Anda di halaman 1dari 2

Pada dasarnya semua penanganan trauma abdomen tumpul dan tajam, penanganan awal

tindakan penyelamatan selalu didahulukan dan mengacu prosedur ABCDE. Di sini


penolong atau tim harus melakukan resusitasi dan stabilisasi secepat mungkin.

a. Airway dab Breathing


Ini diatasi terlebih dahulu. Selalu ingat bahwa cedera bias lebih dari satu area tubuh, dan
apapun yang ditemukan, ingat untuk memprioritaskan airway dan breathing terlebih
dahulu.
b. Circulation
Kebanyakan trauma abdomen tidak dapat dilakukan tindakan apa-apa pada fase pra-RS,
namun terhadap syok yang menyertainya perlu penanganan yang agresif.
Seharusnya monitoring urine dilakukan dengan pemasangan DC, namun umunya tidak
diperlukan pada fase pre-RS karena masa transportasi yang pendek.
c. Disability
Tidak jarang trauma abdomen disertai dengan trauma kapitis. Selalu periksa tingkat
Kesadaran (dengan GCS) dan adanya lateralisasi (pupil anisokor dan motorik yang lebih
lemah satu sisi).
d. Exposure
Apabila ditemukan usu yang menonjol keluar (eviserasi), cukup dengan menutupnya
dengan kasa steril yang lembab supaya usus tidak kering.
Apabila ada benda menancap jangan dicabut, tetapi dilakukan fiksasi pada benda tersebut
tehadap dinding perut.

Fraktur Pelvis

Tentu saja penderita seperti ini tidak dapat stabil karena nyeri.

Ada 3 hal yang ditimbulkan fraktur pelvis:

 Syok haemoragic, bisa sangat berat


 Ruptur uretra, buli-buli
 Kerusakan organ lain seperti rectum vagina dsb

11
Pengenalan fraktur pelvis

Kadang-kadang dapat dikenal dengan cepat ( look, feel, move)

 Penderita mengeluh tungkainya sakit bila digerakkan


 Adanya jejas daerah pelvis
 Terabahnya “gap” (cekungan) pada daerah simfisis pubis (open look)
 Bila dilakukan tekanan pada tulang pelvis akan teraba krepitasi tulang (tes kompresi).

Lakukan tes kompresi dengan halus, dan hanya boleh satu kali.

Kadang-kadang diagnosis sulit karena penderita kesadarannya menurun, dan tidak


terabanya krepitasi tulang. Dapat pula terjadi bahwa penderita sedemikian dalam syok,
sehingga membongungkan akan sumber perdarahannya (1 dari 5 sumber perdarahan yang
bisa menyebabkan syok, selalu curiga!)

Bila suspek fraktur pelvis maka dilakukan pemasangan gurita sekitar pelvis (atau PASG
bila ada).

Rupture uretra dicurigai bila keluar darah dari orfisium uretra eksterna/OUE (lubang
kencing), dan/atau adanya hematoma di skrotum/supra-simfisis, dan pada rectal tosue/RT
prostat melayang.

Di fase pra-RS tidak dilakukan apa-apa terhadap ruptur uretra. Pada saat mentransport
jangan memasang kateter uretra, karena dengan pemasangan kateter urine akan lebih
mencederai uretra.

Pengenalan tanda-tanda perfusi harus dilakukan dengan cara lain, selain jumlah urin.
Penderita bila ingin buang air kecil, sebaiknya dianjurkan untuk menahannya.

12

Anda mungkin juga menyukai