Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponan dasar dari hubungan antar manusia. Banyak permasalahan yang menyangkut manusia dapat diidentifikasi dan dipecahkan melalui komunikasi, tetapi banyak pula hal-hal kecil dalam kehidupan manusia menjadi permasalahan besar karena komunikasi (Suryani, 2005: 2). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung dengan lisan maupun tidak langsung melalui media (Arwani: 2002). Seperti yang dikatakan oleh Anwar tahun 2008 bahwa komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, sebagai proses sosial dalam komunikasi selain terjadi hubungan antara manusia juga terjadi interaksi saling mempengaruhi. Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam memberikan asuhan keperawatan aplikasi komunikasi terapeutik memegang peranan penting untuk membantu pasien dalam memecahkan masalahnya. Keberhasilan komunikasi terapeutik antara perawat dan klien akan menentukan keberhasilan hasil tindakan yang diharapkan, disamping itu terjadinya hubungan professional yang baik antara klien dengan perawat dapat menghindar, memprediksi, mengantisipasi berbagai macam penyakit yang mungkin terjadi (Purwanto, 1996). Sedangkan menurut William Krowinski dan Steven Steiber tahun 1996 mendefinisikan kepuasan pasien adalah evaluasi yang positif dari dimensi pelayanan yang spesifik dan didasari pada harapan pasien dan pelayanan yang diberikan oleh provider. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan akan memberi komentar yang baik terhadap institusi
1 2
pemberi pelayanan. Pada perkembangan selanjutnya terpenuhi atau tidaknya
tuntutan pasien tersebut terkait dengan timbulnya atau tidaknya rasa puas terhadap pelayanan. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku pasien dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart, G.W: 1998). Penggunaan komunikasi terapeutik dapat meningkatkan kepuasan pasien-pasien yang dirawat dan komunikasi yang tidak baik akan mengurangi kepuasan pasien sehingga kurang menunjang proses keperawatan ( Arwani, 2002 : 57 ). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di dapatkan jumlah pasien yang dirawat mulai tanggal 15 Pebruari sampai dengan tanggal 20 Pebruari 2010 didapatkan data bahwa jumlah pasien rata-rata 164 orang perhari. Dan lebih dari 50% pasien merasa bahwa perawat dalam berkomunikasi kurang baik, misalnya ada yang berbicara dengan nada yang tinggi seperti orang yang sedang marah, kurang ramah, perawat kurang peka atau empati, dan kadang ada yang memberi penjelasan kepada keluarga pasien tapi penjelasan tersebut tidak dipahami oleh keluarga pasien karena menggunakan bahasa kesehatan. Kita semua tahu bahwa salah satu keberhasilan pelayanan di rumah sakit adalah bagaimana pelaksanaan komunikasi terapeutik tersebut diterapkan, bila komunikasi yang dilakukan oleh perawat kurang baik dan tidak efektif, maka pasien akan kecewa, dan sebaliknya bila komunikasi yang dilakukan perawat baik dan efektif, pasien akan merasa senang dan puas. Dalam hubungan ini perawat memakai diri sendiri dan berbagai tehnik komunikasi terapeutik sehingga mampu untuk merubah perilaku pasien ke arah yang positif seoptimal mungkin dan pasien mampu menerapkan koping baru yang konstruktif (Anna, keliat: 1996). Untuk mengurangi kekecewaan pasien akibat komunikasi yang tidak terapeutik, maka perlu pembinaan sikap dan kemampuan professional perawat melalui pendidikan formal dan informal, misalnya dengan melaksanakan pelatihan komunikasi terapeutik, mengikuti seminar, serta memperbaiki komunikasi dengan mengatasi kekurangan yaitu dengan meningkatkan kesadaran diri, belajar melalui 3
refleksi ( mengubah pengalaman menjadi pelajaran / belajar memperhatikan
umpan balik selama interaksi ) (Nurjannah; 2001). Seperti langkah yang ditempuh oleh instaldik rumah sakit TK. II dr. Soepraoen melalui penyegaran ilmiah tentang komunikasi terapeutik. Dan penyegaran ilmiah ini merupakan salah satu program kerja tahun 2009 dan tepatnya diadakan pada tanggal 2 Nopember sampai dengan tanggal 24 Desember tahun 2009, dan pelaksanaannya setiap hari jumat jam 13.00 WIB dengan harapan, mutu pelayanan rumah sakit dapat terus ditingkatkan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka perlu dilakukan suatu evaluasi terhadap pelaksanaan komunikasi terapeutik di rumah sakit TK. II dr. Soepraoen. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian tentang hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah pelaksanaan komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang ? b. Bagaimanakah tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang ? c. Adakah hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui pelaksanaan komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang. 4
2. Mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang. 3. Menganalisis hubungan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Rumah Sakit Memberikan informasi tentang hubungan antara pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang sehingga dapat ditentukan langkah-langkah apa saja yang harus di lakukan untuk tetap mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang nantinya akan tercermin dalam mutu pelayanan rumah sakit. 1.4.2 Bagi Keperawatan dan Iptek Sebagai tambahan informasi tentang hubungan antara pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang. 1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai masukan atau bahan informasi dalam tahap penelitian selanjutnya.