Landasan Teori
Landasan Teori
Landasan Teori
BANGUNAN 5
berikut:
Gambar Evolusi dari gedung-gedung pencakar langit pada periode sebelum 1950.
Syarat Stabilitas
o a.Statik
o b.Dinamik
Syarat Kekuatan
o a.Statik
o b.Dinamik
Syarat Daktilitas
o a.Elastik (Fully Elastic)
o b.Daktilitas terbatas (limited ductility)
o c.Daktilitas penuh (full ductility)
Syarat layak pakai dalam keadaan layan (serviceability)
o a.Lendutan pelat dan balok
o b.Simpangan bangunan (lateral drift)
o c.Simpangan antar tingkat (Interstory drift)
o d.Percepatan (acceleration), khususnya
perencangan struktur terhadap pengaruh angin.
e.Retakan (cracking)
o f.Vibrasi/getaran (vibration)
Syarat Durabilitas (durability)
a.Kuat tekan minimum beton
b.Tebal selimut beton
c.Jenis dan kandungan semen
d.Tinjauan korosi
e.Mutu baja
Syarat ketahanan terhadap kebakaran
a.Dimensi minimum dari elemen/komponen strukur
b.Tebal selimut beton
c.Tebal lapisan pelindung terhadap ketahanan kebakaran
d.Jangka waktu ketahanan terhadap api/kebakaran (struktur atas
dan basemen)
Syarat intergritas
Pencegahan terhadap keruntuhan progresif (biasanya diberi
penambahan tulangan pemegang antar komponen beton precast).
Syarat yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi
a.Penyesuaian dengan metoda konstruksi yang umum dilakukan
pada daerah setempat.
b.Bahan bangunan serta mutu bahan yang tersedia
c.Kondisi cuaca selama pelaksanaan
d.Kesediaan berbagai sumber daya setempat.
2. STANDAR PERENCANAAN
Secara umum, standar yang dipakai adalah konsep LRFD (Load Resistance
Factor Design) , yaitu konsep ketahanan struktur terhadap beban terfaktor dengan
tinjauan adanya faktor reduksi kekuatan masing-masing komponen struktur yang
diproposikan.
Pengertian umumnya adalah, suatu struktur dinyatakan kuat bila dalam setiap
perencanaan kekuatan dipenuhi :
Rn U
Dimana
U = kuat perlu
Rn = kuat rancang yang tersedia
1. Beban Grafitasi
Beban mati, semua bagian dari struktur yang bersifat tetap.
Beban hidup, semua beban yang terjadi akibat
penghunian atau pengguna suatu gedung.
2. Beban Lateral
Beban angin, semua beban pada struktur yang disebabkan oleh
selisih tekanan udara.
Beban gempa , semua beban yang terjadi akibat pergerakan
tanah akibat adanya gempa
3. Beban khusus
Sistem struktur pada bangunan tinggi dirancang dan dipersiapkan agar mampu:
1.Rigid Frame
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-
elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya
oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut,
seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu, banyak
struktur rangka kaku yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea, tetapi pada
kenyataannya struktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan
sistem post dan beam, hal ini karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik
hubung bisa cukup kaku sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban
lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka
yang memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan
horizontalnya.
2.Shear wall
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element struktur berbentuk
dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya geser, gaya lateral
akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat dan bangunan tinggi.
Dinding geser ini terdapat berbagai jenis di dalam gedung antara lain bearing wall, frame
wall, dan core wall.
Letak shear wall pada bangunan gedung sangat tergantung dari beberapa faktor antara lain
tingkat simetrisitas bangunan, tinggi bangunan, dan asumsi dari perencana. Penentuan lokasi
dan perhitungan shear wall tentu dilakukan oleh perencana struktur dengan dasar-dasar
perencanaan yang kuat. Shear wall pada gedung biasanya menggunakan mutu beton
di atas Fc 30 Mpa
. Dinding geser ini terdapat berbagai jenis di dalam gedung antara lain bearing wall, frame
wall, dan core wall. Pengertian shear wall dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Bearing wall
Bearing wall adalah jenis dinding geser yang mempunyai fungsi lain sebagai penahan
beban gravitasi.
2. Frame wall
Frame wall adalah dinding geser yang berfungsi sebagai penahan gaya lateral, geser
dan pengaku pada sisi luar bangunan. Dinding ini terletak di antara dua kolom struktur.
3. Core wall
Core wall adalah jenis dinding geser yang terletak di pusat-pusat massa bangunan yang
berfungsi sebagai pengaku bangunan gedung. Biasanya core wall diletakkan pada
lubang Lift yang berfungsi sebagai dinding lift sekaligus.
Fungsi Shear Wall / Dinding Geser pada Bangunan
1. Kekuatan
Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan untuk melawan
kekuatan gempa horizontal. Ketika dinding geser cukup kuat, mereka akan mentransfer
gaya horizontal ini ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawah mereka, seperti
dinding geser lainnya, lantai, pondasi dinding, lembaran atau footings.
2. Kekakuan
Dinding geser juga memberikan kekakuan lateral untuk mencegah atap atau lantai di atas
dari sisi goyangan yang berlebihan. Ketika dinding geser cukup kaku, mereka akan
mencegah membingkai
lantai dan atap anggota dari bergerak dari mendukung mereka. Juga, bangunan yang
cukup kaku biasanya akan menderita kerusakan kurang nonstruktural.
Binus Square
Binus Square merupakan sebuah apartemen yang berlokasi di Jl. Budi Raya,
Kemanggisan, Jakarta Barat. Jumlah lantai apartemen Binus Square sebanyak 18 lantai.
Fungsi dari apartemen Binus Square ialah untuk memberi fasilitas kepada para
mahasiswa khususnya yang berasal dari luar Jakarta.
Struktur gedung Binus Square terdiri dari elemen balok dan kolom sebagai pemikul
beban gravitasi, serta dilengkapi dengan shear wall sebagai pemikul beban lateral
(gempa bumi). Kombinasi dari kedua sistem tersebut bekerja sama membentuk sistem
ganda. Sistem ganda adalah salah satu sistem struktur yang beban gravitasinya dipikul
sepenuhnya oleh space frame (rangka), sedangkan beban lateralnya dipikul bersama
oleh rangka dan shear wall. Menurut SNI 03-1726-2002, space frame (rangka)
sekurang-kurangnya memikul 25% dari beban lateral dan sisanya dipikul oleh shear
wall. Karena shear wall dan space frame dalam sistem ganda merupakan satu kesatuan
struktur maka diharapkan keduanya dapat mengalami defleksi lateral yang sama atau
setidaknya space frame mampu mengikuti defleksi lateral yang terjadi. Shear wall ialah
dinding geser yang terbuat dari beton bertulang dimana tulangan-tulangan tersebut yang
akan menerima gaya lateral akibat gempa sebesar beban yang telah direncanakan..
3.Diafragma
Diafragma Wall adalah merupakan konstruksi dinding penahan tanah ( retaining wall
), yang membedakannya dengan dinding penahan tanah konvensional adalah pada
metoda pelaksanaan dan kelebihan lain yang tidak diperoleh pada dinding penahan
tanah system konvensional. Namun demikian terdapat beberapa kelemahan yang harus
diperhatikan sehingga tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada saat bangunan
dioperasikan. Pada umumnya dinding penahan tanah dipakai untuk kontruksi bangunan
dibawah permukaan tanah (basement ) atau penahan tebing supaya tidak longsor atas
beban diatasnya dan mungkin bangunan khusus misalnya bunker.
4.Braced
Steel Brached Frame adalah suatu inovasi baru yang telah diteliti oleh para peneliti dari
Stanford University of Lullinos. Dimana Steel Brached Frame merupakan struktur rangka
baja yang mendukung bangunan utama, letaknya berada di luar bangunan (eksterior).
Rangka baja ini didesain dapat bergoyang ke atas dan ke bawah (akibat elastisitas urat
(tendon) baja) saat terjadi goncangan gempa sampai dengan 7 Skala Righter (SR).
Dalam aplikasinya, sistem ini dapat dipasang sebagai bagian awal dari desain awal
bangunan, atau bisa juga dipasang pada bangunan yang sudah berdiri. Sistem ini
diharapkan dapat meminimalisir kerusakan dan tentunya memberikan keselamatan bagi
penghuninya. Jadi sistem ini diyakini lebih ekonomis dan lebih aman.
Setelah melihat gambar di atas, maka bagian -bagian Steel Brached Frame adalah :
1. Struktur bangunan berwarna putih pada gambar di atas adalah gedung 3 lantai
yang akan dilindungi Steel Brached Frame dari bahaya gempa.
2. Warna merah adalah rangka baja utama dari Steel Brached Frame
3. Warna hijau adalah pondasi baja untuk mendukung rangka baja Steel Brached
Fram.
4. Warna kuning adalah fuses (sekering) yang berfungsi untuk melenturkan,
membuang induksi energi dari gempa, dan memperkecil kerusakan, serta
membatasi kerusakan bangunan hanya pada area tertentu.
5. Kabel berwarna putih yang berada di depan dan di belakang fuses (sekering)
adalah tendon (urat baja) yang terdiri dari kawat-kawat baja pilinan. Tendon ini
didesain elastis ketika gedung sedang digoncang gempa. Namun ketika
goncangan berakhir, tendon yang terbuat dari material baja berkekuatan tinggi
akan menyesuaikan pada panjang semula dan menarik gedung pada posisi
semula.