3 Kuliah Ketiga Statika
3 Kuliah Ketiga Statika
1.Kesimbangan gaya
2.Superposisi gaya / resultante gaya
Pada bagian kedua dari kuliah Statika
kita sudah berkenalan dengan Gaya
yang secara grafis digambarkan
sebagai tanda panah.
Definisi :
Gaya merupakan besaran “vektor” yang
dinyatakan dengan Besar (magnitude)
dan Arah.
Tempat kerja gaya juga dikenal sebagai
garis kerja gaya
Besar gaya 3 tonf
dengan arah
horizontal
(kemiringan arah
gaya = 0o)
Besar gaya 3 kN
dengan arah 11.3o
terhadap
horizontal
Catatan : karena gaya digambarkan
sebagai Anak Panah (Vektor), maka
penggambaran gaya secara grafis harus
selalu disertai dengan skala
penggambaran.
Pada bagian kedua dari kuliah
Statika kita sudah melihat
bagaimana dua gaya jika bekerja
pada satu benda yang sama, maka
seolah-olah benda tersebut
mengalami gaya pengganti yang
besarnya merupakan SUPERPOSISI
dari kedua gaya tersebut. Arah
Superposisi dari kedua gaya juga
dapat ditentuikan dengan cara
grafis atau analistis.
FR merupakan superposisi dari gaya
F1 dan F2.
Dalam ilmu gaya superposisi dari
dua atau lebih gaya diberi nama
RESULTANTE Gaya.
Cara Analitis
FR FX 2 FY 2
Cara Grafis
FY
α arctan
FX
Contoh lain :
SK S12 S2 2 42 42 5.657 kN
SK = 113.15 / 20 x 1 kN = 5.658 kN
SK = 113.40 / 20 x 1 kN = 5.67 kN
Contoh lain : Cara Grafis
Cara Analitis
1.0301
α arctan 15.5o S3 = 155 / 40 x 1 kN = 3.875 kN
3.7143
Superposisi gaya dapat dilakukan
pada beberapa gaya yang
1. Garis kerjanya sama / berimpit
2. Garis kerjanya tidak sama tetapi
mempunyai titik tangkap sama
3. Garis kerjanya tidak sama dan titik
tangkap gayanya tidak sama
4. Garis kerjanya sejajar.
1. Superposisi beberapa gaya dengan garis
kerja berimpit
Penjumlahan secara grafis :
R = P1 + P2 = 5 cm + 3.5 cm = 8.5 cm (menggunakan penggaris)
Skala 1cm = 2 kN
R = 17 kN
Penjumlahan secara analitis :
R = P1 + P2 = 10 kN + 7 kN = 17 kN
Penjumlahan secara grafis :
Arah vektor (+) ke kanan
Arah vektor (-) ke kiri
R = P1 + P2 = 5 cm + (- 6 cm) = - 1 cm
Skala 1cm = 2 kN
R = -2 kN (tanda negatif menunjukkan
arah R ke kiri)
Penjumlahan secara analitis :
R = P1 + P2 = 10 kN + (- 12 kN) = - 2 kN
Penjumlahan secara grafis :
R = P1 + P2 = 5 cm + 3.5 cm = 8.5 cm (menggunakan penggaris)
Skala 1cm = 2 kN
R = 17 kN
Penjumlahan secara analitis :
R = P1 + P2 = 10 kN + 7 kN = 17 kN
Garis kerja dua gaya P1 dan
P2 membentuk sudut
kemiringan 50.2o.
P1 = 16.8 kN
P2 = 24.2 kN
Penjumlahan secara grafis :
Arah vektor (+) ke atas
Arah vektor (-) ke bawah
R = P1 + P2 = 8.4 cm + (–
12.1 cm) = - 3.7 cm
Skala 1cm = 2 kN
R = -7.4 kN (tanda negatif
menunjukkan arah R ke
bawah)
Penjumlahan secara analitis :
R = P1 + P2 = 16.8 kN + (–
24.2 kN) = - 7.4 kN
R = 38/40 * 8 kN = 7.6 kN
Cara Analitis :
5.6853
α arctan 50.2o
4.7369
R = 0.95 cm = 9.5 kN
Cara Analitis
Cara Analitis
2. Superposisi beberapa gaya dengan garis
kerja tidak berimpit tetapi mempunyai titik
tangkap gaya yang sama
Sudut kemiringan
setiap beban
ditentukan dari arah
sumbu X positif
P1X = P1 cos 15.6o = 5.779 kN P3X = P3 cos 135o = -3.394 kN
P1Y = P1 sin 15.6o = 1.613 kN P3Y = P3 sin 135o = 3.394 kN
7.857
α arctan 74.97o
2.11
3. Superposisi beberapa gaya dengan garis
kerja tidak berimpit dan titik tangkap gaya
tidak berimpit .
P1X = P1 cos 0o = 2 kN
P1Y = P1 sin 0o = 0 kN
3.019
α arctan 80.24o
0.519