkan untuk tidak mengaktifkan program screen saver dalam bentuk
animasi karena akan mempengaruhi kecepatan proses simulasi. Sebagai
alternative untuk menghemat energi adalah mengaktifkan setting waktu
dari turn off monitor dan bukan mematikan monitor dengan menekan
tombol power, karena bisa-bisa pada saat menghidupkan kembali dapat
menghentikan proses simulasi (mungkin tidak terjadi demikian apabila
menggunakan LCD monitor yang memerlukan power lebih kecil).
Selain berisi berisi tentang prosedur/langkah-langkah, panduan ini juga
menyertakan program-program sederhana yang membantu pengguna
mempermudah pekerjaan dan menghemat waktu.
Untuk keperluan simulasi, pengguna diharuskan sudah menginstalasi beberapa
perangkat lunak penting berikut ini:
 Microsoft Office (97 atau yang lebih mutakhir)
 AutoCAD (R14 atau yang lebih mutakhir)
 SMS 8.0
Beberapa jenis data yang harus disiapkan/disediakan untuk pemodelan
hidrodinamika dengan menggunakan SMS diantaranya adalah:
1. Data batimetri dari domain yang akan domodelkan. Pada panduan ini akan
memodelkan perairan Selat Madura.
2. Data pasang surut yang terdapat pada domain, baik sebagai boundary
condition (kondisi batas) maupun untuk keperluan kalibrasi.
3. Data arus yang terdapat pada domain, untuk keperluan kalibrasi.
4. Menyiapkan Domain.

Panduan SMS 8.0 1-1


2. Menyiapkan Data Batimetri

A. Menyiapkan Peta Dasar

Siapkan peta batimetri yang menjadi dasar pemodelan hidrodinamika (RMA2) dan
pastikan peta memenuhi ketentuan berikut ini:
1. Sistem koodrinatnya adalah Longitude/Latitude (Lintang-Bujur), positif untuk
Lintang Utara, Negatif untuk Lintang Selatan. Ketentuan ini penting untuk
mengekstrak data pasang surut dari Naotide.
2. Posisikan peta pada koordinat yang sebenarnya. Artinya adalah, koordinat
112o T, 7o S berada pada posisi 112,-7 di AutoCAD, sehinga jarak 1 derajat
sama dengan 1 unit di AutoCAD.
3. Peta harus memiliki garis pantai (Layer Pantai) dan angka kedalaman (Layer
Dalam). Akan lebih baik apabila peta memiliki garis kontur (Layer Kontur).
4. Pastikan elevasi garis pantai sama dengan nol (0 LLWL), garis kontur memiliki
angka elevasi sesuai dengan kedalamannya (misal 0, 5, 10, dst). Apabila
garis kontur cukup kompleks maka dianjurkan untuk menempatkan dalam
beberapa layer yang berbeda sesuai dengan kedalamannya(misal Layer
Kontur05 untuk menyimpan garis kontur dengan kedalaman 5 meter. Peta
akan tampak seperti pada gambar berikut (File: …/01Peta/Peta01.dwg):

Gambar 2.1 Peta Perairan Selat Madura untuk domain pemodelan SMS.

5. Buat Layer baru dengan nama BC. Pada layer ini buatlah batas domain, dan
tentukan titik-titik (buat sebanyak 8 titik) yang akan menjadi kondisi batas.
Beri nomor urut untuk setiap titik kondisi batas (01-08).

Panduan SMS 8.0 2-1


6. Buat Layer baru dengan nama Pos_Pasut. Pada layer ini tandai lokasi-lokasi
yang menjadi tempat untuk melakukan kalibrasi pasang surut (Pasut), dalam
hal ini ada 3 titik kalibrasi pasut yakni Karang Jamuang (42), Surabaya (44),
dan Karang Kleta (45).
7. Buat Layer baru dengan nama Pos_Arus. Pada layer ini tandai lokasi yang
menjadi tempat untuk melakukan kalibrasi arus, dalam hal ini ada 1 titik
kalibrasi arus yakni Surabaya – Alur Barat (13).
8. Sembunyikan Layer (off) Dalam dan Kontur. Peta akan tampak seperti
gambar berikut (File: …/01Peta/Peta02.dwg):

Gambar 2.2 Batas Domain, Kondisi Batas (01-08), Lokasi Kalibrasi Pasut
(42,44,45), dan Lokasi Kalibrasi Arus (13).

9. Ubah sistem koordinat peta dari derajat ke meter (Scale >> All >> Enter
>> 0,0 >> R >> 1 >> 111000). Angka 111000 adalah perkiraan
perbandingan 1 derajat adalah setara dengan 111000 meter untuk daerah
sekitar khatulistiwa. Jika pengguna mahir mengkonversi peta dari derajat ke
UTM, bisa mencobanya sendiri.
10. Tampilan peta masih tetapi seperti pada Gambar 2.2 tetapi koodrinat sudah
berubah dari derajat ke meter (File: …/01Peta/Peta03.dwg).
11. Kunci (Lock) Layer Dalam, Kontur, dan Pantai .
12. Set Layer 0 menjadi Current Layer.
13. Hapus semua objek peta dengan Erase >> All.
14. Set Layer Dalam dan Kontur menjadi On. tidak di-Lock.
15. Hapus semua layer kecuali layer 0, Dalam, Kontur, dan Pantai.
16. UnLock semua layer. Peta akan tampak seperti pada gambar berikut (File:
…/01Peta/Peta04.dwg):

Panduan SMS 8.0 2-2


Gambar 2.3 Peta batimetri setelah menyisakan layer 0, Dalam, Kontur, dan
Pantai.

17. Berangkat dari Peta03.dwg, kunci (Lock) semua layer kecuali layer Dalam
dan Kontur.
18. Hapus semua objek peta semua dengan Erase >> All.
19. Hapus layer Dalam dan Kontur kemudian unLock semua layer.
20. Peta akan tampak seperti pada Gambar 2.2 di atas, tetapi layer Dalam dan
Kontur sudah tidak ada (File: …/01Peta/Peta05.dwg).

B. Bembuat File XYZ

File XYZ adalah file ascii yang berisi data koordinat (XY) dan kedalaman (Z). File
ini diperoleh dari Peta04.dwg yang diproses dengan program bantu yang
bernama XYZ-SMS.EXE. File XYZ digunakan untuk menentukan nilai elevasi pada
domain model. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka file Peta04.dwg kemudian Save As (pada AutoCAD 2000 ke atas),
atau Export (pada AutoCAD R14 ke bawah) sebagai file DXF (AutoCAD R12
dxf) dengan nama Input.dxf dan simpan pada folder ../04XYZ/Input.
2. Ekekusi (Start >> Run pada Windows Xp) file ../04XYZ/ZYX-SMS.EXE.
Jawab pertanyaan-pertanyaan masing-masing dengan: 1, 2, dan 100.
Program ini menghasilkan dua file output yaitu ../04XYZ/Output/Err-
dxf.txt dan ../04XYZ/Output/Output.XYZ. File err-dxf.txt berisi daftar
objek peta yang gagal dikonversi menjadi xyz. Pengguna mengoreksi file
input.dxf berdasarkan isi dari file err-dxf.txt kemudian melakukan eksekusi
ulang program XYZ-SMS.EXE. Sebagian isi dari file Output.xyz tampak seperti

Panduan SMS 8.0 2-3


gambar berikut (bisa dibuka uka dengan salah satu program text editor yang
pengguna sukai, misalnya Notepad):

Gambar 2.4 File XYZ hasil proses dari peta batimetri.

Panduan SMS 8.0 2-4


3. Menyiapkan Data Input

Kondisi batas dari pemodelan RMA2 untuk SMS versi 8.0 dapat berupa Flow BC
(debit) dan Head BC (pasang surut). Pada panduan ini hanya menggunakan
pasang surut sebagai kondisi batas. Data pasang surut dapat diambil dari Buku
Daftar Pasang Surut dari Dishidros, dapat juga diambil dari program Naotide.
Pada panduan ini data pasang surut diambil dari Naotide. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta02.dwg.
2. Ambil nilai koodrinat X dan Y (titik pusat lingkaran) dari BC dengan no urut
01. Nilai X= 111.6159, Y= -6.3835 (Ingat, ini masih dalam satuan derajat.
Untuk itu jangan salah buka file karena Naotide memerlukan koordinat
derajat, bukan meter!).
3. Jalankan program text editor kemudian buka file ../99Naotide/Input.in.
Pada panduan ini waktu simulasi adalah Januari 2006. Koreksi file Input.ini
seperti berikut (yang dicetak tebal/miring). Ketentuan-ketentuan penting
dapat dibaca catatan yang terdapat pada bagian akhir dari file Input.in.
== File input for nao99b-b0.f ==
2 /itmode - dont change this …
1 /lpmode - dont change this …
111.6159d0 /x=East longitude in degree
-6.3835d0 /y=South (-), North (+) latitude in degree
2005 /year - start
12 /month - start
31 /day - start
17 /hour - start
0 /minute - start
2006 /year - end
01 /month - end
31 /day - end
17 /hour - end
0 /minute - end
60.d0 /dt - interval time - in minute
01th.out /output file - nao99b original - …
1 /switch - whether u wanna make *.hf6 (=1)…
p4th.hf6 /output file - six columns …

4. Simpan hasil koreksi file Input.in. Nama file selalu Input.in.


5. Eksekusi program ../99Naotide/Nao99b-b0.exe. Akan dihasilkan file
dengan nama ../99Naotide/01th.out.
6. Ulangi langkah No. 2 s/d 5 untuk BC dengan no urut 02 s/d 08. Kali ini cukup
mengoreksi teks yang dicetak miring. Hasil akhir adalah 8 file dengan nama
01th.out s/d 08th.out.
7. Jalankan program Microsoft Excel dan buka file ../02Pasut/tpl_bc.xls.
8. Buka file (dengan Microsoft Excel) ../99Naotide/01th.out. Pada kotak
dialog Import Wizard pilih Delimited >> Next >> Space >> Finish.
9. Salin (Copy) data dari sel C3 s/d C747 kemudian Paste ke file Tpl_BC.xls
Sheet Data-cm sel C8.

Panduan SMS 8.0 3-1


10. Ulangi langkah No. 8 dan 9 untuk file 02th.out s/d 02th.out. Salin dari sel
yang sama (C3 s/d C747) dan paste ke file Tpl_BC.xls Sheet Data-cm sel
D8, E8 s/d J8. Hasilnya dapat dilihat pada file ../02Pasut/bc.xls.
11. Pada file BC.xls aktifkan Sheet 01. Pilih menu File >> Save As sehingga
muncul kotak dialog Save As. Pilih Save as type: Text (tab delimited) (*.txt).
Ketik File name: “01.xys” (dengan tanda petik 2). Simpan pada folder
../02Pasut/XYS. Setting terlihat seperti pada gambar berikut (setelah diklik
tombol Save, klik Ok >> Yes pada kotak dialog berikutnya):

Gambar 3.1 Kotak dialog Save As untuk menyimpan data kondisi batas.

12. Ulangi langkah No. 11 untuk Sheet 02 s/d 08. Selesah menyimpan Sheet 08
tutup file dan jawab dengan No (tidak menyimpan). Pada folder XYS akan
terdapat file ascii/text dengan nama 01.xys s/d 08.xys. File-file tersebut bisa
dibuka dengan Notepad. Jika ingin membuka dengan Excel maka buka dengan
format Delimited >> Next >> Tab (bukan space) >> Finish.
Pada panduan ini, untuk keperluan kalibrasi menggunakan data dari tanggal 1
Januari 2006 jam 00:00 s/d 15 Januari 2006 jam 23:00 (360 jam) ditambah
dengan 10 jam untuk stabilisasi model, sehingga total waktu untuk kalibrasi
adalah 370 jam.
Setelah proses kalibrasi selesai dengan menghasilkan angka error minimum,
biasanya dilanjutkan dengan simulasi dengan waktu yang panjang (misalnya 1
tahun). Pada kasus ini total waktu hanya satu bulan saja, sehingga perlu
tambahan waktu 15 hari lagi setelah kalibrasi. Walaupun hanya satu bulan, hal
yang penting yang akan disajikan dalam panduan ini adalah bagaimana
melakukan simulasi yang berkelanjutan.
Untuk keperluan simulasi lanjutan, sudah disediakan file-file input (*.xys) yang
terdapat pada folder ../pasut/xys2 yang diekstrak dari file BC2.xls. File BC2.xls
itu sendiri merupakan salinan dari file BC.xls namun ada modifikasi pada sheet 01
s/d 08 (Perhatikan jumlah baris dan no urutnya).
Sampai disini sudah tersedia semua file input untuk kondisi batas pemodelan.

Panduan SMS 8.0 3-2


4. Membuat Domain

A. Menyiapkan Background Map

Background Map adalah peta latar belakang pada domain model dalam format
dxf. Peta ini berfungsi sebagai kepada pengguna pada saat membuat mesh
sehingga pengguna bisa membuat mesh pada lokasi yang benar. Untuk membuat
bacground map, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta05.dwg.
2. Pilih menu File >> Save As (pada AutoCAD 2000 ke atas), atau File >>
Export (pada AutoCAD R14 ke bawah) sebagai file DXF (AutoCAD R12 dxf)
dengan nama Frame.dxf dan simpan pada folder ../05Mesh.
3. Keluar dari program AutoCAD.

B. Membuat Mesh
1. Jalankan program SMS 8.0.
2. Pilih menu Edit >> Current Coordinates … sehingga muncul kotak dialog
Coordinates. Set kotak dialog sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Kotak dialog Coordinates.

3. Tutup kotak dialog dengan menekan tombol OK.


4. Buka file ../05Mesh/Frame.dxf.
5. Aktifkan Mesh Module sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 4-1


Gambar 4.2 Mesh Module sedang aktif.

6. Klik button Display Options sehingga muncul kotak dialog Display Options.
Ubah setting sehinga tampak seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.3 Kotak dialog Display Options.

7. Tutup kotak dialog Display Options dengan menekan tombol OK. Sampai
disini pengguna dapat mulai membuat mesh.
8. Untuk membuat mesh, aktifkan tool Create Mesh Node, kemudian mulailah
menggambar node-node pada domain yang telah direncanakan pada peta
latar belakang.

Panduan SMS 8.0 4-2


Gambar 4.4 Tool Create Mesh Node.

9. Agar supaya node-node yang sudah dibuat bisa dipindah posisinya, pastikan
menu Locked tidak aktif (menu Nodes >> Locked).

Gambar 4.5 Node-node yang sudah dibuat.

10. Setelah membuat beberapa node seperti pada Gambar 4.5, aktifkan tool
Create Quadratic Quad untuk memulai memuat elemen segiempat
quadratik, caranya adalah dengan memilih 4 node baik satu per satu maupun
empat sekaligus, sehingga akan terbentuk satu elemen.

Gambar 4.6 Dua elemen baru yang telah dibuat.

Panduan SMS 8.0 4-3


11. Untuk me-refine (mempertinggi resolusi mesh sehingga jumlah node/elemen
menjadi lebih banyak), dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama jika
akan me-refine seluruh elemen, pilih menu Elements >> Refine >> Yes.
Jika akan me-refine sebagian elemen maka pilih dulu elemen-elemen yang
akan di-refine kemudian pilih menu Elements >> Refine.

Gambar 4.7 Mesh yang sudah di-refine.

12. Pada gambar di atas, mesh masih terlihat kaku/kasar. Untuk memperhalus
mesh dapat dilakukan dengan cara menggunakan menu Elements >> Relax.
Perintah ini tidak dapat memperhalus elemen yang berada di batas domain.
Pada Gambar 4.7 di atas semua elemen berada di batas domain. Untuk itu
gunakan cara lain yaitu dengan cara menggeser posisi node-node yang
diinginkan dengan mengaktifkan tool Select Mesh Node. Setelah menggeser
posisi node, lanjutkan dengan menggunakan menu Elements >> Relax.
Tampilan mesh kurang lebih seperti pada gambar berikut (Project:
../05Mesh/Mesh01.spr)::

Gambar 4.8 Kondisi mesh setelah diperhalus..

Panduan SMS 8.0 4-4


13. Pada panduan ini tidak akan merinci lebih mendetil tentang pembuatan mesh.
Pengguna dapat mempelajari secara mendalam pada help-nya SMS 8.0.
Setelah seluruh node dan elemen dibuat pada domain yang telah
direncanakan, akan terlihat seperti pada gambar berikut (Project:
../05Mesh/Mesh02.spr):

Gambar 4.9 Kondisi mesh setelah seluruh node dan element dibuat.

C. Mendefinisikan Material Properties


Proses selanjutnya setelah membuat mesh selesai adalah mendefinisikan material
properties dari elemen-element tersebut. Pada domain ini akan dibuat tiga (3)
macam material masing, masing bernama Main, BC, dan Selat. Caranya adalah
sebagai berikut:
1. Pilih menu Edit >> Materials Data sehingga muncul kotak dialog Materials
Data.
2. Pada kotak dialog Materials Data, klik tombol New untuk membuat material
baru. Untuk merubah nama material, dobelklik nama yang dimaksud
kemudian ketik nama yang baru. Untuk mengubah warna dan pattern, klik
tombol Pattern. Setelah membuat semua material, tutup kotak dialog
dengan klik tombol OK.
3. Dengan menggunakan tool Select Element, pilih elemen-elemen yang
dimaksud kemudian pilih menu Elements >> Assign Material Type.
Setelah menentukan material properties untuk semua elemen yang ada, mesh
akan tampak seperti gambar berikut (Project: ../05Mesh/Mesh03.spr):

Panduan SMS 8.0 4-5


Gambar 4.10 Elemen-elemen yang sudah memiliki material properties.

4. Langkah selanjutnya adalah menentukan seting/properti dari setiap material.


Pilih menu RMA2 >> Material Properties… sehinga muncul kotak dialog
RMA2 Material Properties. Beri nilai n masing-masing untuk material
Main=0.025, BC=0.035, dan Selat=0.02, sedangkan nilai-nilai yang lain
sama seperti terlihat pada gambar berikut (Project:
../05Mesh/Mesh04.spr):

Gambar 4.11 Kotak dialog RMA2 Material Properties.

Panduan SMS 8.0 4-6


5. Perlu diperhatikan bahwa pemberian nilai properti pada tiap material pada
langkah N0. 4 di atas bersifat tidak tetap. Nilai tersebut bisa diubah apabila
hasil kalibrasi masih jauh dari yang diharapkan, misalnya tingkat ketelitian
masih rendah (persentase orror masih tinggi).

D. Mengisi Batimetri Domain

Sampai disini domain yang telah dibuat masih belum memiliki angka kedalaman.
Pada bab terdahulu telah dibuat file XYZ. File XYZ inilah yang akan dipakai untuk
mengisi angka kedalaman pada domain. Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Berangkat dari project Mesh04.spr. Pilih menu File >> Open kemudian pilih
file ../04XYZ/Output/Output.xyz dan klik Open.
2. Pada kotak dialog File Import Wizard klik Next >> Next >> Finish (OK).
Scatter Module akan aktif (menu utama berubah) dan file XYZ (dalam format
scatter) akan terbuka.
3. Pilih menu Scatter >> Interpolate to Mesh sehingga muncul kotak dialog
Interpolation. Ubah setting kotak dialog tersebut sehingga tampak seperti
pada gambar berikut (kemudian klik tombol OK):

Gambar 4.12 Kotak dialog Interpolation.

4. Hapus scatter dengan memilih menu Scatter >> Delete Scatter Set (Jawab
Yes pada pertanyaan yang muncul).

Panduan SMS 8.0 4-7


5. Aktifkan Mesh Module. Klik button Display Options, un-check Materials,
check Contur.
6. Pilih menu Data >> Map Elevation… sehinga muncul kotak dialog Select
Data Set. Pilih dataset Elevation_interp kemudian tekan tombol Select
untuk menutup kotak dialog. Selanjutnya akan muncul kotak dialog New
Function Name yang meminta pengguna untuk mengedit nama fungsi yang
baru dibuat. Ganti new_elevation menjadi elevasi kemudian tutup kotak
dialog ini dengan menekan tombol OK.
7. Pilih menu Data >> Data Browser sehingga muncul kotak dialog Data
Browser. Pada grup Scalar Data Sets hapus (dengan menekan tombol
Delete) dataset yang bernama elevation dan elevation_interp sehingga
dataset yang tersisa hanya elevasi [elevation] (sebagai default, tidak dibisa
dihapus). Tutup kotak dialog dengan menekan tombol Done. Sampai disini
domain sudah memiliki elevasi yang berasal dari file XYZ (Project
../05Mesh/Mesh05.spr).

E. Menyamakan Elevasi Acuan

Data peta batimetri yang digunakan diukur terhadap acuan 0 LLWL. Untuk
menyamakan acuan maka data batimetri tersebut harus diikatkan terhadap 0
MSL. Pengikatan data batimetri terhadap 0 MSL dilakukan dengan menambahkan
kedalaman sebesar selisih antara MSL dan LLWL. Sampai disini batimetri pada
domain model masih belum diikatkan terhadap 0 MSL. Untuk melakukan hal ini
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Buka file ../01Peta/Peta06.dwg. Pada peta sudah terdapat layer dengan
nama Kawasan yang berisi batas-batas pembagian kawasan. Pembagian
kawasan ini didasarkan pada daerah pengaruh dari beberapa Stasiun Pasang
Surut Dishidros. Pada domain model terdapat 4 stasiun Pasang Surut yakni:
- Sta 42 (Karang Jamuang, So=1.1 m), mewakili Kawasan 1 (KW01),
- Sta 43 (Kalianget, So=1.4 m), mewakili Kawasan 2 (KW02),
- Sta 44 (Surabaya, So=1.5 m), mewakili Kawasan 3 (KW03), dan
- Sta 45 (Karang Kleta, So=1.8 m), mewakili Kawasan 4 (KW04).
Hasil identifikasi dari 4 pembagian kawasan tersebut terdapat pada file
../05Mesh/Koreksi/Kawasan.txt.
Yang harus diperhatikan dalam pembagian kawasan ini adalah tidak boleh ada
node/elemen yang berada di luar batas kawasan, karena akan memyebabkan
jumlah node hasil koreksi tidak sama dengan jumlah node sebelum koreksi,
sehingga domain menjadi rusak.
2. Buka Project ../05Mesh/Mesh05.spr. Simpan Project sebagai
../05Mesh/Mesh06.spr (dengan menu File >> Save As). Kemudian Tutup
Project (dengan menu File >> Delete All (Yes)).
3. Dengan program Windows Explorer (atau program commander yang lain yang
disukai) kemduian salin file file ../05Mesh/Mesh06.geo ke
../05Mesh/Koreksi/Awal.geo.
4. Eksekusi program ../05Mesh/Koreksi/Koreksi.exe. Program ini akan
menghasil file ../05Mesh/Koreksi/Akhir.geo.
5. Salin file ../05Mesh/Koreksi/Akhir.geo ke ../05Mesh/Mesh06.geo
(replace).

Panduan SMS 8.0 4-8


6. Buka Project ../05Mesh/Mesh06.spr. Sampai disini batimetri domain sudah
diikatkan terhadap 0 MSL.

F. Mengisi Data Kondisi Batas pada Nodestrings


1. Buka Project ../05Mesh/Mesh06.spr. Klik button Display Options >> Un-
Check Contours, Check NodeStrings.
2. Aktifkan Tool Create Nodestrings, kemudian buat nodestring sebanyak
delapan (8) yang dimulai dari nomor urut 01 sampai dengan 08.
3. Aktifkan Tool Select Nodestring kemudian pilih nodestring pertama/paling
kiri (nodestring untuk BC01).
4. Pilih menu Nodestrings >> Renumber… >> Band width (OK). Perintah
ini berfungsi untuk mengurutkan kembali node-node pada domain model.
5. Pilih menu RMA2 >> Model Control sehingga muncul kotak dialog RMA2
Model Control. Ubah setting pada kotak dialog tersebut sehingga tampai
seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.13 Kotak dialog RMA2 Model Control.

6. Pada kotak dialog RMA2 Model Control klik tombol Optional BC Controls..
sehingga muncul kotak dialog Optional BC Controls. Ubah setting pada
kotak dialog tersebut sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 4-9


Gambar 4.14 Kotak dialog Optional BC Controls.

7. Tutup kotak dialog Optional BC Controls dan RMA2 Model Control dengan
menekan tombol OK. Sampai disini sudah bisa mengisi data kondisi batas
pada nodestring. Jangan menghentikan pekerjaan sampai pada langkah ini
karena meskipun sudah menyimpan project, setting yang sudah dibuat akan
hilang.
8. Aktifkan Tool Select Nodestring kemudian pilih nodestring untuk BC01
(paling kiri). Perhatikan gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 4-10


Gambar 4.15 Nodestring untuk BC01 sedang terpilih.

9. Pilih menu RMA2 >> Assign BC… sehingga muncul kotak dialog RMA2
Assign Boundary Conditions. Pada kotak dialog tersebut pilih radio button
Head BC karena data kondisi batasnya berupa pasang-surut. Pilih radio
button Transient karena data kondisi batasnya berupa time series (tidak
konstan). Perhatikan gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 4-11


Gambar 4.16 Kotak dialog RMA2 Assign Boundary Conditions.

10. Klik tombol Define curve. Kemudian pada kotak dialog XY Series Editor klik
tombol Import sehingga muncul kotak dialog Open File. Ingat! Pada bab
sebelumnya sudah dibuat file XYS. Tunjuk file ../02Pasut/XYS/01.xys
kemudian klik tombol Open pada kotak dialog Open File. Kotak dialog XY
Series Editor akan berisi data dan grafik dari file 01.xys. Tutup kotak dialog ini
dengan menekan tombol OK. Tutup kotak dialog RMA2 Assign Boundary
Conditions dengan menekantombol OK.
11. Ulangi langkah No 8 s/d 10 di atas untuk nodestring berikutnya (BC 02 s/d BC
08). Ingat! Sesuaikan No BC dengan No file XYS.
12. Untuk memeriksa model kontrol yang sudah dibuat, pilih menu RMA2 >>
Model Check… Pada kotak dialog RMA2 Model Checker, tekan tombol Run
Check.
13. Hasilnya adalah seperti pada Project ../05Mesh/Mesh07.spr.

Panduan SMS 8.0 4-12


5. Kalibrasi Model

Kalibrasi merupakan proses mencocokkan data hasil pemodelan dengan data


yang ada di lapangan hingga mendapatkan error minimum. Kalibrasi dilakukan
dengan cara menjalankan RMA2 dengan parameter yang berbeda hingga
didapatkan hasil simulasi yang mendekati kondisi sebenarnya. Apabila hasil
keluaran model belum memuaskan maka dilakukan pengaturan ulang terhadap
nilai parameter, kemudian menjalankan model kembali.

A. Simulasi Model RMA2


1. Buka Project ../05Mesh/Mesh07.spr. Simpan project ini dengan nama
../06Kalibrasi/Kal01.spr.
2. Pilih menu RMA2 >> Run GFGEN >> OK. Program akan mengeksekusi file
GFGV435.exe. Program ini menghasilkan file biner dengan nama Kal01.bin.
Tekan Enter setelah file GFGV435.exe selesai dieksekusi.
3. Pilih menu RMA2 >> Run RMA2 untuk memulai simulasi RMA2. Tunggu
hingga simulasi selesai (sampai dengan step 370). Output dari simulasi ini
adalah file dengan nama ../06Kalibrasi/Kal01.sol. Jika simulasi terhenti
karena terjadi error, lakukan perubahan terhadap parameter, seperti nilai
kekasaran, viskositas (material properties), dan parametr-paramter lain, bila
perlu merombak mesh, kemudian coba lagi dengan memilih menu RMA2 >>
Run RMA2.

B. Kalibrasi Pasang Surut


Apabila model RMA2 berhasil disimulasikan hingga step yang telah ditentukan
(dalam hal ini 370 step), langkah selanjutnya adalah melakukan kalibrasi. Pada
model RMA2 dapat dilakukan kalibrasi terhadap data elevasi muka air dan data
arus. Untuk melakukan kalibrasi pasang surut, langkah-langkahnya dibagi dalam
tiga tahap:

Tahap 1: Menyiapkan data Kalibrator


Ada 3 (tiga) lokasi yang bisa dilakukan kalibrasi pasang surut pada domain ini
yaitu Karang Jamuang (Sta No 42), Surabaya (Sta No 44), dan Karang Kleta
(Sta No 45). Untuk keperluan ini pengguna harus melakukan entry data dari
ketiga lokasi kalibrasi tersebut. Data hasil entry seperti terlihat pada file-file 42-
Karangjamuang.xls, 44-Surabaya.xls, dan 45-Karangkleta.xls yang
terdapat pada folder ../02Pasut. Perlu diingat bahwa model RMA2 menggunakan
data dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan tanggal 15 Januari 2006.

Tahap 2: Mengekstrak Data Elevasi Muka Air dari Hasil Simulasi RMA2
Untuk mengekstrak data Elevasi Muka Air (EMA) dari hasil simulasi RMA2, ikut
langkah-langkah berikut:
1. Buka project ../06Kalibrasi/Kal01.spr.
2. Pilih menu Data >> Data Browser…. Pada kotak dialog Data Browser
klik tombol Import, kemudian pilih file ../06Kalibrasi/Kal01.sol dan
klik tombol Open. Tunggu hingga proses impor selesai.
3. Pada grup Solutions dari kotak dialog Data Browser pilih file
Kal01.sol(RMA2) dan pada grup Scalar Data Sets pilih water surface
elevation sehingga tampak seperti pada gambar berikut berikut:

Panduan SMS 8.0 5-1


Gambar 5.1 Kotak dialog Data Browser, Kal01.sol dan water surface
elevation sedang terpilih.

4. Klik tombol Export sehingga muncul kotak dialog Export Data Set. Set
kotak dialog sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 5-2


Gambar 5.2 Kotak dialog Export Data Set.

5. Klik tombol Filename… kemudian pada kotak dialog Save beri nama file
../06Kalibrasi/Proses/EMA01.dat dan tekan tombol Save sehingga
kembali ke kotak dialog Export Data Set. Tekan tombol Save untuk
memulai proses ekspor. Setelah proses ekspor selesai maka kotak dialog
Export Data Set akan tertutup dan kembali ke kotak dialog Data Browser.
Klik tombol Done untuk menutup kotak dialog Data Browser sehingga
kembali ke menu utama.
6. Identifikasi nomor-nomor node untuk 3 lokasi kalibrasi (node yang berada
di lokasi Karang Jamuang (No 42), Surabaya (44), dan Karang Kleta (45)
kemudian daftarkan nomor-nomor node tersebut ke dalam file
../06Kalibrasi/Proses/Pasut.cfg (buka dengan text editor kesukaan
Anda, misal NotePad). Daftarkan juga ke dalam file Pasut.cfg, nama file
dataset yang telah diexport, yaitu EMA01.dat beserta jumlah stepnya,
kemudian simpan hasil edit sehingga isi file Pasut.cfg tampak seperti pada
gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 5-3


Gambar 5.3 Isi file Pasut.cfg berisi daftar file yang akan proses dan
datar node yang akan diekstrak.

7. Eksekusi program ../06Kalibrasi/Proses/Pasut.exe. Tunggu hingga


selesai kemudian tekan Enter untuk menutup program. Output dari
program ini adalah file dengan ekstensi *.sot sebanyak jumlah file yang
didaftar pada file Pasut.cfg (dalam hal ini hanya 1 file saja yaitu
../06Kalibrasi/Proses/EMA01.sot)

Tahap 3: Membandingkan Data Kalibrator dengan Data Hasil Simulasi


1. Buka file ../06Kalibrasi/Proses/Kal01-EMA.xls. Aktifkan Sheet Data.
2. Buka File ../02Pasut/42-KarangJamuang.xls. Aktifkan Sheet Data
kemudian copy data dari sel D3..D746 kemudian Paste Value ke file
Kal01-EMA.xls sheet Data sel C17. Isi sel C3 dari file Kal01-EMA.xls
dengan angka So dari file 42-Karangjamuang.xls sel F1 tetapi sudah
dikonversi dari cm ke meter (dalam hal ini adalah 1.1 m).
3. Ulangi langkah No 2 diatas untuk file 44-Surabaya.xls dan 45-
KarangKleta.xls.
4. Aktifkan sheet Simulasi dari file Kal01-EMA.xls.
5. Dengan program Excel, buka file ../06Kalibrasi/Proses/EMA01.sot
sehingga muncul kotak dialgo Import Wizard. Pilih Delimited >> Next
>> Space >> Finish.
6. Salin sel C1..E1 dari file EMA01.sot ke sel C3..E3 pada file Kal01-
EMA.xls.
7. Salin sel C12..E371 dari file EMA01.sot ke sel C14..E373 pada file
Kal01-EMA.xls. Lihat angka-angka error yang terdapat pada sel H2, I2,
J2 dan K2. Rata-rata error menunjukkan ketelitian yang cukup
memuaskan yaitu 8.1%. Perlu diketahui bahwa rumus perhitungan dari
kalibrasi pasut seperti pada gambar berikut (lihat juga pada sel H14):

Panduan SMS 8.0 5-4


HHWL
x̂i
TP Err =
N x
1
∑ i
ˆ − xi *100%
MSL N
 i =1 TP 
xi xˆi = Simulasi
x = Data
i

LLWL TP = TunggangPasut

Gambar 5.4 Ilustrasi dan rumus kalibrasi pasang surut.

8. Aktifkan sheet K01. Perhatikan grafiknya. Lakukan hal yang sama


untuk sheet K02 dan K03. Semua grafik menunjukkan beda fasa antara
data Dishidros dengan data hasil simulasi. Apabila terjadi hal yang
demikian, bisa dimaklumi apabila pengguna menggeser waktu dari data
hasil simulasi asalkan dilakukan terhadap semua lokasi kalibrasi
(konsisten). Sekarang salin sel C12..E371 dari file EMA01.sot ke sel
C13..E372 pada file Kal01-EMA.xls. Hapus baris terakhir dari kolom H, I
dan J supaya jumlah baris sesuai dengan kolom C, D, dan E. Lihat angka-
angka error yang terdapat pada sel H2, I2, J2 dan K2. Rata-rata error
menunjukkan ketelitian yang lebih memuaskan yaitu 4.0%.
9. Simpan dan tutuk file Kal01-EMA.xls. Hapus file
../06Kalibrasi/Proses/EMA01.dat karena sudah tidak terpakai lagi.
Sampai disini kalibrasi pasang surut selesai. Grafik hasil kalibrasi pasang
surut untuk lokasi Karang Jamuang seperti pada gambar berikut:

K01: Karang Jamuang

2.0
Dishidros Simulasi

1.5

1.0

0.5
EMA (m) thd MSL

MSL
0.0

-0.5

-1.0

-1.5

-2.0
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)

Gambar 5.5 Grafik kalibrasi pasang surut di lokasi Karang Jamuang


(rata-rata error = 2.9%).

Panduan SMS 8.0 5-5


C. Kalibrasi Arus
Hasil pemodelan RMA2 akan lebih meyakinkan apabila ditambah dengan hasil
kalibrasi arus yang dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Kalibrasi arus lebih
rumit dibandingkan dengan kalibrasi pasut. Data arus dapat diperoleh dari buku
Daftar Arus Pasang Surut dari Dishidros. Sayangnya jumlah stasiun dari Dishidros
hanya sedikit sehingga bisa jadi pada domain tidak terdapat stasiun pengukuran
arus. Namun demikian data arus dapat juga diperoleh dari survei lapangan.
Untuk melakukan kalibrasi arus, langkah-langkahnya dibagi dalam tiga tahap:

Tahap 1: Menyiapkan data Kalibrator


Ada 1 (satu) lokasi yang bisa dilakukan kalibrasi pasang surut pada domain ini
yaitu Surabaya (Sta No 13). Untuk keperluan ini pengguna harus melakukan
entry data dari kalibrasi tersebut. Data hasil entry seperti terlihat pada file
../03Arus/13-Surabaya.xls.

Tahap 2: Mengekstrak Data Arus dari Hasil Simulasi RMA2


Untuk mengekstrak data Elevasi Muka Air (EMA) dari hasil simulasi RMA2, ikut
langkah-langkah berikut:
1. Buka project ../06Kalibrasi/Kal01.spr.
2. Pilih menu Data >> Data Browser…. Pada kotak dialog Data Browser
klik tombol Import, kemudian pilih file ../06Kalibrasi/Kal01.sol dan
klik tombol Open. Tunggu hingga proses impor selesai.
3. Pada grup Solutions dari kotak dialog Data Browser pilih file
Kal01.sol(RMA2) dan pada grup Scalar Data Sets pilih velocity mag
sehingga tampak seperti pada gambar berikut berikut:

Panduan SMS 8.0 5-6


Gambar 5.6 Kotak dialog Data Browser, Kal01.sol dan velocity mag
sedang terpilih.

4. Klik tombol Verctor -> Scalars untuk mengkoversi velocity mag dari
vektor ke skalar sehingga muncul kotak dialog Vector -> Scalar. Pilih radio
button Magnitude and Direction kemudian pada kotak edit Magnitude
data set name: ganti namanya menjadi V01 dan pada kotak edit
Direction data set name: ganti namanya menjadi D01 sehingga tampak
seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 5-7


Gambar 5.7 Kotak dialog Vector -> Scalar.

5. Klik tombol Perform The Converstion. Tungguk hingga proses konversi


selesai kemudian klik tombol Done untuk menutup kotak dialog Vector ->
Scalar dan kembali ke kotak dialog Data Browser.
6. Pada grup Scalar Data Sets dari kotak dialog Data Browser pilih D01
kemudian klik tombol Export sehingga muncul kotak dialog Export Data
Set. Set kotak dialog sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 5-8


Gambar 5.8 Kotak dialog Export Data Set.

7. Klik tombol Filename… kemudian pada kotak dialog Save beri nama file
../06Kalibrasi/Proses/D01.dat dan tekan tombol Save sehingga
kembali ke kotak dialog Export Data Set. Tekan tombol Save untuk
memulai proses ekspor. Setelah proses ekspor selesai maka kotak dialog
Export Data Set akan tertutup dan kembali ke kotak dialog Data Browser.
8. Ulangi langkah No 6 dan 7 diatas untuk V01.
9. Klik tombol Done untuk menutup kotak dialog Data Browser sehingga
kembali ke menu utama.
10. Identifikasi nomor-nomor node untuk lokasi kalibrasi (node yang berada di
lokasi Surabaya (No 13) kemudian daftarkan nomor node tersebut ke
dalam file ../06Kalibrasi/Proses/Arus.cfg. Daftarkan juga ke dalam file
Pasut.cfg, nama file dataset yang telah diexport, yaitu D01.dat dan
V01.dat beserta jumlah stepnya, kemudian simpan hasil edit sehingga isi
file Arus.cfg tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 5-9


Gambar 5.9 Isi file Arus.cfg berisi daftar file yang akan proses dan
datar node yang akan diekstrak.

11. Eksekusi program ../06Kalibrasi/Proses/Arus.exe. Tunggu hingga


selesai kemudian tekan Enter untuk menutup program. Output dari
program ini adalah file dengan ekstensi *.sot sebanyak jumlah file yang
didaftar pada file Arus.cfg (dalam hal ini hanya 1 file saja yaitu
../06Kalibrasi/Proses/D01.sot dan ../06Kalibrasi/Proses/V01.sot).

Tahap 3: Membandingkan Data Kalibrator dengan Data Hasil Simulasi


1. Buka file ../06Kalibrasi/Proses/Kal01-Arus.xls. Aktifkan Sheet Data.
2. Buka File ../03Arus/13-Surabaya.xls. Aktifkan Sheet Data kemudian
copy data dari sel D3..D746 (data sudah dikonversi ke cm/dt) kemudian
Paste Value ke file Kal01-Arus.xls sheet Data sel C4..C747.
3. Aktifkan sheet Simulasi dari file Kal01-Arus.xls.
4. Dengan program Excel, buka file ../06Kalibrasi/Proses/D01.sot
sehingga muncul kotak dialog Import Wizard. Pilih Delimited >> Next
>> Space >> Finish.
5. Salin sel C12..C371 (step 10 s/d 369) dari file D01.sot ke sel C13..C372
pada file Kal01-Arus.xls. (Masih ingat beda fasa pada kalibrasi
pasut diatas?)
6. Ulangi langkah No 4 dan 5 diatas untuk file V01.sot (salin ke sel
D13..D372).
7. Lihat angka error yang terdapat pada sel H2. Angka error menunjukkan
ketelitian yang cukup memuaskan yaitu 7.9%. Perlu diketahui bahwa
rumus perhitungan dari kalibrasi pasut seperti pada gambar berikut (lihat
juga pada sel H14):

Panduan SMS 8.0 5-10


Max
x̂i
TV Err =
1N x
∑ i
ˆ − xi *100%
0 N i =1 TV 
xi xˆi = Simulasi
x = Data
i

Min TV = TunggangVelocity

Gambar 5.9 Ilustrasi dan rumus kalibrasi arus.

8. Aktifkan sheet C01. Perhatikan grafiknya. Selain melihat angka error,


ada baiknya pengguna melihat grafik perbandingannya, karena bisa jadi
angka error-nya yang kecil tetapi pada grafik terasa kurang memuaskan.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa kalibrasi arus lebih
rumit daripada kalibrasi pasut. Peta batimetri yang lebih detil yang
ditunjang dengan resolusi mesh yang tinggi dapat menghasilkan error
yang lebih kecil pada kalibrasi arus. Dengan demikian perlu adanya
sebuah toleransi pada saat identifikasi nomor Node yang akan diambil
datanya sebagai kalibrasi. Dengan syarat lokasi node tidak terlalu jauh
dari lokasi data kalibrator (dalam hal ini lokasi Sta 13 Data Arus
Dishidros). Apabila langkah ini masih belum menghasilkan angka error
yang kecil, maka pengguna harus melakukan pemodelan ulang baik
dengan cara mengubah parameter-parameter, hingga bila perlu
mengubah mesh atau mengganti peta batimetri dengan yang lebih detil.
Sebagai tip dalam melakukan simulasi ulang: Simpan project dengan
nama yang lain, karena bisa jadi hasil kalibrasi dari simulasi yang baru
menghasilkan nilai error yang lebih jelek dari sebelumnya.
9. Simpan dan tutuk file Kal01-Arus.xls. Hapus file
../06Kalibrasi/Proses/D01.dat dan ../06Kalibrasi/Proses/V01.dat
karena sudah tidak terpakai lagi. Sampai disini kalibrasi arus selesai.
Grafik hasil kalibrasi arus untuk lokasi Surabaya seperti pada gambar
berikut:

Panduan SMS 8.0 5-11


Kalibrasi Arus di Surabaya
200

Dishidros Simulasi

150

100

50
Magnitude (cm/dt)

-50

-100

-150

-200
01 03 05 07 09 11 13 15
Waktu (Januari 2006)

Gambar 5.10 Grafik kalibrasi arus di lokasi Surabaya (rata-rata error =


7.9%).

Panduan SMS 8.0 5-12


6. Simulasi Model RMA2

Setelah proses kalibrasi selesai. Biasanya dilanjutkan dengan simulasi dengan


waktu yang cukup panjang, misalnya satu tahun. Tentunya untuk memenuhi
kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh adalah untuk
mendapatkan data pasang surut di suatu lokasi selama satu tahun. Pada bab ini
akan dibahas tentang bagaimana langkah-langkah untuk melakukan simulasi
yang bersambung/berkelanjutan.

1. Buka Project ../06Kalibrasi/Kal01.spr.


2. Pilih menu File >> Save As kemudian beri nama ../07Simulasi/Sim01.spr.
3. Pada Sim01.spr ini sebenarnya mirip dengan Kal01.spr. Tetapi karena
setelah Sim01.spr akan dilanjutkan dengan Sim02.spr (nantinya) maka perlu
merubah model control-nya. Pilih menu RMA2 >> Model Control kemudian
pada kotak dialog RMA2 Model Control tandai checkbox Hotstart output
file. Lihat gambar berikut:

Gambar 6.1 Kotak dialog RMA2 Model Control dengan checkbox Hotstart
output file terpilih.

4. Tutup kotak dialog dengan menekan tombol OK.


5. Simpan project dengan memilih menu File >> Save Project.
6. Pilih menu RMA2 >> Run GFGEN.
7. Selesai menjalankan GFGEN kemudian pilih menu RMA2 >> Run RMA2
(OK). Tunggu proses simulasi hingga selesai.

Panduan SMS 8.0 6-1


8. Setelah simulasi Sim01.spr selesai kemudian pilih menu File >> Save As.
Beri nama ../07Simulasi/Sim02.spr.
9. Pilih menu RMA2 >> Model Control. Pada grup Files tandai checkbox
Hotstart input file kemudian klik tombol yang berada di bawahnya sehingga
muncul kotak dialog open. Pilih file ../07Simulasi/Sim01.hot (salah satu
file output dari simulasi sebelumnya) kemudian klik tombol Open untuk
kembali ke kotak dialog RMA2 Model Control.
10. Pada grup Iterations ubah angka Initial solution menjadi 1.
11. Pada grup Computation Time ubah angka Num Time Step menjadi 754
dan angka First time step menjadi 370. Lihat gambar berikut:

Gambar 6.2 Kotak dialog RMA2 Model Control dengan checkbox Hotstart
input file terpilih pada simulasi berikutnya.

12. Tutup kotak dialog dengan menekan tombol OK.


13. Pilih Nodestring dengan nomor urut 01 (paling kiri) kemudian pilih menu
RMA2 >> Assign BC… Pada kotak dialog RMA2 Assign Boundary
Conditions klik tombol Define curve sehingga muncul kotak dialog XY
Series Editor. Klik tombol Import kemudian pilih file
../02Pasut/XYS2/01.xys dan tekan tombol Open. Klik OK pada kotak
dialog XY Series Editor. Klik OK pada kotak dialog RMA2 Assign Boundary
Conditions sehingga kembali ke menu utama.
14. Ulangi langkah No 13 diatas untuk nodestring dengan no uru 02 s/d 08.
15. Simpan Project dengan memilih menu File >> Save Project. Kemudian
lakukan langkah No 6 dan 7 diatas.

Panduan SMS 8.0 6-2


7. Mengolah Data Hasil Model RMA2

Sebenarnya hanya ada 4 (empat) macam data dari output pemodelan RMA2, tiga
diantaranya berupa data scalar yaitu: 1) Velocity Mag, 2) Water Depth, dan 3)
Water Surface Elevation, sedangkan yang satu lagi berupa data vektor yaitu 4)
Velocity. Gambar-gambar berikut ini adalah contoh hasil ekspor step ke-370 dari
file Sim01.sol untuk keempat jenis data tersebut:

Gambar 7.1 Contoh “velocity mag” dataset (skalar).

Gambar 7.2 Contoh “water depth” dataset (skalar).

Panduan SMS 8.0 7-1


Gambar 7.3 Contoh “water surface elevation” dataset (skalar).

Gambar 7.4 Contoh “velocity” dataset (vektor).

Dari jenis data tersebut diatas dapat diolah sesuai dengan kebutuhan. Sebagian
contoh pengolah hasil pemodelan RMA2 sudah dibahas pada bab Kalibrasi.
Diharapkan pengguna sudah memahami proses impor-ekspor data dengan
menggunakan kotak dialog Data Browser, karena pada contoh-contoh pengolahan
data berikut ini tidak akan merinci secara detil langkah-langkahnya. Pada contoh-
contoh berikut mengambil lokasi Lepas Pantai Kenjeran (sebelah timurlaut
Surabaya) dengan No Node 11847. Lihat gambar berikut (Project
../ZZLainLain/LStudi.spr):

Panduan SMS 8.0 7-2


Gambar 7.5 Lokasi studi (Kenjeran).

A. Membuat Rose dan Scatter Diagram Arus

Untuk keperluan membuat Rose (Current Rose) dan Scatter Diagram (Current
Scatter), pada panduan ini disertakan program pengolah yang terdapat pada
folder ../09RoseScat. Informasi selengkapnya tentan program ini bisa dibaca
file ../09RoseScat/0Readme.txt. Lakukan langkah-langkah berikut:
1. Buka file (dengan NotePad) ../09RoseScat/Config.txt. Pada file ini sudah
berisi daftar file dan node yang akan diproses (harus dikoreksi untuk
file/lokasi yang lain). Tugas pengguna adalah menyiapkan 4 (empat) file *.dat
masing-masing VEL01.dat, DIR01.dat (diekspor dari Sim01.sol dengan
mengkoversi dari vektor ke skalar -> magnitude & direction), VEL02.dat, dan
DIR02.dat (diekspor dari Sim02.sol). Simpan keempat file ini pada folder
../09RoseScat/Sol. Ingat! Data valid dimulai dari step 11 (seharusnya
adalah step 10, tetapi karena ada beda fasa, maka data hasil simulasi untuk
tanggal 1 Januari 2006 berada pada step 11).

Panduan SMS 8.0 7-3


Gambar 7.6 Isi file Config.txt.

2. Eksekusi program ../09RoseScat/Go.exe. Jawab pertanyaan-pertanyaan


yang diajukan. Tunggu proses hingga selesai. File-file output dari program ini
diantaranya adalah:
- File *.dat  pada sub folder INPUT
- File *.lsp  pada sub folder LSP
- File *.tab  pada sub folder TABEL
File-file ini masih perlu diproses lagi sehingga pada akhirnya dihasilkan file
*.dwg (hasil eksekusi makro *.lsp) dan file *.xls (hasil oleh *.tab).
3. Jalankan AutoCAD R14 kemudian pada command prompt ketik perintah:
APPLOAD [Enter]
4. Klik tombol File kemudian tunjuk file ../09RoseScat/LSP/ROS11847.lsp
dan klik Open.
5. Klik tombol Load dan tunggu proses hingga selesai.
6. Ulangi langkah No 3 s/d 5 diatas untuk file Sct11847.lsp. Akan dihasilkan file
Ros11847.dwg dan Sct11847.dwg pada sub folder DWG. Jika Anda
menggunakan AutoCAD 2000 keatas ada sedikit masalah pada saat applikasi
dijalankan. Namun dapat diatasi dengan cukup menekan tombol Close hingga
selesai.

Panduan SMS 8.0 7-4


Hourly Distribution of Current Speed and Direction at Kenjeran
( Jan 01 to Dec 31, 2006)

NW N NE
40%

30%

20%

10%

0%

W E

SW S SE
Total number of data = 743

Number of stripes in a bar indicates current speed in cm/s.


Length of a bar represents percentage of occurrence.

Gambar 7.7 Current Rose.

Panduan SMS 8.0 7-5


Scatter Diagram of Current Speed and Direction at Kenjeran
( Jan 01 to Dec 31, 2006)

50 cm/s

NW NE
40 cm/s

30 cm/s

20 cm/s

10 cm/s

W E

SW SE

Total number of data points = 743

Gambar 7.8 Current Scatter.

7. Hapus semua file yang terdapat pada folder ../09RoseScat/SOL karena


sudah tidak dipakai lagi. Jika tidak dihapus akan memakan banyak ruang
pada storage.
8. Selain menghasilkan file *.dwg, program ini juga menghasilkan data dalam
bentuk tabel. Buka file ../09RoseScat/Tabel/Current-Tpl.xls. Aktifkan
sheet Loc01. Buka file ../09RoseScat/Tabel/Cur11847.tab (pilih opsi
Delimited >> Next >> Space >> Finish). Salin data dari sel B1..G12 dari
file Cur11847.tab ke sel B1..G12 pada file Current-Tpl.xls. Lihat hasilnya
pada sheet Page1. Simpan file Current-Tpl.xls.

B. Mencari Elevasi Acuan pada Lokasi Studi

Hasil pemodelan RMA2 dapat juga diolah untuk mendapatkan data elevasi
penting dari lokasi-lokasi yang distudi. Tentunya dengan sebuah program
pengolah khusus. Pada panduan ini disertakan program DinaTide (pada folder
../08DinaTide) yang berisi program peramalan data pasang surut dan program
untuk menghasilkan grafik probabilitas terlampaui. Pada contoh berikut ini
mengambil lokasi Kenjeran sebagai lokasi studi (Node 11847). Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut:

Panduan SMS 8.0 7-6


Menyiapkan file Input:
1. Buka project ../07Simulasi/Sim01.spr. Pilih menu Data >> Data
Browser… kemudian impor file ../07Simulasi/Sim01.sol dan Sim02.sol.
Pilih dataset water surface elevation kemudian ekspor masing-masing
dengan nama ../09DinaTide/Ekstrak/EMA01.dat dan EMA02.dat.
2. Buka file (dengan NotePad) ../08DinaTide/Ekstrak/Pasut.txt. Koreksi
daftar file dengan EMA01.dat, step diisi 370 (Sim01.spr panjangnya 370
jam), dan daftar node dengan 11847 (Kenjeran). Simpan hasil koreksi
Pasut.txt kemudian tutup file tersebut. Catatan: file pada daftar file harus
sama jumlah stepnya.
3. Eksekusi program ../09DinaTide/Ekstrak/Pasut.exe. Proses ini
menghasilkan file EMA01.sot.
4. Ulangi langkah No 2 (ubah daftar file dengan EMA02.dat dan step 384) dan
3 diatas sehingga menghasilkan file EMA02.sot.
5. Hapus file ../09DinaTide/Ekstrak/EMA01.dat dan EMA02.dat.
6. Buka file ../09DinaTide/Ekstrak/LStudi.xls. Buka file (dengan Excel)
../09DinaTide/Ekstrak/EMA01.sot dan EMA02.sot. Pada kotak dialog
Impor Wizard pilih Delimited >> Next >> Space >> Finish).
7. Salin data B12..C371 dari file EMA01.sot ke C13..D372 pada file LStudi.xls
(Ingat beda fasa pada saat kalibrasi!). Salin juga data B2..C385 dari file
EMA02.sot ke C373..D756 pada file LStudi.xls. Lihat grafiknya pada sheet
Grafik (file LStudi.xls). Grafik Elevasi Muka Air seperti pada gambar berikut:

Grafik Elevasi Muka Air di Lokasi Studi (Kenjeran)

2.0

1.5

1.0

0.5
EMA (m) thd MSL

MSL
0.0

-0.5

-1.0

-1.5

-2.0
01 06 11 16 21 26 31
Waktu (Januari 2006)

Gambar 7.9 Grafik Elevasi Muka Air di lokasi studi (Kenjeran).

8. Buka file (dengan Excel) ../09DinaTide/Kenjeran.txt. Pada kotak dialog


Impor Wizard pilih Delimited >> Next >> Tab >> Finish).
9. Salin data E14..E756 (data dalam cm supaya lebih akurat) dari file LStudi.xls
ke A6..A748 pada file Genjeran.txt (gunakan menu Edit >> Paste Spesial
>> Values). Isi sel A2 pada file Genjeran.txt dengan anka 743 (jumlah baris
data).

Panduan SMS 8.0 7-7


10. Simpan file Genjeran.txt (File >> Save >> Yes), kemudian tutup file dan
jawab No pada pertanyaan yang muncul.

Menjalankan Program DinaTide:


1. Eksekusi program ../09DinaTide/DinaTide.exe. Jawab pertanyaan:
Masukkan File Data: Kenjeran.txt [enter]
Masukkan File Ouput: Kenjeran.kom [enter]
2. Buka file (dengan Excel) ../09DinaTide/Kenjeran.kom (output langkah No
1 di atas). Pada kotak dialog Impor Wizard pilih Delimited >> Next >>
Space >> Finish).
3. Buka file (dengan Excel) ../09DinaTide/Kenjeran.dat. Pada kotak dialog
Impor Wizard pilih Delimited >> Next >> Tab >> Finish).
4. Salin data C3..D11 dari file Kenjeran.kom ke A1..i2 pada file Genjeran.dat
(gunakan menu Edit >> Paste Spesial >> Transpose).
5. Salin data pada sel C12 dari file Kenjeran.kom ke sel A3 pada file
Genjeran.dat.
6. Simpan file Genjeran.dat (File >> Save >> Yes), kemudian tutup file dan
jawab No pada pertanyaan yang muncul.
7. Tutup file Kenjeran.kom (tidak perlu menyimpan).
8. Eksekusi program ../09DinaTide/DinaRam.exe. Jawab pertanyaan:
Masukkan File Input: Kenjeran.dat [enter]
Masukkan File Ouput: Kenjeran.tma [enter]
9. Eksekusi program ../09DinaTide/DinaElv.exe. Jawab pertanyaan:
Masukkan File Input: Kenjeran.tma [enter]
Masukkan File Ouput: Kenjeran.elv [enter]
Jumlah Hari di File Input: 7305 [enter]
10. Buka file (dengan Excel) ../09DinaTide/Kenjeran.elv. Pada kotak dialog
Impor Wizard pilih Delimited >> Next >> Tab, Comma, Other (:) >>
Finish.
11. Eksekusi program ../09DinaTide/Prob-T.exe. Jawab pertanyaan:
Masukkan File TMA: Kenjeran.tma [enter]
Masukkan Nilai MSL: -0.45 [enter] (= sel B6 pada file Kenjeran.elv)
Lebar Selang Pengelompokan: 5.0 [enter]
Outputnya adalah file dengan nama Kenjeran.prb.
12. Buka file ../09DinaTide/Prob-T.xls. Aktifkan sheet ELV.
13. Salin data A1..D23 dari file Kenjeran.elv ke A1..D23 pada file Prob-T.xls
(sheet ELV).
14. Tutup file Kenjeran.elv (jangan disimpan).
15. Aktifkan sheet PRB dari file Prob-T.xls
16. Buka file (dengan Excel) ../09DinaTide/Kenjeran.prb. Aktifkan sheet ELV.
Pada kotak dialog Impor Wizard pilih Delimited >> Next >> Space >>
Finish.

Panduan SMS 8.0 7-8


17. Salin data C1..D73 dari file Kenjeran.prb ke B2..C75 pada file Prob-T.xls.
Pastikan jumlah baris data pada kolom D, E, F, dan G sama dengan jumlah
baris pada kolom B.
18. Aktifkan sheet Chart. Perhatikan grafik Probabilitas Terlampaui (Probability of
Exceedance). Jika titik-titik pada grafik tidak bertepatan pada garis kurva
yang berbentuk S, koreksi angka-angka kolom C pada sheet Ref dengan
berpedoman pada angka-angka pada kolom G (angka pada kolom C tidak
jauh dari angka pada kolom G, bisa juga sama).
19. Koreksi (samakan) angka label data (pada grafik) dengan angka pada kolom
D sheet Ref.
20. Simpan file Prob-T.xls. Grafik Probabilitas Terlampaui akan terlihat seperti
pada gambar berikut:

Grafik Probabilitas Terlampaui (Lokasi Kenjeran)

2.0
HHWL = 1.76m

1.5
MHWS = 1.37m

1.0
MHWL = 0.69m

0.5
EMA thd MSL (m)

MSL = 0.00m
0.0

-0.5
MLWL = -0.66m

-1.0

MLWS = -1.35m
-1.5

LLWL = -1.81m
-2.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Probabilitas Terlampaui (%)

Gambar 7.10 Grafik Probabilitas Terlampaui.

C. Membuat File AVI

Pengguna dapat membuat film dari hasil pemodelan RMA2 (Film Loop). Tampilan
film dapat diambil salah satu dataset seperti Velocity Mag (skalar), Water
Depth, Water Surface Elevation, atau Velocity (vektor), dapat juga berupa
gabungan dari skala dan vektor misalnya Velocity Mag dan Velocity.

Membuat AVI dari Elevasi Muka Air (EMA):


1. Buka Project ../07Simulasi/Sim01.spr.
2. Pilih menu Data >> Data Browser kemudian Import file
../07Simulasi/Sim01.sol. Pada grup Scalar data sets dari kotak dialog Data
Browser tunjuk water surface elevation. Klik tombol Done untuk menutup
kotak dialog Data Browser.
3. Set tampilan project sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 7-9


Gambar 7.11 Tampilan project untuk persiapan membuat AVI.

4. Pilih menu Data >> Film Loop… sehingga muncul kotak dialog Film Loop
Setup – General Options. Tekan tombol dokumen kemudian beri nama file
../07Simulasi/Output/EMA.avi.
5. Tekan tombol Next untuk menuju ke kotak dialog berikutnya yaitu Film Loop
Setup – Time Step Options. Set kotak dialog sehingga tampak seperti
gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 7-10


Gambar 7.12 Kotak dialog Film Loop – Time Step Options.

6. Klik tombol Next kemudian pada kotak dialog berikutnya klik Finish. Tunggu
hingga proses pembuatan film EMA selesai.

Membuat AVI dari Arus:


1. Buka Project ../07Simulasi/Sim01.spr.
2. Pilih menu Data >> Data Browser kemudian Import file
../07Simulasi/Sim01.sol. Pada grup Scalar data sets dari kotak dialog Data
Browser tunjuk velocity mag. Klik tombol Done untuk menutup kotak dialog
Data Browser.
3. Aktifkan kotak dialog Display Options kemudian aktifkan checkbox Vector
(pada tab 2D Mesh).
4. Aktifkan tab Vectors dari kotak dialog Display Options kemudian ubah
setting sehingga tampak seperti pada gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 7-11


Gambar 7.13 Tab Vectors dari kotak dialog Display Options.

5. Klik OK untuk menutup kotak dialog Display Options.


6. Pilih menu Data >> Film Loop… sehingga muncul kotak dialog Film Loop
Setup – General Options. Tekan tombol dokumen kemudian beri nama file
../07Simulasi/Output/Arus.avi.
7. Tekan tombol Next untuk menuju ke kotak dialog berikutnya yaitu Film Loop
Setup – Time Step Options. Set kotak dialog sehingga tampak seperti
gambar berikut:

Panduan SMS 8.0 7-12


Gambar 7.14 Kotak dialog Film Loop – Time Step Options (Vector Data
Set terpilih).

8. Klik tombol Next kemudian pada kotak dialog berikutnya klik Finish. Tunggu
hingga proses pembuatan film arus selesai.

Panduan SMS 8.0 7-13

Anda mungkin juga menyukai