PENDAHULUAN
yang sangat penting pada pelaksanaan proses kerja dan pencapaian tujuan organisasi.
dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Tanpa adanya sumber daya manusia,
sumber daya yang lain tentunya tidak akan bisa dimanfaatkan. Meskipun banyak
faktor yang mempengaruhi organisasi seperti mesin – mesin modern, modal yang kuat
teknologi dengan sistim yang canggih tetapi tanpa adanya manusia yang menangani
Sumber daya manusia adalah orang – orang yang merancang dan merumuskan
seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang – orang yang memiliki keahlian
atau kompetensi maka mustahil bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Sumber
daya manusia inilah yang membuat sumber daya lainnya dapat berjalan. Banyaknya
tanpa adanya organisasi serta memiliki kinerja yang otimal. Kinerja yang optimal
akan dapat tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki disiplin yang tinggi.
tidaknya fungsi – fungsi tersebut sangat bergantung pada sejauh mana kualitas sumber
dalamnya (pimpinan dan staf) untuk bertindak sesuai dengan peraturan, norma dan
ketentuan yang berlaku yang didasari oleh disiplin pribadi yang tinggi dari masing –
masing pegawai, karena tanpa adanya disiplin kerja yang baik, pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi serta wewenang yang telah diletakkan oleh organisasi akan sulit
terwujud. Oleh karena itu disiplin dapat dinyatakan sebagai penentu keberhasilan
Setiap pegawai dituntut mempunyai disiplin yang tinggi sehingga bisa bekerja
secara profesional dengan mempunyai sifat antara lain; memiliki motivasi yang
tinggi, ulet, jujur, terampil, memiliki loyalitas terhadap pekerjaan serta dapat
organisasi sebagai salah satu penentu keberhasilan dalam pencapaian visi, misi dan
proses pengaruh sosial yang disengaja yang dijalankan oleh seseorang terhadap orang
lain untuk menstruktur aktivitas dan pengaruh didalam sebuah kelompok atau
organisasi.
tidaknya suatu tujuan yang dicapai sebuah organisasi tergantung dari pemimpin. Bagi
keunggulan bagi organisasi agar terus hidup dan berkembang. Dalam melaksanakan
menjadi faktor yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku organisasi. Hal
semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang
kinerja organisasi dan memecahkan masalah dengan tepat. Pemimpin yang efektif
besar, rasa percaya diri, serta komitmen kepada tujuan dan misi organisasi. Hal ini
penting yang terkandung dalam individu. Setiap individu memiliki kebutuhan dan
berbeda-beda pula. Pemimpin harus fleksibel dalam pemahaman segala potensi yang
dimiliki oleh individu dan berbagai permasalahan yang dihadapi individu tersebut.
peraturan dan kebijakan organisasi serta melimpahkan tugas dan tanggung jawab
dengan tepat. Hal ini sejalan dengan usaha untuk menumbuhkan komitmen organisasi
tujuan. Hal itu dapat dilihat dengan para pegawai yang secara sadar melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya tanpa adanya paksaan atau karena adanya perintah dari
yang positif untuk melakukan sesuatu karena mereka mengerti tindakan tersebut yang
terhadap tingkat efektifitas pekerjaan pegawai karena tanpa adanya motivasi kerja dari
para pegawai niscaya perkerjaan tersebut tidak akan terlaksana dengan baik dan
lancar. Motivasi kerja daat dijadikan sebagai landasan atau dasar bagi kelancaran
bekerja lebih rajin. Melihat pentingnya peranan pegawai dalam organisasi, maka
diperlukan perhatian lebih serius terhadap tugas yang dikerjakan sehingga tujuan
organisasi tercapai. Dengan motivasi kerja yang tinggi, pegawai akan bekerja lebih
yang rendah pegawai tidak mempunyai semangat bekerja, mudah menyerah dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) primadona Kabupaten Solok, hal ini
Kabupaten Solok disamping tiga sektor lainnya yakni perdagangan dan jasa,
kesehatan dan sektor pendidikan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas
pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kebudayan dan pariwisata dan TMS-BK,
pembinaan unit pelaksana tugas dinas, dan 5) pelaksanaan tugas lain yang diberikan
Barat, dengan keindahan alamnya serta sarana dan prasarana yang dimiliki Kabupaten
Solok mempunyai julukan “Nagari Dingin tak Basalju”. Sesuai dengan data jumlah
pegawai negeri sipil pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok
berjumlah 63 orang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan ketrampilan yang
berbeda pula. Mengingat pentingnya peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata guna
serta wewenang yang ada pada dinas tersebut, maka diperlukan disiplin kerja pegawai
yang didukung oleh kepemimpinan, lingkungan kerja serta motivasi yang baik.
aturan disiplin kerja sebagaimana yang telah ditetapkan. Hal ini terlihat dari
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok pada tabel 1.1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Rekapitulasi Absensi Pegawai
Bulan Januari s/d Agustus 2016
Dari tabel 1.1 di atas diketahui bahwa, sejak bulan Januari sampai
Agustus 2016 tingkat disiplin pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Solok masih kurang baik, hal ini tampak dari jam masuk kantor tidak
pernah mencapai 100%, pada hal waktu masuk kerja sesuai dengan peraturan
pukul 07.30 wib dan pada mesin absensi sudah dilambatkan dan diberi
kelonggaran sampai pukul 07.45 wib, namun masih saja banyak yang terlambat.
Begitupun pada saat jam pulang kantor, sesuai dengan print out mesin absensi
diketahui bahwa dari bulan Januari sampai Agustus tidak ada pegawai yang
pulangnya 100% setelah jam yang telah ditentukan, sesuai dengan mesin absensi
Jum’at.
aturan yang berlaku dan rasa tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
kepadanya diantaranya masih banyak pegawai yang tidak ikut apel pagi yang
dilaksanakan setiap hari selasa atau 1 (satu) kali dalam seminggu dan sering
meninggalkan kantor pada saat jam kerja untuk melakukan kepentingan pribadi.
selesai tepat waktu. Diantara pegawai juga sering terjadi konflik terutama dengan
disiplinan dalam mematuhi jam kerja tersebut disamping itu sering juga terjadi
lempar tanggungjawab diantara pegawai yang rajin dan yang cepat pulang.
dampak yang negatif terhadap kinerja secara keseluruhan dan kalau dibiarkan
juga akan berpengaruh kepada menurunnya gairah kerja pegawai yang taat
kepada aturan karena fenomena – fenomena tersebut di atas. Penyebab semua ini
diduga karena faktor kurangnya arahan dan bimbingan dari pimpinan, lingkungan
kerja yang kurang mendukung dan rendahnya motivasi kerja dari pegawai itu
sendiri.
sebagaimana kota – kota lainnya tentu perlu dilakukan upaya – upaya untuk
merubah sikap mental, ketaatan dan disiplin kerja serta etos kerja disamping
tidaknya pegawai dalam bekerja. Pegawai yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi akan melakukan pekerjaan yang menjadi tanggungn jawabnya dengan baik,
tetapi jika motivasi kerjanya rendah, maka pegawai tersebut akan malas dalam
bekerja dengan hasil kerja yang tidak maksimal. Fenomena – fenomena yang
penulis temukan yang berkenaan dengan motivasi kerja dimana kemauan pegawai
untuk bekerja masih rendah ditandai dengan adanya pegawai yang santai – santai
pada siang hari menjelang sore menunggu waktu jam dinas selesai padahal
banyak hal yang bisa dilakukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang seharusnya bisa diselesaikan.
diselesaikan apalagi kalau kebetulan pimpinan sedang dinas luar dan adanya
pengarahan kepada pegawai apalagi pada saat - saat sekarang ini dimana semua
bawahan untuk bekerja dengan baik. Tetapi jika pimpinan tidak dapat
kepemimpinannya dengan baik. Hal ini terlihat jarang sekali diadakan rapat staf
dan bahkan dalam 1 kali sebulanpun hampir tidak pernah dilakukan. Hanya
apabila ada masalah yang harus ditindak lanjuti segera dan itupun hanya
pegawai dalam melaksanakan tugas dan pada akhirnya disiplin pegawai jadi
menurun. Oleh karena itu sebagai pimpinan perlu memberikan pengarahan yang
karena kepemimpinan yang belum mantap, yang kurang kondusif dan motivasi
B. Rumusan Masalah
adalah rendahnya tingkat disiplin pegawai, untuk suatu upaya yang dapat
C. Tujuan Penelitian
lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap disiplin kerja pegawai. Berdasarkan
latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis :
Kabupaten Solok.
Solok akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh disiplin dan rasa
tanggungjawab.
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Disiplin Kerja
a. Pengertian Disiplin
organisasi manapun di dunia ini harus memiliki disiplin kerja yang baik, agar
mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkan.
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang
dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri
secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang
kepadanya.
peraturan dan
sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau
n kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang
sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis
bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang
terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik
disiplin yang baik, seperti malu kalau masuk terlambat dan bertindak adil
pasti dan jelas serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif karena
motivasi kerja kepada pegawai harus diperankan pula oleh pimpinan, karena
dengan motivasi kerja yang tinggi pegawai akan dapat bekerja maksimal. Jka
produktivitas kerja.
menurut Siswanto (2002:98) antara lain (a) Kepatuhan pegawai terhadap jam
kerja, (b) Kepatuhan pegawai terhadap perintah pimpinan dan taat pada
peraturan yang berlaku. (c) Kepedulian pegawai pada lingkungan kerja, (d)
hati – hati, (e) Besarnya rasa tanggung jawab pegawai dalam melaksanakan
efektif serta saling pengertian antara manajer dan para pekerja dalam
organisasi.
3. Motivasi,
4. Keteladanan pimpinan,
6. Ergonomis
dengan aturan dan pedoman kerja agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau
dapat dihindari.
sesama pegawai.
tidak kalah pentingnya adalah bahwa disiplin tersebut merupakan suatu sikap
dan perilaku, dimana perilaku tersebut dibentuk oleh interaksi antara faktor
kepribadian dan faktor lingkungan atau situasional. Faktor yang penting dalam
kepribadian seseorang adalah sistim nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal
ini yang berkaitan langsung dengan disiplin. Nilai – nilai yang menjunjung
disiplin yang diajarkan atau ditanamkan orang tua, guru dan masyarakat akan
sikap ini akan terlihat dari perilaku seseorang. Dengan demikian faktor
(2002:98) yang menyatakan bahwa disiplin kerja yang baik dapat diukur
dengan indikator ; (a) Kepatuhan pegawai terhadap jam kerja, (b) Kepatuhan
pegawai terhadap perintah pimpinan dan taat pada perintah yang berlaku, (c)
sebaik – baiknya.
2. Motivasi Kerja
a. Pengertian Motivasi
rasa puas atau tidaknya seseorang dalam interaksinya dengan orang – orang
sesuai menurut pegawai maka cendrung motivasinya tinggi, begitu pula jika
melakukan suatu karya yang berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang
lain.
tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif
timbul dari dalam diri pegawai agar tumbuh dorongan untuk bekerja dan
Motivasi tentunya tidak begiu saja muncul tanpa adanya timbal balik dari
yang maksimal.
manusia.
seterusnya.
sebagai berikut :
a. kebutuhan sandang
b. kebutuhan pangan
c. kebutuhan biologis
a. keamanan jiwa
b. keamanan harta
Asumsi Teori X
- Pada umumnya manusia harus diawasi dengan ketat dan dipaksa untuk
Asumsi Teori Y
organisasi.
- Motivasi tidak saja mengenai lower needs tapi sampai high order needs.
tujuan organisasi.
dan rangkaian kedua disebut faktor hygieni. Disebut juga dengan konsep
faktor motifator hygieni dari Herzberg, dan ada juga yang menyebutnya
tugasnya.
Faktor yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada pegawai (de-
a. Tujuan yang mereka temukan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu
baik.
keberhasilannya.
suatu hal yang mana jika yang diinginkannya telah dapat ia capai maka
akan timbul rasa kepuasan dalam dirinya, dan jika kepuasan tersebut telah
dapat dirasakan maka akan timbul suatu komitmen dalam diri untuk tetap
karena dengan motivasi itu akan tergambar semangat dan kegairahan kerja
motivasi, terdapat tiga unsur yang merupakan kunci motivasi yaitu upaya,
a. Kemampuan
b. Komitmen
c. Umpan balik
d. Kepemimpinan
e. Faktor intrinsik
bekerja, mendapat gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang
3. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia
bujukan.
– tujuan kelompok.
kepada bawahan.
terhadap kepemimpinannya.
h. Bersikap adil dan bijaksana pada bawahan dan arif terhadap masalah
sebagai berikut :
orang – orang lain agar dapat bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
b. Fungsi Kepemimpinan.
bahwa setiap pimpinan berada di dalam dan bukan diluar situasi itu.
kepemimpinan yaitu :
mengeluarkan pendapat.
tanggungjawab.
tujuan yang hendak dicapai suatu organisasi tersebut dapat terwujud dengan
baik.
lebih tinggi, ambisius dan memiliki banyak energi, memiliki aktivitas dan
antara kata dan tindakan, sehingga dapat dikatakan bahwa sama antara
4. Percaya diri. Para pengikut melihat para pemimpin yang tidak memiliki
tersebut.
2. Pendelegasian wewenang.
variabel disiplin kerja yang telah dilakukan oleh peneliti lain seperti :
kerja yang baik dan nyaman maka disiplin kerja pegawai akan semakin
baik pula.
C. Kerangka Konseptual
potensi yang dimiliki oleh organisasi agar dapat secara keseluruhan mendukung
komitmen yang tinggi serta kemauan yang keras untuk bekerja dengan
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin dengan baik akan mendorong
Kepemimpinan
(X1)
Disiplin Kerja
(Y)
Motivasi Kerja
nannan(X2)
Gambar : 2.1
Kerangka Konseptual
nannan
D. Hipotesis
METODE PENELITIAN
penelitian adalah selama satu bulan yaitu dari bulan Desember 2017.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Dalam
penelitian ini, peneliti berusaha menjaring data melalui peristiwa dan kejadian yang
adanya, yaitu mengenai Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap disiplin kerja
data dilakukan sesuai dengan perubah penelitian, kemudian diolah dan dianalisis
deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari prilaku orang yang diamati (Tylor
1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,
objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik mempelajarinya atau yang
adalah Pegawai Negeri Sipil yang bertugas pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Solok dan tidak termasuk Kepala Dinas yang berjumlah 63
Tabel 3.1
Populasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang)
SLTP 5
SLTA 21
DIII 4
S1 32
S2 1
Total 63
Sumber : Kasubag Umum dan Kepeg.Disbudpar
2. Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto:2006:135). Sampel pada penelitian ini adalah Pegawai yang ada pada
orang, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak mencapai 100 orang.. Untuk
𝑁
n=
1 +𝑁𝑒 2
63
n=
1 +63(0,05)²
Pegawai yang ada pada Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tabel 3.2
Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pada penelitian ini teknik yang digunakan dalam penetapan sampel adalah
Sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak dan
pendidikan.
1. Jenis Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari penyebaran
Solok.
2. Sumber Data
1. Kuesioner
pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Solok yang terdiri dari
2. Dokumentasi
kepada pihak terkait dan mengadakan telahaan pada dokumen – dokumen resmi
G. Defenisi Operasional
1. Defenisi Operasional
terhadap perintah pimpinan dan taat pada perintah yang berlaku, (3)
sebaik – baiknya.
b. Kepemimpinan (X1)
serta kesediaan untuk bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
kerja, (2) Pengakuan atas pekerjaannya, (3) Pekerjaan itu sendiri, (4)
H. Instrumen Penelitian
1. Bentuk Instrumen
sejumlah indikator. Instrumen yang digunakan ini adalah kuesioner yang disusun
berdasarkan kepada skala Likert dalam hal disiplin kerja, kepemimpinan, dan
motivasi kerja, lalu responden diberikan kesempatan untuk memilih satu dari
alternatif jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang – kadang (KK),
Kuesioner diberi skor sesuai dengan kriteria pernyataan yang diisi seperti
Tabel 3.3
Skor Jawaban Kuesioner Penelitian
2. Penyusunan Instrumen
kisi instrumen yang diusun dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :
variabel, dengan berpedoman pada penusunan angket yang baik. Butir – butir
pernyataan telah disusun sesuai dengan kisi – kisi instrumen yang dianalisis secara
diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
69) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keandalan atau kesahian suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari
harga korelasi antara bagian – bagian dari alat ukur dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor item, dengan rumus Pearson Product Moment sebagai
berikut :
Keterangan :
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
suatu butir pernyataan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian
yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya berada pada taraf signifikan
sama atau lebih dari 0,05 atau sama dengan r table untuk responden maka
validitasnya tidak valid, maka tidak akan disertakan pada analisis selanjutnya.
a. Jika r positif serta r > 0,349 maka butir pernyataan tersebut valid.
b. Jika r negatif atau r < 0,349 maka butir pernyataan tersebut tidak valid.
semua responden adalah dengan status Pegawai Negeri Sipil serta dalam
bentuk peraturan yang sama. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
diulangi lebih dari sekali. Maka realibilitas artinya tingkat kepercayaan hasil
hasil pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran
𝑘 ∑ σb2
Rii =
𝑘−1
(1 − σt2
)
keterangan:
σt 2 : varian total
variansi dari butir – butir sehingga baik instrumen diskrit atau 1 dan 0
“dengan cara mencoba instrumen cukup sekali saja, kemudian data dianalisis
sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Kolmogorof yaitu :
- Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) < 0,05
- Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0,05
b. Uji Homogenitas
- Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) < 0,05
homogen.
- Jika nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas (p) > 0,05