.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
KEPUTUSAN BERSAMA
DAN
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN ANGKA
KREDITNYA
KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Arsiparis, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan kearsipan.
2. Tim penilai angka kredit, adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Arsiparis.
3. Angka kredit, adalah angka yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sebagai hasil
penilaian kuantitatif dan kualitatif atas prestasi yang dicapai oleh Arsiparis.
4. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara dan memberhentikan
dalam dan dari jabatan fungsional Arsiparis, adalah pimpinan instansi masing-masing atau
pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Arsiparis, adalah Arsip Nasional Republik Indonesia
(ANRI).
6. Unit kerja teknis kearsipan adalah unit kerja yang secara struktural maupun fungsional
melakukan kegiatan pengelolaan arsip.
7. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, adalah Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara,
Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil Presiden,
Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara.
8. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi, adalah Gubernur.
9. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota, adalah Bupati/Walikota.
BAB II
Pasal 2
(1) Usul Penetapan Angka Kredit Arsiparis disampaikan setelah menurut perhitungan Arsiparis
yang bersangkutan mencapai jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dapat dipenuhi, dan dibuat sesuai contoh formulir
sebagai berikut :
a. Untuk Arsiparis Tingkat Keterampilan sebagaimana tersebut pada Lampiran I Keputusan
ini;
b. Untuk Arsiparis Tingkat Keahlian sebagaimana tersebut pada Lampiran II Keputusan ini;
(2) Setiap usul Penetapan Angka Kredit Arsiparis dilampiri dengan:
a. Surat Pernyataan melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran III Keputusan ini;
b. Surat Pernyataan melakukan kegiatan pembinaan kearsipan dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran IV Keputusan ini;
c. Surat Pernyataan melakukan kegiatan pengembangan profesi kearsipan dan bukti
fisiknya, dibuat sesuai formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran V Keputusan ini;
d. Surat Pernyataan melakukan kegiatan penunjang tugas kearsipan dan bukti fisiknya,
dibuat sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran VI Keputusan ini;
e. Surat Pernyataan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan bukti fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran VII Keputusan ini.
(3) Usul Penetapan Angka Kredit untuk kenaikan pangkat, dilakukan selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat sebagai berikut :
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
Pasal 3
(1) Setiap usul Penetapan Angka Kredit bagi Arsiparis harus dinilai secara seksama oleh Tim
Penilai, dengan berpedoman pada Lampiran I dan Lampiran II Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002.
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana
tersebut pada Lampiran VIII Keputusan ini, dengan ketentuan :
a. Asli Penetapan Angka Kredit (PAK) disampaikan kepada Kepala Badan Kepegawaian
Negara (BKN); dan
b. Tembusan disampaikan kepada :
1) Arsiparis yang bersangkutan;
2) Pimpinan unit kerja Arsiparis yang bersangkutan;
3) Sekretaris Tim Penilai Arsiparis yang bersangkutan;
4) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.
(3) Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit berhalangan sehingga tidak
dapat menetapkan angka kredit dalam batas waktu sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat
(3), maka pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat mendelegasikan
kepada pejabat lain satu tingkat lebih rendah sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat
(1) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002.
(4) Untuk pengendalian penetapan angka kredit, maka spesimen tanda tangan pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit dan pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk menetapkan angka kredit sebagaimana dimaksud ayat (3) disampaikan kepada
Kepala Badan Kepegawaian Negara atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan.
(5) Apabila terdapat pergantian pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, maka
spesimen tanda tangan pejabat yang menggantikan disampaikan kepada Kepala Badan
Kepegawaian Negara atau Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan.
BAB III
TIM PENILAI
Pasal 4
(1) Syarat pengangkatan untuk menjadi anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
09/KEP/M.PAN/2/2002, yaitu :
(a) Sekurang-kurangnya menduduki jabatan/pangkat setingkat dengan jabatan/pangkat
Arsiparis yang dinilai;
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
Pasal 5
Pasal 6
(1) Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya, dibentuk Sekretariat Tim
Penilai yang dipimpin oleh Sekretaris Tim Penilai yang secara fungsional dijabat oleh
pejabat di bidang kepegawaian.
(2) Sekretaris Tim Penilai dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat (1) Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 09/KEP/M.PAN/2/2002.
Pasal 7
(1) Apabila dipandang perlu, pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat
membentuk Tim Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
membentuk Tim Penilai Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik yang
berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau bukan Pegawai Negeri Sipil yang
mempunyai kemampuan teknis yang diperlukan.
(2) Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pendapat kepada Ketua
Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas kegiatan yang bersifat khusus atau
kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu.
(3) Tim Penilai Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penilai.
BAB IV
Pasal 8
(1) Penetapan Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), digunakan
sebagai dasar untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan atau kenaikan pangkat, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dipertimbangkan apabila :
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan pangkat terakhir;
b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;
dan
c. Setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP.3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
(3) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dipertimbangkan apabila :
a. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;
b. Memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;
dan
c. Setiap unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP.3) sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
(4) Bagi Arsiparis yang mengalami pindah golongan wajib mengikuti diklat peningkatan profesi
yang ditetapkan oleh Kepala ANRI selambat-lambatnya 2 tahun terhitung setelah SKB ini
ditetapkan.
(5) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menduduki jabatan Arsiparis Madya
pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b untuk menjadi Pembina Utama Muda,
golongan ruang IV/c sampai dengan Arsiparis Utama pangkat Pembina Utama golongan
ruang IV/e, diusulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan ditetapkan dengan
Keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
(6) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Pusat yang menduduki jabatan :
a. Arsiparis Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b untuk
menjadi Pengatur, golongan ruang II/c sampai dengan Arsiparis Penyelia pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d; dan
b. Arsiparis Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a untuk menjadi Penata
Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Arsiparis Madya pangkat Pembina
Tingkat I, golongan ruang IV/b,
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat yang bersangkutan setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
(7) Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menduduki jabatan :
a. Arsiparis Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b untuk
menjadi Pengatur, golongan ruang II/c sampai dengan Arsiparis Penyelia pangkat
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
menjadi Pengatur, golongan ruang II/c sampai dengan Arsiparis Penyelia pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d; dan
b. Arsiparis Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a untuk menjadi Penata
Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Arsiparis Utama pangkat Pembina
Utama, golongan ruang IV/e,
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah yang bersangkutan setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan.
(8) Penetapan kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
dan ayat (7) dapat didelegasikan sebagian wewenangnya atau dikuasakan kepada pejabat
lain di lingkungannya, bagi :
a. Arsiparis Pelaksana pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b untuk
menjadi Pengatur, golongan ruang II/c sampai dengan Arsiparis Penyelia pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d; dan
b. Arsiparis Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a untuk menjadi Penata
Muda Tingkat I, golongan III/b sampai dengan Arsiparis Muda pangkat Penata Tingkat I,
golongan ruang III/d.
Pasal 9
(1) Arsiparis yang menduduki pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d kebawah yang
memperoleh ijazah Strata I/Diploma IV, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya
sebagai penyesuaian ijazah, dengan ketentuan:
a. Pendidikan / ijazah / Surat Tanda Tamat Belajar harus sesuai dengan tugas pokoknya;
b. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir;
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja (DP.3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir;
d. Sekurang-kurangnya memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan
untuk pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a;
e. Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat.
(2) Arsiparis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dipertimbangkan untuk diangkat
dalam jabatan Arsiparis Tingkat Keahlian setelah memperoleh sertifikat Diklat Fungsional
Arsiparis Tingkat Keahlian.
(3) Arsiparis Tingkat Keahlian yang telah mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 200
angka kredit dari unsur pengelolaan arsip dapat diberi predikat Arsiparis Ahli.
(4) Arsiparis Tingkat Keterampilan yang telah mengumpulkan angka kredit sekurang-
kurangnya 100 angka kredit dari unsur pengelolaan arsip dapat diberi predikat Arsiparis
Terampil.
Pasal 10
Arsiparis yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dapat diperhitungkan
untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.
BAB V
Pasal 11
(1) Pengangkatan PNS dalam jabatan Arsiparis bagi daerah yang karena kondisi objektif tidak
dapat memenuhi ketentuan Pasal 21 angka 1 dan akan menggunakan ketentuan Pasal 21
angka 2 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
09/KEP/M.PAN/2/2002, dapat dilakukan setelah formasi jabatan ditetapkan sesuai
ketentuan yang berlaku.
(2) Ketentuan teknis pengangkatan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas ditetapkan
dengan Keputusan Kepala ANRI.
Pasal 12
Pengangkatan, pembebasan sementara dan pemberhentian dalam dan dari jabatan Arsiparis,
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk pengangkatan pertama kali dan pengangkatan kembali dalam jabatan Arsiparis
ditetapkan dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran IX
Keputusan ini;
2. Untuk pembebasan sementara dari jabatan Arsiparis ditetapkan dengan menggunakan
contoh formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran X Keputusan ini.
3. Untuk pemberhentian dari jabatan Arsiparis, ditetapkan dengan menggunakan contoh
formulir sebagaimana tersebut pada Lampiran XI Keputusan ini.
Pasal 13
(1) Untuk menjamin tingkat kinerja Arsiparis dalam mencapai angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat, maka dalam pengangkatan Arsiparis harus memperhitungkan
keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah Arsiparis sesuai jenjang jabatannya.
(2) Pengangkatan Arsiparis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus didasarkan pada
formasi yang ditetapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat
pertimbangan teknis Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 14
c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980; atau
d. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966; atau
e. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Arsiparis; atau
f. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali untuk persalinan keempat dan seterusnya; atau
g. Tugas belajar lebih dari 6 ( enam) bulan.
(2) Arsiparis yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c,
selama menjalani masa hukuman disiplin tetap melaksanakan tugas pokoknya, tetapi
kegiatan tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya.
(3) Arsiparis yang dibebaskan sementara karena tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan,
selama pembebasan sementara dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya secara
pilihan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila:
a. Belum mencapai pangkat tertinggi berdasarkan ijasah terakhir yang dimiliki;
b. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; dan
c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja (DP.3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.
Pasal 15
BAB VI
Pasal 16
(1) Arsiparis yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dapat
diangkat kembali dalam jabatannya apabila masa berlakunya hukuman disiplin tersebut
telah berakhir.
(2) Arsiparis yang dibebaskan sementara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
1966, dapat diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis, apabila berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau
dijatuhi pidana percobaan.
(3) Arsiparis yang ditugaskan di luar jabatan Arsiparis dapat diangkat kembali dalam
jabatannya, apabila telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan Arsiparis.
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
(4) Arsiparis yang dibebaskan sementara karena cuti di luar tanggungan negara dan telah
diangkat kembali pada instansi semula, dapat diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis.
(5) Arsiparis yang telah selesai tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, dapat diangkat kembali
dalam jabatan Arsiparis.
Pasal 17
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kembali dalam jabatan Arsiparis sebagaimana tersebut pada
Pasal 16, jabatannya ditetapkan berdasarkan angka kredit terakhir yang dimiliki dan angka kredit
yang dapat dikumpulkannya selama pembebasan sementara.
BAB VII
PERPINDAHAN JABATAN
Pasal 18
(1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain kedalam jabatan Arsiparis atau
perpindahan antara jabatan dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, 22, dan 23 Keputusan
Menpan Nomor 09/KEP/M.PAN/2/ 2002;
b. Memiliki pengalaman dibidang kearsipan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun dari jabatan
terakhir yang didudukinya; dan
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja (DP.3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2
(dua) tahun terakhir.
(2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, sedangkan jenjang jabatan Arsiparis
ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang diperoleh dari kegiatan unsur utama setelah
melalui penilaian dan penetapan angka kredit dari pejabat yang berwenang;
(3) Bagi Arsiparis yang karena perpindahan jabatan yang memiliki pangkat/golongan ruang
lebih tinggi dari jabatan Arsiparis yang diperolehnya dapat mengajukan kenaikan jabatan
satu tingkat lebih tinggi setelah satu tahun dalam jabatannya dan memenuhi angka kredit
yang diperlukan untuk kenaikan jabatan tersebut.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
mencapai batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil, diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 20
(1) Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan dalam melaksanakan
pembinaan Arsiparis, ANRI selaku Instansi Pembina melaksanakan sosialisasi dan fasilitasi
kepada pejabat yang berkepentingan dan Arsiparis dilingkungannya.
(2) Untuk meningkatkan kemampuan Arsiparis secara profesional sesuai kompetensi jabatan,
ANRI selaku Instansi Pembina, antara lain melakukan:
a. Penyusunan kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional / teknis fungsional bagi
Arsiparis;
b. Penetapan standar kompetensi Arsiparis;
c. Penetapan pedoman formasi jabatan Arsiparis;
d. Penyusunan peta jabatan Arsiparis;
e. Pembangunan sistem informasi jabatan Arsiparis; dan
f. Memfasilitasi penetapan etika profesi kearsipan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
BAB X
PENUTUP
Pasal 22
Petunjuk teknis pelaksanaan yang belum diatur dalam Keputusan Bersama ini akan diatur
kemudian oleh Kepala ANRI dan Kepala BKN baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Sumber :
.
http://www.anri.go.id/Praturan/SKB_03_&_15.htm
Pasal 23
Pasal 24
Dengan berlakunya Keputusan Bersama ini maka Surat Edaran Bersama Kepala ANRI dan
Kepala BAKN Nomor 01/SEB/1990 dan Nomor 46/SE/1990, dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 25
Pasal 26
Keputusan Bersama ini disampaikan kepada yang berkepentingan untuk dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
Ditetapkan di : JAKART
A
Pada tanggal : 5 Juli
2002
KEPALA KEPALA