Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

INTERNAL
PROGRAM PROMKES
PUSKESMAS KEBONSARI

PUSKESMAS KEBONSARI
DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN

R
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat
dan karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Panduan Internal
Program Promosi Kesehatan (promkes) Puskesmas Kebonsari ini. Panduan ini disusun
sebagai acuan petugas gizi dalam melakukan kegiatan program. Tidak lupa kami
ucapkan kepada Kepala Puskesmas Kebonsari sebagai pembimbing dan teman-teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan panduan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan panduan ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
membangun dari pembaca.

KEPALA PUSKESMAS KEBONSARI


KOTA PASURUAN

dr. AHMAD SHOHIB


NIP. 19680327 200212 1 005
BAB 1
DEFINISI

1.1 Definisi Promosi Kesehatan Puskesmas


Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang berseumber daya masyarakat, sesuai
dengan kondisi soaial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen
Kesehatan dan fungsi puskesmas khususnya dalam penggerakan dan pemberdayaan
keluarga dan masayarakt dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan puskesmas adalah
upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah
penyakit dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar
masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk
pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinhya, baik masalah-masalah
kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri.
Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi
pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.

1.2 Landasan Hukum


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo:
2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)..
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Desa Siaga.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1529/MENKES/SK//2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku panduan ini sebagai acuan bagi petugas promosi
kesehatan Puskesmas Kebonsari untuk menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan
di wilayah kerja Puskesmas.
BAB 2
RUANG LINGKUP

2.1 Strategi
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
a) Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan individu dilakukan oleh setiap petugas kesehatan
puskesmas terhadap individu yang datang memanfaatkan pelayanan puskesmas.
Tujuan dari upaya ini adalah memperkenalkan perilaku baru kepada individu
yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktikkan oleh individu
tersebut. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan individu dapat berupa
pilihan atau kombinasi dari dialog, demonstrasi, konseling dan bimbingan.
Media komunikasi yang digunakan dapat berupa pilihan atau kombinasi dari
lembar balik, leaflet, atau poster yang mudah diabawa untuk kunjungan rumah.
b) Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan keluarga dilakukan dengan melaksanakan kunjungan
rumah keluarga dari individu pengunjung puskesmas atau keluarga yang berada
di wilayah kerja puskesmas. Tujuan dari pemberdayaan keluarga adalah untuk
memperkenalkan perilaku baru yang mungkin dapat mengubah perilaku yang
selama ini dipraktikan oleh keluarga tersebut. Metode yang dapat digunakan
untuk pemberdayaan keluarga antara lain dialog, demonstrasi, konseling dan
media komunikasi seperti lembar balik, leaflet, atau poster yang mudah diabawa
untuk kunjungan rumah.
c) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan terhadap masyarakat (sekelompok anggota masyarakat)
yang dilakukan oleh petugas puskesmas merupakan upaya penggerakan atau
pengorganisasian masyarakat. Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas
dalam pemberdayaan masyarakat yaitu yang berwujud UKBM (upaya kesehatan
nersumberdaya masyarakat).
Selain itu, puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, yaitu:
1) Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha agar menyelenggarakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan
2) Memantau dan melaporkan dampak kesehatan dan penyelenggaraan setiap
program pembangunan
3) Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
penyembuhan dan pemulihan
Ketiga hal di atas bertujuan mendorong lintas sektor/LSM/dunia swasta
untuk membantu pelayanan promosi kesehatan melalui bantuan dana, sarana,
metode yang dimilikinya.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang
mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif
dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Metode yang tepat dalam melakukan bina
suasana adalah penggunaan media seperti leaflet, pemasangan poster atau penayangan
video yang berkaitan dengan penyakit pasien.
3. Advokasi
Advokasi merupakan upaya terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari pihak-pihak terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar
masyarakat di ;lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan
kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat.
Selama proses advokasi perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi diarahkan
untuk menempuh lima tahapan antara lain: (1) memahami persoalan yang diajukan,(2)
tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan,(3) mempertimbangkan
beberapa pilihan yang kemungkinan, (4) menyepakati satu pilihan kemungkinan, dan (5)
menyampaikan langkah tindak lanjut. Apabila kelima tahapan tersebut dapat dicapai saat
proses advokasi, maka advokasi tersebut dikatakan berhasil. Langkah tindak lanjut di
akhir perbincangan (misalnya dengan membuat disposisi pada usulan yang diajukan)
menunjukkan adanya komitmen untuk memberikan dukungan.
Kata-kata kunci dalam penyiapkan bahan advokasi adalah “Tepat, Lengkap,
Akurat, dan Menarik”. Ini berarti bahan advokasi harus mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a) Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikan, jabatan, budaya, kesukaan,
dan lain-lain)
b) Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi
c) Mencakup unsur-unsur pokok apa, mengapa, dimana, bilamana, siapa, dan
bagaimana (5W+1H)
d) Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan masalah
e) Memuat peran yang diharapkan dari sasaran advokasi
f) Memuat data pendukung
g) Ringkas dan jelas, dalam kemasan yang menarik
4. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan sasarannya. Selain
itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan harus bekerjasama dengan berbagai
pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa
dan lain-lain.
Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikan adalah:
a) Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hierarkis
(atas-bawah)
b) Keterbukaan diperlukan sebagai bentuk kejujuran dari masing-masing pihak
c) Saling menguntungkan, solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung
keuntungan di semua pihak (win-win solution).
Ada tujuh landasan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan dalam
mengembangkan kemitraan, yaitu :
a) Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing-masing
b) Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing-masing
c) Saling berupaya membangun hubungan
d) Saling berupaya untuk mendekati
e) Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mampu membantu dan dibantu
f) Saling mendukung upaya masing-masing
g) Saling menghargai upaya masing-masing.

2.2 Pendukung Dalam Pelaksanaan Pomosi Kesehatan


1. Metode dan Media
Metode dalam hal ini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya, baik
pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah proses komunikasi sehingga
diperlukan metode yang tepat dalam proses tersebut termasuk sosial dan budaya
setempat.
2. Sumber Daya
Hal utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan
Puskesmas adalah tenaga (Sumber Daya Manusia), sarana/peralatan termasuk media
komunikasi, dan dana atau aggaran.
Pengelolaan promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang
mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator tersebut dipilih dari
tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat atau PKM). Jika tidak tersedia tenaga khusus promosi kesehatan tersebut
dapat dipilih dari semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas yang melayani
pasien/klien.
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus
promosi kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:

Kualifikasi Jumlah Kompetensi Umum

 D3 kesehatan + minat 1 orang a. Membantu tenaga kesehatan lain


dan bakat di bidang merancang pemberdayaan kesehatan
promosi kesehatan b. Melakukan bina suasana dan advokasi

Sedangkan standar sarana/peralatan promosi kesehatan Puskesmas minimalnya adalah


sebagai berikut:
No. Jenis Sarana/Peralatan Jumlah

1. Flipcharts dan stands 1 set


2. Over head projector (OHP) 1 buah
3. Amplifier dan wireless microphone 1 set
4. Kamera foto 1 buah
5. Megaphone/public address system 1 set
6. Portable generator 1 buah
7. Tape/cassette recorder/player 1 buah
8. Papan informasi 1 buah
Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan Puskesmas, diharapkan Puskesmas
atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menyediakan dana/anggaran yang cukup
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan Puskesmas.

2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas


Tabel 1. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas
NO. LOKASI KEGIATAN DI DALAM GEDUNG
1 Tempat Penyebaran informasi melalui media poster, leaflet yang bisa dipasang
Pendaftaran didepan loket pendaftaran. Adapun jenis informasi yang disediakan, yaitu :
a. Informasi kesehatan yang menjdi isu pada saat itu
b. Peraturan kesehatan seprti larangan merokok, dilarang meludah
sembarangan, membuang sampah pada tempatnya, dll.
2 Poliklinik Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat yang harus ditelannya. Tetapi jika hal ini belum mungkin
dilaksanakan, maka dapat dibuka klinik khusus bagi pasien rawat jalan
yang memerlukan konseling.(sudah dirujuk ke klinik bagian konsultasi)
Disediakan pula media promosi : lembar balik, poster, gambar atau model
anatomi atau leaflet yang bisa dibawa pulang pasien
3 Ruang tunggu Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain tentang penyakit
dan pencegahannya dan kotak saran.

4 Ruang pelayanan a. Petugas menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan pelayanan


KIA & KB yang didapatkannya. Jika belum mampu dapat dilimpahkan ke klinik
khusus
b. Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai penyakit
yang menyerang bayi dan balita, (resiko tinggi ibu hamil bayi dan
balita) pentingnya memeriksakan kehamilan teratur, pentingnya tablet
Fe bagi bumil, pentingnya imunisasi lengkap pada bayi, dll
5 Ruang rawat inap a. Menggunakan lembar balik, gambar atau foto
b. Penggunaan bahan bacaan (Biblioterapi) dengan cara dipinjamkan ke
pasien
c. Penyuluhan kelompok bagi keluarga pasien, dengan metode yang
bersifat menghibur seperti permainan, simulasi dan menggunakan media
flipchart, poster atau standing banner. Penyuluhan kelompok di dalam
ruangan bisa digunakan laptop, LCD dan layar untuk menayangkan
gambar atau film
d. Pemanfaatan ruang tunggu dengan pemasangan poster, penyediaan boks
leaflet
e. Pendekatan keagamaan dengan mengajak pasien untuk berdoa
6 Laboratorium Meningkatkan kesadaran pasien, pengunjung dan para pengantarnya akan
pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium melalui pemasangan
poster dan penyediaan leaflet yang bisa dibawa pulang.
7 Kamar obat a. Meningkatkan kesadaran tentang manfaat obat generik, kedisiplinan dan
kesabaran dalam penggunaan obat sesuai petunjuk dokter
b. Pemasangan poster dan penyediaan leaflet tentang informasi kesehatan
serta pemutaran tape recorder
8 Tempat Penyampaian salam hangat dan ucapan selamat jalan semoga cepat sembuh
pembayaran dan bertambah sehat
9 Klinik khusus Layanan konseling, misalnya klinik gizi, klinik sanitasi, klinik konsultasi
remaja,dll
10 Tempat parkir Promosi kesehatan dapat berupa pemasangan baliho/billboard di area
lapangan parkir
11 Taman Jika memungkinkan mempromosikan taman obat keluarga dan karangkitri
(jenis tanaman dengan kandungan gizinya), dll
12 Dinding Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak merusak keindahan
gedung
13 Pagar pembatas Dipasang spanduk pada momen tertentu misalnya kampanye hari-hari
kawasan kesehatan, namun harus diperhitungkan agar tidak merusak keindahan
Puskesmas pagar Puskesmas
14 Kantin/kios Ditampilkan pesan terkait konsumsi gizi seimbang, dll bisa dalam bentuk
Di kawasan poster
Puskesmas
15 Tempat Ibadah Pemasangan poster dan penyediaan leaflet. Pesan yang disampaikan
sebaiknya pesan untuk kesehatan jiwa, pentingnya menjaga kebersihan /
kesehatan lingkungan

2.4 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung Puskesmas


A. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai tindak lanjut
dan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas. Untuk pasien/keluarga yang
memiliki masalah kesehatan cukup berat, kunjungan rumah ini dimaksudkan untuk
membantu proses pemecahan masalah (konseling) di tingkat keluarga.
Pasien/keluarga yang sepakat melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut,
kunjungan rumah dilakukan sebagai upaya supervisi dan bimbingan, sekaligus sebagai
apresiasi (penghargaan) jika langkah-langkah tersebut telah terlaksana. Kunjungan
rumah yang semula dimaksudkan untuk melakukan konseling keluarga dapat juga
berkembang menjadi konseling yang lebih luas (misalnya tingkat dasa wisma atau yang
lebih luas lagi). Hal tersebut dapat terjadi jika masalah yang dihadapi satu keluarga juga
dihadapi oleh banyak keluarga lainnya.

B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan sebaiknya dilakukan dengan alat peraga atau media komunikasi
untuk kelompok yang bersifat menghibur, seperti permainan,simulasi. Lebih baik
digunakan media yang lebih besar agar mudah terbaca seperti flipchart, poster, atau
standing banner. Jika penyuluhan kelompok dilakukan di ruangan, dapat digunakan
laptop, LCD projector dan lainnya untuk menayangkan gambar-gambar atau bahkan
film.

C. Pemberdayan Masyarakat dalam PHBS


Masyarakat terdiri dari beberapa tatanan. Promosi kesehatan di masyarakat
sebaiknya tidak ditangani sendiri oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan puskesmas
sebaiknya bekerjasama dengan mitra-mitra yaitu para pemuka masyarakat dan kader-
kader. Sehingga di setiap tatanan harus diidentifikasi para pemuka masyarakatnya dan
siapa saja yang sekiranya dapat direkrut sebagai kader. Berdasarkan Peraturan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pembinaan PHBS terdiri dari 5 tatanan yaitu rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat
umum, institusi pendidikan, dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, sesuai dengan tatanan yang akan digarap, diselenggarakan
pemberdayaan secara berjenjang, yaitu:
a) Petugas PKM puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para
pemuka masyarakat, dilanjutkan dengan
b) Para pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan para
kader, dan akhirnya
c) Para kader memberdayakan masyarakatnya
Proses pemberdayaan secara berjenjang ini diselenggarakan melalui pendekatan
yang dikenal dengan “Pengorganisasian Masyarakat”.

D. Pembinaan Desa Siaga Aktif


Pengorganisasian masyarakat dapat diterapkan di tatanan mana pun yang akan
digarap. Proses pengorganisasian masyarakat diawali dengan para petugas puskesmas
membantu para pemuka masyarakat untuk melakukan survei mawas diri (SMD)
sehingga para pemuka masyarakat (pengurus RT/RW, pemuka agama, tim penggerak
PKK) dibimbing untuk melakukan pengenalan masalah-masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Langkah selanjutnya dalam pengorganisasian masyarakat adalah melakukan
musyawarah masyarakat desa (MMD). Dalam langkah ini para pemuka masyarakat
dibimbing untuk membahas hasil SMD dalam musyawarah kecil di anatara mereka,
kemudian merumuskan dan merencakanan solusi (pemecahannya). Petugas kesehatan
dapat membantu melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang dukungan
(kebijakan/sumber daya). Setelah langkah di atas para pemuka masyarakat dibimbing
untuk memberdayakan para kader melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Persiapan Pelaksanaan Kegiatan (PPK)
Dalam langkah ini, pemuka masyarakat dibimbing untuk menetapkan pengurus
UKBM (misal pos kesehatan desa atau Poskesdes) dan pelaksanan UKBM (tenaga
kesehatan dan kader). Setelah pengurus dan pelaksana sudah ditetapkan, maka dilakukan
pelatihan kader oleh pemuka masyarakat dan dibantu petugas kesehatan. Jika pelatihan
kader telah dilakukan, maka dilanjutkan pembentukan UKBM oleh para pemuka
masyarakat dan kader.
2) Pelaksanaan Kegiatan (PK)
Dalam langkah ini petugas kesehatan dan para kader mulai melakukan
pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan UKBM (misalnya
Poskesdes). Umumnya para kader yang akan lebih banyak melakukan pemberdayaan
masyarakat dengan memfasilitasi proses pemecahan masalah yang dihadapi individu,
keluarga atau kelompok.
3) Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB)
Dalam langkah ini, puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
melaksanakan bina suasana dan advokasi. Selain itu, bersama pemuka masyarakat, juga
dirumuskan dan dilaksanakan upaya-upaya guna memotivasi kader melalui pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan mereka.
Bagi kader yang masih disibukkan dengan kebutuhan dasar
(sandang/pangan/papan), bentuk motivasi yang sesuai adalah pemberian insentif,
fasilitas berobat gratis, dan dana operaional kegiatan. Sedangkan bagi kader yang sudah
tidak direpotkan dengan kebutuhan dasar, bentuk-bentuk motivasinya adalah pemberian
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pertemuan, pemberian atribut (baju
seragam), penugasan untuk menyelenggarakan pertemuan, dan lain-lain. Hal lain dalam
langkah ini yang penting juga dirumuskan dan dilaksanakannya sistem pencatatan dan
pelaporan oleh para kader/pengurus UKBM ke puskesmas.

E. Pembinaan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)


Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan dan pengembangan UKBM terdiri
dari:
1) Poskesdes adalah upaya kesehatan masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa/kelurahan dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
utamanya prmotif dan preventif bagi masyarakat desa dengan melibatkan kader atau
tenaga sukarela lainnya.
2) Posyandu balita merupakan UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan keoada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk memperoleh kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3) Posyandu lansia berfungsi untuk memberdayakan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan kepada lansia yang mengutamakan aspke romotif dan preventif.
4) Poskestren merupakan UKBM di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip dari,
oleh, dan untuk warga pondok pesantren yang mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif, dengan binaan puskesmas.
5) Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh, dan
untuk masyarakat bekerja.
6) Posbindu PTM adalah serangkaian pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular.
Merupakan wadah peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan
dan tindak lanjut faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan.
7) Saka bakti husada adalah singkatan dari satuan karya pramuka bakti husada.
Merupakan wadah pengembangan, pengetahuan, pembinaa ketrampilan, penambahan
pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan serta mengembangkan lapangan pekerjaan di
bidang kewirausahaan.
BAB 3
TATA LAKSANA

3.1 Tatalaksana Kegiatan Promosi Kesehatan di Dalam Gedung


Promosi kesehatan di dalam Gedung adalah promosi kesehatan yang
dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas. Adapun tatalaksana kegiatannya
adalah:
1. Petugas menyediakan jenis media yang sesuai untuk digunakan di unit atau tempat
yang ada di gedung puskesmas.
2. Petugas mengkonsultasikan jenis media yang akan digunakan di puskesmas kepada
Kepala Puskesmas
3. Petugas menempelkan atau mendistribusikan media di tiap-tiap unit atau tempat
yang ada di gedung puskesmas yang sesuai dengan peruntukkannya.
4. Petugas melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa media sudah ditempelkan
atau disebar di unit atau tempat yang ada di gedung Puskesmas

3.2 Kegiatan Promosi Kesehatan di Luar Gedung


A. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan Puskesmas sebagai tindak lanjut
dan upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas. Adapun tatalaksananya
yaitu:
1. Petugas menentukan sasaran yang akan di bina
2. Petugas bersama kader/rt menyeleksi keluarga yang akan di bina
3. Petugas membuat jadwal kunjungan ke keluarga yang di bina
4. Petugas melakukan pembinaan (penyuluhan) sesuai rencana yang disusun
5. Petugas membuat janji untuk kunjungan berikutnya
6. Petugas mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya

B. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
di bidang kesehatan sehingga masyarakat tahu dan memahami cara pencegahannya.
Adapun tatalaksananya yaitu:
1) Persiapan:
a. Petugas menentukan maksud dan tujuan penyuluhan
b. Petugas menentukan sasaran pendengaran
c. Petugas mempersiapkan materi
d. Petugas mengemukakan topik dengan hanya satu masalah sesuai dengan
kebutuhan kelompok sasaran
e. Petugas mempersiapkan alat peraga
f. Petugas mengabsensi peserta
g. Petugas mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat
2) Pelaksanaan :
a. Petugas memperkenalkan diri
b. Petugas mengemukakan maksud dan tujuan
c. Petugas menjelaskan poin-poin isi penyuluhan dengan bahasa sederhana,
suara jelas, irama yang tidak membosankan, dan menatap mata pada setiap
pendengar
d. Petugas memberikan sesi tanya jawan kepada peserta
e. Petugas menyimpulkan penyuluhan sebelum mengakhiri penyuluhan
f. Petugas menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih

C. Pemberdayaan masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1) Survei PHBS RT
Pengkajian PHBS yang dilakukan di tatanan rumah tangga. Adapun
tatalaksananya yaitu:
a. Petugas melakukan sampling sasaran dari masing-masing desa
b. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan
c. Petugas menyusun jadwal survei PHBS RT
d. Petugas mendistribusikan blanko survei PBHS RT kepada PPD untuk
diberikan kepada kader
e. Petugas menerima hasil pencatatan survei PHBS RT dari masing-masing
desa
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei dari semua desa
g. Petugas menganalisis dari hasil survei dan diurutkan permasalahannya
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS RT kepada Kepala Puskesmas
2) Survei PHBS Institusi Kesehatan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko
c. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal
d. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat
e. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi kesehatan
f. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi kesehatan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
g. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi kesehatan kepada Kepala
Puskesmas
3) Survei PHBS Institusi Pendidikan
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan.
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
c. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
d. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
e. Petugas memberikan salinan dari pencatatan hasil survei PBHS kepada pihak
sekolah.
f. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS institusi pendidikan.
g. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS institusi pendidikan dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
h. Petugas melaporkan hasil survei PHBS institusi pendidikan kepada Kepala
Puskesmas.
4) Survei PHBS Pondok Pesantren
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan.
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
c. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
d. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
e. Petugas memberikan salinan pencatatan hasil survei PHBS kepada pondok
pesantren.
f. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS pondok pesantren dan
diurutkan prioritas permasalahannya.
g. Petugas melaporkan hasil survei PHBS pondok pesantren kepada Kepala
Puskesmas.
5) Survei PHBS Tempat Umum
Pengkajian PHBS yang dilakukan di institusi pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun tatalaksananya yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan kegiatan.
b. Petugas menyusun jadwal pendataan dan persiapan blanko.
c. Petugas melakukan pendataan sesuai dengan jadwal.
d. Petugas melakukan pencatatan hasil survei secara cermat.
e. Petugas melakukan perekapan hasil survei PHBS tempat umum.
f. Petugas melakukan analisis hasil survei PHBS tempat umum dan diurutkan
prioritas permasalahannya.
g. Petugas melaporkan hasil survei PHBS tempat umum kepada Kepala
Puskesmas.

D. Pembinaan Desa Siaga Aktif


1) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei mawas diri yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan yang ada di desa. Adapun tatalaksana kegiatannya
yaitu:
a. Petugas menyusun kerangka acuan SMD
b. Kader kesehatan melakukan pendataan masalah kesehatan yang ada
c. Kader kesehatan melakukan pengkajian masalah kesehatan yang ada
d. Petugas kesehatan membimbing atau memfasilitasi kader kesehatan
e. Hasil pendataan direkap dan didiiskusikan pada saat Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD)
2) Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Musyawarah mufakat desa adalah suatu kegiatan musyawarah untuk
menyampaikan hasil SMD dan menentukan solusi dari permasalahan yang ada.
Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Pembukaan
b. Sambutan
c. Pengenalan peserta MMD
d. Penyampaian hasil analisis SMD
e. Perumusan dan penentuan prioritas masalah
f. Menggali dan memecahkan masalah
g. Penyusunan rencana kegiatan
h. Kesimpulan hasil MMD

E. Pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)


1) Telaah Kemandirian Poskesdes
Telaah kemandirian Poskesdes dilakukan untuk mengetahui perkembangan
dari poskesdes dan menetukan stratanya. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian poskesdes
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di Poskesdes masing-masing desa.
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian Poskesdes
d. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian Poskesdes
e. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
f. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas

2) Telaah Kemandirian Posyandu Balita dan Lansia


Telaah kemandirian posyandu balita dan lansia dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Posyandu balita dan lansia. Adapun tatalaksana kegiatannya
yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian balita dan lansia
b. Petugas melakukan telaah kemandirian di balita dan lansia setelah kegiatan
posyandu.
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian posyandu balita dan
lansia secara cermat.
d. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada kader yang ada
Posyandu.
e. Petugas melakukan perekapan hasil telaah kemandirian posyandu balita dan
lansia.
f. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
g. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
3) Telaah Kemandirian Poskestren
Telaah kemandirian poskestren dilakukan untuk mengetahui perkembangan
dari Posyandu balita dan lansia. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian poskestren
b. Petugas melakukan telaah kemandirian poskestren sesuai jadwal yang
ditentukan
c. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian poskestren secara
cermat.
d. Petugas memberikan hasil telaah kemandirian kepada pihak Pondok
Pesantren
e. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
f. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
4) Telaah Kemandirian Pos UKK
Telaah kemandirian pos UKK dilakukan untuk mengetahui perkembangan
dari pos UKK. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
g. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian pos UKK
h. Petugas melakukan telaah kemandirian Pos UKK sesuai jadwal yang
ditentukan
i. Petugas mencatat hasil di blanko telaah kemandirian Pos UKK secara
cermat.
j. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
k. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas

5) Telaah Kemandirian Posbindu PTM


Telaah kemandirian Posbindu PTM dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Posbindu PTM. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Posbindu PTM
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Posbindu PTM setelah kegiatan
Posbintu PTM
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Posbindu PTM secara cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
6) Telaah Kemandirian Saka Bakti Husada
Telaah kemandirian Saka Bakti Husada dilakukan untuk mengetahui
perkembangan dari Saka Bakti Husada. Adapun tatalaksana kegiatannya yaitu:
a. Petugas menyiapkan blanko telaah kemandirian Saka Bakti Husada
b. Petugas melakukan telaah kemandirian Saka Bakti Husada setelah kegiatan
Saka Bakti Husada dan sesuai jadwal yang ditentukan
c. Petugas mencatat hasil telaah kemandirian Saka Bakti Husada secara cermat.
d. Petugas melakukan analisis hasil dan memprioritaskan permasalahannya
e. Petugas melaporkan hasil analisis kepada Kepala Puskesmas
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi petugas Promosi Kesehatan Puskesmas terdiri dari:


1. Laporan Profil Promosi Kesehatan (Lampiran 1)
2. Master Rekap UKBM (Lampiran 2)
a. Posyandu balita
b. Poskesdes
c. Polindes
d. Pos UKK
e. Poskestren
f. Saka Bakti Husada
g. Desa Siaga
3. Profil Info (Lampiran 3)
a. Promkes Info Posyandu Lansia
b. Promkes Info Poskesdes
c. Promkes Info Posyandu Lansia
d. Promkes Info Posbindu PTM
4. Format Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM (Lampiran 4)
a. Posyandu Balita
b. Posyandu Lansia
c. Posbindu PTM
d. Poskesdes
e. Poskestren
f. Saka Bakti Husada
g. Desa siaga Pos UKK
5. PHBS 5 tatanan (Lampiran 5)
a. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS di Sekolah
b. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS Tatanan Institusi Kesehatan
c. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS di Tempat-tempat Umum
Tempat ibadah
Warung makan
Pasar
d. Rekapitulasi Hasil Pemantauan PHBS di Pondok Pesantren
e. Entry Data Survey Rumah Tangga Sehat
f. Laporan Rekapitulasi Jumlah Kegiatan Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai