tidak dapat dimodifikasi. faktor yang tidak dapat dimodiifikasi adalah usia, gender, ras, dan yang
dapat di modifikasi adalah gaya hidup. Menurut laporan Join National Commite On Prevention,
Detection, Evaluation And Treatmen Of Higt Blood Preasure (JNC) menganjurkan modifikasi
gaya hidup dalam mencegah dan menangani tekanan darah tinggi selain terapi dengan obat.
Termasuk dalam modifikasi gaya hidup adalah penurunan berat badan, penerapan diet kombinasi
Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH), reduksi asupan garam, aktivitas fisik yang
teratur, dan pembatasan asupan alkohol. Masing-masing mempunyai efek penurunan tekanan
darah yang berperan dalam pencegahan komplikasi hipertensi dan bila dijalankan secara
bersamaan akan mempunyai efek penurunan tekanan darah yang lebih nyata.
Sebagian besar faktor gaya hidup berkaitan dengan faktor diet atau asupan makan sehari-
hari, meliputi jenis makronutrien dan mikronutrien, aktifitas fisik, memodifikasi pola diet, dan
berat badan berlebihan.
1. Makronutrien
terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Faktor dari jumlah dan bagian dari masing-masing
jenis makronutrein berperan terhadap terjadinya hipertensi.
a. Karbohidrat
Komponen karbohidrat yaitu sukrosa dan fruktosa. Dalam penelitian Martinez et al
dibuktilan bahwa fruktosa yang merupakan komponen sukrosa adalah substansi utama
yang berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Sedangkan menurut Jalal et al
membuktikan bahwa efek konsumsi fruktosa dapat meningkatkan tekanan darah
sedangkan glukosa tidak. Pasien yang memiliki riwayat hipertensi yang mengkonsumsi
fruktosa >74g/hari meningkatkan risiko 30% mempunyai tekanan darah >140/90 mmHg.
Fruktosa dapat diperoleh dari minman manis, kue, minuman sari buah, kembang gula dan
roti.
b. Protein
Penelitian yang dilakukan oleh Stamler et al dalam International Study Of Salt And Blood
Pressure (INTERSALT) menunjukan bahwa asupan tinggi protein mempunyai pengaruh
yang baik terhadap tekanan darah. Menurut Wang et al berpendapat bahwa asupan protein
nabati dan hewani yang tinggi dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.
c. Lemak
Asam lemak tak jenuh dapat menghambat efektifitas prosuk susu dalam menurunkan
tekanan darah. Sedangkan asupan lemak jenuh mempunyai efek yang berlawanan yaitu
meningkatkan tekanan darah.
2. Mikronutrein
Menurut Kumala(2014) mikronutrein terdiri dari sodium, potassium, kalsium dan
magnesium, dan vitamin C.
a. Sodium
Dalam penelitian darmanius menunjukan bahwa ada hubungan antara asupan sodium
dengan tekanan darah.
b. Potasium
Hasil penelitian INTERSALT menunjukkan bahwa penurunan ekskresi potasium dalam
urin sebesar 50 mmol/hari berhubungan dengan peningkatan tekanan sistolik sebesar 3,4
mmHg dan tekanan diastolik sebesar 1,9 mmHg. Selain itu, disampaikan juga bahwa
rasio potasium/sodium di urin berbanding terbalik secara signifikan dengan tekanan
darah.
c. Kalsium dan Magnesium
Kalsium dan magnesium merupakan faktor gizi yang telah banyak diteliti, namun
efeknya terhadap tekanan darah masih belum jelas dan tidak cukup untuk
direkomendasikan sebagai terapi untuk menurun tekanan darah tinggi.
d. Vitamin C
The Trial Of Hypertension Prevention (TOHP) memperlihatkan bahwa penurunan berat
badan sebesar 2 kg dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebesar 3,7
mmHg dan 2,7 mmHg.27
3. Aktifitas Fisik
Penderita tekanan darah tinggi di anjurkan untuk melakukan aktivitas yang lebih
mementingkan dinamisme dan daya tahan tubuh seperti lari, renang, atau berseped. Aktifitas
aerobik berhubungan dengan penurunan tekanan darah rata-rata yang signifikan, baik sistolik (-
3,84 mmHg) maupun diastolik (-2,58mmHg) (Denio.2007).
4. Modifikasi Pola Diet
Pola diet mengikuti pola DASH meliputi tinggi buah-buahan, sayuran, produk susu rendah
lemak, rendah asupan lemak dan rendah lemak jenuh, kolestrol, serealia, ikan, unggas, dan
kacangan, mengurangi daging merah, gula, serta minuman manis. Pola diet DASH kaya akan
potassium, magnesium, kalsium, serat, dan sedikit tinggi protein. Dalam penelitian Darmanius
menunjukan hasil bahwa yang menjalankan pola asupan makanan sesuai dengan DASH selama 2
minggu menunjukan terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,5 mmHg dan diastolic
sebesar 3,0 mmHg.
Menurut Denio (2007) pengurangan asupan garam dari 150 mmol/hari menjadi 100
mmol/hari menunjukan penurunan tekanan darah sistolik yang signifikan pada kohort yang
mengkonsumsi diet normal. Pada peneltiaian Denio mengangabungkan pola diet DASH dan
pengurangan asupan garam sebanyak 50 mmol/hari menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak
7,1 mmHg pada kohort dengan hipertensi dan 11,5 mmHg pada kohort dengan hipertensi.
Martinez FJ, Rizza JC, Romero C. High-fructose feeding elicits insulin resistance,
hyperinsulinemia, and hypertension in normal mongrel dogs. Hypertension. 1994;23:456-63
Jalal DI, Smits G, Johnson RJ, Chonchol M. Increased fructose associates with elevated blood
pressure. J Am Soc Nephrol. 2010; 21: 1543-9
. Stamler J, Elliot P, Kesteloot H, Nichols R, Claeys G, Dyer AR, et al. Inverse relation of dietary
protein markers with blood pressure: findings for 10,020 men and women in the INTERSALT
study. Circulation. 1996; 94: 1629-34.
Wang YF, Yancy Jr WS, Yu D, Champagne C, Appel LJ, Lin P-H. The relationship between dietary
protein intake and blood pressure: results from the PREMIER study. J Hum Hypertens.
2008;22:745-54.
Kumala. M. Peran Diet dalam Pencegahan dan Terapi Hipertensi. Damianus Journal of Medicine.
2014:vol.13:50-61
Ridjab.D. Modifikasi Gaya Hidup dan Tekanan Darah.2007.vol.57:159-166