Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Program Promosi
Kesehatan di Wilayahkerja Puskesmas Kebonsari Tahun 2016
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2016 dan MD”Gs 2025, saat
ini factor perilaku sangat berperan sekali dalam menentukan status kesehatan.
Untuk mempercepat terwujudnya pembangunan kesehatan diatas, pemerintah
dibidang kesehatan menciptakan suatu program yaitu: Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat sehingga program ini akan dapat mendukung peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia.
Laporan ini disusun untuk memberikan informasi tentang gambaran hasil
program Promosi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Kebonsari selama tahun
2009, sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi dan acuan perencanaan
program di masa berikutnya. Laporan ini masih banyak kekurangannya,
saran,nasehat, dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan,
hingga penyusunan laporan ini menjadi lebih baik dan sempurna.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Kepala Puskesmas
Kebonsari dan Kasi Promkes dan UKI Dinkes Kota Pasuruan serta coordinator
lintas program di Puskesmas Kebonsari atas dukungannya sehingga laporan ini
bisa terwujud.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan data untuk
peningkatan pencapaian Program Promosi Kesehatan di tahun berikutnya,
amiin, terima kasih.
Pasuruan, 31 Desember 2016
Mengetahui Penyusun
Kepala Puskesmas Kebonsari Koordinator Program Promkes

Dr. Ahmad Shohib H. Sugianto, AMd. Kep.


NIP. 19680327 200212 1 005 NIP.19680920 199103 1 008
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya merupakan penyelenggaraan


upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat secara mandiri
dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
peningkatan kualitas sunber daya manusia dan pemerataan jangkauan
pelayanan kesehatan. Memasuki era millennium baru, telah dicanangkan
paradigma baru dalam pembangunan kesehatan yaitu: Paradigma Sehat. Hal ini
berarti bahwa secara makro pembangunan diberbagai sector harus memberi
dampak positif pada lingkungan dan perilaku sehat. Sedangkan secara mikro
Paradigma Sehat berarti bahwa Pembangunan di bidang kesehatan lebih
menekankan pada upaya Preventif dan Promotif dengan tanpa melupakan upaya
Kuratif dan Rehabilitatif.
Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedianya air
bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang
sehat. Sedangkan perilaku sehat adalah perilaku yang proaktif untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan.
Penyuluhan kesehatan masyarakat yang saat ini disebut Promosi
Kesehatan, merupakan program pokok yang disebutkan pada urutan pertama
diantara 7 program pokok dan 10 program unggulan dalam pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu program promosi kesehatan perlu diselenggarakan
dengan manajemen yang sebaik – baiknya, agar dapat memberikan sumbangan
yang nyata dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pembangunan
nasional pada umumnya. Namun perubahan perilaku hidup sehat belum seperti
yang diharapkan, walaupun kegiatan promosi kesehatan telah gencar
disosialisasikan dan dilaksanakan.
Laporan Tahunan Promosi Kesehatan Puskesmas Kebonsari tahun 2016
ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran upaya program promosi
kesehatan yang telah dilaksanakan, sehingga dapat digunakan sebagai referensi
dan acuan bagi pelaksanaan program promosi kesehatan di tahun berikutnya
khususnya dan sebagai acuan pelaksanaan program – program kesehatan
dimasa mendatang pada umumnya.

2
Laporan Tahunan Program Promosi Kesehatan ini disusun dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
 BAB I : Pendahuluan
 BAB II : Gambaran Umum Puskesmas Kebonsari
 BAB III : Program Promosi Kesehatan
 BAB IV : Hasil Pelaksanaan Kegiatan
 BAB V : Pembahasan
 BAB VI : Kesimpulan dan Saran
 Lampiran : Profil PKM Kebonsari 2016

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KEBONSARI

A. GEOGRAFI
Puskesmas Kebonsari terletak diwilayah utara kota Pasuruan, antara
112,45’ – 112,55’ BT dan 7,35’ – 7,45’ LS, dengan ketinggian 4 m diatas
permukaan laut, dengan luas wilayah : 1,99 Km2.
Batas wilayah Kerja Puskesmas Kebonsari adalah:
 Sebelah Utara : Kelurahan Tambaan dan Trajeng
 Sebelah Timur : Sungai Gembong (Wilayah Puskesmas
Kandangsapi )
 Sebelah Selatan : Kelurahan Purworejo ( Wilayah Puskesmas
Purworejo )
 Sebelah Barat : Kelurahan Gentong
( Wilayah Puskesmas Gadingrejo )
Wilayah datar, melandai dari selatan ke utara dengan kemiringan 0 – 1 %.
Disebelah utara langsung berbatasan dengan laut Jawa, dan pembuangan air
langsung ke laut tersebut, sehingga kadang – kadang bila air terlalu banyak
dan deras yang bertepatan dengan bulan purnama, laut pasang air tidak
dapat ditampung kelaut dan kembali ke daratan, akibatnya sebagian wilayah
kerja Puskesmas Kebonsari terendam banjir terutama daerah sekitar aliran
sungai gembong ( sebelah timur wilayah kerja Puskesmas Kebonsari ).
Sungai gembong merupakan satu- satunya yang berfungsi sebagai drainase
alam yang bermuara ke Selat Madura / Laut Jawa di Wilayah Puskesmas
Kebonsari sepanjang 2 – 3 km. Pantainya dimanfaatkan untuk usaha tambak
dan garam.
Wilayah Kerja Puskesmas Kebonsari terletak di poros/ ditengah Kota
Pasuruan yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu : Kelurahan Kebonsari,
Kelurahan Bangilan, Kelurahan Mayangan, dan Kelurahan Ngemplakrejo.
Keempat wilayah tersebut dihubungkan dengan kondisi jalan AS yang baik
dan lancar dan jarak tempuh/ jangkauan ke Induk Pelayanan Kesehatan
hanya butuh waktu 15 menit, dan jarak tempuh1-2 km.
B. DEMOGRAFI
Menurut proyeksi penduduk sensus( SKRT) tahun 2015, jumlah penduduk
wilayah kerja Puskesmas Kebonsari tahun 2016 adalah: 22.251 jiwa yang
terdiri dari 9.269 jiwa laki – laki dan 12.882 jiwa perempuan. Sex ratio
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari ( perbandingan penduduk
laki – laki dengan perempuan ) rata – rata pada tahun 2016 adalah 1,334

4
yang berarti perbandingan penduduk laki – laki dengan perempuan adalah
1: 1,3
Dengan luas wilayah kerja 1,99 km2, maka rata – rata kepadatan
penduduk sebesar 2.211 jiwa/ km2. Adapun jumlah kepala keluarga di
wilayah Puskesmas Kebonsari tahun 2016 sebanyak 4.363 KK, bila
dibandingkan dengan jumlah penduduk maka rata – rata 1 ( satu ) KK ada
5,1 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, KK, RW, RT per kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Kebonsari dapat dilihat pada lampiran tabel 1.

C. GAMBARAN SUMBER DAYA YANG DIMILIKI


1. Data Tatanan Institusi Kesehatan
Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari pada tahun 2016
ada 33 pos, sedangkan jumlah tatanan institusi kesehatan yang ada
sebanyak 6 buah yang terdiri dari:
 Puskesmas Induk : 1 buah
 Puskesmas Pembantu : 2 buah
 Rumah Bersalin : 2 buah
Data ini dapat dilihat di lampiran tabel 2.

2. Data Tatanan Institusi Pendidikan


Jumlah tatanan institusi pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari
tahun 2016 adalah 19 buah, yang terdiri dari:
 TK : 6 buah
 SD/MI : 11 buah
 SMTP/MTs : 5 buah
 SMTA/ MA : 4 buah
 Perguruan Tinggi :0
Data tatanan institusi pendidikan dapat dilihat pada lampiran tabel 3

3. Data Tatanan Tempat Tempat Umum


Jumlah tatanan tempat – tempat umum ( TTU ) di wilayah kerja
Puskesmas Kebonsari Tahun 2016 adalah 84 buah, yang terdiri dari :
 Pasar : 2 buah
 Terminal :0
 Warung makan : 15 buah
 Warung sekolah : 12 buah
 Mushola : 42 buah
 Masjid : 5 buah
 Gereja : 1 buah

5
 Stasiun KA : 1 buah
 Pondok Pesantren : 3 buah
Data ini dapat dilihat pada lampiran tabel 4.
4.Data Tatanan Tempat – Tempat Kerja
Jumlah tatanan tempat – tempat kerja di wilayah kerja Puskesmas
Kebonsari Tahun 2016 adalah 18 buah, yang terdiri dari :
 Perusahaan / pabrik : 12 buah
 Kantor pemerintah : 6 buah
 Kantor swasta :0
Data ini dapat dilihat pada lampiran tabel 5.
5.Data Tenaga Promosi Kesehatan
Jumlah tenaga promosi / penyuluh kesehatan yang ada di Puskesmas
Kebonsari tahun 2016 adalah 1 orang yang berpendidikan S I
Keperawatan sekaligus sebagai koordinator Program Promosi Kesehatan.
Bila dilihat dari standart kebutuhan tenaga promosi kesehtan masih
sangat kurang dari standart, sehingga kinerja tenaga promkes masih
kurang optimal.
Sedangkan yang dimaksud tenaga penyuluh/ promosi disini adalah tenaga
yang langsung menangani penyuluhan ( mendapat SK sebagai Penyuluh
Kesehatan / Promkes baik dari Kepala Dinas Kesehatan / Kepala
Puskesmas / Pejabat Setempat ( Walikota ). Kebutuhan tenaga Promkes
ini sebenarnya telah diantisipasi dengan keluarnya: Keputusan Mentri
Negara Pendayaguanaan Aparatur Negara No. 58/KEP/M.PAN/8/2000
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat dan Angka
Kreditnya.
6.Data Sarana Penyuluhan Yang Dimiliki
Jenis dan jumlah sarana penyuluhan yang dimiliki Puskesmas Kebonsari
tahun 2016, dapat dilihat pada lampiran tabel 7. Jenis sarana standar
minimal yang harus dimiliki pengelola program Promkes di Puskesmas
antara lain:
NO JENIS SARANA YANG ADA STANDART
1 OHP 0 1
2 LCD, Slide Proyektor 0 1
3 TV, Video player 1,1 1
4 Kamera foto 1 1
5 Radio Kaset, Repro kaset 2,1 1,1
6 Laptop,Komputer, printer, scaner 1,10,2,0 1
7 Almari media 3 1
8 Mobil unit Penyuluhan 1 1
9 Amplifier/ wireless 0 1
10 Standing flicarht 0 2
11 Papan informasi 4 4

6
Berdasarkan data diatas sarana promkes yamg dimiliki di Puskesmas
Kebonsari sebagian besar belum mencukupi, karena masih setengah item
yang belum dimiliki yaitu: OHP, LCD,Slide proyektor, scanner, amplifier/
wireless dan standing flichart. Oleh sebab itu kemampuan operasional
program Promkes di Puskesmas Kebonsari belum menghasilkan secara
optimal, juga karena tenaga promkes yang terbatas.
7.Data Potensi Masyarakat
Potensi masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari tahun
2016 adalah sebagai berikut:
 Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) : 1 buah
 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ( LPM ) : 4 buah
 Organisasi kepemudaan : 4 buah
 Organisasi Wanita : 2 buah
 Organisasi Keagamaan : 4 buah
 Lintas Sektor Terkait : 4 buah
 Organisasi Profesi :0
8.Jalur Promosi Kesehatan
Jalur promosi kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari
adalah sbb.:
 Radio Pemerintah : 1 buah
 Radio Swasta : 2 buah
 Media massa ( cetak ) : 2 buah

9.Sumber Dana Yang dimiliki


Pada tahun 2016, jumlah dana untuk operasional yang dimiliki untuk
promosi kesehatan adalah sebesar :Rp. , yang bersumber
dari APBD TK. II kota Pasuruan dan dana BOK

7
10. PETA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBONSARI

8
BAB III
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

A. VISI
Visi Promosi Kesehatan adalah masyarakat mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif,
bahagia, dan sejahtera.
B. MISI
Misi Promosi Kesehatan adalah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan, melalui:
1. Advokasi kesehatan kepada para penentu Kebijakan, untuk membuat
Kebijakan yang berwawasan Kesehatan.
2. Menjembatani, menggalang kemitraan dan membina suasana yang
kondusif demi terwujudnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan,
pendidikan, pelatihan dan memperkuat sumber daya manusia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
C. TUJUAN
Tujuan Umumnya adalah : Terwujudnya Indonesia Sehat 2025.
Tujuan Khususnya adalah:
1. Meningkatnya dukungan dari penentu Kebijakan dalam membudayakan
PHBS
2. Adanya produk kebijakan yang mendukung promosi kesehatan
3. Meningkatnya upaya promosi kesehatan pada lintas program
4. Meningkatnya upaya promosi kesehatan pada lintas sector secara
terkoordinasi dan sinkron
5. Meningkatnya upaya PHBS di semua tatanan
6. Meningkatnya kampanye hidup sehat
7. Meningkatnya Promosi Kesehatan sebagai program prioritas.

D. SASARAN
Sasaran Promosi Kesehatan menurut Tatanan, adalah:
1. Tatanan Rumah Tangga, yaitu: ibu, anggota keluarga, kepala keluarga,
keluarga yang berpengaruh, kader, PKK, Tokoh masyarakat, Tokoh
agama, dan LSM
2. Tatanan Institusi Kesehatan, yaitu: petugas kesehatan, Organisasi profesi
kesehatan, kelompok peduli kesehatan, pimpinan dan direktur.

9
3. Tatanan Institusi Pendidikan, yaitu: seluruh siswa, mahasiswa, guru,
dosen, karyawan, pengelola kantin, kepala sekolah dan dekan.
4. Tatanan Institusi Tempat – Tempat kerja, yaitu: seluruh karyawan,
pengurus/ serikat pekerja, pengelola dan pemilik perusahaan.
5. Tatanan Institusi Tempat – Tempat Umum, yaitu: pengunjung, pengguna
jasa, karyawan, pengelola dan Kepala Daerah.

E. KEBIJAKAN
Kebijakan yang diambil di Puskesmas Kebonsari adalah mengacu kebijakan
yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kota Pasuruan yaitu: melaksanakan
sosialisasi dan penyuluhan dalam rangka pemasyarakan PHBS, serta yang
terpenting untuk tingkat Unit Pelaksana Tehnik ( Puskesmas ) adalah
intervensi PHBS sesuai dengan masalah kesehatan yang didapatkan dari
survey yang sudah dilaksanakan awal tahun 2015, yaitu 4 intervensi utama:
Perilaku Menimbang Balita ke Posyandu, Persalinan oleh tenaga kesehatan,
Peningkatan ASI Ekslusif, Dan Rumah Tangga Bebas Jentik.

F. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN


Program Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kebonsari
tahun 2016 adalah:
1. Survei / pengkajian PHBS. Survei dipilih dengan cara Survei Cepat ( Rapid
Curvey ) dengan menggunakan PPS ( Probability Proportionate to Size )
dengan metode sampling/ cluster. Dari 4 wilayah Kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Kebonsari diambil sampling sebanyak 210 Kepala
Keluarga, untuk masing- masing kelurahan dengan total puskesmas 840
Rumah Tangga.
2. Lokakarya PHBS dengan Lintas program dan Lintas sektor terkait serta
instansi ditingkat kecamatan dan kelurahan untuk sosialisasi dan tindak
lanjut hasil survey PHBS yang sudah dilaksanakan.
3. Intervensi PHBS di tingkat puskesmas sesuai dengan masalah kesehatan
yang didapatkan dari hasil survey dan lokakarya sesuai kesepakatan
dengan masing- masing kelurahan sewilayah Puskesmas Kebonsari.
4. Pemasyarakatan PHBS di semua tatanan, dengan kegiatan:
 Penyuluhan – penyuluhan di semua tatanan, dengan menggunakan
dan pengadaan: leaflet, poster PHBS, spanduk hidup sehat,kawasan
bebas asap rokok, papan penetapan kawasan berPHBS di wilayah
Puskesmas Kebonsari.

10
 Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku serta
kemandirian perorangan, keluarga, dan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat .
 Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku individu
anggota keluarga di tatanan rumah tangga terhadap kesehatan diri
dan keluarga khususnya melalui program KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya hidup Sehat, dan JPKM
b. Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku siswa
dan guru di tatanan institusi pendidikan khususnya terhadap
program kesehatan lingkungan, gaya hidup sehat, dan JPKM
c. Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku petugas
kesehatan di tatanan institusi kesehatan agar mampu melakukan
pembinaan khususnya program kesehatan lingkungan, KIA, gaya
hidup sehat, Gizi, dan JPKM
d. Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
karyawan/ pekerja dan pimpinannya di tatanan tempat – tempat
kerja khususnya terhadap program Kesehatan Lingkungan dan
Gaya Hidup Sehat serta JPKM
e. Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
masyarakat pengunjung/ pengelola di tatanan tempat – tempat
umum khususnya terhadap program Kesehatan Lingkungan dan
Gaya Hidup Sehat.
 Ruang Lingkup :
Ruang lingkup program PHBS adalah :
a. Tatanan Rumah Tangga
b. Tatanan Institusi Pendidikan
c. Tatanan Institusi Kesehatan (RS, Puskesmas, Pustu, RB, BP )
d. Tatanan Tempat – Tempat Kerja ( Kantor Pemerintah, Swasta,
Perusahaan/ Pabrik )
e. Tatanan Tempat – Tempat Umum ( Tempat Ibadah, Warung
Makan, Pasar, Terminal )
f. Tatanan Pondok Pesantren.

5. Penyebarluasan informasi kesehatan, dengan kegiatan:


 Penyuluhan kesehatan
 Kampanye program prioritas

11
 Penyediaan kotak informasi yang berisi: leaflet, buklet dll yang berisi
tentang PHBS dan Gaya Hidup Sehat.
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Upaya – upaya yang dilakukan di bidang Promosi Kesehatan untuk merubah


masyarakat agar membudayakan perilaku sehat yang telah dilakukan di
Puskesmas Kebonsari antara lain melalui kegiatan :
A. ADVOKASI
Dalam rangka upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
perilaku hidup sehat, diperlukan adanya kebijakan pemerintah yang
mendukung tujuan tersebut yang berupa produk hukum dan atau Surat
Perintah Kebijakan dari Kepala wilayah dari Walikota sampai ditingkat
Kecamatan dan Kelurahan. Kegiatan advokasi yang telah dilakukan di
tingkat Puskesmas adalah Pertemuan Lintas Sektor, Lintas program
bersama Kepala Puskesmas dan Kepala wilayah baik Kecamatan dan
Kelurahan serta Lokakarya PHBS di tingkat Kecamatan, juga pada Kepala
Sekolah – Kepala sekolah sewilayah kerja Puskesmas Kebonsari.
Juga menindak lanjuti Instruksi Walikota Pasuruan No. 03 dan 04 Tahun
2004 tentang Kawasan Bebas Asap Rokok di Sarana Kesehatan dan di
Sekolah – Sekolah Negeri maupun Swasta.
B. BINA SUASANA
Dalam rangka membentuk opini masyarakat yang lebih mengarah pada
perilaku hidup bersih dan sehat, maka telah dilakukan kegiatan
penyebarluasan informasi PHBS. Penyebarluasan informasi dilakukan
secara langsung dan tidak langsung.
1. Secara Langsung (kepada kelompok masyarakat )
a. Penyuluhan Kelompok Umum
Kegiatan ini dilakukan oleh koordinatar promkes puskesmas
maupun petugas lain yang ada di puskesmas Kebonsari. Frekuensi
penyuluhan kelompok pada kelompok umum tahun 2016
mencapai :286 kali dengan jumlah sasaran 8032 orang,
sehingga rata – rata tiap kali penyuluhan jumlah sasaran adalah 28
orang. Adapun materinya adalah KIA, KB, GIZI, Imunisasi, Diare,
DBD, Kesehatan Lingkungan , NAPZA, AIDS, Kesehatan Usila,
Kesehatan GILUT, JPKM, PHBS, Desa Siaga, PIN, dan lain – lain
sesuai kondisi wilayah.

12
Tabel Frekuensi Penyuluhan Kelompok dan Jumlah
Sasaran pada Kelompok Masyarakat Umum di Puskesmas
Kebonsari Tahun 2016.
NO MATERI FREKUENSI JML
( Kali ) Sasaran
1 KIA,KB, Gizi, Imunisasi 295 8148
2 Diare, DBD, TB, Ispa, Kusta 295 8148
3 Kesehatan Lingkungan 72 1880
4 NAPZA, AIDS,dll 72 1880
5 Kesehatan Usila 143 3840
6 JPKM 36 880
7 Kesehatan Gilut 36 880
8 PHBS, Gaya Hidup Sehat 295 8148
9 Desa/ Kelurahan Siaga 108 1998
10 Kesehatan Reproduksi Remaja 36 880
11 Kesehatan Jiwa 36 880
Jumlah 1424 37562
Khusus untuk penyuluhan NAPZA yang masuk dalam standart
Pelayanan Minimal ( SPM ) dengan target frekuensi penyuluhan
tahun 2016 sebesar 5% dari jumlah total frekuensi kegiatan
penyuluhan, pada tahun 2016 Puskesmas Kebonsari mencapai 5,05
% yang berarti sudah memenuhi target.

b. Penyuluhan Kelompok Potensial


Penyuluhan Kelompok Potensial juga dilaksanakan oleh koordinator
promkes Puskesmas dan petugas kesehatan lainnya.
Frekuensi penyuluhan kelompok potensial tahun 2016 mencapai
542 kali, dengan jumlah sasaran sebanyak 9228 orang, dengan
rata – rata tiap kali penyuluhan adalah 17 orang.
Tabel Frekuensi Penyuluhan Kelompok Potensial dan
Jumlah Sasaran Puskesmas Kebonsari Tahun 2016.

NO MATERI FREKUENSI JML


( Kali ) Sasaran
1 KIA,KB, Gizi, Imunisasi 468 4967
2 Diare, DBD, TB, Ispa, Kusta 468 4967
3 Kesehatan Lingkungan 468 4967
4 NAPZA, AIDS,dll 48 2260
5 Kesehatan Usila 66 6024
6 JPKM 48 2260
7 Kesehatan Gilut 0 0
8 PHBS, Gaya Hidup Sehat 48 2260
9 Desa/ Kelurahan Siaga 48 2260
10 Kesehatan Reproduksi Remaja 26 2001

Jumlah 542 9228

13
Frekuensi Penyuluhan NAPZA pada Kelompok Potensial tahun 2016
mencapai 8,9 % dari total frekuensi penyuluhan kelompok
potensial, berarti memenuhi target SPM yang 5 %.

2. Penyuluhan Secara Tidak Langsung.


a. Penyuluhan melalui radio kaset
Frekuensi penyuluhan melalui radio kaset tahun 2016 mencapai
295 kali, dengan jumlah sasaran sebanyak 97.776 orang dengan
rata – rata tiap kali penyuluhan adalah 331 orang dengan materi
penyuluhan yang sama dengan materi penyuluhan langsung seperti
tabel – tabel diatas.
b. Penyuluhan melalui siaran keliling
Frekuensi penyuluhan tidak langsung melalui siaran keliling tahun
2016 Puskesmas Kebonsari dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu
dengan materi Gaya Hidup Sehat, Bebas Rokok dan materi
Kelurahan Siaga, dan Gaya Hidup BerPHBS.
c. Penyuluhan melalui media tradisional
Penyuluhan melalui media tradisional belum bisa dilakukan karena
kurang adanya dukungan dana yang cukup memadai.

C. SOCIAL SUPPORT ( PENGGERAKAN MASYARAKAT )


Untuk mengukur perilaku secara akurat, idealnya pengkajian harus
mencakup semua rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Kebonsari. Tetapi karena adanya keterbatasan dana, waktu dan
sumberdaya, maka pengkajian/ survey PHBS tatanan rumah tangga
tersebut sulit dilakukan. Oleh karena itu survey PHBS ini dilakukan dengan
cara Survey Cepat ( Rapid Curvey), dengan menggunakan PPS
( Probability Proportionate to Size) yang berasal dan dikembangkan oleh
WHO ( organesasi Kesehatan Dunia).

1. Definisi Operasional.
Rumah Tangga adalah unit keluarga yang bertempat tinggal dalam
satu atap, satu sumber penghasilan dan satu dapur (Depkes RI,
2002).
Rumah Terdekat adalah rumah yang jarak antara pintu utamanya
paling dekat (Depkes RI, 2002)

14
Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang seluruh anggota
keluarganya memenuhi 10 indikator PHBS sesuai yang ditetapkan
Pusat/ Departemen Kesehatan,(Depkes RI, 2002)
Indikator PHBS meliputi:
Indikator Perilaku Sehat:
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
2. ASI ekslusif pada bayi
3. Kebiasaan tidak merokok
4. Kebiasaan melakukan aktifitas fisik olah raga setiap hari
5. Kebiasaan makan sayur dan buah setiap hari
6. Rumah Tangga Yang Menimbang Balitanya Ke Posyandu.
Indikator Lingkungan Sehat:
7. Menggunakan jamban
8. Menggunakan air bersih
9. Rumah Tangga Yang Bebas Jentik
10. Rumah Tangga Yang Anggotanya Mencuci Tangan Dgn Air dan
Sabun

2. Metode Sampling
Tehnik sampling yang digunakan adalah tehnik sample total covereg
seluruh Rumah Tangga di 3 Kelurahan wilayah Puskesmas Kebonsari.

3. Analisa Data
Untuk menganalisa dan pengolahan data pada sample digunakan Statistik
sederhana Software SIMPHBS 2007 dan SPSS 17.

Berdasarkan hasil survey / pengkajian Tahun 2016 diwilayah kerja puskesmas


Kebonsari dengan sample: 630 Rumah Tangga, total puskesmas: 4363 RT
diperoleh hasil sebagai berikut:
A. INDIKATOR PERILAKU SEHAT:
1. Pertolongan Persalinan.
Dari survei diperoleh hasil bahwa ibu rumah tangga yang
persalinannya di tolong oleh tenaga kesehatan adalah 98,09 % ( 618
RT) dari sample sebanyak 630 Ibu Rumah Tangga yang mempunyai
balita dan yang persalinannya tidak ditolong oleh tenaga kesehatan
adalah 1,91 % (12 RT) dari sample diatas. Hal ini berarti bahwa
masyarakat umumnya dan ibu RT khususnya telah memahami dan
menginginkan persalinan bayinya dengan persalinan aman, yaitu
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Bila dibandingkan

15
dengan hasil tahun 2015, hasil tahun 2016 ada penurunan 6,09 %
( dari 100 % ), seperti terdapat pada table dibawah ini:

TABEL INDIKATOR LINAKES PKM KEBONSARI TAHUN


2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Pertolongan Persalinan 93,91 % 98,09 % +4,18 %
Oleh Nakes

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR LINAKES TAHUN


2016 PER KELURAHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Persalinan oleh Nakes Jumlah


Ya n Tidak N
Sampling
Kebonsari 98,09 % 206 1,91% 4 210
Bangilan 99,04 % 208 0,96% 2 210
Karanganyar 97,14 % 204 2,86% 6 210

Total Puskesmas 98,09 % 618 1,91% 12 630

2. ASI Ekslusif
Dari survey diperoleh hasil bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai
bayi (1 – 11 Bulan) sebanyak 110 RT dari seluruh sample (630) yang
memberikan ASI saja sampai bayinya usia 6 bulan ( ASI Ekslusif)
adalah sebanyak 68 ibu RT ( 61,81 % ) dan yang tidak ASI Ekslusif
adalah 42 ibu RT ( 38,19 % ). Hasil ini bila dibandingkan dengan tahun
2015 terjadi peningkatanan 2,38 % ( dari 59,43 % ), seperti terdapat
pada table dibawah ini

TABEL INDIKATOR ASI EKSLUSIF PKM KEBONSARI TAHUN


2015/2016.
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
ASI Ekslusif pada bayi 59,43 % 61,81 % + 2,38 %

16
TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR ASI EKSLUSIF
TAHUN 2016 PER KELURAHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEBONSARI.

KELURAHAN Asi Ekslusif Jumlah


Ya N Tidak N
Sampling
Kebonsari 64,7 % 22 35,3% 12 34
Bangilan 100 % 14 0 0 14
Karanganyar 51,61 % 32 48,39 % 30 62

Total Puskesmas 61,81 % 68 38,19 % 42 110

3. Kebiasaan Tidak Merokok


Dari survey diperoleh hasil bahwa anggota keluarga yang berumur 10
tahun keatas tidak merokok dalam 3 bulan terakhir sebelum survey
adalah 378 rumah tangga ( 60,0 % ), dan yang merokok sebanyak
465 rumah tangga ( 40,0 % ) dari 252 sampel. Hasil ini bila
dibandingkan dengan tahun 2015 terjadi peningkatan 1,67 % ( dari
58,33 % ), seperti terdapat pada table dibawah ini:

TABEL INDIKATOR KEBIASAAN TIDAK MEROKOK PKM


KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Kebiasaan Tidak 58,33 % 60,0 % + 1,67 %
Merokok

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR TIDAK MEROKOK


TAHUN 2016 PER KELURAHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Tidak Merokok Jumlah


Ya N Tidak N
Sampling
Kebonsari 63,77 % 134 32,23 % 76 210
Bangilan 53,94 % 113 46,06 % 97 210
Karanganyar 62,29 % 131 37,71 % 79 210

Total Puskesmas 60,0 % 378 40,0% 252 630

17
4. Kebiasaan aktifitas fisik Olah Raga setiap hari
Dari survey diperoleh hasil bahwa anggota rumah tangga yang
melakukan kebiasaan aktifitas fisik olah raga setiap hari secara teratur
selama 30 menit sebanyak 628 rumah tangga ( 99,67% ), sedangkan
yang tidak melakukan aktifitas olah raga setiap hari secara teratur
selama 30 menit sebanyak 2 rumah tangga ( 0,33% ) dari 630 sampel.
Hasil ini bila dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan
sebanyak 0,37 % ( dari 99,37 %), seperti terdapat pada table dibawah
ini:

TABEL INDIKATOR AKTIFITAS FISIK OLAH RAGA SETIAP


HARI, PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Aktifitas Fisik Olah Raga 99,37 % 99,67% + 0,37
setiap Hari slm 30 menit %

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR AKTIFITAS FISIK


DAN OLAH RAGA TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.
KELURAHAN Aktifitas Fisik dan Olah Raga Jumlah
Ya n Tidak n
Sampling
Kebonsari 100 % 210 0 0 21
Bangilan 100 % 210 0 0 210
Karanganyar 98,88 % 208 1,12 % 2 210

Total Puskesmas 99,67 % 628 0,33 % 2 1116

5. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah setiap Hari


Dari survey diperoleh hasil bahwa rumah tangga yang seluruh anggota
keluarganya yang berumur 10 tahun keatas membiasakan makan
sayur dan buah setiap hari minimal 2 porsi sayur tiap hari dan 2 porsi
buah setiap minggu adalah sebanyak 585 rumah tangga ( 92,80 % ),

18
sedangkan yang tidak membiasakan makan sayur dan buah adalah
sebanyak 45 rumah tangga ( 7,20 % ) dari 630 sampel. Hasil ini bila
dibandingkan dengan tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 5,98
% ( dari 86,82 % ), seperti terdapat pada table dibawah ini:
TABEL INDIKATOR KEBIASAAN MAKAN SAYUR DAN BUAH
SETIAP HARI, PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Kebiasaan Makan Sayur Dan 86,82 % 92,80% + 5,98
Buah setiap Hari %

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR KEBIASAAN MAKAN SAYUR


DAN BUAH SETIAP HARI TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.
KELURAHAN Diet Sayur dan Buah Jumlah
Ya N Tidak N
Sampling
Kebonsari 95,83 % 201 4,17 % 9 210
Bangilan 89,62 % 188 10,38 % 22 210
Karanganyar 90,56 % 196 9,44 % 14 210

Total Puskesmas 92,80 % 585 7,20 % 45 630

6. Rumah Tangga yang Menimbang Balitanya.


Dari survey diperoleh hasil bahwa Rumah Tangga yang menimbangkan
balitanya ke posyandu adalah sebanyak 616 Rumah Tangga ( 97,80 %
), sedangkan yang tidak menimbangkan balitanya ke posyandu adalah
sebanyak 14 Rumah Tangga ( 2,20 % ) dari 630 sampel yang
mempunyai balita (1 – 60 bln ). Hasil ini, seperti terdapat pada table
dibawah ini:

19
TABEL INDIKATOR RUMAH TANGGA MENIMBANG BALITA KE
POSYANDU PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Menimbang Balita Ke posyandu 92,06 % 97.80% 5,74%

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR RUMAH TANGGA


MENIMBANG BALITA TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Peserta JPKM Jumlah


Ya N Tidak n
Sampling
Kebonsari 96,97 % 204 3,13 % 6 210
Bangilan 98,22 % 208 1,78% 2 210
Karanganyar 97,27 % 204 2,73 % 6 210

Total Puskesmas 97,80 % 616 2,80% 14 630

B. INDIKATOR LINGKUNGAN SEHAT:


7. Kebiasaan menggunakan jamban yang tersedia
Dari survey diperoleh hasil bahwa rumah tangga yang memanfaatkan
jamban yang tersedia sebanyak 474 RT ( 75,24 %) ,sedangkan yang
tidak memanfaatkan jamban yang tersedia sebanyak 156 RT (24,76 %
) dari 630 sampel RT. Hasil ini bila dibandingkan dengan hasil tahun
2015 terjadi penurunan 9,7 % ( dari 84,94 % ), seperti terdapat pada
table dibawah ini:

TABEL INDIKATOR PEMANFAATAN JAMBAN PKM KEBONSARI


TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Pemanfaatan Jamban 84,94 75,24% - 9,7 %
Yang Tersedia %

20
TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR PEMANFAATAN
KETERSEDIAAN JAMBAN TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Pemanfaatan Jamban Jumlah


Ya N Tidak n
Sampling
Kebonsari 60,61 % 127 39,39 % 83 210
Bangilan 84,93 % 180 15,07 % 30 210
Karanganyar 80,33 % 167 19,67 % 43 210

Total Puskesmas 75,24 % 474 24,76 % 156 210

8. Penggunaan air bersih


Dari survey diperoleh hasil bahwa rumah tangga yang menggunakan
air bersih untuk minum/ dan atau konsumsi adalah sebanyak 627 RT
(99,46%), sedangkan yang tidak menggunakan air bersih untuk
minum dan atau konsumsi adalah sebanyak 3 RT ( 0,54 % ) dari 630
sampel Rumah Tangga. Hasil ini bila dibandingkan dengan hasil tahun
2015 terjadi peningkatan 2,6 % ( dari 96,86 % ), seperti terdapat
pada tabel dibawah ini:

TABEL INDIKATOR PENGGUNAAN AIR BERSIH PKM


KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Penggunaan Air Bersih 96,86 % 99,46 % +2,6 %
Untuk Minum/ Dan
Konsumsi

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR PENGGUNAAN AIR


BERSIH TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Penggunaan Air Bersih Jumlah


Ya N Tidak n
Sampling
Kebonsari 100 % 210 0 0 210
Bangilan 100 % 210 0 0 210
Karanganyar 99,46 % 207 0,54% 3 210

Total Puskesmas 99,46 % 627 0,54% 3 630

21
9. Rumah Tangga Bebas Jentik
Dari survey diperoleh hasil bahwa rumah tangga yang Bebas Jentik
rumahnya adalah sebanyak 565 RT (89,69 % ), sedangkan Rumah
Tangga yang rumahnya tidak Bebas Jentik adalah sebanyak 65 RT
( 10,31 % ) dari 630 sampel RT Hasil ini bila dibanding dengan tahun
2015 terjadi peningkatan 0,99 % ( dari 88,70 % ), seperti terdapat
pada tabel dibawah ini:

TABEL INDIKATOR RUMAH TANGGA BEBAS JENTIK PKM


KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Rumah Tangga Bebas 88,70 % 89,69 % +0,99 %
Jentik

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR RUMAH TANGGA


BEBAS JENTIK TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN RUMAH TANGGA BEBAS JENTIK Jumlah


Ya N Tidak N
Sampling
Kebonsari 92,55 % 194 7,45 % 16 210
Bangilan 92,86 % 195 4,14 % 15 210
Karanganyar 83,18 % 176 26,82 % 34 210

Total Puskesmas 89,69 % 565 10,31% 65 630

10. Rumah Tangga Yang Anggotanya Mencuci Tangan


Dengan Air dan Sabun.
Dari hasil survey diperoleh hasil bahwa Rumah Tangga yang
anggotanya Mencuci Tangan Dengan Air dan Sabun adalah sebanyak
600 RT (95,16 %), sedangkan Rumah Tangga Yang tidak Mencuci
Tangan pakai Air dan Sabun adalah sebanyak 30 RT (4,84 %) dari 630
sampel Rumah Tangga. Hasil ini , seperti terdapat pada tabel dibawah
ini:

TABEL INDIKATOR LANTAI RUMAH TANGGA MENCUCI


TANGAN DENGAN AIR DAN SABUN PKM KEBONSARI TAHUN
2015/2016

22
INDIKATOR TH 2015 TH 2016 KET.
Rumah Tangga Mencuci 97,82 % 95,16 % - 2,66%
Tangan Dengan Air dan
Sabun

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY INDIKATOR RUMAH TANGGA


MENCUCI TANGAN DENGAN AIR DAN SABUN TAHUN 2016
PERKELURAHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN RUMAH TANGGA MENCUCI Jumlah


TANGAN DENGAN AIR DAN Sampling
SABUN
Ya n Tidak N
Kebonsari 96,35 % 203 3,65 % 7 210
Bangilan 94,62 % 199 5,38 % 11 210
Karanganyar 94,44 % 198 5,56 % 12 210

Total Puskesmas 95,16 % 600 4,84 % 30 630

C. INDIKATOR RUMAH TANGGA SEHAT


Dari 630 sampel Rumah Tangga yang di survey diperoleh hasil adalah:
Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 10 indikator PHBS sebanyak
289 Rumah Tangga ( 45,80 % ), sedangkan Rumah Tangga Tidak
Sehat yang belum memenuhi 10 indikator PHBS sebanyak 341 Rumah
Tangga (54,20%). Hasil ini bila dibandingkan dengan tahun 2015
terjadi peningkatan angka yaitu 7,99 % ( dari 37,81 % ), hasil ini
masih dalam Tingkatan/ Strata HIJAU . Hasil ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
TABEL PENCAPAIAN RUMAH TANGGA SEHAT (10 INDIKATOR)
PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR JUMLAH TAHUN 2015 TAHUN 2016
SAMPEL
TAHUN TAHUN N % n %
2015 2016
Rumah Tangga 1116 630 422 37,81 289 45,80
Sehat 10
Indikator PHBS

23
TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY RUMAH TANGGA SEHAT (10
INDIKATOR) TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEBONSARI.
KELURAHAN Rumah Tangga Sehat 10 Indkator Jumlah
Sehat n TidakSehat n
Sampling
Kebonsari 51,38 % 108 48,62 % 102 210
Bangilan 43,68 % 91 56,32 % 119 210
Karanganyar 42,69 % 90 57,31 % 120 210

Total 45,80% 289 54,20 % 341 630


Puskesmas

D. INDIKATOR TERPILIH ( 7 INDIKATOR )


Dari 1116 sampel Rumah Tangga yang disurvei diperoleh hasil adalah:
Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 7 indikator terpilih sebanyak
477 Rumah Tangga ( 75,68 % ), sedangkan Rumah Tangga Tidak
Sehat yang tidak memenuhi 7 indikator terpilih sebanyak 153 RT (
24,32 % ), pada indicator ini masuk pada Strata BIRU.
TABEL PENCAPAIAN RUMAH TANGGA SEHAT (7 INDIKATOR)
PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR JUMLAH TAHUN 2015 TAHUN 2016
SAMPEL
TAHUN TAHUN N % n %
2015 2016
Rumah 1116 630 775 69,44 477 75,68
Tangga Sehat
7 Indikator
PHBS

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY RUMAH TANGGA SEHAT (7


INDIKATOR) TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Rumah Tangga Sehat 7 Indkator

24
Sehat n Tidak Sehat n Jumlah
Sampling
Kebonsari 76,44 % 160 23,56 % 50 210
Bangilan 76,59 % 161 23,21 % 49 210
Karanganyar 74,16 % 156 25,84 % 54 210

Total 75,68% 477 24,32 % 153 630


Puskesmas

E. INDIKATOR GHS ( 3 INDIKATOR GAYA HIDUP SEHAT )


Dari 1116 sampel Rumah Tangga yang di survey diperoleh hasil adalah
Rumah Tangga Sehat yang memenuhi 3 indikator GHS sebanyak 329
RT ( 52,15 % ), sedangkan Rumah Tangga Tidak Sehat yang tidak
memenuhi 3 indikator GHS sebanyak 301 RT ( 47,85 % ). Hasil ini
masuk pada Strata BIRU.
TABEL PENCAPAIAN RUMAH TANGGA SEHAT (3 INDIKATOR
GHS) PKM KEBONSARI TAHUN 2015/2016
INDIKATOR JUMLAH TAHUN 2015 TAHUN 2016
SAMPEL
TAHUN TAHUN N % N %
2015 2016
Rumah 1116 630 707 63,33 329 52,15
Tangga
Sehat 3
Indikator
GHS

TABEL DISTRIBUSI HASIL SURVEY RUMAH TANGGA SEHAT (3


INDIKATOR GHS) TAHUN 2016 PERKELURAHAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KEBONSARI.

KELURAHAN Rumah Tangga Sehat 3 Indkator Jumlah


Sehat N Tidak Sehat n
Sampling
Kebonsari 60,53 % 127 39,17 % 83 210
Bangilan 45,44 % 95 54,56 % 115 210
Karanganyar 50,83 % 107 49,17 % 103 210

25
Total 52,15% 329 47,85 % 301 630
Puskesmas

B. Hasil serve PHBS Institusi Pendidikan Tahun 2016:


STRATA JML SAMPLING TAHUN 2015 TAHUN 2016
2015 2016 n % n %
I / Merah 20 20 0 0 0 0
II / Kuning 20 20 0 0 0 0
III/ Hijau 20 20 4 20,0 6 30,76
IV / Biru 20 20 16 80,0 14 69,24

Strata Institusi Pendidikan di tingkat Puskesmas Kebonsari Tahun 2016 adalah:


69,24 % pada strata IV berarti pada Strata IV warna Biru.
Beberapa indicator pada institusi pendidikan yang masih dibawah Standat
Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan hasil servei tahun 2016 diatas adalah:
1. Kegiatan kader UKS : 66,66 %
2. Kepesertaan JPKM/ asuransi kesehatan lainnya: 66,66 %
3. Bak Penampungan air bebas jentik : 80 %

C.Hasil Serve PHBS Institusi Pondok Pesantren Tahun 2016

STRATA JML SAMPLING TAHUN 2015 TAHUN 2016


2015 2016 n % n %
I / Merah 3 3 0 0 0 0
II / Kuning 3 3 1 33,34 0 0
III/ Hijau 3 3 2 66,7 2 66,66
IV / Biru 0 0 0 0 1 33.34

Strata Institusi Pondok Pesantren di tingkat Puskesmas Kebonsari adalah: ada


yang mencapai strata IV warna Biru : Ponpes Sallafiyyah.
Beberapa indicator pada institusi Pondok Pesantren yang masih dibawah standart
Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan hasil servei tahun 2016 diatas adalah:
1. Kepadatan penghuni asrama, Adanya kader santri husada, Kader terlatih,
dan kegiatan kader santri husada hasilnya: 33,33%, artinya: penghuni
ponpes padat penghuni, sebagian kader santri husada yang terlatih dan
kegiatannya.
2. Kegiatan kader santri husada di lingkungan ponpes rutin: 33,3%
3. Kebersihan asrama ponpes, Bak penampungan bebas jentik: 66,7 %
4. Adanya kader santri husada terlatih : 33,3 %

D. Hasil Serve PHBS Institusi Kesehatan Tahun 2016

26
STRATA JML SAMPLING TAHUN 2015 TAHUN 2016
2015 2016 n % n %
I / Merah 4 4 0 0 0 0
II / Kuning 4 4 0 0 0 0
III/ Hijau 4 4 0 0 0 0
IV / Biru 4 4 4 100 4 100

Hasil servei untuk institusi kesehatan tetap pada strata Biru.

E. Hasil Serve PHBS Institusi TTU ( Warung Sekolah):

STRATA JML SAMPLING TAHUN 2015 TAHUN 2016


2015 2016 n % n %
I / Merah 20 20 0 0 0 0
II / Kuning 20 20 1 5 ,0 0 0
III/ Hijau 20 20 3 13,33 4 20,0
IV / Biru 20 20 16 80,0 16 80,0

Strata Institusi TTU ( Warung sekolah/ makan) di tingkat Puskesmas Kebonsari


adalah: 80,0 % pada strata IV berarti: pada Strata IV Warna Biru.
Beberapa indikator pada institusi TTU ( warung sekolah/ makan) yang masih
dibawah Standart Pelayanan Minimal (SPM) berdasarka hasil servei tahun 2016
adalah:
1. Penyediaan tempat cuci tangan/ washtafel: 53,33 %
2. Bebas serangga dan binatang mengerat : 40 %
3. Bebas dari penggunaan zat pengawet kimia berbahaya: 80 %
4. Bak penampungan air bebas jentik : 86,66 %

F. Hasil Serve Tempat – Tempat Kerja Tahun 2016:


STRATA JML SAMPLING TAHUN 2015 TAHUN 2016
2015 2016 n % n %
I / Merah 12 6 0 0 0 0
II / Kuning 12 6 4 33,33 0 0
III/ Hijau 12 6 6 50,0 6 100,0
IV / Biru 12 6 2 17,37 0 0

Strata Institusi TTK ( Pabrik/ Industri Rumah Tangga) di tingkat Puskesmas


Kebonsari adalah: 100 % pada strata IV Warna Hijau.
Beberapa indikator pada institusi TTK yang masih dibawah Standart Pelayanan
Minimal (SPM) berdasarka hasil servei tahun 2016 adalah:
1. Kebersihan lingkungan kerja : 53,33 %
2. Alat Pelindung kerja :40 %

27
3. Pemasangan Gambar/Poster bebas rokok,AIDS:66,66%
4. Kepesertaan JPKM : 60 %

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil Survei / pengkajian PHBS Tatanan Rumah Tangga diatas yang
dilakukan dengan metode Survei Cepat ( Rapid Curvey ) dengan menggunakan
PPS dengan jumlah sample 630 RT,seluruh Rumah Tangga di wilayah kerja
Puskesmas Kebonsari ( 3 Kelurahan) total sample 630 RT menunjukkan bahwa:
A. Strata Rumah Tangga Sehat dengan 10 indikator PHBS masuk pada strata
HIJAU. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Puskesmas
Kebonsari dari tahun 2015 sampai tahun 2016 ada indikasi perubahan
perilaku yang positif yaitu melakukan Pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
gaya hidupnya mulai bergeser kearah gaya hidup sehat atau Sehat mulai
diterapkan menjadi Gaya Hidup Mereka. Hal ini harus kita cermati dan kita
tindak lanjuti secara intensif agar perubahan – perubahan pola perilaku
masyarakat yang sudah mulai positif kearah sehat terus berkesinambungan,
sehingga kesadaran masyarakat untuk bergaya hidup sehat semakin
dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat pokok maupun mendasar bagi
keluarga khususnya dan masyarakat umumnya sehingga tercipta sumber
daya manusia yang sehat, tangguh dan berkompeten, sehingga mampu

28
tercipta visi dan misi pembangunan kesehatan nasional, yaitu sehat di tahun
2016, dan tercapainya MDG’s 2016.
B. Dari 10 indikator PHBS diatas, Tidak ada indikator yang rendah dibawah
indikator yang ditetapkan Depkes/ Pusat,yaitu dibawah 65 % dari angka yang
ditetapkan Pusat ( Depkes ), namun untuk indikator Rumah Tangga Sehat 10
Indikator Puskesmas Kebonsari adalah 63,64 %, dibawah SPM yaitu wilayah
kelurahan wilayah kerja Puskesmas Kebonsari ada dibawah SPM yaitu
Kelurahan Kebonsari dan Mayangan dan Ngemplakrejo. Hal ini harus kita
tingkatkan dan menjadi fokus intervensi di tahun selanjutnya. Yang perlu
ditingkatkan lagi adalah cakupan penimbangan balita walaupun sudah lebih
dari SPM tetapi penting untuk di intervensi agar meningkat. Selain indikator
perilaku diatas yang harus kita tingkatkan juga indikator Lingkungan Sehat
juga ditingkatkan. Masing- masing indikator yang sudah ada agar rumah
tangga sehat yang diharapkan dapat terwujud yaitu menjadi 65 % Rumah
Tangga di seluruh wilayah puskesmas khususya dan masyarakat Kota
Pasuruan umumnya.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasi survey yang telah dilakukan pada bulan April 2016 yang lalu kita
memperoleh gambaran Rumah Tangga Sehat dengan Pola Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dengan 10 indikator yang di tetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari, Ada Peningkatan
yaitu pada jumlah Rumah Tangga Sehat ( 34,76 % ) tahun 2015 menjadi
( 63,64%) tahun 2016 dari 65 % yang ditetapkan Pusat ( Depkes ). Hal ini
berarti pola perilaku masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari
khususnya semakin membaik kearah Pola Perilaku Gaya Hidup Sehat.
Dengan demikian intervensi harus kita pertahankan dan terus kita
tingkatkan oleh sebab itu serve masih harus kita perlukan untuk
mengevaluasi kinerja intervensi kita dan untuk memperoleh gambaran
informasi kesehatan utamanya strata Rumah Tangga Sehat di wilayah
kerja Puskesmas Kebonsari khususnya di tingkat Kota umumnya dan
seterusnya, agar visi misi Indonesia Sehat 2016 bisa terwujud ,
tercapainya MDG’s 2016.

29
B. SARAN
Program ini masih perlu dukungan sumberdaya dan sumber dana yang
tidak kecil, oleh sebab itu, coordinator programpromkes di tingkat Kota
sangat diharapkan untuk lebih aktif mengadakan pendekatan dan
sosialisasi kepada pihak penentu kebijakan baik kepada Kepala Dinas
maupun Pemerintah Kota.

30

Anda mungkin juga menyukai