Anda di halaman 1dari 48

HARGA DIRI RENDAH

1. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak
sehat pada mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain;
terutama kesehatan jiwa( CMHN, 2006). Harga diri rendah adalah penilaian
pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, harga diri rendah
adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri,
dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung, penurunan harga diri ini dapat bersifat situasional maupun kronis
(menahun).

2. DATA PENGKAJIAN PADA HARGA DIRI RENDAH


Menurut Nanda (2008), batasan karakteristik pada klian harga diri rendah
adalah :
a. Ungkapan tentang situasional yang sedang terjadi padan harga diri
b. Ungkapan diri yang negatif
c. Bimbang, perilaku non asertif
d. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi
e. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006) menjelaskan tanda dan gejala harga diri rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Menolak kemampuan diri sendiri
f. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
berkurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
berbicara dengan nada yang lemah.
3. PENYEBAB HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sistem pendukung,
kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif,
disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998).
Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan
dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau
kognitif).
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang
mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan
dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan
hidup serta peran yang dihadapi.
Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku
(Carpenito, L.J, 1998; Townsend, M.C, 1998) sebagai berikut:
Data subjektif :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Data Objektif :
a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat
b. Peningkatan ketergantungan
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi
keinginan sendiri
d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku
e. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain
f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi
g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
h. Penyalahgunaan obat terlarang
4. AKIBAT HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial (menarik diri). Isolasi
sosial (menarik diri) adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DepKes RI, 1998). Isolasi Sosial menarik diri sering ditunjukkan dengan
perilaku antara lain:
Data subjektif
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Objektif
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

5. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Resiko Gg Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri


Rendah

Mekanisme Koping Tidak Efektif


BAB III
TINJAUAN KASUS

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
1. KASUS
Ny. B berusia 55 tahun dirawat di RS Harta Sehat selama 3 hari. Ny. B di bawa
ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan yang juga merengut nyawa
suaminya. Sejak saat itu Ny. B selalu menyalahkan dirinya atas kematian
suaminya, mengganggap dirinya tidak berguna, dan merasa bahwa dia tidak
pantas hidup. Ketika didatangi oleh anak-anaknya, Ny. B terkesan menarik diri
dan tidak ingin diperhatikan, klien terlihat sedih dan sesekali menangis tanpa
sebab.

2. PENGKAJIAN
a. Identitas
i. Klien
Nama : Ny. B
Umur : 55 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Status : Janda
Suku banga : Batak
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Jln. Palem Selatan No.212D, Purbalinga
Tanggal masuk : 06 Juni 2011 / 12.00 WIB
Tanggal pengkajiaan : 09 Juni 2011 / 10.00 WIB
No. CM : 23004
Bangsal : Anggrek
ii. Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Status : Kawin
Suku banga : Batak
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Jln. Durian, No.12 A, Semarang
Hub. Dengan klien : Anak Klien

b. Alasan Masuk Rumah Sakit


Klien masuk RS Harta Sehat pada tanggal 6 Juni 2011, pukul 12.00 WIB
dengan kondisi hilang kesadaran setelah mengalami kecelakaan mobil.

c. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Klien mengalami gangguan harga diri setelah mengetahui bahwa
suaminya meninggal dalam kecelakaan tersebut.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Anak klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit cacar
dan DB.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengalami luka memar dan lecet di daerah ekstrimitas atas dan
bawah.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anak klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada riwayat penyakit
keturunan.

d. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilam
KU : Klien lemas dan pucat
Kesadaran : Sadar baik, GCS 4-5-6
TTV : TD : 90/50 mmHg
Nadi: 64 x/menit
suhu: 36° C
RR : 18 x/menit
2. Head to Toe
a. Kepala
Bentuk kepala mesosepal, tidak ada benjolan, rambut panjang, pada
wajah terdapat luka memar memerah di daerah pelipis.
b. Mata
Simetris, sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis, tidak ada sekret.
c. Hidung
Simetris, bersih, tidak ada penumpukan secret, dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
d. Mulut
Mukosa bibir kering, papil lidah kotor, tidak ada stomatitis, gigi tidak
berlubang.
e. Telinga
Simetris, bersih, tidak ada penumpukan serumen.
f. Leher
Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada
 Inspeksi: dada simetris, kembang kempis dada teratur, tidak ada
retraksi dada
 Palpasi: taktil fremitus paru kanan sama dengan paru kiri
 Perkusi: terdengar sonor
 Aukultasi: suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing maupun
ronkhi
h. Payudara
Simetris, tidak ada benenjolan, dan keabnormalan.
i. Abdomen
 Inspeksi : tidak ada keabnormalan (lesi, eritema, benjolan,
edema), dinding perut mengembang saat inspirasi, dan
mengempis saat ekspirasi
 Auskultasi: bunyi bising usus 15 x/mnt
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan
j. Perineum
Tidak ada keabnormalan pada daerah vagina dan sekitarnya.
k. Ekstremitas
Atas :
Simetris, tidak ada keabnormalan, terdapat luka lecet yang masih
memerah.
Bawah :
Simetris, tidak ada keabnormalan, dibagian lutut dan tulang kering
terdapat luka lecet memerah.

e. Pola-Pola Fungsi Kesehatan


1. Tidur dan Istirahat
Klien mengalami kesuliatan tidur, klien sering terbangun pada malam
hari, menangis, dan mulai menyalahkan dirinya sendiri.
2. Personal Hygiene
Klien tidak ingin melakukan perawatan diri, seperti mandi. Klien hanya
menyikat gigi dan mencuci muka selama 3 hari. Dalam keadaan normal
klien mandi 2 kali.
3. Nutrisi dan Metabolisme
Klien mengalami keluhan nafsu makan, berat badan klien 56 kg dengan
tinggi 160 cm. Klien tidak mau memakan semua yang di sediakan rumah
sakit. Klien hanya meminum setengah gelas susu satu hari sekali dan
memakan sedikit buah-buahan.
4. Eliminasi
Klien tidak melakukan proses BAB selama 3 hari, dalam keadaan normal
klien BAB 1 kali sehari, dengan konsistensi padat, berwarna coklet, dan
berbau khas. BAK klien lancar 4-5 kali sehari.
5. Seksualitas
Klien sudah pernah menikah, status klien janda, usia klien 55 tahun dan
telah mengalami menopause.

f. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa dimasa lalu
Sebelumnya klien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya.
2. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga mengalami gangguan jiwa
3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien pernah keguguran anak ketiganya saat berumur 35 tahun.

g. Psikososial
1. Genogram
Klien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, klien tinggal serumah
dengan almarhum suaminnya dan salah satu cucunya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
2. Konsep Diri
i. Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, tetapi saat ini
klien merasa tidak membutuhkan perawatan diri.
ii. Identitas
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan.
iii. Peran
Klien mengatakan ia adalah sebagai seorang ibu rumah tangga dan
dan istri yang mengurus rumah tangga dan melayani suaminya,
namun saat ini setelah suaminya meninggal klien merasa dirinya
tidak berarti lagi.
iv. Ideal Diri
Klien mengatakan bahwa ia ingin terus hidup bersama suaminya.
v. Harga diri
Klien mengatakan bahwa ia patut disalahkan atas kematian
suaminya.
Masalah keperawatan :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional

1. Hubungan Sosial
b. Orang yang berarti:
Klien bahwa orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah suami
dan anak-anaknya, dan cucu-cucunya.
c. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Anak klien mengatakan bahwa klien aktif mengikuti kegiatan arisan
dan gereja.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak merasa mempunyai musuh
Masalah keperawatan : tidak ada
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan beragama kristen
b. Kegiatan Ibadah:
Klien mengatakan bahwa ia selalu rajin ke gereja, setiap sabtu dan
minggu.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

h. Status Mental
1. Penampilan:
Penampilan klien biasa saja
Masalah keperawatan : tidak ada
2. Pembicaraan:
Klien berbicara dengan lambat, kurang jelas dan tidak menjalin kontak
mata
Masalah keperawatan : harga diri rendah
3. Aktivitas motorik:
Klien tampak lesu, dan tidak bersemangat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
4. Alam perasaan:
Klien mengatakan sedih dan merasa bersalah atas apa yang dialami
suaminya
Masalah keperawatan : harga diri rendah
5. Afek :
Tumpul, respon memerlukan stimulus yang kuat
Masalah keperawatan : harga diri rendah
6. Interaksi selama wawancara:
Klien tidak kooperatif, kontak mata kurang klien lebih suka menunduk
Masalah keperawatan : harga diri rendah
7. Persepsi :
Klien mengatakan tidak mendengar suara-suara, tidak melihat bayang-
bayang
Masalah keperawatan : tidak ada
8. Proses berpikir:
Pada saat dikaji proses pikir klien sirkumstansial
Masalah keperawatan : menarik diri secara sosial
9. Isi pikir:
Pada saat dikaji tidak ditemukan adanya waham
Masalah keperawatan : tidak ada
10. Tingkat kesadaran:
Klien mampu mengenal orang-orang terdekatnya
Masalah keperawatan : tidak ada
11. Memori:
Klien mampu mengingat masa lalunya, keluarganya
Masalah keperawatan : tidak ada
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien ingin berhitung sederhana
Masalah keperawatan : menarik diri secara sosial
13. Kemampuan menilai
Gangguan ringan, dapat mengambil keputusan dengan bantuan orang
lain
Masalah keperawatan : isolasi sosial
14. Daya tilik diri
Klien menyalahkan dirinya, mengritik dirinya dan merasa tidak berguna
Masalah keperawatan : harga diri rendah

i. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan: klien mau makan 3x/hari
2. BAB/BAK: klien mampu BAK/BAB sendiri dikamar mandi
3. Mandi: klien mampu mandi sendiri
4. Istirahat dan tidur: tidur siang 2 jam/hari, tidur malam dari jam 21.00
WIB. Aktivitas sebelum tidur tidak melakukan
5. Penggunaan Obat: meminum obat dengan bantuan perawat
6. Pemeliharaan kesehatan: Perawatan lanjutan
7. Aktivitas di dalam rumah, klien secara rutin dan disiplin melakukan
kegiatan yang telahdirencanakan(dijadwalkan) bersama perawat
8. Aktivitas di luar, klien mulai kembali mengikuti kegiatan-kegiatan di
lingkungan sosialnya

j. Mekanisme Koping
Maladaptif
Menyalahkan diri sendiri, menarik diri secara sosial, merasa tidak berguna
dan tidak berdaya.
Masalah keperawatan :
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional

k. Aspek Medik
Terapi obat yang diberikan kepada klien saat ini adalah :
 Asam Mefenamat ( 500g × 3)

l. Masalah keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Mekanisme koping tidak efektif

m. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Menarik diri


Gangguan Konsep Diri : Harga
Diri Rendah

Mekanisme Koping Tidak Efektif

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Kelompok Data Masalah Etiologi Diagnosa


1. Isolasi siosial Isolasi social :
DS : :menarik diri menarik diri b/d
1. tidak terkaji karena klien gangguan konsep
diri : harga diri
tidak kooperatif selama rendah

diajak komunikasi.

DO:

1. Klien sering duduk


menyendiri
2. klien tampak pendiam
3. klien tampak
menundukan kepala
4. klien tidak mampu
memulai pembicaraan
5. tidak ada kontak mata
saat berkomunikasi
6. wajah klien tampak
murung
7. klien juga memiliki afek
datar
8. klien tampak asing
dengan klien lain
9. klien tampak kurang
antusias dalam kegiatan
ruangan dan kelompok.

DS:
2. Kematian Harga diri rendah
1. Klien mengatakan
2. Harga diri orang situasional b.d
bahwa ia patut
rendah terdekat mekanisme
disalahkan atas kematian
situasional (Suami) koping tidak
suaminya
efektif
2. Klien mengatakan
bahwa dirinya adalah
orang yang tidak
berguna

3. Klien mengatakan
dirinya tidak berdaya
dan tidak ingin hidup
lagi

4. Klien mengatakan
bahwa tidak ada lagi
yang akan peduli
dengannya.

DO:
1. Klien menarik diri dari
hubungan sosial
2. Klien tidak mau makan,
tidur
3. Klien tidak
memperhatikan
perawatan diri
4. Tidak ada kontak mata
ketika klien diajak
bicara
5. Klien berbicara dengan
lambat dan suara yang
6. Klien merasa tidak
nyaman menjadi pusat
perhatian
2. RENCANA INTERVENSI
NO DIAGOSA PERENCANAAN
RASIONAL
DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 Isolasi social : TUM :
menarik diri b/d
Klien dapat berinteraksi
gangguan konsep
diri : harga diri dengan orang lain
rendah

TUK :
1. Klien menunjukkan 1.1.Bina hubugan salin percaya 1.1.Hubungan saling
1. Klien dapat membina
ekspresi wajah dengan menggunakan percaya merupakan
hubungan saling
bersahabat, prinsip komunikasi dasar untuk hubungan
percaya dengan perawat
menunjukkan rasa terapeutik: interaksi selanjutnya.
senang, ada kontak 1.1.1. Sapa klien dengan
mata, mau berjabat ramah baik verbal
tangan, mau maupun non verbal
menyebutkan nama, 1.1.2. Perkenalkan diri
maumenjawab salam, dengan sopan
klien mau duduk 1.1.3. Tanyakan nama
berdampingan dengan lengkap dan nama
pearwat, mau panggilan yang
mengutarakan disukai klien
masalah yang 1.1.4. Jelaskan tujuan
dihadapi pertemuan
1.1.5. Jujur dan menepati
janji
1.1.6. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
1.1.7. Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien

2. klien dapat 2. Klien menyebutkan : 2.1. Diskusikan dengan klien 2.1. Diskusikan tingkat
mengidentifikasi aspek 2.1.Aspek positif dan tentang: kemampuan klien seperti
positif dan kemampuan kemampuan yang 2.1.1. Aspek positif yang menilai
yang dimilki dimilki klien dimiliki klien, realitas, kontrol diri atau
2.2.Aspek positif keluarga, integritas ego diperlukan
keluarga lingkungan sebagai
2.3.Aspek positif 2.1.2. Kemampuan yang dasar asuhan
lingkungan klien dimiliki klien keperawatannya.

2.2. Bersama klien buat daftar 2.2. mempermudah


tentang menyeleksi kegiatan yang
2.2.1. Aspek positif klien, mudah untuk dilakukan
keluarga,
lingkungan
2.2.2. Kemampuan yang
dimilki klien

2.3. Beri pujian yang realitas, 2.3. Pujian yang realistik


hindarkan memberi tidak menyebabkan klien
penilaian negatif melakukan kegiatan hanya
karena ingin mendapatkan
pujian.

3. Klien mampu
3. klien dapat menilai 3.1.Diskusikan dengan klien 3.1. Diskusikan pada klien
menyebutkan
kemampuan yang dimilki kemampuan yang dapat tentang kemampuan yang
kemampuan yang
untuk dilaksanakan dilaksanakan dimiliki adalah prasyarat
dapat dilaksankan
untuk berubah

3.2.Diskusikan kemampuan 3.2. Pengertian tentang


yang dapat dilanjutkan kemampuan yang dimiliki
pelaksanaannya diri memotivasi untuk tetap
mempertahankan
kemampuannya.

4. klien dapat 4. Klien mampu 4.1.Rencanakan bersama klien 4.1. Klien perlu bertindak
merencanakan kegiatan membuat rencana aktivitas yang dapat secara realistis dalam
sesuai dengan kemampuan kegiatan harian dilakukan setiap hari sesuai kehidupannya.
yang dimilki kemampuan klien :
4.1.1. Kegiatan mandiri
4.1.2. Kegiatan dengan
bantuan

4.2. Sebagai motivasi


4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai
tindakan yang akan
kondisi klien
dilakukan oleh klien
selanjutnya

4.3. Contoh peran yang


4.3.Beri contoh cara
dilihat klien akan
pelaksanaankegiatan yang
memotovasi klien untuk
dapat klien lakukan
melaksanakan kegiatan.

5. klien dapat 5. Klien dapat 5.1.Anjurkan klienuntuk 5.1. Memberikan

melakukan kegiatan melakukan melaksanakan kegiatan yang kesempatan kepada klien


kegiatan sesuai telah direncanakan untuk tetap melakukan
sesuai rencana yang
jadwal yang dibuat kegiatan yang biasa
dibuat
dilakukan

5.2.Pantau kegiatan yang 5.2. menegtahui sejauh


dilaksanakan klien mana kemampuan klien

5.3.Beri pujian atas usaha yang 5.3.Reinforcement positif


dilakukan klien dapat meningkatkan
harga diri klien

5.4.Diskusikan kemungkinan 5.4. Dapat mengetahui


pelaksanaan kegiatan setelah perkembangan dan
pulang keaktifan klien dengan
keluarga
6. Klien dapat 6. Klien mampu 6.1.Beri pendidikan kesehatan 6.1.Mendorong keluarga
memanfaatkan memanfaatkan pada keluarga tentang cara akan sangat
sistem pendukung sistem pendukung merawat klien dengan harga berpengaruh dalam
yang ada yang ada di diri rendah mempercepat proses
keluarga penyembuhan klien

6.2.Bantu keluarga memberikan 6.2.Mempercepat proses


dukungan selama klien di penyembuhan
rawat

6.3.Bantu keluarga menyiapkan 6.3.Membantu klien lebih


lingkungan rumah cepat pulih
2. Harga diri rendah TUM :
situasional b.d Klien memilki konsep diri
mekanisme koping yang positif
tidak efektif
TUK:
1. Klien dapat 1. Klien mampu 1.1. Ijinkan klien untuk
memventilasi menangis
memventilasi
perasaannya secara
bebas perasaannya secara 1.2. Sediakan kertas dan alat

bebas tulis jika klien belum mau


bicara
1.3.Nyatakan kepada klien
bahwa perawat dapat
mengerti apabila klien
belum siap membicarakan
masalahnya

2. Klien dapat 2. Klien dapat 2.1. Tanyakan kepada klien


mengidentifikasi apakah mengalami hal yang
koping dan perilaku mengidentifikasi
yang berkaitan dengan koping dan perilaku sama
kejadian yang dihadapi 2.2. Tanyakan cara-cara yang
yang berkaitan dengan
kejadian yang dicapai dapat dilakukan dalam
mengatasi perasaan dan
masalah
2.3.Identifikasi koping yang
pernah dipakai
2.4.Diskusikan dengan klien
alternative koping yang
tepat bagi klien

3. Klien dapat 3. Klien memodifikasi 3.1. diskusikan tenang masalah


memodifikasi pola
kognitif yang negative pola kognitif yang yang dihadapi klien.
negative 3.2. identifikasi pemikiran
negative dan bantu untuk
menurunkan melalui
interupsi/subtitusi

3.3 Bantu klien untuk


meningkatkan pemikiran yang
positif

3.4 Identifikasi ketetapan


presepsi klien yang tepat,
penyimpangan dan pendapat
yang tidak rasional.

3.5 kurangi penilaian yang


negative terhadapdirinya.

3.6 evaluasi ketetapan persepsi,


logika dan kesimpulan yang
dibuat klien

3.7 bantu klien untuk


menyadari nilai yang
dimilikinya\perilakunya dan
perubahan yang terjadi

4. Klien dapat 4. Klien berpartisipasi 4.1 libatkan klien dalam


berpartisipasi dalam menetapkan tujuan
dalam pengambilan perawatannya yang ingin
pengambilan keputusan
yang berkenaan dengan keputusan yang dicapai.
perawatan dirinya
berkenaan dengan 4.2 motivasi klien untuk
perawatan dirinya membwad jadwal aktivitas
perawatan diri.
4.3 beri klien privasi sesuai
kebutuhan yang ditentukan

4.4 beri renforcement positif


untuk keputusan yang dibuat

4.5 beri pujian jika klien


berhasil melakukan
kegiatan/penampilan yang
bagus.

4.6 motivasi klien untuk


mempertahankan kegiatan
tersebut

5. Klien dapat memotivasi 5.1 bantu klien untuk


5. Klien termotifasi
untuk aktif mencapai menetapkan tujuan yang
tujuan yang realistik untuk aktif mencapai realistic. Fokuskan kegiatan
pada saat ini, bukan kegiatan
tujuan yang realistik
masa lalu

5.2 bantu klien mengidentifikasi


area situasi kehidupan yang
dapat dikontrolnya.

5.3 identifikasi cita-cita yang


ingin dicapai oleh klien

5.4 dorong untuk berpartisipasi


dalam aktivitas tersebut dan
berikan penguatan positif untuk
berpartisipasi dan
pencapaiannya.

5.5 motivasi keluarga untuk


berperan aktif dalam membantu
klien menurunkan perasaan
bersalah.
1. IMPLEMENTASI
No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Proses
Dx

1. TUK 1. S:
O:
Membina hubugan salin percaya dengan menggunakan prinsip A :
komunikasi terapeutik: P:

1.1. Menyaapa klien dengan ramah baik verbal maupun non


verbal
1.2. Memperkenalkan diri dengan sopan
1.3. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien
1.4. Menjelaskan tujuan pertemuan
1.5. Jujur dan menepati janji
1.6. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya
1.7. Memberi perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2.

2.1.Mendiskusikan dengan klien tentang:


2.1.1. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
2.1.2. Kemampuan yang dimiliki klien

2.2. Bersama klien buat daftar tentang

2.2.1. Aspek positif klien, keluarga, lingkungan

2.2.2. Kemampuan yang dimilki klien

2.3. Memberi pujian yang realitas, hindarkan memberi


penilaian negatif
TUK 3.

3.1.Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat


dilaksanakan
3.2.Mendiskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya

TUK 4

4.1.Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan klien :
4.1.1. Kegiatan mandiri
4.1.2. Kegiatan dengan bantuan

4.2. Meningkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

4.3.Beri contoh cara pelaksanaankegiatan yang dapat klien


lakukan
TUK 5.

5.1.Menganjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang


telah direncanakan
5.2.Memantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.3. Memberi pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.4.Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang

TUK 6.

6.1.Memberi pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara


merawat klien dengan harga diri rendah

6.2.Membantu keluarga memberikan dukungan selama klien di


rawat

6.3. Membantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah


2. TUK 1.
1.1.Ijinkan klien untuk menangis
1.2. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara
1.3.Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti
apabila klien belum siap membicarakan masalahnya

TUK 2.

2.1. Tanyakan kepada klien apakah mengalami hal yang sama


2.2. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi
perasaan dan masalah
2.3. Identifikasi koping yang pernah dipakai
2.4.Diskusikan dengan klien alternative koping yang tepat bagi
klien

TUK 3

3.1. diskusikan tenang masalah yang dihadapi klien.

3.2. identifikasi pemikiran negative dan bantu untuk


menurunkan melalui interupsi/subtitusi
3.3 Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

3.4 Identifikasi ketetapan presepsi klien yang tepat,


penyimpangan dan pendapat yang tidak rasional.

3.5 kurangi penilaian yang negative terhadapdirinya.

3.6 evaluasi ketetapan persepsi, logika dan kesimpulan yang


dibuat klien

3.7 bantu klien untuk menyadari nilai yang


dimilikinya\perilakunya dan perubahan yang terjadi

TUK 4.

4.1 libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatannya yang


ingin dicapai.

4.2 motivasi klien untuk membwad jadwal aktivitas perawatan


diri.

4.3 beri klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan

4.4 beri renforcement positif untuk keputusan yang dibuat

4.5 beri pujian jika klien berhasil melakukan


kegiatan/penampilan yang bagus.

4.6 motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut

TUK 5
5.1 bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistic.
Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu

5.2 bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang


dapat dikontrolnya.

5.3 identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien

5.4 dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan


berikan penguatan positif untuk berpartisipasi dan
pencapaiannya.

5.5 motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu


klien menurunkan perasaan bersalah.
No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Proses
Dx

1. TUK 1. S:
O:
Membina hubugan salin percaya dengan menggunakan prinsip A :
komunikasi terapeutik: P:

1.8. Menyaapa klien dengan ramah baik verbal maupun non


verbal
1.9. Memperkenalkan diri dengan sopan
1.10. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien
1.11. Menjelaskan tujuan pertemuan
1.12. Jujur dan menepati janji
1.13. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya
1.14. Memberi perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2.

2.2.Mendiskusikan dengan klien tentang:


2.2.1. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
2.2.2. Kemampuan yang dimiliki klien

2.2. Bersama klien buat daftar tentang

2.2.1. Aspek positif klien, keluarga, lingkungan

2.2.2. Kemampuan yang dimilki klien

2.3. Memberi pujian yang realitas, hindarkan memberi


penilaian negatif
TUK 3.

3.3.Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat


dilaksanakan
3.4.Mendiskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya

TUK 4

4.4.Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan klien :
4.4.1. Kegiatan mandiri
4.4.2. Kegiatan dengan bantuan

4.5. Meningkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

4.6.Beri contoh cara pelaksanaankegiatan yang dapat klien


lakukan
TUK 5.

5.5.Menganjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang


telah direncanakan
5.6.Memantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.7. Memberi pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.8.Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang

TUK 6.

6.4.Memberi pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara


merawat klien dengan harga diri rendah

6.5.Membantu keluarga memberikan dukungan selama klien di


rawat

6.6. Membantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah


2. TUK 1.
1.4.Ijinkan klien untuk menangis
1.5. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara
1.6.Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti
apabila klien belum siap membicarakan masalahnya

TUK 2.

2.5. Tanyakan kepada klien apakah mengalami hal yang sama


2.6. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi
perasaan dan masalah
2.7. Identifikasi koping yang pernah dipakai
2.8.Diskusikan dengan klien alternative koping yang tepat bagi
klien

TUK 3

3.1. diskusikan tenang masalah yang dihadapi klien.

3.2. identifikasi pemikiran negative dan bantu untuk


menurunkan melalui interupsi/subtitusi
3.3 Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

3.4 Identifikasi ketetapan presepsi klien yang tepat,


penyimpangan dan pendapat yang tidak rasional.

3.5 kurangi penilaian yang negative terhadapdirinya.

3.6 evaluasi ketetapan persepsi, logika dan kesimpulan yang


dibuat klien

3.7 bantu klien untuk menyadari nilai yang


dimilikinya\perilakunya dan perubahan yang terjadi

TUK 4.

4.1 libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatannya yang


ingin dicapai.

4.2 motivasi klien untuk membwad jadwal aktivitas perawatan


diri.

4.3 beri klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan

4.4 beri renforcement positif untuk keputusan yang dibuat

4.5 beri pujian jika klien berhasil melakukan


kegiatan/penampilan yang bagus.

4.6 motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut

TUK 5
5.1 bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistic.
Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu

5.2 bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang


dapat dikontrolnya.

5.3 identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien

5.4 dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan


berikan penguatan positif untuk berpartisipasi dan
pencapaiannya.

5.5 motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu


klien menurunkan perasaan bersalah.
No. Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Proses
Dx

1. TUK 1. S:
O:
Membina hubugan salin percaya dengan menggunakan prinsip A :
komunikasi terapeutik: P:

1.15. Menyaapa klien dengan ramah baik verbal maupun non


verbal
1.16. Memperkenalkan diri dengan sopan
1.17. Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien
1.18. Menjelaskan tujuan pertemuan
1.19. Jujur dan menepati janji
1.20. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya
1.21. Memberi perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2.

2.3.Mendiskusikan dengan klien tentang:


2.3.1. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
2.3.2. Kemampuan yang dimiliki klien

2.2. Bersama klien buat daftar tentang

2.2.1. Aspek positif klien, keluarga, lingkungan

2.2.2. Kemampuan yang dimilki klien

2.3. Memberi pujian yang realitas, hindarkan memberi


penilaian negatif
TUK 3.

3.5.Mendiskusikan dengan klien kemampuan yang dapat


dilaksanakan
3.6.Mendiskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya

TUK 4

4.7.Merencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan klien :
4.7.1. Kegiatan mandiri
4.7.2. Kegiatan dengan bantuan

4.8. Meningkatkan kegiatan sesuai kondisi klien

4.9.Beri contoh cara pelaksanaankegiatan yang dapat klien


lakukan
TUK 5.

5.9.Menganjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang


telah direncanakan
5.10. Memantau kegiatan yang dilaksanakan klien
5.11. Memberi pujian atas usaha yang dilakukan klien
5.12. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
pulang

TUK 6.

6.7.Memberi pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara


merawat klien dengan harga diri rendah

6.8.Membantu keluarga memberikan dukungan selama klien di


rawat

6.9. Membantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah


2.
TUK 1.
1.7.Ijinkan klien untuk menangis
1.8. Sediakan kertas dan alat tulis jika klien belum mau bicara
1.9.Nyatakan kepada klien bahwa perawat dapat mengerti
apabila klien belum siap membicarakan masalahnya

TUK 2.

2.9. Tanyakan kepada klien apakah mengalami hal yang sama


2.10. Tanyakan cara-cara yang dapat dilakukan dalam
mengatasi perasaan dan masalah
2.11. Identifikasi koping yang pernah dipakai
2.12. Diskusikan dengan klien alternative koping yang tepat
bagi klien

TUK 3

3.1. diskusikan tenang masalah yang dihadapi klien.

3.2. identifikasi pemikiran negative dan bantu untuk


menurunkan melalui interupsi/subtitusi
3.3 Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

3.4 Identifikasi ketetapan presepsi klien yang tepat,


penyimpangan dan pendapat yang tidak rasional.

3.5 kurangi penilaian yang negative terhadapdirinya.

3.6 evaluasi ketetapan persepsi, logika dan kesimpulan yang


dibuat klien

3.7 bantu klien untuk menyadari nilai yang


dimilikinya\perilakunya dan perubahan yang terjadi

TUK 4.

4.1 libatkan klien dalam menetapkan tujuan perawatannya yang


ingin dicapai.

4.2 motivasi klien untuk membwad jadwal aktivitas perawatan


diri.

4.3 beri klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan

4.4 beri renforcement positif untuk keputusan yang dibuat

4.5 beri pujian jika klien berhasil melakukan


kegiatan/penampilan yang bagus.

4.6 motivasi klien untuk mempertahankan kegiatan tersebut

TUK 5
5.1 bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistic.
Fokuskan kegiatan pada saat ini, bukan kegiatan masa lalu

5.2 bantu klien mengidentifikasi area situasi kehidupan yang


dapat dikontrolnya.

5.3 identifikasi cita-cita yang ingin dicapai oleh klien

5.4 dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas tersebut dan


berikan penguatan positif untuk berpartisipasi dan
pencapaiannya.

5.5 motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu


klien menurunkan perasaan bersalah.
BAB IV
PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.

Keliat, Budi Anna.(1999). Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. EGC: Jakarta

Kelompok Keilmuan Keperawatan Jiwa. (2005). Modul Community Mental Health


Nursing

NANDA International. (2008). Nursing Diagnoses: Definition and Classification


.Philadelphia:USA.

Stuart GW, Sundeen SJ. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai