Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN 4

Menentukan Perbedaan Logam dari Sensor Induktif

I. Tujuan pembelajaran
- Mempelajari karakteristik pensaklaran dari sensor induktif.
- Mengetahui prinsip kerja sensor induktif
- Dapat menghasilkan nilai dari jarak pensaklaran dari sensor induktif.
- Mempelajari jarak pensaklaran dari sensor induktif yang bergantung pada
bahan saat melacak perbedaan bahan dari logam.

II. Dasar Teori


Proximity secara bahasa artinya jarak atau kedekatan, jadi pengertian
dari proximity sensor adalah sensor yang dapat mendeteksi keberadaan objek
yang ada di dekatnya tanpa melalui kontak fisik. Secara lebih spesifik
induktive proximity sensor adalah proximity sensor yang dapat mendeteksi
benda logam tanpa menyentuhnya. Inductive proximity sensor beroperasi
dengan menggunakan prinsip indukansi. Induktansi merupakan suatu keadaan
dimana terjadi suatu fluktuasi arus listrik yang mengalir pada sebuah bahan
magnetik menginduksi electromtive force (emf) dari sebuah object / target
berupa metal.

Sensor Induktif berfungsi untuk mendeteksi objek besi/metal. Meskipun


terhalang oleh benda non-besi sensor akan tetap dapat mendeteksi selama dalam
jangkauannya. Jika sensor mendeteksi adanya besi di area sensingnya maka
kondisi output akan berubah. Sensor ini dapat menggantikan limit switch/
sakelar mekanikal yang merupakan teknologi lama. Sensor induktif
menggunakan koil ( Induktor ) untuk membangkitkan frekuensi tinggi di
medan magnet. Jika di sana objek metal dekat dengan medan magnet, aliran
arus ada pada objek. Hasil dari aliran arus membangun medan magnet baru
itu dengan menentang medan magnet yang asli. Pengaruhnya dapat menganti
induktansi dari koil di sensor induktif. Dengan mengukur induktansi sensor
bisa ditentukan ketika metal telah semakin dekat.

Jarak deteksi adalah besar jarak pada saat objek akan terbaca oleh sensor
ketika objek digerakkan oleh metode tertentu. Sensor akan beroperasi atau
bekerja pada jarak atau area tertentu, dimana saat objek berada diluar area
tersebut maka sensor tidak akan lagi mendeteksi objek tersebut. Seperti yang

telah disebutkan jarak deteksi atau sensing distance berkisar antara satu

milimeter sampai beberapa sentimeter saja sesuai tipe sensor yang digunakan.
Jarak deteksi akan dijelaskan pada gambar berikut ini :
Reset distance adalah jarak dimana sensor dalam keadaan reset,
sehingga objek tidak akan terdeteksi dan sensor tidak aktif (ditunjukkan
dengan lambang "OFF"). Sensing distance adalah jarak toleransi dimana
sensor akan aktif bekerja mendeteksi jikalau ada benda yang melewati
permukaan sensor (sensing surface). Saat objek melewati permukaan sensor
maka objek tersebut (sensing object) akan mengaktifkan sensor (ditunjukkan
dengan lambang "ON") sehingga Proximity Sensor akan menghasilkan
keluaran (output). Baik reset distance maupun sensing distance dihitung
mulai dari reference position atau posisi referensi yang sama dengan posisi
sensing surface.

Jarak Sensor tidak terpengaruh oleh warna. Proximity Sensor


mendeteksi perubahan fisik suatu objek, sehingga mereka hampir sepenuhnya
tidak terpengaruh oleh warna permukaan objek.

Sensor induktif ini bekerja berdasarkan jarak object terhadap sensor,


ketika ada object logam yang mendekat kepadanya dengan jarak yang sangat
dekat 5 mm misalkan, maka sensor akan bekerja dan menghubungkan
kontaknya, kemudian melalui kabel yang tersedia bisa dihubungkan ke
perangkat lainnya seperti lampu indikator, relay, dan lain-lain. Pada saat
sensor ini sedang bekerja atau mendeteksi adanya logam (besi) maka akan
ditandai dengan lampu kecil berwarna merah atau hijau yang ada dibagian
atas sensor, sehingga memudahkan kita dalam memonitor kerja sensor atau
ketika melakukan preventive maintenace.
Jika tegangan diberikan, osilator membangkitkan medan magnet
frekuensi timggi. Jika penghantar didekatkan ke permukaan sensor ini, maka
osilator dilemahkan. Perubahan pada osilator ini dideteks oleh detektor
kemudian menghasilkan sinyal output.
Pada konveyor, sebuah objek berbahan logam dibawa kebagian
perancangan. Posisi dari bahan tersebut dapat dilacak oleh sensor induktif.
Pemilihan bahan dari bahan berbeda bisa dilakukan. Tentukan pengaruh dari
bahan yang berbeda pada jarak pensaklaran.

Daftar komponen

Jumlah Alat dan bahan


1 Lamp & buzzer unit
1 Position slide
1 Vernier caliper
1 Inductive sensor (M18)
1 Set of test objects, mild steel, part 3
1 Set of test objects, stainless steel,
part 4
1 Set of test objects, aluminum, part 5
1 Set of test objects, brass, part 6
1 Set of test objects, copper, part 7

Layout

Electrical circuit diagram

III.Langkah Percobaan
1. Pasang lamp & buzzer unit, positioning slide dan sensor induktif unit
1 pada profil plate. Sensor induktif berada di tengah dari posisi depan
positioning slide. Hubungkan sumber tegangan 24V dan sensor
induktif ke lamp & buzzer unit.
2. Pasangkan juga vernier caliper pada postioning slide. Ukur jarak dari
sensor induktif terhadap bahan-bahan yang berbeda pada objek
percobaan. Catat titik saat pensaklaran sensor terjadi, saat piringan
mendekati sensor, begitu juga saat piringan menjauhi sensor.
3. Ambil piringan mild steel ( S 235 JR, part 3) dari objek percobaan dan
tempelkan pada postion slide. Ambil berbagai piringan logam
(stainless steel, aluminium, brass dan copper) dari objek percobaan
dan lakukan pengukuran yang sama.
4. Tentukan faktor reduksi dari jarak pensaklaran dari bahan-bahan yang
berbeda. Faktor reduksi untuk mild steel ( S 235 JR) adalah 1. Dengan
objek yang lain, anda akan mendapatkan nilai respektifnya masing-
masing dengan membagi nilai jarak pensaklaran tersebut dengan nilai
jarak pensaklaran pada mild steel.

Pemasangan vernier caliper

Saat pemasangan vernier caliper, slide unit dari positioning slide


pada keadaan “0”. Kedua jarum pengukuran berjarak 10 mm. Vernier
caliper dipasang secara paralel dengan base plate, mentup tepi, sehingga
jarum akan maksimal pada vernier caliper. Kedua magnet yang menahan
caliper dipasang pada base plate dari positioning slide.

IV. Keselamatan kerja


 Sebelum praktikum, bacalah terlebih dahulu data sheet dari setiap
komponen yang dibutuhkan.
 Susun dan hubungkan setiap komponen.
 Anda dapat melakukan praktikum berdasarkan penjelasan dari paragraf
“Percobaan”.
 Bila perlu buat catatan untuk kasus tertentu.
V. Hasil Percobaan
 M (18)

Mild steel
Stainless Aluminium Brass part Copper
Material (St 37),
steel part 4 part 5 6 part 7
part 3
Titik hidup
40 mm 40 mm 40 mm 40 mm 40 mm
(mm)
Titik mati
35 mm 36 mm 39 mm 39 mm 39,5 mm
(mm)
40-35= 40-36= 40-39= 40-39= 40-39,5=
Jarak (mm)
5 mm 4 mm 1 mm 1 mm 0,5 mm
Faktor
reduksi

 M (12)

Mild steel
Stainless Aluminium Brass part Copper
Material (St 37),
steel part 4 part 5 6 part 7
part 3
Titik hidup
40 mm 40 mm 40 mm 40 mm 40 mm
(mm)
Titik mati
38 mm 38 mm 39 mm 39 mm 39,5 mm
(mm)
40-38= 40-38= 40-39= 40-39= 40-39,5=
Jarak (mm)
2 mm 2 mm 1 mm 1 mm 0,5 mm
Faktor
reduksi

VI. Analisa

Untuk menentukan jarak sensor untuk bahan selain standar baja


ringan, faktor koreksi yang digunakan. Komposisi dari target memiliki
dampak yang besar berpengaruh pada jarak penginderaan sensor jarak
induktif. Jika target dari salah satu bahan yang tercantum digunakan, kalikan
nominal penginderaan jarak jauh dengan koreksi Faktor terdaftar untuk
menentukan jarak penginderaan (sensing range) untuk target itu. Faktor-
faktor koreksi tercantum di bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman
umum. Bahan umum dan khusus untuk faktor koreksi yang tercantum pada
setiap spesifikasi.

Ukuran dan bentuk dari target dapat juga mempengaruhi jarak sensor.
Berikut ini yang umum digunakan sebagai pedoman ketika mengoreksi untuk
ukuran dan bentuk target:

 Target yang permukaan datar lebih bagus


 Target yang bulat dapat mengurangi jarak sensor
 Bahan non-ferrous (bukan besi) biasanya dapat mengurangi jarak
jangkauan sensor untuk semua logam
 Target yang lebih kecil dari permukaan(face) sensor biasanya m engurangi
jarak jangkauan sensor
 Target yang lebih besar dari permukaan(face) sensor dapat meningkatkan
jarak jangkauan sensor
 Bahan dari target juga mempengaruhi jarak penginderaan
 Kecepatan pergerakan target

Jarak dari posisi referensi (permukaan referensi) untuk operasi yang diukur
(reset) ketika objek standar deteksi digerakkan oleh metode tertentu.
Untuk ketelitian sensor, diukur berdasarkan material yang digunakan
dalam proximity dalam percobaan di atas digunakan besi, kuningan, dan
alumunium. Dengan demikian dapat dibedakan tingkat kesensitivitasan
material tersebut.

Respon Frekuensi adalah jumlah pengulangan deteksi yang dapat


menjadi output per detik, ketika objek standar deteksi berulang kali mendekat
ke sensor atau kecepatan maksimum dimana sensor akan memberikan
pulse(pulsa) individu untuk target mendekati dan menjauhi jarak penginderaan
sensor. Nilai ini selalu tergantung pada ukuran target, jarak target dari
permukaan(face) sensor, kecepatan target dan jenis sensor proximity switch.
Dalam hal ini mengindikasikan nilai maksimum yang mungkin untuk jumlah
operasi per detik.

Pada percobaan ini, melakukan pengukuran jarak jangkauan sensor


dengan menggunakan sensor induktif M18 dan M12. Bahan yang digunakan
untuk mengukurnya adalah mild steel (st 37) part 3, stain less steel part 4,
aluminium part 5, brass part 6 dan copper part 7. Perlakuan awal sebelum
melakukan percobaan di lakukannya kalibrasi dengan meletakkan bahan yang
akan di ukur, lalu lakukan kalibrasi dengan mengukur jarak bahan dan sensor
dengan melihat angka yang ada sebagai alat ukur jaraknya. Setelah itu letakkan
bahan yang akan di uji agar bersentuhan dengan permukaan sensor. Di
lanjutkan dengan menghidupkan power supply agar sensor dapat bekerja, saat
sensor dihidupkan maka buzzer sebagai outputnya akan menyala karena bahan
yang diletakkannya pun masih dalam jangkauan sensor. Kemudian lihat angka
kalibrasi yang sudah tertera tadi, maka angka tersebut adalah titik nyalanya.
Lalu geserkan bahan yang diuji secara perlahan dengan memperhatikan angka
pada mistar ukurnya, geserkan sampai outputnya tidak menyala lagi. Setelah
outputnya tidak menyala lagi, lihat angka yang sejajar dengan mild steel
tersebut, maka itulah titik matinya, sedangkan jaraknya merupakan hasil
pengurangan dari titik mati dan titik nyala.

Sebagai contoh pada percobaan inductive sensor (M18) dengan material


stainless steel, titik nyalanya yaitu 40mm, lalu setelah output tidak menyala
lagi titik matinya yaitu 36 mm, maka jaraknya yaitu sebesar 4 mm. Sedangkan
dengan menggunakan (M12), titik nyalanya yaitu 40mm, lalu setelah output
tidak menyala lagi titik matinya yaitu 38 mm, maka jaraknya yaitu sebesar 2
mm. Dan pada percobaan inductive sensor (M18) dengan material aluminium,
titik nyalanya yaitu 40mm, lalu setelah output tidak menyala lagi titik matinya
yaitu 37,5 mm, maka jaraknya yaitu sebesar 2,5 mm. Maka, terbukti bahwa
semakin besar diameter, semakin besar jarak yang dihasilkan. Dan setiap
material yang digunakan hasil yang didapat juga berbeda.

Untuk langkah percobaan lainnya pada setiap bahan yang berbeda pada
percobaan ini adalah sama. Setelah melakukan percobaan diatas dengan
seluruh bahan yang dimaksudkan maka akan didapatkan hasil pengukurannya
yang berbeda di setiap bahan yang dimaksudkan atau yang tertera di langkah
percobaaan.

Pengaruh perbedaan komposisi bahan ,terhadap jarak keluaran


rangkaian sensor Proximity Induktor yaitu apabila Sensor Proximity Induktif
hanya mampu mendeteksi benda logam dan tidak dapat mendeteksi non
logam. Beberapa bahan yang mengandung metal, yaitu :

1. Mild steel

Mild steel merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama


besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain seperti Mn dan Si.
Unsur-unsur tersebut akan berpengaruh terhadap mutu dari baja
tersebut. Untuk mengidentifikasi bahan jenis ini dapat dilakukan uji
kekerasan maupun uji tarik. Mild Steel adalah suatu baja dengan
kandungan carbon antara 0 s/d 0,3 %. Medium Carbon Steel adalah
suatu baja dengan kandungan carbon 0,3 s/d 0,5 %. High Carbon Steel
adalah suatu baja dengan kandungan carbon 0,5 s/d 1,7 %.

2. Stainless

Stainless merupakan alloy campuran Chromium (sedikitnya


10.5% atau biasanya 18%), Nickel (8%), Carbon (max 0.08%) dan
logam-logam lain. Pada kondisi tertentu, stainless steel 304 dapat
mengalami TARNISH. Nah untuk kondisi-kondisi yang
menginginkan daya tahan korosi lebih tinggi biasanya
mempergunakan stainless steel 316 yang lebih tahan terhadap korosi
dibandingkan stainless steel 304. Pada stainless steel 316 ditambahkan
Molybdenum (3%) dan kadar Nickel-nya juga dinaikkan (10-14%)
sehingga lebih tahan terhadap bahan-bahan kimia industri yang
korosif.

3. Aluminium

Aluminium adalah unsur logam paling umum yang ketiga dalam


klasifikasi logam. Dalam bentuk murni, aluminium berwarna
keperakan putih dan mempunyai bobot yang sangat ringan. Unsur
alumunium ini mempunyai bobot yang ringan tapi sangat kuat dan
awet, dan mempunyai kemampuan penghantar listrik yang sangat
baik. Selain itu, aluminium juga mempunyai sifat non-magnetik,
sehingga dapat menjadi properti yang sangat berguna dalam beberapa
aplikasi.

4. Chopper

Copper atau tembaga merupakan penghantar panas dan listrik


yang sangat baik. Tembaga mudah dibentuk, dikombinasikan dengan
berbagai elemen lain dan diolah menjadi bermacam-macam alloy.
Aslinya, tembaga yang terkena udara lembab atau sering dipakai
setelah beberapa waktu akan berubah warna menjadi kehijauan.

5. Kawat brass

Brass atau Kuningan merupakan alloy yang terbuat dari


campuran Tembaga dengan Zinc. BRONZE berbeda dengan BRASS,
yaitu terbuat dari campuran 10-20% Tin dengan Tembaga.

Pendapatan hasil pengukuran yang berbeda ini terjadi berdasarkan


jenis bahan yang di maksudkan karena disetiap bahannya memiliki unsur
logam atau metal yang dimiliki berbeda-beda dan memiliki sifat induksi yang
berbeda pula Dari beberapa bahan yang telah di coba dapat disimpulkan
bahwa jenis bahan yang paling baik menurut urutan bahan adalah mild steel,
stainlees, brass, aluminium, dan chopper

Selain jenis bahan, yang memperngaruhi adalah diameter bahan


tersebut (semakin besar diameter yang dimiliki bahan tersebut, maka semakin
besar pula jarak yang dihasilkan). Selain bahan yang kita coba diatas, ada
kalanya kita ingin melakukan percobaan lain untuk menguji bahan seperti
plastik, karet, karbon, dll. Setelah dilakukan percobaan, ketiga bahan tersebut
tidak mengeluarkan output buzzer maka bisa disimpulkan bahwa ketiga bahan
tersebut tidak bersifat induktif.
VII. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sensor induktif menghasilkan induksi magnet pada jarak dengan jangkauan


tertentu, sehingga induksi magnet yang di hasilkannya bergerak searah dari
kutub utara ke kutub selatan dengan jaraknya yang ditentukan berdasarkan
banyaknya lilitan yang terdapat pada sensor tersebut.
2. Jarak yang dihasilkan pada setiap bahan adalah berbeda, itu dikarenakan
adanya perbedaan pada jenis bahan dan diameter di setiap percobaan yang
dilakukan.

3. Dapat bekerja di lingkungan dengan kondisi apapun, tidak seperti metode


pendeteksian optik, Proximity Sensor cocok untuk digunakan di lokasi yang
banyak kandungan air atau minyak. Responnya berjalan dengan cepat. Awet
dan tahan lama.
4. Jika outputnya berupa buzzer tidak menyala atau tidak hidup lagi itu
menandakan bahwa jangkauan induksi magnet yang telah dihasilkan oleh
sensor induktif tidak dapat lagi menjangkau bahan yang di ukurnya.
LAMPIRAN

Material Copper Material Brass

Material Stainless Steel Material Alumunium


Material Mild Steel Gambar Rangkaian

Anda mungkin juga menyukai