Anda di halaman 1dari 62

375.

615 1

Ind

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Jilid I ( untuk kelas I )
Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001


KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Departemen Kesehatan RI
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pusdiknakes
2004
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Jilid I ( untuk kelas I)
Cetakan Ketiga

Disusun Berdasarkan Kurikulum SMF 2001


KHUSUS DIPERGUNAKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH FARMASI

Tim Penyusun : 1. Didik Sarudji, M.Sc.


2. Syaiful Anwar, S.KM
3. Drs. Imam Suparni, B.Sc.
4. Drs. Sri Marhaendra Datta
Tim Pembahas / Editor :
1. H.M. Mustamir Ibnu Hajar
2. Drs. Seno Soetopo, Apt.
3. Drs. Moh. Hikmat, Apt.
4. Susanti Sofas, S.Si., Apt.

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan petunjukNya, buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah dapat disusun
kembali. Penyusunan kembali ini disesuaikan dengan kurikulum baru yakni Kurikulum Sekolah
Menengah Farmasi 2001.
Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh
Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur
SMF Se Indonesia.
Kami harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa / peserta didik, guru / tenaga
pendidik di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, selanjutnya
dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang
kesehatan umumnya.

Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran perbaikan dan
kritik dari semua pembaca.

Jakarta, Mei 2002

iii
PENGANTAR DARI SEKBER

Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti
dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah
Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten
Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.
Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis –
Garis Besar Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan
harapan akan menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah
Farmasi. Untuk cetakan ketiga ini telah diadakan penambahan dan perbaikan materi sesuai
dengan saran – saran yang masuk kepada Sekretariat Bersama.
Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima
pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya
sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan
redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan
untuk penyempurnaan buku ini.
Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah
bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.

Jakarta, Mei 2004

iv
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar iii


Pengantar Dari Sekber iv
Daftar Isi v

BAB I : PENGERTIAN SEHAT DAN SAKIT


A. Pengertian Kesehatan Masyarakat 1
B. Konsep Sehat dan Sakit 1
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan 2
D. Usaha Kesehatan Pribadi 5
E. Usaha Pencegahan Penyakit 6
F. Prinsip – Prinsip Kesehatan Masyarakat 8
G. Tujuan Usaha Kesehatan Masyarakat 8
H. Usaha – Usaha Kesehatan Masyarakat 8

BAB II : PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT


A. Pengertian 12
B. Sistem Rujukan 12
C. Kegiatan Pokok Puskesmas 13
D. Pengelolaan Obat di Puskesmas 14
E. Fasilitas Pendukung 14
F. Organisasi dan Administrasi Puskesmas 16

BAB III : KESEHATAN LINGKUNGAN


A. Berbagai Istilah dan Pengertiannya 18
B. Pengadaan air Bersih 18
C. Sanitasi Makanan dan Minuman 24
D. Penanggulangan Sampah 26
E. Kesehatan Perumahan 32
F. Polusi Udara 33

BAB IV : USAHA KESEHATAN SEKOLAH, GIGI, MATA DAN JIWA


A. Usaha Kesehatan Sekolah 35
B. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah 36
C. Usaha Kesehatan Mata 36
D. Usaha Kesehatan Jiwa 39

BAB V : ILMU GIZI DAN USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA


A. Makanan dan Manfaatnya 40
B. Zat – Zat Gizi dan Hubungannya Dengan Kesehatan 41
C. Masalah Gizi Utama di Indonesia 48
D. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga 48

BAB VI : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN


A. Pengertian 50
B. Tindakan – Tindakan Yang Harus Dilakukan 50
C. Gangguan Umum 50

v
BAB I
PENGERTIAN SEHAT DAN SAKIT.

A. Pengertian Kesehatan Masyarakat

Menurut Winslow yang dimaksud dengan ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu
dan seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup dan
mempertinggi nilai kesehatan.
Untuk mencapai hal tersebut dilakukan dengan jalan menimbulkan, menyatukan,
menyalurkan dan mengkoordinir usaha – usaha di dalam masyarakat kearah terlaksananya usaha
– usaha :
- memperbaiki kesehatan lingkungan
- mencegah dan memberantas penyakit infeksi yang berkembang dalam masyarakat
- mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan
- mengkoordinir tenaga kesehatan agar mereka dapat melakukan pengobatan dan
perawatan dengan sebaik – baiknya.
- mengembangkan usaha – usaha masyarakat agar mereka dapat mencapai derajat
kesehatan yang setinggi – tingginya.

Dalam mempelajari kesehatan masyarakat perlu kita pahami tentang pengertian yang
terkait, yaitu :
1. Kesehatan menurut UU No. 23 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.

2. Masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.

Jadi kesehatan masyarakat adalah suatu usaha suatu kelompok masyarakat untuk selalu
berada dalam keadaan sejahtera baik badan, jiwa dan sosial serta hidup produktif dilihat dari
segi sosial dan ekonomis.

B. Konsep Sehat Dan Sakit.

Pengertian Sehat

Ada beberapa batasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :


1. Batasan oleh WHO, sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial,
yang tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.

2. Batasan oleh Perkins, sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara
bentuk tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaian sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.

1
3. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai
umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajatnya masing-masing.

4. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat menguasai keadaan lingkungan tanpa
meninggalkan ketegangan dan tekanan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan
pada dirinya.

Pengertian Sakit
Ada beberapa batasan tentang sakit, yaitu :
1. Menurut Perkins, sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik jasmani, rohani
dan sosial.

2. Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, sakit adalah suatu kondisi dimana
kesehatan tubuh lemah.

3. Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal (kejadian atau
kelainan) yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan tubuh (fungsi tubuh).

Dari pengertian sehat dan sakit maka keadaan sehat sakit pada dasarnya adalah :
1. Hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.
2. Sebagai manifestasi dari keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam
mengadaptasikan diri dengan lingkungannya.
3. Gangguan kesehatan, yang pada umumnya disebabkan oleh terjadinya
ketidakseimbangan antara penyebab penyakit (agent), tuan rumah (host), dan
lingkungan (environment).

C. Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang yaitu :


1. Penyebab penyakit (agent)
2. Manusia sebagai tuan rumah (host)
3. Lingkungan hidup (enviroment)

1. Penyebab Penyakit (agent)


Penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :

a. Golongan eksogen yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang
dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Terbagi atas :
 Yang nyata dan hidup
Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit seperti bakteri, rickettsia,
virus, cacing, protozoa, jamur dan sebagainya.

 Yang nyata tak hidup terdiri dari


- Zat-zat kimia, seperti racun – racun dan sebagainya
- Trauma ( ruda paksa ) :
 trauma elektrik, misalnya kena arus listrik
 trauma mekanik, misalnya terpukul, tertabrak

2
 trauma thermis, misalnya terbakar
- Makanan ; kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin – vitamin
atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan).

 Yang berbentuk abstrak,


- Bidang ekonomi : kemiskinan
- Bidang sosial : sifat a-sosial (yaitu sifat orag yang tidak dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya sehingga sering melakukan tindakan – tindakan
yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku dalam masyarakat, orang ini
dibenci dalam masyarakat) ataupun anti sosial (yaitu sifat orang yang terang –
terangan tindakannya bertentangan dengan hukum yang berlaku dalam
masyarakat, orang ini sangat merugikan masyarakat).
- Bidang mental : kebiadaban, tidak berperikemanusiaan dan sebagainya.

b. Golongan Endogen yaitu sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir,
yang memudahkan timbulnya penyakit tertentu. Termasuk golongan ini adalah :
 Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenikus yaitu perawakan yang tinggi
kurus dan berdada sempit dikatakan mudah terserang tuberkulosis.

 Penyakit turunan misalnya asma, buta-warna, diabetes dan sebagainya.

2. Manusia Sebagai Tuan Rumah (host)


Manusia sebagai tuan rumah, yaitu manusia yang dihinggapi penyakit, merupakan faktor
yang sangat penting. Bila seseorang ditulari bibit penyakit, maka belum tentu orang
tersebut akan menderita sakit karena masih tergantung dari beberapa hal. Salah satu
diantaranya ialah daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi, baik
badan, jiwa maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit.
Daya tahan tubuh ini dapat dipertinggi dengan jalan :
 Makanan yang sehat cukup kualitas maupun kuantitas.
 Vaksinasi untuk mencegah infeksi penyakit tertentu.
 Cara hidup yang teratur, bekerja, beristirahat, berekreasi dan menikmati hiburan pada
waktunya.
 Berpengetahuan luas dengan menuntut ilmu di bangku sekolah maupun dari
pengalaman hidup di masyarakat.
 Patuh pada ajaran agama.
 Berolah raga secara teratur.

Daya tahan masyarakat tergantung pada daya tahan perorangan yang membentuk
masyarakat itu. Makin tinggi daya tahan perorangan dan makin banyak orang yang
meningkatkan daya tahan tubuhnya maka makin tinggi pula daya tahan masyarakat,
sehingga kesehatan masyarakat akan semakin terjamin.

3. Lingkungan Hidup (Environment)


Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar
manusia yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat.

3
Lingkungan hidup dapat dibagi dalam 4 golongan dan masing-masing ada yang berguna
dan ada yang merugikan serta yang satu mempengaruhi yang lainnya secara timbal balik.

a. Lingkungan biologik, terdiri atas organisme yang berada di sekitar manusia.


Yang merugikan :
 Bibit penyakit, seperti bakteri, virus, rickettsia, jamur, protozoa, cacing dan
sebagainya.
 Binatang penyebar penyakit seperti lalat, tikus, nyamuk dan sebagainya.
 Organisme sebagai hama tanaman atau pembunuh ternak.

Yang berguna :
 Tumbuhan atau hewan sebagai bahan makanan
 Organisme yang berguna untuk industri seperti obat antibiotika, ragi, bahan obat-
obat lainnya.

b. Lingkungan fisik, terdiri atas benda - benda yang tak hidup yang berada di sekitar
manusia. Termasuk didalamnya udara, sinar matahari, tanah, air, perumahan, sampah
dan sebagainya.
Yang merugikan :
 Udara berdebu mengandung gas racun, baik yang berasal dari kendaraan bermotor
maupun dari pabrik.
 Iklim yang buruk, tanah yang tandus, air untuk keperluan rumah tangga yang jelek,
perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, pembuangan sampah, kotoran
dan air limbah yang tidak teratur.

Yang berguna :
 Udara yang bersih, tanah yang subur dengan iklim yang baik, perumahan sehat,
makanan yang cukup dan sehat dan sebagainya.

c. Lingkungan ekonomi merupakan lingkungan yang abstrak


Yang merugikan :
Kemiskinan merupakan lingkungan hidup yang sangat membahayakan kesehatan
manusia. Karena orang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan akan makanan yang
sehat, yang akan melemahkan daya tahan tubuhnya sehingga mudah diserang penyakit.
Bahkan karena kekurangan makanan, orang dapat jatuh sakit seperti busung lapar,
kwashiorkor (pada anak-anak).
Kemiskinan dapat meruntuhkan akhlak manusia, menjadikan manusia kurang
bertanggung jawab, menimbulkan sifat egoistis dan kejahatan. Oleh karena itu
kesehatan harus diselenggarakan agar keadaan sosisal ekonomi menjadi baik dan usaha
kesehatan dapat berjalan dengan baik pula.

Yang menguntungkan :
Kemakmuran yang merata pada setiap anggota masyarakat.

4
d. Lingkungan Mental Sosial, merupakan lingkungan hidup abstrak.
Yang merugikan :
 Sifat sosial, kebiadaban, egoistis.

Yang menguntungkan :
 Sifat gotong royong, sadar dan patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku di
masyarakat.

Dalam hal hubungan manusia dengan lingkungan yang mengandung bahaya baginya, ada
dua tindakan yang dapat diambil agar tetap sehat, yaitu :
 Tindakan yang ditujukan kepada manusia sendiri agar mempunyai daya tahan tubuh
yang tinggi serta menghindari kontak dengan bibit penyakit dan penyebab penyakit
lainnya.
 Tindakan yang ditujukan kepada lingkungan hidup manusia dengan maksud mengubah
lingkungan hidup, sehingga faktor yang buruk dapat diatasi sehingga tidak
membahayakan kesehatan manusia.

D. Usaha Kesehatan Pribadi

Usaha keshatan prinadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan sendiri.

1. Bentuk - Bentuk Usaha Kesehatan Pribadi

a) Memelihara kebersihan yang meliputi :


 Badan, yaitu mandi, gosok gigi, cuci tangan dan sebagainya.
 Pakaian, yaitu dicuci dan disetrika.
 Rumah dan lingkungan, yaitu disapu, buang sampah, kotoran dan air limbah pada
tempatnya.

b) Makanan dan minuman yang sehat :


 Bersih, bebas dari bibit penyakit
 Cukup kualitas dan kuantitasnya.

c) Cara hidup yang teratur, meliputi :


 Bekerja, makan, tidur, istirahat secara teratur.
 Rekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.

d) Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesamaptaan jasmani :


 Vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit menular tertentu.
 Olah raga, senam secara teratur.

e) Menghindari terjadinya penyakit, meliputi :


 Menghindari kontak dengan sumber penularan penyakit baik yang berasal dari
penderita maupun dari sumber lain.
 Menghindari pergaulan yang tidak baik
 Selalu berpikir dan berbuat baik
 Membiasakan diri untuk selalu mematuhi aturan kesehatan

5
f) Meningkatkan kecerdasan dan rohani, meliputi :
 Patuh pada ajaran agama
 Cukup santapan rohani
 Meningkatkan pengetahuan, baik dengan membaca buku ilmu pengetahuan,
menuntut ilmu dibangku sekolah, ataupun dengan belajar sendiri dari pengalaman
hidup

g) Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat, meliputi :


 Adanya sumber air yang baik
 Tersedianya jamban yang sehat
 Tersedianya tempat buang sampah dan air limbah yang baik
 Tersedianya perlengkapan PPPK untuk menanggulangi kecelakaan atau sakit
mendadak

h) Pemeriksaan kesehatan :
 Secara berkala, walaupun merasa sehat
 Segera memeriksakan diri bila merasa sakit

2. Guna Kesehatan Pribadi Untuk Diri Sendiri Dan Masyarakat

Makin banyak orang yang memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan


dirinya, akan makin baik pula keadaan kesehatan masyarakat. Membuat diri selalu sehat,
disamping berguna untuk diri sendiri baik untuk masa kini maupun dimasa yang akan datang juga
menguntungkan kesehatan masyarakat karena dengan tidak adanya orang sakit, berarti tidak ada
beban atau hilangnya sumber penularan.
Orang yang sejak kecil seringkali sakit, apalagi jika penyakitnya mengenai organ tubuh
yang vital seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, otak dan sebagainya bila dewasa akan berbadan
lemah dan mungkin sekali berumur pendek.Keadaan sakit menimbulkan penderitaan dan
merupakan penghambat bagi kemajuan karier seseorang. Untuk menempati suatu jabatan di
dalam pekerjaan, semuanya memerlukan orang yang sehat. Karena orang hanya dapat bekerja
sebaik-baiknya pada keadaan yang sehat.

E. Usaha Pencegahan Penyakit

Dalam garis besarnya usaha kesehatan masyarakat dapat dibagi dalam empat golongan,
yaitu usaha peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif). Usaha-usaha pencehan tersebut adalah :

1. Pada masa sebelum sakit


a) Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion)
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.
Usaha-usaha tersebut diantaranya :
 Penyediaan makanan yang sehat, cukup kualitas dan kuantitasnya.
 Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air untuk keperluan
rumah tangga, pembuangan sampah, kotoran dan air limbah.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat dan usaha kesehatan jiwa.

6
b) Memberikan perlindungan khusus terhadap gangguan penyakit tertentu (Specific
Protection)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit tertentu dan beberapa
usaha diantaranya adalah :
 Imunisasi / vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi tertentu.
 Isolasi penderita penyakit menular tertentu
 Pencegahan terjadinya kecelakaan

2. Pada masa sakit :


a) Mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan
pengobatan yang tepat dan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Beberapa usaha diantaranya :
 Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan darah, paru-paru
dan sebagainya.
 Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular
untuk diawasi dan diberi pengobatan (contac person) hingga sembuh.
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

Tujuan utama dari usaha ini adalah :


 Pengobatan setepat-tepatnya dan sesegera mungkin dari setiap penderita penyakit
sampai sembuh sempurna.
 Pencegahan penularan kepada orang lain.
 Pencegahan timbulnya cacat akibat suatu penyakit.

b) Pembatasan cacat dan menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang


diakibatkan oleh sesuatu penyakit (Disability Limitation)
Usaha ini merupakan kelanjutan dari usaha sebelumnya yaitu dengan pengobatan dan
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah
terjadi cacat maka dicegah agar cacat tersebut tidak bertambah parah (dibatasi).

c) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya
sendiri dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Rehabilitasi terdiri dari :


 Rehabilitasi fisik, yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik dengan
sebaik-baiknya, misalnya kaki patah mendapat rehabilitasi dengan kaki buatan.
 Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perseorangan dan sosial.
 Rehabilitasi sosial / vokasional, yaitu agar bekas penderita dapat kembali
menempati suatu pekerjaan / jabatan dalam masyarakat sesuai dengan
kemampunnya.

Usaha rehabilitasi ini memerlukan pengertian dari segenap anggota masyarakat, sehingga mudah
bagi bekas penderita untuk menyesuaikan dirinya dalam masyarakat.

7
F. Prinsip - Prinsip Kesehatan Masyarakat.

Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik maka ada beberapa prinsip
pokok yang harus terpenuhi, yaitu :
1. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan (preventif)
daripada pengobatan (kuratif).
2. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-cara yang ringan
biaya dan berhasil baik.
3. Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitik beratkan pada masyarakat, baik
sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata lain “suatu usaha dari,
oleh dan untuk masyarakat.
4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan adalah
masyarakat yang terorganisir.
5. Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan masalah-masalah kesehatan
kemasyarakatan dari pada kesehatan perorangan karena bila tidak ditanggulangi
dengan segera dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.

G. Tujuan Usaha Kesehatan Masyarakat

Dari pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat tersebut diatas maka didalamnya terdapat
tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

Tujuan umum
Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat, terberantasnya penyakit menular,
meningkatnya pengetahuan seseorang tentang prinsip – prinsip kesehatan perseorangan,
tersedianya berbagai usaha kesehatan yang dibutuhkan masyarakat yang terorganisir dan
terlibatnya badan-badan kemasyarakatan dalam usaha kesehatan.

Tujuan akhir
Terciptanya jaminan bagi setiap orang dalam masyarakat suatu derajat hidup yang cukup
guna mempertahankan kesehatan.

H. Usaha-Usaha Kesehatan Masyarakat

Usaha kesehatan pokok yang dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai
dasar pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
2. Kesehatan ibu dan anak.
3. Hygiene dan sanitasi lingkungan.
4. Pendidikan kesehatan pada masyarakat.
5. Pengumpulan data – data untuk perencanaan dan penilaian (statistik kesehatan)
6. Perawatan kesehatan masyarakat.
7. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.

8
Dalam program kesehatan nasional tercantum 17 macam usaha / kegiatan kesehatan
masyarakat, yaitu :
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Kesehatan ibu dan anak
3. Hygiene dan sanitasi lingkungan.
4. Usaha kesehatan sekolah
5. Usaha kesehatan gigi
6. Usaha kesehatan mata
7. Usaha kesehatan jiwa
8. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
9. Usaha gizi
10. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
11. Perawatan kesehatan masyarakat
12. Keluarga berencana
13. Rehabilitasi
14. Usaha – usaha farmasi
15. Laboratorium
16. Statistik kesehatan
17. Administrasi usaha kesehatan masyarakat

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular


Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau hewan
sakit, dari reservoir ataupun dari agent lainnya ke manusia sehat.
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri,
virus, rickettsia, jamur, protozoa dan cacing.
Usaha – usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan dibahas lebih lanjut pada
kelas II.

2. Kesehatan ibu dan anak


Usaha KIA bertujuan untuk memberika pelayanan kesehatan kepda ibu – ibu secara teratur
dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa antepartum, post partum dan masa
menyusui serta pemeliharaan anak – anaknya dari mulai lahir sampai masa pra sekolah.

3. Hygiene dan sanitasi lingkungan


Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan
dan diperbanyak, sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.

4. Usaha kesehatan sekolah, gigi, mata dan jiwa serta usaha gizi akan dibahas lebih lanjut.

5. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat


Tujuan pendidikan kesehatan kepada masyarakat adalah untuk membantu masyarakat agar
dapat hidup sehat dengan usahanya sendiri setelah diberikan pendidikan, misalnya mandi yang
teratur dan memakaia sabun dapat menghindarkan penyakit kulit, cuci tangan sebelum makan
dapat menghindari penyakit perut menular, dan lain – lain.
Melalui pendidikan kesehatan diharapkan dapat menimbulkan pengertian yang sebaik –
baiknya tentang masalah kesehatan dan dapat menggerakkan masyarakat agar mereka turut serta
aktif atas dasar pengertian tadi untuk mencapai hidup sehat dan berkualitas.

9
6. Perawatan kesehatan masyarakat
Adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam masyarakat yang dilakukan dalam waktu
sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki hygiene lingkungan,
pencegahan penyakit dan rehabilitasi.
Usaha perawatan kesehatan masyarakat meliputi :
- Melakukan kunjungan rumah guna mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga – keluarga dalam masyarakat. Kemudian membantu dan membimbng
keluarga tersebut untuk menyelesaikan masalahnya.
- Pendidikan kesehatan keluarga
- Perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit
- Perawatan lanjutan atau usaha rehabilitasi pada bekas penderita
- Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan dan penyakit menular, membantu
menemukan penderita atau sumber penularan
- Membantu terselenggaranya sistem penampungan (referal system) antara rumah sakit
atau instansi lainnya dengan masyarakat.
- Membantu mengumpulkan data statistik kesehatan

7. Keluarga Berencana
Adalah upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga, secara
tidak melawab hukum dan moral Pancasila demi kesejahteraan keluarga.

8. Usaha rehabilitasi
Adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat sesuai denga kemampuannya.

9. Usaha Farmasi
Adalah usaha yang berkaitan dengan tugas pemerintah dalam menyediakan obat – obat,
bahan obat, perbekalan kesehatan lainnya yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat,
termasuk juga pengaturan dan pengawasan penyimpanan, peredaran dan pemakaiannya.

10. Laboratorium
Usaha kesehatan tidak akan berjalan baik tanpa bantuan dari laboratorium. Laboratorium
ini diperlukan untuk pemeriksaan :
- kimia klinis, faeces, urine dan darah
- serologis, virologis, toksikologis, maknan dan sebagainya.
- mutu obat

11. Statistik kesehatan


Statistik adalah suatu pernyataan jumlah atau keterangan yang sebaik – baiknya dinyatakan
dengan angka dari keadaan yang timbul dalam masyarakat. Tujuan statistik adalah untuk menilai
hasil kerja yang telah dilaksanakan dan untuk dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun
rencana kerja untuk menghadapi masa yang akan datang. Data yang penting untuk perencanaan
dalam bidang kesehatan adalah :
- Data demografi, yaitu tentang jumlah penduduk beserta pembagiannya berdasarkan
umur dan jenis kelamin.
- Data vital statistik, yaitu tentang angka kelahiran, kematian, perkawinan dan lain –
lain.
- Data tentang kesehatan, yaitu menyangkut macam penyakit dan kasus – kasus
penyebab kematian dan sebagainya.

10
- Data tentang hygiene dan sanitasi lingkungan, yaitu tentang sumber air rumah tanga,
pengolahan limbah rumah tangga, keadaan perumahan, dan lain – lain.
- Data mengenai fasilitas kesrhatan, seperti jumlah rumah sakit, puskesmas, KIA, jumlah
tenaga medis dan lain – lain.
- Data mengenai lembaga pendidikan kesehatan, anggaran kesehatan dari pemerintah
dan sumber – sumber fisik seperti alat – alat kesehatan dan obat – obatan.

12. Adminsitrasi usaha kesehatan masyarakat


Terdiri atas penyusunan rencana kerja, penyusunan rencana pelaksanaan, koordinasi,
pengawasan. Penilaian dan tata usaha.

11
BAB II
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

A. Pengertian

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan


pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000. penduduk. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit
pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan
(promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua penduduk dan
tidak dibedakan jenis kelamin dan golongn umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia.

Fungsi Puskesmas.
 Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
 Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
 Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.

B. Sistem Rujukan

Rujukan menurut SK Menteri Kesehatan RI Nomor 032/Birhub/72 tahun 1972, yakni


melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit
yang berkemampuan cukup, atau secara horisontal dalam arti sesama unit yang setingkat
kemampuannya.
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu
kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horisontal, kepada yang
lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.

Jenis Rujukan :

a) Rujukan Medis :
 Konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif
dan lain-lain.

12
 Pengiriman bahan (spesiemen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
 Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat.

b) Rujukan Kesehatan
Rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif, yang antara lain meliputi bantuan :
 Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
berjangkitnya penyakit menular.
 Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah.
 Penyidikan sebab keracunan, bantuan tekhnologi penanggulangan keracunan dan
bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan massal.
 Pemberian makanan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas
terjadinya bencana alam.
 Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah kekurangan air
bersih bagi masyarakat umum.
 Pemeriksaan spesiemen air di Laboratorium Kesehatan dan sebagainya.

C. Kegiatan Pokok Puskesmas

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan
pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda pula. Namun
demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.
2. Keluarga Berencana.
3. Usaha Peningkatan Gizi.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan.
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
8. Kesehatan Sekolah.
9. Kesehatan Olahraga.
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
11. Kesehatan Kerja.
12. Kesehatan Gigi dan Mulut.
13. Kesehatan Jiwa.
14. Kesehatan Mata.
15. Laboratorium Sederhana.
16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.
17. Kesehatan Lanjut Usia.
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan


masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

13
D. Pengelolaan Obat di Puskesmas.
Pengelolaan obat di Puskesmas dapat dilakukan oleh seorang apoteker atau seorang
asisten apoteker. Tugas pokoknya adalah mengelola obat-obatan yang ada di Puskesmas, yang
meliputi :
1. Perencanaan, yaitu menyusun perkiraan kebutuhan obat tahun yang akan datang.
2. Pengadaan, yaitu melaksanakan pengambilan obat dari Gudang Farmasi.
3. Penerimaan, yaitu melaksanakan penerimaan obat yang diserahkan dari institusi yang
lebih tinggi, dan atau menerima pengembalian obat dari bawah.
4. Penyimpanan, yaitu kegiatan untuk mengamankan persediaan obat.
5. Distribusi, yaitu kegiatan menyerahkan obat ke unit-unit pelayanan.
6. Penggunaan, yaitu kegiatan pemanfaatan obat untuk penderita yang sesuai.
7. Pencatatan dan pelaporan, yaitu kegiatan membuat catatan dan laporan untuk tata
usaha obat-obatan di Puskesmas.

Fungsi : membantu dokter untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di Puskesmas.

Kegiatan Pokok :
 Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas.
 Mengatur penyimpanan obat dan alat kesehatan di Puskesmas
 Mengatur administrasi obat di Puskesmas
 Meracik obat-obatan untuk diberikan kepada penderita sesuai perintah dokter.
 Membuat zat reagens untuk laboratorium.
 Mengatur distribusi obat sederhana untuk UKS dan KIA/KB.
 Menyediakan obat untuk Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu.

Kegiatan lain :
 Penyuluhan kesehatan terutama dalam bidang penggunaan obat keras dan bahaya
narkotika.
 Pencatatan dan pelaporan kegiatan yang dilakukan.
 Membantu melaksanakan fungsi manajemen.
 Pemegang inventaris peralatan medis Puskesmas.

E. Fasilitas Pendukung

1. Puskesmas Pembantu
Adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

2. Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor roda 4 atau
perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang
berasal dari Puskesmas. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan
Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

14
Kegiatan Puskesmas Keliling adalah :
 Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak
terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas Pembantu, 4 hari dalam satu
minggu.
 Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.
 Dipergunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi kasus gawat
darurat.
 Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio-visual.

3. Bidan Desa

4. Posyandu
Merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan masyarakat di tingkat desa yang
diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan
masyarakat dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi dan pelayanan
di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan
kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah
melalui alih teknologi. Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala
keluarga), atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat.

Tujuan Posyandu :
 mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.
 Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kegiatan kesehatan dan kegiatan-
kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

Sasaran Posyandu :
 Ibu hamil berisiko tinggi
 Ibu menyusui
 Bayi
 Balita
 Pasangan Usia Subur (PUS)

Pelaksanaan Posyandu
Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader kesehatan desa bersama Kepala
Desa dan LKMD (seksi KB – Kesehatan dan PKK) dengan bimbingan Tim Pembina LKMD
Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraan dilakukan oleh kader-kader terlatih di bidang KB-Kes,
berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dan lain-lain dengan bimbingan Tim Pembina
LKMD tingkat Kecamatan.
Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutamaiIbu hamil, ibu menyusui,
bayi dan balita serta Pasangan Usia Subur (PUS).Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang
mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan
Posyandu dilaksanakan di pos pelayanan yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat
pertemuan RT/RW atau di tempat khusus yang dibangun masyarakat.

15
Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu diselenggarakan dengan pola lima meja sebagaimana diuraikan sebagai berikut :

MEJA 1 Pendaftaran
MEJA 2 Penimbangan Bayi dan Balita
MEJA 3 Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)
MEJA 4 Penyuluhan Perorangan :
a. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangan berat badannya
naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan
(PMT), oralit dan vitamin A dosis tinggi.
b. Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan pemberian
tablet besi
c. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari diikuti dengan
pemberian Kondom, pil atau tablet busa

MEJA 5 Pelayanan Profesional :


a. Immunisasi
b. KB
c. Pengobatan tradisional

F. Organisasi dan Administrasi Puskesmas

Sebagai konsekwensi dari UU Pokok Pemerintahan di Daaerah (UU No. 5 tahun 1974)
maka tanggung jawab pengelolaan Puskesmas berada di tangan pemerintah daerah. Pelimpahan
tanggung jawab ini mengikuti azas desentralisasi, yaitu pelimpahan sepenuhnya wewengan serta
tanggung jawab dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaan kepada pemerintah
daerah. Untuk itu setiap tingkat pemerintah daerah dibentuk suatu institusi khusus yang
menangani masalah kesehatan yakni Dinas Kesehatan Dati II pada tingkat kabupaten yang
merupakan pembantu Kepala Daerah Tingkt II, serta Dinas Kesehatan Dati I pada tingkat
propinsi yang merupakan pembantu kepala daerah tingkat II.

Organisasi Puskesmas

Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari :

1 Unsur pimpinan : Pimpinan Puskesmas


2 Unsur pembantu pimpinan : Urusan Tata Usaha

3 Unsur pelaksana : a. Unit yang teridiri dari tenaga dalam jabatan fungsional
b. Jumlah unit tergantung pada kegiatan tenaga dan fasilitas
daerah masing-masing, yaitu :
Unit 1 melaksanakan kegiatan Kesejahteraan ibu dan anak,
KB dan Perbaikan gizi

Unit 2 melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberan -


tasan penyakit menular (khususnya imunisasi),
kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana

16
Unit 3 melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut,
kesehatan kerja dan kesehatan lanjut usia.

Unit 4 melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan


masyarakat, kesehatan sekolah, kesehatan olah raga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, dn kesehatan khusus
lainnya

Unit 5 melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan


upaya kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehtan
masyarakat

Unit 6 melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan


rawat inap

Unit 7 melaksanakan kegiatan kefarmasian

Adapun struktur organisasi Puskesmas disesuaikan dengan keadaan masing – masing daerah
berkaitan dengan UU otonomi daerah, sebagai contoh adalah di bawah ini :

KEPALA

URUSAN
TU

UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT UNIT


I II III IV V VI VII

PUSKESMAS
PEMBANTU

17
BAB III
KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Berbagai Istilah dan Pengertiannya

Yang dimaksud dengan hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan
fisik, biologis, social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan
yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki dan
dihilangkan.
Pentingnya lingkungan yang sehat ini telah dibuktikan WHO dengan penyelidikan –
penyelidikan diseluruh dunia dimana didapatkan hasil bahwa angka kematian (mortality), angka
perbandingan orang sakit (morbidity) yang tinggi serta sering terjadinya epidemi, terdapat
ditempat – tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungannya buruk. Yaitu ditempat – temnpat
dimana terdapat banyak lalat, nyamuk, pembuangan kotoran dan sampah yang tak teratur, air
rumah tangga yang buru, perumahan yang terlalu sesak dan keadaan social ekonomi yang buruk.
Ternyata pula pada tempat – tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungan diperbaiki, maka
mortality, morbidity akan menurun dan wabah penyakit berkurang dengan sendirinya.
Menurut penyelidikan WHO, dinegara – negara yang sedang berkembang terdapat banyak
penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemi, masa hidup yang pendek, angka kematian bayi
dan anak – anak tinggi, hal ini disebabkan oleh :
 Pengotoran persediaan air untuk rumah tangga
 Infeksi karena kontak langsungataupun tak langsung dengan faeces manusia
 Infeksi yang disebabkan oleh arthropoda, rodent, mollusca dan vektor – vektor
penyakit lainnya.
 Pengotoran air susu dan makanan lainnya
 Perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit
 Penyakit – penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia

Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan meliputi :


 Pengadaan Air Bersih
 Sanitasi Makanan dan Minuman ( Food & Milk Sanitation )
 Penanggulangan Sampah ( Waste Disposal )
 Polusi Udara ( Air Pollution )
 Kesehatan Perumahan
 Pemberantasan Vektor

B. Pengadaan Air Bersih

Manusia tidak dapat hidup tanpa air, dan air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi,
mencuci, dan keperluan-keperluan lain. Yang diperlukan adalah air bersih. Air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan,
disebut juga air minum.

18
Persyaratan Air Bersih

1. Syarat Kuantitas
Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari, perkapita tidaklah sama untuk tiap
negara. Pada umumnya di negara maju lebih banyak daripada di negara berkembang, misalnya
Amerika Serikat diperlukan ± 200 m3/hari/kapita, sedangkan di Indonesia untuk wilayah kota
adalah ± 150 m3/hari/kapita dan untuk wilayah pedesaan adalah ± 100 m3/hari/kapita.

2. Syarat Kualitas
Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi syarat fisik, kimiawi,
mikrobiologis dan radioaktif sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tanggal 3 September 1990 beserta lampirannya. Sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan tersebut diatas, syarat-syarat Air Minum/Air Bersih adalah sebagai berikut :

a) Syarat Fisik :
 Jernih
 Tidak berbau
 Tidak berasa
 Tidak berwarna, kadar warna maksimal 15 skalaTCU (True Color Units)
 Jernih, kadar maksimal kekeruhan 5 skala NTU (Nephelometric Turbidity Units)
 Suhu sama dengan suhu udara, dengan penyimpangan maksimal 3º C, diatas atau
dibawahnya.
 Jumlah zat terlarut maksimal 1000 mg/L.

b) Syarat Kimiawi :
 Tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya / beracun.
 Tidak boleh mengandung zat – zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
 Tidak boleh mengandung zat dengan kadar yang melebihi batas tertentu sehingga
menimbulkan gangguan fisiologis, tekhnis dan ekonomis.

NAB (Nilai Ambang Batas) untuk bahan-bahan kimia anorganik adalah :


Air raksa tidak boleh lebih dari 0,001 mg/L
Besi tidak boleh lebih dari 0,3 mg/L
Tembaga tidak boleh lebih dari 1,0 mg/L
Timah hitam tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L
Nitrit tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L
Nitrat tidak boleh lebih dari 10 mg/L
Kesadahan CaCO3 tidak boleh lebih dari 500 mg/L
pH Berkisar antara 6,5 – 8,5

NAB untuk bahan-bahan kimia Organik :


Dieldrin tidak boleh lebih dari 0,0007 mg/L
Chlorodane tidak boleh lebih dari 0,0003 mg/L
DDT tidak boleh lebih dari 0,03 mg/L
KMnO4 tidak boleh lebih dari 10 mg/L
Detergen tidak boleh lebih dari 0,05 mg/L

19
c) Syarat Mikrobiologis :
Air untuk keperluan rumah tangga / air minum dikatakan memenuhi syarat
mikrobiologis bila air tersebut bebas dari segala bakteri patogen. Dan bila dari
pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 Bakteri Coli maka air tersebut
memenuhi syarat kesehatan.

d) Syarat Radioaktif :
Kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu Aktivitas sinar Alpha (0,1 Bq/L), Aktivitas
sinar Betha (1,0 Bq/L).

Sumber Air Bersih

Sebagai sumber air bersih / air minum dapat dipergunakan air tanah, air permukaan dan air
hujan.
1. Air Tanah :
 Air tanah dalam :
Umumnya sudah cukup bersih asalkan pengambilannya dilaksanakan dengan benar
(tidak menyebabkan terjadinya kontaminasi)

 Air tanah dangkal (sumur gali, sumur pompa dangkal) :


Umumnya belum merupakan air bersih, sehingga harus terlebih dahulu diproses
sebelum dikonsumsi, lebih-lebih apablia pengambilannya dilaksnakan melalui sumur
gali ataupun pompa tangan yang terbuka.

2. Air Permukaan :
Air yang terdapat pada permukaan tanah, misalnya air sungai, air danau, air rawa, air laut,
yang harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan karena umumnya telah mengalami
pencemaran baik fisik, kimiawi maupun mikrobiologis.

3. Air Hujan :
Air hujan sudah merupakan air bersih asalkan penampungannya dilaksanakan dengan cara
yang benar.

Pengadaan Air Bersih di Pedesaan

1. Air Tanah
Sumur merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia untuk
mendapatkan sumber air bersih. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan maka harus
dilindungi terhadap bahaya pencemaran. Sumur yang baik harus memenuhi syarat lokasi dan
syarat konstruksi

a) Sumur Gali
Sumur gali adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan pembawa
air) yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga dan dibuat dengan
cara menggali tanah dengan diameter 80 cm – 100 cm.

20
Syarat Lokasi :
 Penempatan sumur gali untuk umum harus mendapat izin dari pemilik lahan.
 Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air berkesinambungan.
 Lokasi sumur gali berjarak horisontal minimum 11 meter ke arah hulu dari aliran
tanah dari sumber pengotoran, seperti resapan dari tangki septik, kakus, empang,
lubang galian untuk sampah, dll.
 Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara komunal maksimum
berjarak 50 meter.
 Air yang ditampung dalam sumur adalah berasal dari akuifer.
 Sumur tidak boleh kemasukan air banjir.

Syarat Konstruksi :
Bagian atau komponen dari sumur gali adalah dinding sumur bagian atas dan bawah,
lantai sumur, saluran pembuangan, kerikil/pecahan bata atau marmer yang masing-
masing berfungsi sebagai berikut :
 Dinding sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai dan
mencegah pencemaran, tinggi 80 cm dan tebal 1 bata.
 Dinding sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka tanah dan
penahanan sumur agar tidak terkikis atau longsor dibuat minimal 300 cm dari
permukaan tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal ½ bata.
 Lantai sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke dalam
sumur sebagai tempat bekerja dengan permukaan tidak licin, kemiringan 1–5 % ke
arah saluran pembuangan.
 Saluran pembuangan untuk menyalurkan air buangan ke sarana pengolahan air
buangan dan mencegah tempat biakan bibit penyakit dan dibuat kedap air, licin,
kemiringan 2 % ke arah sarana pengolahan air bersih.
 Kerikil atau pecahan bata/marmer/keramik untuk menahan endapan lumpur agar
air tidak keruh sewaktu diambil.

Perlengkapan sumur :
Untuk mengambil air dari sumur gali dapat dipergunakan timba atau pompa.
 Pemakaian timba harus dilengkapi dengan kerekan.
 Timba tidak boleh diletakkan di atas lantai sumur, untuk menghindari pencemaran.
 Sumur harus ditutup pada saat tidak dipergunakan.
 Jika mengambil dengan pompa maka bibir sumur harus dilengkapi dengan tutup
sumur dan pada tutup sumur disediakan lubang ventilasi.

b) Sumur Pompa
Secara umum syarat lokasi penempatan sama dengan sumur gali, sedangkan syarat
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Saringan atau pipa-pipa yang berlobang berada dalam lapisan yang mengandung
air.
 Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-
kurangnya 3 meter.
 Lantai sumur yang kedap air ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah, lebarnya
kurang lebih 1,5 meter sekeliling pompa.

21
 Saluran pembuangan air limbah harus ditembok kedap air minimal 10 meter
panjangnya.
 Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.

Desinfeksi
Desinfeksi adalah tindakan untuk membunuh bibit penyakit yang ada di luar tubuh
manusia. Walaupun air sumur sudah dibuat menurut aturan kesehatan tapi kemungkinan
pencemaran pada saat pembuatan dan pemakaiannya tetap ada. Untuk itu sumur perlu
didensifeksi. Sebagai desinfektan yang sering digunakan adalah kaporit dengan dosis 1
gram/100 liter.

Pemberian Kaporit Pada Air Sumur Baru

a) Sumur Gali :
 Buat larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + setengah sendok makan kaporit.
 Desinfeksi dinding sumur, lantai sumur dan limbah dengan cara menyikatnya
dengan sikat yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan kaporit.
 Untuk setiap 1 meter kubik air sumur tambahkan 20 liter larutan kaporit.

b) Sumur Pompa :
 Buat larutan kaporit dengan dosis 20 liter air + 2 sendok makan kaporit
 Pompa dilepas dari pipa dan dituangkan 20 liter larutan kaporit tersebut, biarkan
selama 24 jam.
 Pasang kembali pompa pada pipa. Air dipompa dibuang sampai bau kaporit tidak
ada lagi / hilang.

Pemberian Kaporit Pada Waktu Ada Wabah Penyakit Perut Menular


Pada waktu ada wabah penyakit perut menular terutama kolera, semua persediaan air
rumah tangga perlu didesinfeksi.
Caranya :
 Potong seruas bambu dengan panjang 450 cm dan diameter 2 x 20 mm.
 Buat lubang pada ujung atas bambu tersebut dengan diameter 1,5 cm.
 Masukkan sedikit ijuk sampai pada dasar bambu untuk menutupi lubang-lubang agar
pasir tidak keluar, masukkan segelas pasir halus.
 Masukkan 2 gelas campuran pasir halus dan 100 gram kaporit.
 Masukkan lagi segelas pasir halus atau sampai tabung bambu penuh.
 Gantungkan batu bata pada ujung bawah bambu dan biarkan tenggelam 1 meter dibawah
permukaan air sumur.

Pengolahan Air

1. Pengolahan Air Secara Alami :


Air permukaan selalu mengandung lumpur, bila kita diamkan maka lumpur mengendap dan
air kelihatan kurang jernih. Di dalam, dengan adanya bakteri pembusuk yang menguraikan zat
menjadi asam-asam, maka asam ini akan dapat membunuh bakteri-bakteri patogen yang ada.
Pemusnahan bibit-bibit penyakit dapat pula dilakukan oleh plankton-plankton.

22
2. Pengolahan Air Secara Buatan ( Purifikasi )

Dalam purifikasi buatan maka air mengalami 3 proses secara bertahap, yaitu :
a. Proses Koagulasi (penggumpalan)
Air permukaan selalu mengandung lumpur yang diameternya bermacam-nacam,
makin kecil diameter Lumpur akan makin sulit untuk diendapkan. Maka perlu diberi
zat penggumpal misalnya aluminium sulfat dengan dosis 10 gram/100 liter atau tawas
dengan dosis 20 gram/100 liter. Dengan penambahan ini maka lumpur akan
menggumpal dan mudah diendapkan dalam waktu lebih kurang 5 menit. Pada
penambahan aluminium sulfat, air akan menjadi asam, maka untuk menetralkan diberi
tambahan air kapur (Calcium Carbonat)dengan dosis 10 gram / 100 liter.

b. Proses Filtrasi (penyaringan)


Setelah butiran lumpur digumpalkan menjadi butiran yang lebih besar, barulah
dilakukan proses filtrasi ( penyaringan ) dengan saringan pasir ( sand filter ). Alatnya
terdiri dari sebuah bejana besi yang berisi kerikil dengan butiran – butiran sebesar
+ 0,5 cm setebal 5 cm yang diatasnya diletakkan pasir dengan butiran sebesar
0,5 – 1 mm setebal 15 cm, yang sebelumnya telah dicuci terlebih dahulu.

c. Proses Desinfeksi ( Pensucihamaan )


Yaitu penambahan desinfektan untuk membunuh mikroba – mikroba patogen. Yang
sering dipakai adalah kaporit dengan dosis 1 gram / 100 liter air.

Pengadaan Air Bersih di Perkotaan

Pada umumnya air minum untuk kepentingan umum (ledeng) diperoleh dari air permukaan
yang telah terkontaminasi (misalnya air kali). Oleh karena itulah pengolahan air minum untuk
kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks. Pada suatu instalasi air minum, biasanya
tersedia beberapa fasilitas, yang terdiri atas :
1. Pipa yang mengalirkan air instalasi air minum (supplay lina)
2. Bak penampungan untuk pengendapan pertama (pre sedimentation tank).
3. Bak pemberi obat-obat kimia (chemical feeder).
4. Bak pencampur (mixing device).
5. Bak pencampur untuk pengendapan kedua (Dortmund tank atau accelerator).
6. Saringan pasir cepat (Rapid sand filter)
7. Bak pemberi chlor (chlorinator)
8. Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen (clear waste storage
kelder)

Proses pengolahan air untuk kepentingan umum terlihat sebagai berikut :

1. Air sungai dialirkan atau dipompa. Tempat pengambilan air disebut Intake. Air
diendapkan pada parit-parit lebar dan panjang.

2. Setelah diendapkan beberapa waktu, kemudian air dialirkan ke instalasi penyaringan


(melalui pengukuran debit air).

23
3. Air diendapkan di bak pertama

4. Kemudian air dialirkan melalui tempat pembubuhan obat kimia berupa zat koagulan,
biasanya merupakan aluminium sulfat (tawas) Al2 (SO4)3 dan larutan kapur Ca CO3
yang tujuannya untuk membentuk endapan.Agar zat koagulan ini dapat bercampur
dengan sempurna maka ada dua cara yang dapat ditempuh :
 menerjunkan air.
 mengalirkan air melalui parit yang berbelok-belok yang disebut mixing device.

5. Bila air telah bercampur dengan baik, maka timbul kepingan yang lebih besar,
selanjutnya untuk memberikan kesempatan pengendapan, air dialirkan ke dalam bak
kedua yang disebut dortmund tank atau accelerator. Dalam bak ini terjadi pemisahan
antara kotoran dengan air yang sudah bersih.

6. Air yang sudah bersih ini dialirkan melalui saringan pasir yang disebut dengan rapid
sand filter. Meskipun air ini sudah tampak bersih tetapi masih terdapat kemungkinan
mengandung bakteri.

7. Untuk membunuh bakteri tersebut, air kemudian dialirkan ke sebuah calibrator, disini
dibubuhi zat chlor dengan syarat sisa chlor ialah 0,1 – 0,2 ppm.

8. Air yang sudah bersih ini, selanjutnya ditampung dalam bak penampungan air bersih
untuk kemudian siap didistribusikan kepada para konsumen.

C. Sanitasi Makanan dan Minuman ( Food & Milk Sanitation )

Untuk melihara kesehatan masyarakat perlu dilakukan pengawasan terhadap pembuatan


dan penyediaan bahan – bahan makanan dan minuman agar tidak membahayakan kesehatan
masyarakat. Hal – hal yang dapat membahayakan itu adalah :
 Zat – zat kimia yang bersifat racun, misalnya karena kelalaian salah menempatkan
racun tikus; zat kimia sebagai akibat pertumbuhan bakteri dalam makanan seperti
staphylococcus dan chlostridium botulinum.
 Bakteri patogen dan bibit penyakit lainnya, misalnyabkteri yang dipindahkan oleh lalat
dari faeces yang terbuka, makanan / minuman yang berasal dari hewan sakit.
 Parasit – parasit yang berasal dari hewan, terutama cacing misalnya taenia saginata
dari sapi, taenia solium dari babi.
 Tumbuh – tumbuhan yang beracun, misalnya beberapa jenis jamur seperti amanita
phalloides, amanita muscaria ; beberapa jenis kentang mengandung racun yang
disebut solanin dan beberapa jenis ketela mengandung asam sianida.

Untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan karena sanitasi makanan / minuman
yang buruk maka dilakukan usaha :
1. Pengawasan terhadap hewan – hewan potong.
Hanya hewan yang sehat saja yang boleh dipotong dan dagingnya boleh
diperdagangkan kepada masyarakat.

24
2. Susu Sapi dan Hasil – Hasilnya
Untuk mencegah penyebaran TBC melalui susu sapi, maka pemerintah mengharuskan
setiap perusahaan susu untuk mempasteurisir susunya terlebih dahulu sebelum dijual
ke pasaran. Caranya : susu sapi dipanaskan pada suhu 63o C selama 30 menit atau suhu
72o C selama 15 menit.

3. Pengawasan terhadap pembuatan bahan makanan dan minuman pada perusahaan


pembuatan makanan dan minuman. Maksudnya ialah agar hasil produksi perusahaan
itu tidak membahayakan kesehatan konsumen. Yang diawasi adalah :
 Bahan baku yang digunakan untuk produksi
 Peralatan produksi
 Cara / proses produksi
 Kesehatan dan kebersihan para karyawannya
 Cara penyimpanan dan pengiriman bahan makanan dan minuman yang sudah jadi
 Hygiene dan sanitasi perusahaan ( produsen ).

4. Pengawasan kebersihan pasar dan tempat pemotongan hewan


5. Pengawasan terhadap restoran dan hotel

Makanan Sehat
Makanan sehat ditunjukkan dengan susunan makanan dalam piramid makanan. Lokasi
puncak ditempati oleh makanan yang mengandung lemak, minyak dan rasa manis. Sedang
dibawahnya ditempati makanan sejenis susu, keju, yogurt, daging, telur dan kacang-kacangan.
Dibawahnya lagi ditempati oleh buah dan sayur. Lokasi terbawah ditempati oleh nasi, roti, sereal.
Agar makanan sehat, maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang
terkontaminasi akan menyebabkan penyakit (foodborne disease).

Pengawetan dan Penanganan Makanan Agar Tetap Sehat


Agar makanan tetap aman dan sehat diperlukan beberapa cara yang meliputi penyimpanan,
pencegahan kontaminasi dan pembasmian organisme dan toksin. Beberapa hal yang
mempengaruhi pertumbuhan organisme :
1. Keadaan Basa dan Pengasaman :
Dalam keadaan netral organisme akan tumbuh dengan baik, dalam keadaan keasaman
dan basa yang tinggi akan mengganggu pertumbuhan organisme. Sebagian organisme
kontaminan dalam tubuh perlu oksigen untuk tumbuh.

2. Kelembaban :
Semua organisme akan mudah tumbuh dalam keadaan kelembaban yang cocok.
Pertumbuhan organisme akan ditentukan oleh kadar garam, gula dan bahan lain.

3. Suhu :
Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimal dan suhu maksimum dalam
melakukan proses kehidupan. Sebagian kuman patogen hidup dengan baik pada suhu
tubuh manusia, pada suhu 71º C hampir semua organisme akan mati, sedangkan pada
suhu kurang dari 5º C akan mengganggu pertumbuhan kuman.

25
Metode Pengawetan Agar Makanan Tahan Lama :
1. Dimasak
Makanan yang dimasak akan membunuh organisme tetapi tidak dijamin menjadi awet.
Malahan pada pemasakan secara tidak sempurna pada daging, telur, susu akan
menyebabkan makanan tersebut peka dan memudahkan organisme untuk berkembang.

2. Pengalengan
Sebelum dilakukan pengalengan, makanan terlebih dahulu harus mengalami
pemasakan yang cukup untuk membunuh organisme dan seterusnya dilakukan
sterilisasi serta penutupan kaleng. Bahaya pengalengan yang tidak sempurna akan
mengganggu kuman anaerob yang menghasilkan toksin botulinum.

3. Pengeringan dan dehidrasi :


Cara sederhana dan murah untuk pengawetan makanan adalah dengan cara
pengeringan. Tehnik pengeringan dapat secara alami dijemur dibawah sinar matahari
dan dengan cara pemanasan memakai alat pengering. Cara modern yang dipakai untuk
mengeringkan makanan adalah “spray drying, freeze drying, vacum drying dan hot-air
drying”.

4. Cara Pengawetan :
Pengawetan merupakan cara untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme. Untuk mengawetkan daging/ikan dan sayuran dipakai bahan kimia,
antara lain : garam, gula, sodium nitrat dan nitrit. Kadang-kadang ditambah dengan
asam salisilat dan sodium benzoat. Untuk mengawetkan roti biasanya dipakai asam
propionat dan asam sorbik.

5. Suhu Kulkas (refrigeration)


Penyimpanan dalam keadaan beku akan menyebabkan bakteri tidak mampu
berkembang biak. Penyimpanan dalam keadaan beku tidak menjamin makanan bebas
kuman.

6. Pasteurisasi
Cara pasteurisasi merupakan cara yang baik untuk mengawetkan makanan dalam
jangka pendek. Makanan yang mengalami pasteurisasi dan dimasukkan ke dalam
kulkas akan relatif lebih awet. Pasteurisasi susu dilakukan dengan pemanasan 63 º C
selama 30 menit atau pada suhu 72 º C selama 15 detik akan membunuh organisme
patogen.
7. Irradiasi :
Cara irradiasi dilakukan pada makanan dengan jumlah banyak dan diperkirakan
mengandung mikroorganisme. Pada dosis yang ditentukan irradiasi tidak dapat
mensterilkan daging sehingga daging masih perlu disimpan di dalam kulkas.

D. Penanggulangan Sampah (Waste Disposal Sanitation)

Yang dimaksud dengan waste (sampah) adalah zat – zat / benda – benda yang sudah tidak
terpakai lagi baik yang berasal dari rumah – rumah maupun dari sisa – sisa proses industri dan
telah dibuang.

26
Sampah ini dibagi atas :
1. Faeces dan Urine ( Human Excreta )
2. Air limbah ( Sewage )
3. Sampah ( Refuse )
4. Bahan buangan dari sisa – sisa proses industri ( Industrial Waste )

1. Faeces dan Urine ( Human Excreta )

Pembuangan kotoran ( faeces dan urine ) yang tidak memenuhi aturan memudahkan
terjadinya penyebaran water borne diseases. Syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan
kesehatan menurut Ehler dan Steel adalah :
 Tidak boleh mengotori tanah permukaan.
 Tidak boleh mengotori air permukaan.
 Tidak boleh mengotori air dalam tanah.
 Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai tempat lalat bertelur atau tempat
berkembangbiaknya vector penyakit lainnya.
 Kakus harus terlindung dari penglihatan orang lain.
 Pembuatannya mudah dan murah

a) Perombakan Excreta ( Faeces )


Di alam excreta yang jatuh ke tanah dirombak dengan bantuan bakteri saprofit. Hasil
perombakannya sebagian berbentuk gas seperti CO2, NH3, CH4 dan sebagainya yang
menguap ke udara. Sisanya berbentuk zat organik sederhana dan airnya akan merembes ke
dalam tanah. Karena perombakan ini, sisa yang tertinggal menyusut dan pit tidak cepat
penuh.
Dalam perombakan ini dihasilkan juga asam – asam dan zat organic lain yang akan
menghambat pertumbuhan bakteri patogen, sehingga bakteri patogen tidak tahan lama
hidup di dalam pit lebih dari dua bulan. Telur cacing tambang tahan sampai lima bulan. Zat
organic dan mineral yang merupakan sebagai hasil akhir merupakan pupuk yang baik bagi
tumbuh – tumbuhan.

b) Kakus ( Latrine / Water Closet )


Bangunan kakus (latrine /water closet) yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari :
 Rumah kakus
 Lantai kakus
 Slab ( tempat berpijak )
 Closet ( tempat faeces masuk )
 Pit ( cubluk = sumur penampung faeces )

c) Macam – Macam Kakus

 Cubluk ( Pit Privy )


Kakus ini dibuat dengan jalan membuat lubang di tanah, berdiameter 80 cm – 120
cm dengan kedalaman 2,5 m – 8 m. Dinding diperkuat dengan batu bata, lama
pemakaian antara 5 – 15 tahun. Bila telah mencapai 50 cm dari permukaan tanah
maka cubluk harus ditimbun dengan tanah dan dibuat lagi galian baru. Cubluk yang
lama setelah satu tahun dapat digali lagi dan tanah galiannya baik untuk pupuk.

27
Hal yang harus diperhatikan antara lain jangan diberi desinfektan karena akan
mengganggu proses pembusukan, sehingga cubluk akan cepat penuh, untuk
mencegah bertelurnya nyamuk tiap minggu diberi minyak tanah dan diberi kapur
barus agar tidak terlalu berbau.

 Cubluk Berair ( Aqua Privy )


Terdiri atas bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah, sebagai tempat
pembuangan excreta. Agar kakus berfungsi dengan baik, maka perlu pemasukan air
setiap hari, baik sedang dipergunakan ataupun tidak. Macam kakus ini hanya baik
untuk tempat yang banyak air.

 Leher Angsa / Angsa Trine ( Water Sealed Latrine )


Kakus ini klosetnya berbentuk leher angsa sehingga akan sehingga akan selalu terisi
air. Bila dipakai, faecesnya tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk
kebagian yang menurun untuk masuk ke tempat penampungannya (pit). Keuntungan
kakus macam ini adalah baik untuk masyarakat kota karena memenuhi syarat
estetika, dapat ditempatkan di dalam rumah dan aman untuk anak – anak.

 Bored Hole Latrine


Bentuknya sama dengan cubluk, hanya ukurannya lebih kecil karena untuk
pemakaian yang tidak lama, misalnya untuk perkampungan sementara.

 Bucket Latrine ( Pail Closet )


Faeces ditampung dalam ember kemudian dibuang ke tempat lain.

 Trench Latrine
Dibuat lubang di tanah dengan kedalaman 20 cm – 50 cm untuk tempat faeces,
kemudian ditimbun kembali.

 Overhung Latrine ( Jamban Empang )


Kakus ini berbentuk rumah –rumahan yang dibuat diatas kolam, sungai atau rawa.
Kerugiannya kakus ini dapat mengotori air permukaan sehingga bibit penyakit yang
terdapat di dalamnya dapat tersebar. Dibeberapa daerah bentuk ini umum
digunakan, dan kolamnya dipakai sebagai tempat memelihara ikan.

 Chemical Toilet ( Chemical Closet )


Faeces ditampung dalam suatu bejana yang berisi caustic soda, sehingga
dikancurkan sekalian didesinfeksi. Biasanya digunakan dalam kendaraan umum
seperti pesawat terbang dan kereta api.

2. Pembuangan Air Limbah ( Sewage Disposal )

Yang dimaksud dengan air limbah adalah excreta manusia, air kotor dari dapur, kamar
mandi, jamban ( WC ) dan air limbah dari pabrik serta air hujan.
Air Limbah dibedakan atas :
 Domestic Sewage, yaitu air limbah yang berasal dari perumahan.
 Industrial Sewage, yaitu air limbah yang berasal dari sisa – sisa proses industri.

28
Maksud Pengaturan / Pengawasan Pembuangan Air Limbah
 Mencegah pengotoran sumber air untuk keperluan rumah tangga.
 Menjaga bahan pangan seperti sayuran yang dicuci dengan air sungai.
 Melindungi sumber air untuk hewan ternak.
 Menghindari pencemaran air permukaan, mencegah bau busuk dan pemdangan yang
tidak sedap.

Cara Pembuangan Air Limbah


a) Dengan Pengenceran ( Disposal by Dilution )
Yaitu dengan cara membuang air limbah ke sungai, danau atau laut, sehingga terjadi
pengenceran air limbah tersebut. Namun tempat pembuangan itu harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
 Sungai atau danau itu airnya tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.
 Air yang tesedia harus cukup banyak sehingga pengencerannya paling sedikit
30 – 40 kali.
 Airnya harus mengalir.

b) Cesspool
Yaitu dengan membuat sumur pada tanah berpasir ( porous ), sehingga air limbah yang
ditampung pada sumur tersebut dapat meresap ke dalam tanah.

c) Seepage Pit ( Sumur Resapan )


Merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan
dalam sisrtim lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank.

d) Septik Tank
Septik tank ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
 Ruang pembusukan, yaitu tempat menampung air limbah selama 1-3 hari. Disini
limbah akan mengalami perombakan oleh bakteri pembusuk. Gas dan cairan yang
dihasilkan dari proses ini akan disalurkan melalui sebuah pipa ke dalam dosing
chamber, sedangkan lumpurnya akan masuk ke ruang lumpur.
 Ruang Lumpur, merupakan tempat penampungan Lumpur yang terjadi dari proses
pembusukan. Bila sudah penih, lumpurnya dapat disedot keluar.
 Dosing chamber, merupakan tempat penampungan gas dan cairan hasil
pembusukan.
 Bidang resapan, akan menyerap cairan yang keluar dari dosing chamberdan
menyaringnya dari bakteri – bakteri patogen. Dibuat pada tanah yang porous
sehingga cairan dapat meresap dengan cepat ke dalam tanah.

e) Sistem Riool
Merupakan cara pembuangan air limbah di kota – kota. Semua air limbah baik dari
perumahan maupun perusahaan dialirkan ke system riool.

29
3. Pembuangan Sampah ( Refuse Disposal )

Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibedakan atas sampag
organic dan sampah anorganik. Berdasarkan mudah / sukarnya terbakar, sampah dibagi atas
sampah yang mudah dibakar dan sampah yang sukar di bakar. Sedangkan berdasarkan mudah /
sukarnya membusuk, sampah dibedakan atas sampah yang mudah membusuk dan sampah yang
sukar membusuk.

a) Penggolongan Sampah Menurut Karakteristiknya

 Garbage
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa potongan hewan atau sayur –
sayuran yang berasal dari proses pengolahan, persiapan, pembuatan dan
penyediaan makanan yang sebagian besar mudah membusuk, lembab dan
mengandung sejumlah air.

 Rubbish
Merupakan sampah yang mudah atau sukar terbakar, berasal dari rumah tangga,
pusat perdagangan dan kantor, yang tidak termasuk garbage. Sampah yang mudah
terbakar umumnya terdiri dari zat organic, kertas, sobekan kain, kayu, plastrik dll.
Sedangkan sampah sukar terbakar sebagian besar berupa zat anorganik seperti
logam, mineral, kaleng dan gelas.

 Ashes ( abu )
Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar.

 Street Sweeping ( sampah jalanan )


Berasal dari pembersihan jalanan dan trotoar.

 Dead Animal ( bangkai binatang )


Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.

 Household Refuse ( sampah pemukiman )


Yaitu sampah campuran yang berasal dari rubbish, garbage, ashes dari
pemukiman.

 Sampah industri

 Demolition Wastes
Yaitu sampah hasil penghancuran gedung / bangunan.

b) Pengolahan Sampah Padat

 Pengumpulan dan Pengangkutan


Pengumpulan sampah dimulai dari tempat sumber dimana sampah tersebut
dihasilkan. Dari sumber lokasinya, sampah tersebut diangkut dengan alat angkut

30
sampah. Sebelum sampai ke tempat pembuangan, kadang – kadang perlu adanya
suatu tempat penampungan sementara.

 Pengolahan
Teknik pengolahan digunakan dalam system pengolahan sampah sampah untuk
meningkatkan efisiensi operasional, antara lain reduksi volume secara mekanik
(pemadatan), reduksi volume secara kimiawi (pembakaran), reduksi ukuran secara
mekanik (cincang) dan pemisahan komponen secara manual dan mekanik.

c) Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
 Land Fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan ini hanya cocok untuk
sampah jenis rubbish. Sedangkan sampah jenis garbage dapat menimbulkan bau
yang tidak sedap serta tempat bersarangnya serangga / tikus.

 Sanitary Land Fill


Sampah dibuang pada tanah yang rendah kemudian ditutup lagi dengan tanah.

 Individual Incineration
Pembuangan sampah dengan cara dibakar. Namun ini dapat menimbulkan polusi
udara.

 Incineration Dengan Incinetaror Khusus


Yaitu pembakaran dengan alat pembakar sampah khusus (incinerator). Namun
cara ini memerlukan biaya yang mahal.

 Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish dihaluskan dengan alat khusus,
kemudian dibuang ke laut.

 Composting
Sampah – sampah dari logam, gelas dan lainnya dipisahkan. Kemudian sampah
dihaluskan untuk selanjutnya dibuat menjadi kompos.

 Hogfeeding
Sampah jenis garbage seperti sisa sayuran dapat dibuat menjadi makanan ternak.

 Recycling
Bagian – bagian sampah yang masih dapat dipakai di daur ulang, sehingga bisa
bermanfaat kembali.

d) Hubungan Sampah Padat Dan Kesehatan Lingkungan


Pengolahan sampah mempunyai pengaruh yang posistif dan negatif terhadap
lingkungan. Pengaruh negatif dari pengolahan sampah ini tampak dalam 3 aspek yaitu :

31
 Aspek kesehatan : sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi
vektor penyakit.
 Aspek lingkungan : estetika lingkungan, penurunan kualitas udara,
pembuangan sampah ke saluran air akan
menyebabkan pencemaran air.
 Aspek sosial masyarakat : pengolahan sampah yang kurang baik
mencerminkan status keadaan sosial
masyarakat.

E. Kesehatan Perumahan
Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya, oleh karena itu diperlukan syarat
perumahan sebagai berikut :

1. Memenuhi Kebutuhan Fisiologis


 Suhu ruangan harus dijaga berkisar antara 20o – 28o C, ini sangat tergantung pada
suhu udara luar, pergerakan udara, kelembaban dan suhu benda – benda
disekitarnya.
 Harus cukup mendapat penerangan baik siang hari maupun malam .
 Harus mempunyai ventilasi yang memadai untuk pertukaran hawa sehingga udara
dalam ruangan tetap segar.
 Dinding ruangan dibuat sedemikian rupa sehingga kedap suara, dari luar maupun
dari dalam.
 Ada halaman yang cukup untuk bermain anak – anak.

2. Memenuhi Kebutuhan Psikologis


 Keadaan dan pengaturan rumah harus memenuhi tata keindahan.
 Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi anggota keluarga.
 Sedapat mungkin anggota keluarga yang meningkat dewasa mempunyai kamar
sendiri.
 Harus ada ruangan untuk berkumpul bersama dan untuk menerima tamu.

3. Perlindungan Terhadap Penularan Penyakit


Untuk mencegah penularan penyakit diperlukan sarana air bersih, fasilitas pembuangan
air kotor, tersedianya tempat pembuangan kotoran dan sampah, fasilitas penyimpanan
makanan, menghindari adanya intervensi dari serangga dan hamaatau hewan lain yang
dapat menularkan penyakit. Agar dalam keadaan tidur tetap sehat, diperlukan luas
kamar tidur sekitar 5 meter persegi perkapita.

4. Perlindungan / Pencegahan Terhadap Bahaya Kecelakaan Dalam Rumah


Agar terhindar dari kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuat dan memenuhi
syarat bangunan, desain pencegahan terjadinya kebakaran dan tersedianya alat
pemadam kebakaran. Pencegahan kecelakaan jatuh dan kecelakaan mekanis lainnya.

32
F. Polusi Udara

1. Sumber polusi udara


 Asap – asap dari pabrik, kendaraan bermotor, rumah tangga dan sebagainya.
 Debu tanah
 Virus dan bakteri dari pernafasan penderita
 Tepung sari dan spora tumbuhan

Bentuk / sifat fisik dari benda – benda yang mengotori udaradapat berupa debu, gas, atau
uap. Polutan kimia berbahaya yang mengotori udara adalah SO2, H2S, HF, HCl, CO, CO2,
NO, NO2, NH3 , O3 dan zat – zat hidrokarbon.

2. Pengaruh Polusi Udara Terhadap Kesehatan Masyarakat


 Akibat yang segera :
Polusi udara dapat menyebabkan sakit mendadak, bahkan menyebabkan kematian.
Misalnya kebocoran pada pabrik ammonia dapat menyebabkan warga disekitar pabrik
menderita sesak napas, bahkan dapat berakibat kematian.

 Akibat yang tidak segera


Udara kotor yang terhirup dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga
tubuh mudah diserang penyakit seperti TBC, bronchitis bahkan kanker paru – paru.

 Pengaruh lain
Disamping berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia, juga berakibat buruk pada
binatang dan tumbuh – tumbuhan. Senyawa fluorida yang menempel pada rumput, bila
termakan ternak akan mengakibatkan ternak menjadi kurus, produksi susunya
berkurang dan sebagainya. Tumbuhan seperti bunga – bungaan dan tomat mudah rusak
karena udara kotor. Asam – asam seperti HSO4, HCl, HNO3 yang turun bersama air
hujan akan merusak alat rumah tangga dari logam, membuat jembatan besi mudah
berkarat sehingga cepat rusak.

3. Usaha – Usaha Pencegahan Polusi Udara


Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya polusi udara, maka dilakukan usaha –
usaha sebagai berikut :

 Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap


pabriknya sebelum dibuang keudara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan adalah :

Untuk udara yang mengandung gas atau uap :


- Dengan cara mencuci, maksudnya udara dialirkan kedalam air atau cairan yang
mudah bereaksi dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tesebut
sehingga terikat.
- Dengan jalan membakar, maksudnya udara yang kotor dilewatkan pada alat
pembakar agar terbakar sempurna.

33
Untuk udara yang mengandung debu atau alkohol :
- Udara kotor yang akan dibuang dilairkan dalam suatu kamar khusus yang disebut
kamar pengendap agar debu – debunya mengendap.
- Udara kotor dilewatkan pada alat khusus perangkap kelembanan sehingga partikel
yang ada didalamnya tidak ikut bersama aliran udara.
- Udara kotor dilewatkan pada ruangan khsusus secara melingkar – lingkar
(cyclone) sehingga partikel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding.
- Dengan presipitasi dinamis, alat yang bentuknya seperti baling – baling yang
menyebabkan partikel partikel yang terdapat pada udara kotor terhempas dan
terkumpul disekitar baling – baling.
- Partikel – partikel yang terdapat dalam udara kotor disaring dengan suatu filter
khusus.
- Partikel dalam udara kotor diendapkan secara elektrik karena adanya perbedaan
tegangan listrik diantara dua kutub listrik.

 Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikit mencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Bagi kendaraan bermotor
yang sisa pembakarannya lebih banyak, sebaiknya menggunakan jalan – jalan
dipinggir kota

 Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh – tumbuhan dapat menghasilkan oksigen


pada siang hari disamping menyerap karbondioksida dari udara. Oleh alam, hujan
yang turun menyebabkan kotoran diudara berkurang dan angin akan menyebabkan
kotoran diudara tersebar luas sehingga tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu.

34
BAB IV
USAHA KESEHATAN SEKOLAH, GIGI, MATA DAN JIWA

A. Usaha Kesehatan Sekolah

1. Pengertian

Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
masyarakt sekolah yaitu anak didik, guru dan karyawan sekolah lainnya. Yang dimaksud dengan
sekolah adalah mulai Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan Atas. Prioritas UKS diberikan
kepada SD mengingat SD merupakan dasar dari Sekolah Lanjutan.

Dasar pemikiran UKS perlu dijalankan :


 Golongan masyarakat usia sekolah (6-18 tahun) merupakan bagian yang besar dari
penduduk Indonesia dan diperkirakan separuhnya adalah anak sekolah.
 Masyarakat sekolah merupakan masyarakat yang paling peka terhadap pengaruh
modernisasi.
 Anak-anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, sehingga mudah dibina dan
dibimbing.
 Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif karena
masyarakat sekolah prosentasinya tinggi, terorganisir, peka terhadap pendidikan dan
dapat menyebarkan modernisasi.
 Masyarakat sehat yang akan datang merupakan wujud dari kebiasaan sehat dan
keadaan kesehatan yang dimiliki anak-anak masa kini.
 Pembinaan kesehatan anak-anak sekolah (jasmani, rohani dan sosial) merupakan suatu
investasi bidang “man-power” negara kita.

2. Tujuan UKS

Tujuan Umum : adalah mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit
serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga
didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rohani dan sosialnya.

Tujuan Khusus : adalah mencapai keadaan kesehatan anak-anak sekolah dan


lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh dan
berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.

3. Kegiatan – Kegiatan UKS

. Lingkungan Kehidupan Sekolah Yang Sehat ( Health School Living )


 Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat.
 Kebersihan ruangan dan halaman sekolah.
 Adanya sarana kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan.
 Hubungan yang baik antar murid, guru dan masyarakat / orang tua murid.

35
Pendidikan Kesehatan ( Health Education )
 Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan.
 Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
 Pendidikan tentang makanan yang sehat dan cara hidup yang teratur.
 Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
 Pendidikan tentang sikap, perilaku, dan kebiasaan hidup yang sehat.

Usaha Pemeliharaan Kesehatan di Sekolah ( Health Service in School )


 Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkungan secara berkala.
 Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (imunisasi).
 Usaha kesehatan gigi sekolah ( UKGS )
 Mengirimkan anak-anak yang perlu perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
 PPPK dan pengobatan sederhana.

B. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Penyakit mulut dan gigi khususnya penyakit caries dentis merupakan penyakit yang
tersebar luas pada sebagian besar penduduk dunia, terutama anak-anak dibawah usia 18 tahun,
sehingga merupakan masalah kesehatan masyarakat. Salah satu usaha pencegahannya adalah
pemeliharaan gigi anak-anak sekolah secara teratur dan sistematis.
Di Indonesia Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dimulai tahun 1952 yang
dilaksanakan oleh perawat gigi sekolah dibawah pengawasan dokter. Penyakit dan kelainan yang
menjadi perhatian ialah kebersihan mulut dan gigi, caries dentis, penyakit periodental, bibir
sumbing dan celah langit maupun tumor dalam mulut.

Kegiatan UKGS meliputi :


 Pendidikan kesehatan dan kebersihan mulut dan gigi.
 Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap yang dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
 Tambalan, yang umumnya dengan amalgam pada gigi sulung dan gigi tetap yang tidak
memerlukan pengobatan urat saraf.

C. Usaha Kesehatan Mata

Penyakit mata masih banyak ditemukan di Indonesia. Penyakit mata ada yang menular dan
ada yang tidak menular, dan akan menyebabkan kebutaan jika tidak segera diobati. Usaha –
usaha yang dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit mata adalah :
 Mencegah timbulnya penyakit mata
 Pengobatan dan perawatan penderita penyakit mata untuk penyembuhan dan
meniadakan sumber penularan bila penyakitnya menular.
 Rehabilitasi penglihatan (visus) dan rehabilitasi estetika (keindahan)

36
1. Penyakit mata yang terdapat dikalangan masyarakat Indonesia :
a) Penyakit mata yang menular :
 Gonoblenorrhoe
Adalah penyakit mata yang terjadi pada bayi yang baru lahir karena ibunya
mengerita gonorrhoe.
Gejalanya adalaha mata bayi bengkak, bernanah dan tidak dapat mebuka. Dalam
waktu tiga minggu bola mata akan pecah dan menyebabkan buta selama –
lamanya. Bila pengobatana diberikan dalam satu minggu pertama, masih ada
kemungkinan untuk tertolong.
Gonoblenorrhoe dapat juga terjadi pada orang dewasa yang menderita gonorrhoe
secara auto infeksi melalui tangan atau handuk.

 Trachoma
Adalah penyakit mata yang disebabkan oleh virus, dengan gejala mata terasa
sangat gatal seperti ada pasir pada matanya dan mata sering berair. Bulu mata
dapat membalik ke dalam sehingga akan menggores bola mata yang berakibat
luka, bernanah dan kebutaan bila tidak segera diobati.
Penularan dapat terjadi melalui kontak tak langsung seperti melalui saputangan,
handuk atau oleh lalat.

b) Penyakit mata yang tidak menular :


 Xerophthalmia
Adalah kelainan pada mata berupa terjadinya kekeringan pada selaput lendir /
bagian putih mata (konjungtiva) dan selaput bening / bagian hitam mata (kornea)
akibat kekurangan vitamin A.

Tahapan terjadinya xerophthalmia :


- Hemerolophia = buta senja = rabun senja = rabun ayam
Penglihatan penderita menurun pada senja hari bahkan tidak dapat melihat
dilingkungan yang kurang cahaya. Jika dilakukan pemeriksaan pada mata,
tidak akan dijumpai kelainan atau perubahan pada mata (mata terlihat normal)

- Xerosis konjungtiva
Selaput lendir tampak kering, berkeriput dan berpigmentasi dengan
permukaan terlihat kasar dan kusam. Dengan pemberian kapsul vitamin A
yang benar, tahapan ini akan membaik dalam waktu 2 – 3 hari dan kelainan
mata akan menghilang dalam waktu 2 minggu.

- Xerosis konjungtiva dan bercak bitot


Adalah gejala xerosis konjungtiva ditambah bercak putih seperti busa sabun
atau keju (bercak bitot) terutama didaerah celah mata sisi luar. Dalam
keadaan berat tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva,
konjungtiva tampak menebal, berlipat – lipat dan berkerut – kerut. Dengan
pemberian kapsul vitamin A dan pengobatan yang benar, tahapan ini akan
membaik dalam waktu 2 – 3 hari dan kelainan mata akan menghilang dalam
waktu 2 minggu.

37
- Xerosis kornea
Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai pada kornea. Kornea tampak
suram, kering dan permukaannya kasar. Dengan pemberian kapsul vitamin A
dan pengobatan yang benar, tahapan ini akan membaik dalam waktu 2 – 5 hari
dan kelainan mata akan menghilang dalam waktu 2 - 3 minggu.

- Keratomalasia dan ulserasi kornea


Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus (perlukaan) kornea.
Pada tahap ini dapat terjadi perforasi (pecah) kornea. Bila ditemukan pada
tahap ini akan terjadi kebutaan yang tidak dapat disembuhkan.

- Xerophthalmia
Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengempis. Bila
ditemukan pada tahap ini akan terjadi kebutaan yang tidak dapat
disembuhkan.

Yang beresiko menderita xerophthalmia :


- Bayi dengan berat lahir rendah ( < 2,5 kg )
- Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai umur 2
tahun
- Anak yang tidak mendapat makanan pengganti ASI yang baik, cukup mutu
dan jumlahnya.
- Anak yang kurang gizi atau dibawah garis merah dapa KMS.
- Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, TBC, pneumonia) dan
cacingan
- Anak dari keluarga miskin
- Anak – anak yang tinggal di daerah pengungisan
- Anak yang tinggal di daerah dengan sumber vitamin A yang kurang dan
adanya pantangan terhadap makanan sumber vitamin A.
- Anak yang tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan immuniasi di
puskesmas atau posyandu.
- Anak yang kurang / jarang makan makanan sumber vitamin A

Usaha untuk mencegah dan mengobati xerophthalmia


- Mencari anak yang jarang atau tidak pernah datang ke posyandu atau
puskesmas dengan melakukan kunjungan rumag (sweeping atau door to door)
untuk diberi kapsul vitamin A.
- Setiap bayi usia 6 – 11 bulan harus mendapat satu kapsul vitamin A warna
biru.
- Setiap balita usia 1 – 5 tahun mendapat kapsul vitamin A warna merah 2 x
setahun dan ibu nifas mendapat satu kapsul vitamin a warna merah.
- Adanya perhatian khusus terhadap balita kurang gizi, balita yang tidak pernah
datang ke posyandu / puskesmas dan anak dari keluarga miskin.
- Penyuluhan tentang manfaat kapsul vitamin a dan bahan – bahan makanan
sumber vitamin A

38
 Glaucoma
Penyakit dimana tekanan dalam bola mata menjadi tinggi. Biasanya terdapat pada
orang yang berusia 40 tahun keatas. Dapat menyebabkan kebutaan bial tidak
segera diobati.

 Katarak
Penyakitdimana lensa mata menjadi keruh dan tidak tembus cahaya sehingga visus
berkurang atau buta sama sekali. Terdapat pada orang berusia lanjut.

2. Usaha rehabilitasi penglihatan (visus)


Rehabilitasi visus dilaksanakan dengan :
 Menyediakan kaca mata bagi penderita / yang memerlukan
 Transplantasi kornea pada penderita yang korneanya keruh
 Operasi pada penderita katarak.

3. Rehabilitasi estetika
Usaha rehabilitasi estetika dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, seperti :
 penggunaan mata palsu
 operasi mata juling

D. Usaha Kesehatan Jiwa

Segi kehidupan jiwa merupakan salah satu segi yang menentukan kriteria sehat. Seseorang
dikatakan sehat jiwanya bila dapat menyesuaikan diri terhadap hal – hal yang biasa,
memperlihatkan emosi yang stabil, serta mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri untuk
melakukan suatu perbuatan atau memperlihatkan prestasi sesuai dengan taraf dan tingkat
perkembangannya.

Usaha – usaha pemerintah dalam bidang usaha kesehatan jiwa :


 Memelihara kesehatan jiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan anak – anak.
 Mengusahakan keseimbangan jiwa dengan menyesuaikan penempatan tenaga selaras
dengan bakat dan kemampuannya.
 Perbaikan tempat dan suasana kerja dalam perusahaan dan sebagainya sesuai dengan
kesehatan jiwa.
 Mempertinggi taraf kesehatan jiwa seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat.

39
BAB V
ILMU GIZI DAN USAHA PERBAIKAN GIZI KELUARGA

A. Makanan dan Manfaatnya

Setiap orang membutuhkan makanan yang cukup dan sehat, karena cara makan yang salah
(salah gizi = malnutrition) dapat mengakibatkan timbulnya penyakit ataupun kelainan. Untuk
itulah maka kita perlu mengenal ilmu gizi.
Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan kepada tubuh setepat-
tepatnya, sehingga tubuh dalam keadaan yang optimal.

1. Guna Makanan
Makanan mempunyai 3 kegunaan, yaitu :
 Memberi tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh.
Zat-zat makanan yang dapat memberi tenaga itu disebut zat tenaga, yang terdiri dari
karbohidrat, lemak dan protein, mineral dan protein.
 Memberi bahan untuk membangun/memelihara jaringan-jaringan tubuh yang terdiri
dari protein, mineral dan air.
 Pengatur pekerjaan jaringan tubuh yang terdiri dari vitamin, mineral dan air.

2. Kebutuhan Kalori per Individu


Untuk mengukur banyaknya zat makanan yang dibutuhkan oleh seseorang, dipergunakan
satuan kalori. Jumlah kebutuhan kalori per hari setiap orang tidak sama, tergantung pada
beberapa faktor, yaitu :
 Umur
Kebutuhan kalori pada anak-anak realatif lebih tinggi (bahkan pada remaja lebih
tinggi) dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang lanjut usia kebutuhan kalorinya
lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan semasa muda.

 Jenis kelamin
Laki-laki membutuhkan kalori lebih banyak dibandingkan wanita, karena laki-laki
umumnya memiliki otot-otot yang lebih besar dan lebih aktif.

 Macam pekerjaan
Pekerja berat (kuli di pelabuhan) membutuhkan kalori lebih banyak dibandingkan
pekerja sedang (perawat di RS) dan pekerja ringan (juru tulis).

 Tinggi dan berat individu :


Kebutuhan basal dari orang yang ukuran tubuhnya lebih besar adalah lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang lebih kecil, meskipun umur, jenis kelamin dan
macam pekerjaan sama.

40
 Keadaan individu
Seseorang yang baru sembuh dari sakit memerlukan kalori lebih banyak untuk
memperbaiki/memulihkan jaringan-jaringannya yang rusak, ibu hamil dan ibu
menyusui demikian juga, untuk pertumbuhan janinnyan dan pembentukkan ASI.

 Iklim
Orang yang hidup di negara beriklim dingin memerlukan kalori lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang hidup di negara beriklim panas.

Dibawah ini beberapa contoh kebutuhan kalori untuk beberapa golongan, umur, jenis kelamin
dan macam pekerjaan :

Anak – anak :
Umur Kebutuhan kalori
1 – 3 tahun 1200 kal
4 – 6 tahun 1600 kal
7 – 9 tahun 1900 kal
10 – 12 tahun 3000 kal

Remaja
Umur Kebutuhan kalori
Wanita Laki - Laki
13 – 15 tahun 2400 kal 2800 kal
16 – 19 tahun 2500 kal 3000 kal

B. Zat – Zat Gizi dan Hubungannya Dengan Kesehatan

1. Karbohidrat

Guna karbohidrat :
 Sebagai sumber tenaga dari tubuh
 Untuk cadangan tenaga (dalam bentuk simpanan lemak)
 Memberikan rasa kenyang (karena volume besar).

Karbohidrat merupakan sumber terbesar bagi tubuh, karena sekitar 50% – 80 % tenaga
tubuh diperoleh dari pembakaran karbohidrat. Pada proses pembakaran di dalam tubuh, 1 gram
karbohidrat menghasilkan 4,1 kalori.Sumber karbohidrat yang kita konsumsi dapat dibagi
menjadi 3 golongan yaitu Polysacharida (pati,dextrin), Disacharida (sucrose,maltose,lactose) dan
Monosacharida (glucose, fructose, galactose).
Dalam proses pencernaan polysacharida terlebih dahulu dipecah menjadi disacharida lalu
menjadi monosacharida, baru kemudian diserap oleh dinding usus. Dari dinding usus,

41
monosacharida tersebut dikumpulkan di dalam hati, diubah menjadi glucose dan glycogen yang
kemudian pada waktunya dipergunakan tubuh untuk :
 Dibakar dalam jaringan, kelebihannya disimpan dalam bentuk glycogen dalam otot.
 Diubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit sebagai cadangan sumber tenaga.
 Diubah menjadi lactosa sebagai bahan pembentuk ASI pada Ibu menyusui.

Perubahan glucose menjadi glycogen dan sebaliknya dipengaruhi oleh hormon Insulin dan
Adrenalin, dua macam hormon yang juga berperan mengatur sehingga kadar glucose dalam
darah secara relatif konstan ± 70 – 120 mg %. Sebagai cadangan sumber tenaga, lemak disimpan
dalam jaringan dibawah kulit, terutama kulit dinding perut bagian depan.

Sumber karbohidrat :
 Jenis padi-padian : beras, gandum, jagung.
 Jenis umbi-umbian : singkong, ubi rambat, gadung, kentang, talas, sagu.
 Gula dan madu

Sumber hidrat arang yang kita pergunakan itu sesungguhnya adalah simpanan tenaga dari
tumbuh-tumbuhan yang telah membentuknya dari CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
dalam proses assimilasi

Penyakit akibat kekurangan karbohidrat :


Pada anak-anak kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit yang disebut
Marasmus, dengan gejala-gejala badan kurus kering, ramput tipis dan jarang serta anak bermental
apatis.

2. Protein

Guna Protein :
 Sebagai bahan pembangun sel-sel jaringan.
 Sebagai bahan untuk pembentukkan berbagai hormon dan sekret.
 Dalam hal tubuh kekurangan kabohidrat dan lemak, protein dipergunakan juga sebagai
sumber tenaga. Satu gram protein menghasilkan 4,1 kalori.

Pada proses pencernaan, protein terlebih dahulu dipecah-pecah menjadi bentuk dasarnya,
yaitu asam amino baru kemudian diserap di dinding usus. Beberapa jenis asam amino dapat
dibentuk oleh tubuh sendiri (non essensial). Disamping itu terdapat beberapa jenis asam amino
yang harus dimasukkan dari luar, yang selalu terdapat dalam makanan kita sehari-hari (essensial).
Beberapa jenis asam amino essensial tersebut adalah :
- Leusina - Threonina
- Isoleusina - Methionina
- Lysina - Arginina
- Phenilalanina - Histidina

Protein yang terdapat dalam satu macam bahan makanan seringkali mengandung semua
jenis asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu maka sebaiknya makanan kita selalu
terdiri dari beberapa jenis bahan/sumber protein agar supaya kekurangan dari bahan makanan
yang satu dapat dipenuhi oleh bahan yang lain. Ditinjau dari kelengkapan maupun kadar asam

42
aminonya, protein nabati nilainya agak kurang dibandingkan dengan hewani, akan tetapi
umumnya harganya lebih murah.

Sumber protein :

1. Hewani, seperti daging, ikan, telur, susu dan produk-produknya


2. Nabati , seperti kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kedelai dll).

Kebutuhan protein setiap hari :


Kebutuhan protein pada bayi dan anak-anak relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa, karena dalam masa pertumbuhan :

Bayi : 3 g/kg berat badan (± sepertiganya protein hewani )


Remaja : 1 ½ g/kg berat badan (± sepertiganya protein hewani )
Dewasa : 1 g/kg berat badan (± sepertiganya protein hewani )

Penyakit akibat kekurangan protein :


Kekurangan protein pada anak-anak menyebabkan pertumbuhan fisiknya terlambat,
demikian juga perkembangan psykisnya. Pada keadaan yang parah anak akan menderita
kwashiokor, dengan gejala-gejala berat badan dibawah normal, rambut ubanan dan mudah
tercabut, kulit korengan atau mengelupas, oedema yang bila ditekan tidak segera kembali,
cengeng. Kwashiokor dan Marasmus sering dijumpai pada anak-anak umur 1 – 3 tahun, yaitu
setelah anak tidak lagi diberi ASI. Pada orang dewasa kekurangan protein yang parah berakibat
terjadinya busung lapar (Hongeroedeem).

3. Lemak

Guna Lemak :
 Sebagai sumber tenaga kedua setelah karbohidrat
 Sebagai cadangan sumber tenaga
 Sebagai pelarut dari vitamin-vitamin A, D, E dan K.
 Sebagai bantalan tubuh terhadap benturan dan tekanan.

Yang dimaksud dengan lemak adalah semua bahan yang mengandung asam lemak baik
yang berbentuk padat maupun yang berbentuk cair, pada suhu kamar disebut minyak. Lemak
merupakan sumber tenaga kedua sesudah karbohidrat. 1g lemak menghasilkan energi 9,3 kalori.
Disamping itu lemak juga dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan pelarut dari vitamin-vitamin
A, D, E, dan K yang menyebabkan kita akan mengalami kekurangan vitamin-vitamin tersebut
apabila tubuh kita mengalami kekurangan lemak.
Lemak lebih sukar/lama dicernakan, karena tidak larut dalam air. Dengan bantuan garam-
garam empedu, lemak dihancurkan terlebih dahulu menjadi emulsi lemak dan asam lemak, baru
kemudian diserap masuk ke dalam pembuluh darah dan limpha.

Sumber Lemak :
1. Hewani : lemak binatang, minyak ikan
2. Nabati : kelapa, kelapa sawit, kemiri, wijen dan kacang-kacangan

43
Hubungan lemak dengan kesehatan :
 Karena lemak merupakan pelarut dari vitamin-vitamin A, D, E, dan K maka
kekurangan lemak akan berakibat juga tubuh mengalami kekurangan vitamin-vitamin
tersebut.
 Kelebihan lemak jenis tertentu (kolesterol) dalam perbandingan yang tidak baik (LDL
dan HDL) dapat berakibat terjadinya Atherosclerosis.
 Terlalu banyak cadangan lemak dalam tubuh (terlalu gemuk) dapat menimbulkan
kecenderungan untuk menderita penyakit-penyakit tertentu seperti penyakit jantung,
penyakit ginjal, hypertensi, diabetes mellitus, dsb.

4. Vitamin

Vitamin adalah suatu zat organik yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi
kimiawi dalam tubuh makhluk hidup (bio-katalisator). Kekurangan vitamin dapat berakibat
terganggunya reaksi-reaksi kimiawi dalam tubuh dan timbulnya beberapa macam penyakit
ataupun kelainan. Tiap jenis vitamin mempunyai fungsi tertentu, yang satu tidak dapat digantikan
oleh yang lain.
Kebutuhan tubuh kita akan vitamin sebenarnya sangat sedikit (beberapa miligram atau
bahkan kurang dari satu miligram), akan tetapi karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh kita
maka harus selalu terdapat dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Ada 2 golongan vitamin, yaitu yang larut dalam lemak : vitamin A, D,E dan K dan yang
larut dalam air : Vitamin B complex dan C.

a) Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak

 Vitamin A.
Vitamin A berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan epithel, sehingga
kekurangan vitamin A mengakibatkan kerusakan jaringan epithel yang
memudahkan masuknya hama penyakit ke dalam tubuh kita.
Pada mata kekurangan vitamin A berakibat terjadinya Hemeralopia, Xerophtalmia
yang dapat berlanjut dengan kebutaan. Diperkirakan 70 % kebutaan di Indonesia
disebabkan avitaminosis A pada masa balita.
Sumber vitaminA : lemak binatang, minyak ikan, hati, kuning telur dan susu. Pada
sayuran hijau dan buah-buah yang berwarna terdapat pro-vitamin A yang disebut
carotene. Dalam hati carotene akan diubah menjadi vitamin A.

 Vitamin D
Vitamin D berpengaruh pada proses pembentukan dan pertumbuhan tulang dan
gigi. Kekurangan vitamin D berakibat terjadinya gangguan pertumbuhan gigi dan
timbulnya penyakit rachitis. Penyakit rachitis dapat mengakibatkan terjadinya
pertumbuhan kaki yang berbentuk huruf X dan O pada anak-anak. Pada wanita
dapat mengakibatkan kesempitan pinggul yang menyulitkan proses persalinan.
Sumber vitamin D : minyak ikan, kuning telur, susu, ikan teri. Di daerah tropis
jarang ditemui kasus kekurangan vitamin D, karena di dalam kulit kita terdapat
pro-vitamin D (Ergosterol) yang akan berubah menjadi vitamin D, apabila terkena
sinar matahari.

44
 Vitamin E
Vitamin E berperan penting pada kesuburan seseorang. Kekurangan vitamin E
dapat berakibat orang menjadi mandul. Sumber vitamin E : biji yang sedang
tumbuh (tauge), sayuran hijau, beras tumbuk dan susu.

 Vitamin K
Vitamin K berpengaruh terhadap pembentukan prothrombin didalam hati, yang
berperan penting dalam pembekuan darah. Kekurangan vitamin K akan
menyebabkan darah yang keluar tidak mudah membeku, sehingga apabila
seseorang terluka, perdarahannya akan sukar berhenti.
Sumber vitamin K : sayuran hijau, hati. Vitamin K dapat juga dibuat didalam
tubuh kita oleh bakteri-bakteri Escherichia coli didalam colon (usus besar),
sehingga kasus kekurangan vitamin K pada manusia jarang ditemukan.

b) Vitamin-vitamin yang larut dalam air :


 Vitamin C
Vitamin C berperan penting dalam daya tahan tubuh terhadap infeksi,
pembentukan sel-sel merah darah (erythrosit) dan pembentukan jaringan-jaringan
penghubung terutama pada tulang dan gigi
Kekurangan vitamin C mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi, terjadinya anemia dan penyakit Scorbut dengan gejala gusi gampang
berdarah, juga kulit mudah mengelupas.
Sumber vitamin C adalah sayuran hijau dan buah-buahan segar yang berwarna
kuning atau merah. Vitamin C mudah larut dalam air, juga mudah rusak apabila
terkena panas ataupun bila bahan makanan disimpan lama.

 Vitamin B-Complek
Yang termasuk dalam kelompok B-Complek adalah vitamin-vitamin B1, B2
(Riboflavin), B6 (Pyridoxin), B12, niacin, asam folic, asam panthothenat, cholin
dan biotin.

- Vitamin B1 (Thiamin)
Kekurangan vitamin B1 berakibat timbulnya penyakit beri-beri, dengan gejala
nafsu makan hilang, kesemutan dan kelelahan pada kaki, pegal-pegal pada
tangan dan kaki, jantung berdebar-debar, kemudian timbul oedema, mula-
mula pada kaki kemudian dapat menyebar keseluruh tubuh.
Sumber vitamin B1 : beras tumbuk, kacang-kacangan kering : kacang hijau,
kacang merah, kacang tholo, kacang tanah, dsb. Sayuran hijau, ikan, telur,
susu.

- Vitamin B2
Vitamin B2 penting untuk pernafasan sel, pertumbuhan, pemeliharaan jaringan
syaraf, jaringan ephitel dan cornea mata. Kekurangan vitamin B2 berakibat
cheilosis dengan gejala timbulnya luka-luka disudut-sudut mulut dan pada
cornea mata tumbuh pembuluh-pembuluh darah halus.
Sumber vitamin B2 : beras tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, susu.

45
- Vitamin B6 (pyridoxin)
Vitamin B6 penting untuk metabolisme protein dan lemak. Kekurangan
vitamin ini mengakibatkan terjadinya anemia dan dermatitis.
Sumber vitamin B6 : beras tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau dan hati.

- Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting dalam pembentukan erythrosit. Kekeurangan
vitamin ini menyebabkan terjadinya anemia pernisiosa.
Sumber vitamin B12 : daging, hati, ikan dan kerang.

- Niacin (Asam nicotin)


Kekurangan niacin menyebabkan penyakit pellagra, dengan gejala kulit
pecah-pecah terutama pada bagian-bagain yang terkena sinar matahari,
gangguan pada sistem syaraf, juga gangguan pencernaan makanan.
Pellagra sering terjadi pada orang-orang yang mempergunakan jagung sebagai
sumber hidrat arang yang utama, karena jagung hanya sedikit mengandung
niacin dan sedikit tryptophan yang dapat diubah menjadi Niacin.

- Asam Folic
Asam folic berperan penting dalam pembentukan erythrosit, karena
kekurangan asam folic berakibat terjadinya anemia.

- Asam Panthothenat
Asam panthothenat penting dalam proses sintesa lemak dan sterol dalam
tubuh.

- Cholin dan Biotin


Cholin dan Biotin berperan penting dalam metabolisme dan pengangkutan
lemak. Kekurangan vitamin ini menyebabkan terjadinya perlemakan dalam
hati, sehingga fungsi hati menjadi terganggu.

5. Mineral
Mineral dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan zat pengatur, Dikonsumsi oleh
tubuh dalam bentuk garam-garamnya. Mineral/garam-garam yang penting diantaranya adalah :
 Garam Kapur (Ca) :
Kegunaan garam kapur (Calsium) adalah untuk pembentukan tulang dan gigi dan
untuk proses pembentukan darah.

Penyakit akibat kekurangan garam kapur :


- Pada anak-anak pertumbuhannya terhambat, dapat terjadi kaki X atau kaki O.
- Pada ibu hamil atau menyusui menyebabkan Osteomalacia dengan gejala tulang
dan giginya menjadi lunak kemudian keropos.
- Terjadi gangguan pada proses pembekuan darah yaitu darah tidak mudah
membeku.

Kekurangan garam kapur dapat terjadi disebabkan hal-hal sebagai berikut :


- Makanan sehari-hari kurang mengandung garam kapur.
- Penyerapannya terganggu karena orang menderita kekurangan vitamin D.

46
- Tubuh memerlukan unsur Ca lebih banyak dari biasanya, misalnya pada anak-anak
yang dalam masa pertumbuhan pesat, pada ibu hamil dan ibu menyusui.

Sumber Ca : ikan teri, telur ayam, susu, daun kacang panjang, bayam, dan sawi.

 Garam Phosphor (P)


Garam phospor sangat diperlukan oleh tubuh karena semua sel tubuh mengandung
unsur ini. Kira-kira 66 % dari semua unsur P yang ada dalam tubuh kita ada dalam
tulang dan gigi. Unsur P juga penting dalam metabolisme zat tenaga.
Sumber garam phospor : ikan teri, telur ayam, susu, daun kacang panjang, bayam dan
sawi.

 Garam Besi (Fe)


Fe merupakan unsur penting dalam pembentukan haemoglobin. Kekurangan unsur Fe
berakibat terjadinya anemia.
Sumber Fe : kuning telur, hati, ginjal, kacang hijau, bayam dan kangkung.

 Garam Iodium (I2)


I2 merupakan unsur penting dalam pembentukan hormon Tyroxin yang dihasilkan oleh
kelenjar Thyroid (kelenjar gondok), yang berpengaruh terhadap metabolisme dan
pertumbuhan. Kekurangan I2 berakibat terjadinya penyakit gondok dan kretinisme.
Penyakit Gondok Struma = Goiter) sering terjadi di daerah-daerah pegunungan yang
airnya mengandung sangat sedikit unsur I2. Untuk mencegah penyakit ini dilaksanakan
fortifikasi dengan Iodium terhadap garam dapur, juga di daerah-daerah gondok
endemis dilaksanakan suntikan dengan Lipidol terutama pada anak-anak.

 Trace Mineral
Trace mineral adalah mineral yang juga dibutuhkan oleh tubuh, tetapi jumlahnya
sangat kecil. Yang termasuk didalamnya : Mn, Zn, Cu, Co dan F.

6. Air
Air merupakan unsur yang sangat penting dan merupakan bagian yang terbesar dari tubuh
manusia. Kecuali sebagai pelarut zat-zat makanan dalam proses pencernaan, air merupakan bahan
baku pembentukan berbagai cairan tubuh termasuk hormon-hormon. Kekurangan air
menyebabkan terjadinya dehidrasi.
Air yang terdapat dalam tubuh berasal dari air yang diminum, air yang dikandung oleh
bahan-bahan makanan dan air yang merupakan sisa-sisa pembakaran karbohidrat, lemak serta
protein.

47
C. Masalah Gizi Utama Di Indonesia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia, masalah


gizi utama di Indonesia ada 4, yaitu :
1. Masalah Kekurangan Protein dan Kalori (KKP)
Hasil penelitian yang dilaksanakan terhadap anak-anak pra sekolah di daerah di propinsi
Sumut, Sumsel, Jabar, Yogyakarta, Jatim, Bali dan Nusa Tenggara menunjukkan prevalensi PCM
sebagai berikut :
- KKP ringan = 14,4 – 12,6 %
- KKP sedang dan berat = 18,6 – 22,2 %

2. Masalah Kekurangan Vitamin A (Xerophthalmia).


Penelitian-penelitian yang dilaksanakan terhadap anak-anak pra sekolah di beberapa daerah
menunjukkan terjadinya avitaminosis A pada balita.

3. Masalah Kekurangan Iodium (Gondok endemis)


Hasil penelitian Direktorat Gizi Depkes yang dilaksanakan di berbagai daerah, gondok
endemik di Sumatera, Jawa dan Bali menunjukkan Angka Prevalensi Gondok sebagai berikut :
- Pada anak-anak sekolah = 60 – 90 %
- Pada wanita dewasa = 80 %

4. Masalah Kekurangan Zat Besi (Anemia Gizi)


Dari hasil penelitian yang diselenggarakan oleh Puslitbang Gizi di Bogor terhadap beberapa
golongan penduduk di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Surabaya diperoleh Angka
Prevalensi Anemia Gizi sebagai berikut :
- Pada ibu hamil didaerah pedesaan = 46 – 97 %
- Pada pekerja proyek perkebunan = 32 –50 %
- Pada anak-anak pra sekolah = 43 – 45 %

Keempat masalah gizi utama tersebut diatas umumnya diderita oleh golongan rawan, baik
rawan biologis (bayi, ibu hamil, ibu menyusui) ataupun rawan ekonomis (golongan
berpenghasilan rendah).

D. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

Salah satu usaha pemerintah dalam mencapai tujuan program pangan dan perbaikan gizi
masyarakat adalah melalui peningkatan dan perluasan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
yang dilaksanakan dalam suatu paket kegiatan yang terpadu dan bersifat lintas sektoral.
Kegiatan-kegiatannya antara lain adalah penimbangan secara berkala anak-anak dibawah
umur lima tahun yang pada hakekatnya merupakan perpaduan gizi melalui usaha-usaha taman
gizi. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh tenaga sukarela desa yang telah mendapat latihan dan
dibawah pengawasan Puskesmas serta dengan bimbingan para petugas kesehatan, petugas
lapangan keluarga berencana, penyuluh pertanian lapangan dan berbagai petugas pemarintah
lainnya.
Usia antara 0 sampai 5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting artinya bagi
pertumbuhan anak, oleh sebab itu anak-anak balita bila perlu ditimbang secara teratur sehingga
dapat diikuti perkembangan berat badan mereka. Anak yang sehat untuk dapat hidup, bertambah
umur, bertambah berat badan. Kesempatan anak untuk dapat hidup berkembang secara sehat,

48
besar peranannya dalam memantapkan penerimaan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS).

Tujuan UPGK

Tujuan Umum : meningkatkan dan membina keadaan gizi seluruh anggota masyarakat.

Tujuan khusus :

1. Partisipasi dan pemerataan kegiatan.


 Semua anggota masyarakat ikut serta aktif dalam penyelenggaraan kegiatan.
Penanggung jawab kegiatan adalah anggota masyarakat setempat yang telah mendapat
latihan.
 Pada daerah UPGK, kegiatan meluas ke semua dukuh, kampung, dusun, RW.
 Pada setiap dukuh semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan.

2. Perubahan tingkah laku yang mendukung tercapainya perbaikan gizi.


 Semua balita ditimbang setiap bulan dan hasil timbangannya dicatat di KMS
(Kartu Menuju Sehat).
 Semua balita disusui ibunya sampai usia 2 tahun atau lebih, dan mendapat makanan
lain yang sesuai dengan kebutuhannya.
 Semua anak yang berumur 1 – 5 tahun mendapat 1 kapsul vitamin A dosis tinggi
setiap 6 bulan.
 Semua anak yang mencret segera diberi minum larutan air garam atau larutan oralit.
 Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1 – 2 piring makanan bergizi lebih banyak
dari biasanya.
 Setiap ibu hamil minum 1 tablet tambah darah tiap hari mulai usia kehamilan
7 – 9 bulan.
 Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk bahan makanan bergizi untuk keluarga.
 Setiap pasangan usia subur mengerti dan melaksanakan keluarga berencana.
 Setiap anak berumur 3 – 14 bulan memperoleh imunisasi lengkap.
 Setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur kepada dukun terlatih
atau bidan.
 Setiap ibu hamil mendapatkan imunisasi TT 2 kali selama kehamilannya.
 Setiap keluarga menggunakan garam beryodium dalam masakannya.

3. Perbaikan gizi pada anak-anak balita.


 Semua balita naik berat badannya tiap bulan.
 Semua anak yang berumur 36 bulan mencapai berat badan 11,5 kg atau lebih.
 Tidak terdapat lagi balita dengan buta senja.
 Tidak terdapat lagi balita meninggal akibat mencret.

Tujuan diatas merupakan tujuan ideal dari kegiatan UPGK yang berhasil. Dalam
pelaksanaannya, masyarakat dibantu petugas lapangan perlu merumuskan tujuan tersebut dalam
bentuk yang dapat diukur, untuk dapat menentukan tingkat keberhasilan kegiatan.

49
BAB VI
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

A. Pengertian

Pertolongan pertama adalah pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang
sakit mendadak atau yang mendapat kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari seorang ahli
(dokter). Dalam memberikan pertolongan pertama maka hal-hal yang didahulukan adalah
penderita yang memelukan tindakan segera yang menyangkut nyawa seseorang yaitu :
 Pendarahan hebat.
 Pernafasan berhenti.
 Keracunan.
 Gangguan keadaan umum seperti pingsan, shock, mati suri.

B. Tindakan - Tindakan Yang Harus Dilakukan

Setiap ada kecelakaan maka tindakan-tindakan yang harus dilakukan adalah :


 Memanggil dokter sesegera mungkin atau mengirimkan penderita ke rumah sakit.
 Menghentikan pendarahan.
 Mencegah dan mengatasi shock atau gangguan keadaan umum lainnya.
 Mencegah terjadinya infeksi.

C. Gangguan Umum

Gangguan keadaan umum adalah gangguan yang mengenai alat vital untuk hidup, yaitu :
 Susunan pernafasan
Gangguan ditandai dengan pernafasan yang tidak teratur sampai tidak bernafas sama
sekali.

 Susunan saraf pusat


Gangguan yang ditandai dengan menurunnya kesadaran.

 Sistem peredaran darah


Gangguan yang ditandai dengan denyut nadi/jantung yang tidak teratur sampai tidak
berdenyut sama sekali.

Jenis Gangguan Umum

1. Kelengar
Gejalanya kesadaran menurun, muka pucat, berkeringat dingin, nadi cepat dan hampir tidak
terasa. Keadaan dapat menuju perbaikan bila nadi biasa kembali, pernafasan biasa dan
dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa menit atau dapat memburuk sampai mati
bila faktor penyebabnya tidak dihilangkan.

50
Penyebabnya udara pernafasan kurang mengandung oksigen, terlalu capek, kepanasan,
emosi, takut ngeri, dan sebagainya.

Pertolongan
 Membawa penderita ke tempat yang lebih nyaman, teduh dan segar. Jangan
dikerubungi banyak orang.
 Baringkan diatas tanah/bangku tanpa bantal, kepala dimiringkan agar kalau muntah
akan mudah keluar.
 Pakaian yang menjepit leher, dada dan perut dilonggarkan.
 Ciumkan penderita dengan bau-bauan yang merangsang seperti amoniak, minyak
wangi, bawang putih dll.

2. Pingsan
Keadaan gangguan umum yang lebih berat dari pada kelengar dengan gejala-gejala
kesadaran menurun, tidak memberi reaksi menghindar bila dirangsang dengan rangsangan
sakit, tidak bergerak, pernafasan dapat teratur atau tidak, nadi cepat/lambat/tidak teratur.

Penyebabnya :
 Darah kekurangan oksigen, karena pernafasan terhalang (tercekik, saluran nafas
tersumbat, tenggelam, tertimbun atau dalam ruangan tertutup).
 Kerusakan jaringan otak karena pukulan di kepala, tabrakan (gegar otak), infeksi pada
otak dan sebagainya.
 Keracunan makanan/minuman atau pernafasan.
 Terkena arus listrik dan penyakit seperti ayan (epilepsi), kencing manis, penyakit ginjal
yang akut.

Pertolongan sama dengan kelengar, disesuaikan dengan penyebabnya dan segera dibawa ke
dokter.

3. Shock
Gangguan keadaan umum yang disebabkan karena pembuluh darah kurang terisi sehingga
pengaliran darah terganggu.Gejala-gejalanya kesadaran menurun, tak bergerak atau gelisah,
muka pucat, bibir kering, sangat haus, pernafasan tidak teratur, sering diselingi dengan
menguap, lemah, mengantuk, badan dingin disertai dengan keringat dingin dan kering, nadi
cepat.
Penyebabnya adalah pendarahan, cairan tubuh banyak keluar karena hilang bersama
muntah atau diare, luka bakar atau pembuluh kapiler serentak melebar seperti pada alergi,
sakit yang hebat.

Pertolongan yang diberikan


 Dibawa ke dokter/rumah sakit dengan segera.
 Bawa penderita ke tempat yang segar udaranya.
 Hentikan pendarahan yang ada dan cegah infeksi.
 Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perut.
 Selimuti penderita agar tidak kedinginan tapi dijaga agar tidak berkeringat.
 Penderita yang sadar dapat diberi minum teh hangat, jangan alkohol.

51
4. Mati Suri
Gangguan keadaan umum dimana penderita tidak sadar, pergerakan nafas dan denyut
jantung berhenti atau tidak dapat dirasakan, tetapi kaku mayat atau lebam mayat belum
terdapat. Ini merupakan gangguan keadaan umum yang terhebat.
Penyebabnya sama dengan penyebab pingsan atau lainnya karena merupakan kelanjutan
gangguan umum lainnya. Bila tidak mendapatkan pertolongan segera maka penderita akan
meninggal.

Pertolongan yang terpenting adalah :


 Memberikan pernafasan buatan (resusitasi).
 Perbaikan peredaran darah dengan jalan mengurut jantung (massage jantung).
Sebaiknya pernafasan buatan dan massage jantung dilakukan bersamaan.

Tanda - Tanda Mati


Hal ini perlu diketahui karena selama tanda-tanda mati belum tampak, maka usaha
pernafasan buatan dan massage jantung masih harus terus menerus dilakukan untuk
menyelamatkan nyawa penderita. Adapun tanda-tanda mati adalah :
 Kaku mayat (rigor mortis)
Timbul 2-4 jam setelah penderita meninggal. Mula-mula pada rahang dan otot kuduk,
terus ke otot anggota gerak dan otot yang lainnya. Lengkap setelah 12 jam.

 Lebam mayat (livori mortis)


Terjadi 3-4 jam setelah penderita meninggal, berupa bercak-bercak biru ungu yang
terdapat pada bagian-bagian terendah dari mayat. Bila terlentang terdapat pada bagian
punggung dan betis dan bila tengkurap terdapat pada bagian muka, perut dan bagian
tubuh lainnya.

Pernafasan Buatan

Tindakan yang dilakukan pada seseorang dengan maksud untuk menimbulkan pernafasan
yang spontan dan teratur agar orang itu tertolong jiwanya. Karena orang hanya dapat hidup
beberapa menit saja maka pernafasan buatan harus dilakukan dengan segera dan menurut cara
yang benar. Prinsip terjadinya pernafasan adalah pernafasan bermaksud untuk mengambil
oksigen untuk oksidasi dalam tubuh dan mengeluarkan CO2 yang tidak berguna dari tubuh
melalui paru-paru. Pernafasan terdiri dari gerak menarik nafas (inspirasi) dan gerak
mengeluarkan nafas (ekspirasi). Pada inspirasi, rongga dada membesar, tekanan udara lebih kecil
dan udara masuk. Pada ekspirasi, rongga dada mengecil, tekanan udara lebih besar dan udara
keluar.
Pada metode pernafasan buatan dilakukan pengembangan dan pengecilan rongga dada
sebagai usaha inspirasi dan ekspirasi. Sebelum melakukan pernafasan buatan terlebih dahulu
dilakukan :
 Panggil dokter (oleh orang lain).
 Bersihkan saluran pernafasan : pada hidung jangan ada yang menghalangi, pada mulut
jangan ada lumpur, makanan, maupun gigi palsu.
 Longgarkan pakaian yang menjepit leher, dada, dan perut

52
Lakukan pernafasan buatan dengan pedoman : dilakukan segera, dilakukan sampai
penderita bernafas teratur atau oleh dokter dinyatakan penderita sudah meninggal dan dilakukan
menurut cara-cara yang betul dan sesuai.

Metode Pernafasan Buatan

Dikerjakan sesuai dengan keadaan penderita. Cara yang ideal adalah yang paling baik
dalam memberikan pertukaran udara dan yang paling mudah dikerjakan dan tidak melelahkan.

1. Cara Holger Nielsen


Merupakan cara yang paling baik, karena tidak melelahkan dan penolong dapat bergantian,
pertukaran udara baik, karena inspirasi dan ekspirasi dilakukan secara aktif dan mudah dipelajari.

Caranya :
 Penderita dibaringkan telungkup dengan kening diletakkan diatas tangannya yang
keduanya saling berimpitan.
 Pukul penderita diantara kedua tulang belikat agar lidahnya menjulur dan tidak
menghalangi pernafasan.
 Penolong meletakkan tangannya diatas tulang belikat dengan ibu jari menghadap ke
punggung. Lengan harus lurus dan jari direnggangkan dan kedua ibu jari bertemu satu
sama lain.
 Penolong membungkuk kedepan dan menahan perlahan-lahan sama rata pada
punggung penderita, maka terjadilah ekspirasi aktif. Kemudian dihentikan perlahan-
lahan dan penolong kembali pada kedudukan semula.
 Lengan atas penderita dipegang pada sikunya dan badan penolong digerakkan ke
belakang menarik lengan atas penderita sampai terasa adanya denyut, maka terjadi
inspirasi aktif.
 Gerakan inspirasi dan ekspirasi dapat dilakukan 12 kali per menit.

2. Cara Mulut Ke Mulut


Biasanya dilakukan pada bayi dan anak kecil.

Caranya :
 Penderita terlentang, kepala ditekan kebelakang, dagu ditarik sebanyak mungkin
keatas.
 Penolong menarik nafas sedalam-dalamnya dan letakkan mulut yang terbuka diatas
mulut dan hidung penderita. Tiuplah udara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit
hingga tampak dada penderita membesar, maka terjadilah inspirasi. Lepaskan mulut
penol;ong dari mulut penderita maka terjadilah ekspirasi.
 Kegiatan ini dapat dilakukan hingga 12 kali per menit.

Keuntungan cara ini adalah dapat dirasakan dan diatur. Kerugiannya adalah bila caranya
salah udara salah masuk ke lambung dan dapat terjadi penularan penyakit pernafasan/paru-paru.

53
3. Cara Silvester

Caranya :
 Penderita dibaringkan telentang.
 Penolong berlutut pada satu kakidibelakang kepala si penderita dan menghadap ke
muka penderita.
 Penolong memegang lengan bawah si penderita dekat sikunya, lalu mengangkatnya ke
atas, kemudian ke belakang sampai sikut penderita menyentuh lantai.Dengan demikian
terjadilah inspirasi.
 Setelah itu kedua lengan penderita diangkat ke atas dan kemuka, kemudian diturunkan
hati – hati pada dada penderita dan menekan dadanya. Dengan demikian terjadilah
ekspirasi.

Keuntungannya : hanya membutuhkan seorang penolong.

Kerugiannya :
 Jalan nafas dapat terhalang
 Kalau tekanan pada dada terlalu keras, dapat menyebabkan patahnya tulang rusuk
 Pada cara ini penolong lekas lelah.

4. Cara Schafer

Caranya :
 Penderita dibaringkan telungkup.
 Muka menghadap kesamping, pipi rapat diatas tanah / lantai.
 Penolong berlutut sehingga badan pebderita berada diantara kedua lututnya, dengan
muka menghadap punggung penderita.
 Kedua telapak tangan penolong ditempatkan diatas tulang rusuk penderita sebelah
bawah dengan jarak kedua ibu jari kurang lebih 3 cm dan sejajar dengan tulang
punggung penderita.
 Kedua lengan lurus, kemudian bengkokkan ke depan sehingga kedua tangan menekan
secukupnya. Dengan demikian terjadilah ekspirasi.
 Kemudian tegakkan badan seperti kedudukan semula, sehingga tekanan pada dinding
rongga dada lenyap, tapi janganlah melepaskan tangan dari punggung penderita. Dan
lenyapnya tekanan pada dinding romgga dada ini terjadilah ekspirasi secara pasif.
 Ekspirasi dan inspirasi ini diulangi 12 kali per menit.

Keuntungan cara ini : hanya perlu seorang penolong dan tidak cepat melelahkan.

Kerugiannya : pertukaran udara kurang begitu baikkarena inspirasi terjadi secara pasif.

5. Cara Eve

Caranya :
 Penderita dibaringkan telungkup di atas bangku yang dapat dijungkit – jungkitkan.
 Muka penderita menghadap kesamping, pipi rapat dengan bangku.

54
 Inspirasi dilakukan dengan menjungkitkan bangku sehingga kepala lebih tinggi dari
pada kakinya ( sudut + 30o )
 Gerakan ekspirasi dilakukan dengan membuat kepala letaknya lebih rendah dari
kakinya. Inspirasi dan ekspirasi ini diulangi 12 kali per menit.

Keuntungannya : tidak melelahkan.

Kerugiannya : perlu bangku yang dapat dijungkit – jungkitkan.

Pengurutan Jantung (Massage Jantung)

Tujuannya agar peredaran darah penderita berjalan kembali.

Caranya :
 Penolong duduk atau berdiri disamping kanan penderita.
 Letakkan telapak tangan kiri pada dada sebelah kiri penderita pada daerah jantung dan
telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri.
 Dengan kedua tangan, lakukan tekanan tegak lurus kebawah dengan gerakan pendek
dan kuat, kearah tulang punggung hingga jantung dan darah jantung terperas dan
mengalir masuk ke jantung.
 Pengurutan ini dilakukan lebih kurang 60 kali per menit.

5. Luka (Vulnus)

Adalah terputusnya hubungan jaringan karena suatu sebab seperti kekerasan tumpul,
kekerasan tajam, luka bakar dan luka tembak.

a. Luka karena kekerasan tumpul


 Luka lecet (hanya kulit yang rusak, pendarahan sedikit).
 Luka memar (jaringan dibawah kulit rusak tetapi kulit tidak luka).
 Luka robekan (pinggir dan dasar luka tidak rata, sering diatas tulang dan pendarahan
sedikit daripada luka iris)

b. Luka karena kekerasan tajam


 Luka tusuk (biasanya kecil, pinggir tajam dan dalam, pendarahan sedikit, bila
mengenai bagian dada dapat terkena jantung/paru dan bagian perut dapat mengenai
usus/hati).
 Luka iris (tepi rata, sudut tajam, menganga, bila kulit tegang pendarahan banyak).
 Luka bacok (sama dengan luka iris tetapi lebih dalam, pendarahan banyak, disebabkan
senjata tajam besar/golok).
 Luka bakar (disebabkan oleh api, uap/gas panas, cairan panas, zat kimia, sinar, arus
listrik atau petir).
 Luka tembak (Pada tempat masuk peluru, didapati luka lubang bulat, kulit tertekan
kedalam dan dikelilingi lingkaran hitam. Pada tempat keluar peluru, luka lebih besar).

55
Akibat luka
 Perdarahan dengan segala akibatnya yaitu shock atau kematian.
 Infeksi oleh mikroorganisme.
 Patah tulang dan lain – lain.

Pertolongan
 Cegah terjadinya infeksi dengan bekerja sebersih mungkin. Cuci tangan dan alat-alat
yang dipakai dengan alkohol 70 % atau sabun. Luka kecil ditetesi mercuro chrom.
Tutup luka dengan kain kasa steril. Bila ada bagian tubuh yang keluar dari jaringan
jangan dimasukkan tetapi tutup dengan kain kasa steril.
 Cegah dan hentikan pendarahan dengan membalut setiap luka dan jangan mengganggu
pembekuan darah pada luka.
 Cegah terjadinya shock dengan menghentikan perdarahan, jangan menimbulkan rasa
sakit, baringkan penderita dan jika sadar beri minum.
 Istirahatkan bagian badan yang terkena dan segera kirim ke rumah sakit/dokter.

6. Patah Tulang (Fraktura)

Ada 2 jenis patah tulang, yaitu :


 Patah tulang tertutup, dimana ujung tulang patah tak berhubungan dengan udara, kulit
utuh dapat pula terluka.
 Patah tulang terbuka, dimana ujung tulang patah berhubungan dengan udara.

Gejala-gejala patah tulang :


 Sakit pada tulang yang patah terutama yang dapat digerakkan.
 Bentuk bagian badan yang terkena berubah, bengkok kebiruan.

Pertolongan :
 Pasanglah bidai pada bagian yang patah, kalau tak dapat ikatkanlah bagian yang patah
ke badan sehingga pergerakan berkurang.
 Bagian yang terkena diistirahatkan, pendarahan kalau terjadi dihentikan dan segera
dikirim ke rumah sakit.

Bidai digunakan pada patah kaki, lengan atau jari agar kedua ujung tulang tidak bergeser
dan bidai harus melebihi kedua sendi yang masing-masing terdapat disebelah atas dan
bawah tulang yang patah. Bidai diikatkan dengan beberapa dasi. Bidai dapat terdiri dari
papan tipis, bambu atau karton tebal.

7. Keracunan

a) Keracunan Melalui Makanan


Sangat berbahaya dan memerlukan pertolongan segera karena kalau terlalu lama dilambung
akan makin banyak racun yang terserap tubuh.
Gejala keracunan makanan : mula-mula pusing, mual, muntah-muntah, nyeri dan kejang
pada perut, kesadaran menurun dan dapat menimbulkan kematian.

56
Pertolongan harus diusahakan mengetahui macam racun yang menyebabkannya, kemudian
secepat mungkin diusahakan mengeluarkan racun yang masih ada dalam lambung dengan
merangsang terjadinya muntah, dengan cara menggelitik tenggorokan, memberi minum air
garam hangat, air sabun (sepotong kecil sabun). Setelah dikeluarkan diberi minum susu
atau telur mentah untuk melepas jaringan yang rusak, untuk menyerap racun yang ada
dilambung pakai norit atau segera dibawa ke rumah sakit.

b) Keracunan Asam Atau Alkali Kuat


Selaput mulut sampai usus dapat terbakar, maka sangat berbahaya kalau disuruh
muntah.Pertolongannya diberi minum susu 2 gelas atau 2 sendok soda pemasak. Untuk
keracunan alkali kuat diberi air perasan asam / jeruk 3 sampai 4 perasan atau sedikit cuka.

c) Keracunan Gas Beracun


Cepat dijauhkan dari tempat atau ruangan yang beracun ke udara bersih. Beri minum kopi
hangat (bila sadar) kalau perlu lakukan pernafasan buatan dan membawa ke rumah
sakit/dokter.

8. Digigit Ular

Bila digigit ular, anggaplah ular yang menggigit itu berbisa karena sulit sekali membedakan
ular yang berbisa dengan yang tidak berbisa.

Pertolongannya :
 Segera pasang tali pengikat antara jantung dengan luka gigitan ular tersebut. Kira –
kira 10 cm dari luka.
 Luka gigitan dihisap sekeras – kerasnya dan ludahkanlah keluar. Bila tertelan tidak
berbahaya, tapi mulut penolong tidak boleh ada lukanya. Sipenderitapun dapat
menghisap sendiri lukanya. Yang paling baik bila luka disedot dengan sedotan karet.
 Lebarkanlah luka gigitan dengan ujung pisau yang telah dibakar terlebih dahulu.
Keluarkan darahnya sebanyak mungkin agar bisanya turut ke luar.
 Taburkanlah pada luka serbuk kalium permanganat.
 Setelah 20 menit lepaskan pengikat agar jaringan yang lainnya tidak mati karena tidak
mendapat darah. Setelah 2 menit lakukanlah pengikatan kembali. Selanjutnya pengikat
dilepaskan tiap setengah jam selama 2 menit sampai penderita mendapat pertolongan
dari dokter.

57

Anda mungkin juga menyukai