Anda di halaman 1dari 3

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini membawa pada
kesimpulan, yaitu:
1. Isu pelaksanaan kebijakan implementasi COB diawali dengan persepsi
antar stakeholder melalui sikap dan harapan. Persepsi antar stakeholder
(internal dan eksternal) merespon positif melalui sikap dan harapan terkait
kebijakan implementasi COB. Adanya kebijakan implementasi COB
dirasakan penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan dengan
mengedepankan kendali mutu dan kendala biaya. Selain itu peserta dapat
memilih layanan kesehatan berdsarkan standar BPJS K atau askes
komersial.
Sementara Medicare, kebijakan implementasi Medicare two tier
memberikan persepsi sangat positif dimana peserta mendapat kemudahan
pelayanan pribadi, tindakan eletif surgery tanpa waiting list serta
meminimalisasi excess biaya pengobatan. Terutama kelompok usia lanjut
yang mempunyai resiko penyakit kronis dan perawatan lanjutan.
2. Tahap perumusan dan pelaksanaan kebijakan implementasi COB BPJS K
dengan askes koemersial, dimulai sejak pelaksanaan JKN yang dikelola
oleh BPJS Kesehatan bersifat wajib sebagai Social Health Insurance.
Dalam penentuan paket manfaat terdapat perbedaan yaitu; penjaminan
BPJS K berbasis premiun dengan tarif paket INACBG’s, keterabatasan
provider dan sistem pembayaran kapitasi menunjukan bahwa BPJS
Kesehatan menganut sistem Manage care. Sedangkan hampir kebanyakan
askes komersial di Indonesia menggunakan sistem Indemnity, penjaminan
fee for service di provider tanpa batasan. Sehingga penentuan besarnya cost
sharing selama penelitian berlangsung implementasi COB belum
terlaksana.

115
116

Sementara kebijakan Medicare two tier Australia berjalan dengan baik,


sejalan ditentukannya Medicare sebagai Social Health Insurance tahun
1984. Dengan mix sistem (Indeminity dan Manage care) yaitu tarif
tindakan per item, penjaminan sebesar 100 persen di 698 RS Umum Acut
Group A, B, C, D dan 624 RS Swasta 85 persen penjaminan serta Allied
Professional sebesar 75 persen penjaminan sehingga perhitungan cost
sharing dapat ditentukan.
3. Tahap evaluasi kebijakan implementasi COB dengan askes komersial,
selain kesiapan teknis para stakeholder yang menentukan keberhasilan
kebijakan. Implementasi COB berdampak over insurance, peserta
berpotensi memperoleh keuntungan berupa kelebihan penggantian biaya.
Sebagai antisipasinya perlu dibuat sistem pencegahan, deteksi dan
penindakan fraud di JKN. Pembagian peran dan tugas antar lembaga
seperti Kemenkes, Unit pencegahan anti fraud di RS, BPJS, Badan
penjamin swasta, KPK atau penegak hukum lainnya.
Sementara Australia di tahap evaluasi terus melakukan perbaikan baik
ditingkat internal maupun eksternal. Dari sisi kebijakan Medicare
bersinergi dengan lembaga perpajakan, untuk menentukan kebijakan/
aturan tekhnis Medicare melalui sistem income tax base yang berimbas
pada penentuan besarnya manfaat jaminan kesehatan individu. Hal ini terus
dievaluasi tiap tahun sesuai tingkat inflasi pendapatan masyarakat, nilai
pendapatan pajak dan lain-lain. Dan dalam hal pencegahan potensi fraud
Australia berbagi informasi antar penjamin dan sistematis online disetiap
lini pelayanan. Peran serta berberapa kelembangan sangat diperluk, seperti;
Departmen Of Justice, Police Corruption section, Investigation unit for
Provider network and Integrated Care, Departmen of Protective Service,
Department of Health unit Loss Prevention.
117

B. Saran
1. Bagi BPJS Kesehatan
a. Kebijakan implementasi COB dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan tingkat kesiapan dari infrastruktur, sosialisasi, serta
penetapan peraturan tertata dengan baik dan diberikan waktu bagi para
pelaksana di lapangan
b. Perlunya melakukan benchmarking sebagai evaluasi kesiapan tekhnis
implementasi COB.
c. Kerjasama antar lembaga terkait pencegahan fraud pada implementasi
COB ( Unit anti fraud kepolisian, Badan penjamin, dan Rumah Sakit)
d. Menambah provider RS yang dapat melayani COB serta meningkatkan
pelayanan Rumah Sakit
e. Prosedur COB lebih dipermudah dan pengaturan COB lebih diperjelas
f. Aturan klaim yang jelas dengan sistem teritegrasi
2. Bagi Perusahaan Asuransi kesehatan komersial
Perlunya berinovasi dalam menciptakan produk unggulan yang mencakup
paket COB serta terus melakukan perbaikan dalam pelayanan.
3. Bagi Rumah Sakit
Tersedianya SDM khusus menangani pembiayaan peserta COB askes
sehingga pelaksanaan koordinaasi manfaat dapat berjalan optimal.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Diperlukan kajian mengenai pendanaan Jaminan Kesehatan Nasional
melalui sinergi BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara dengan lembaga
pajak. Mengingat anggaran pembiayaan kesehatan meningkat tiap tahun.

Anda mungkin juga menyukai