Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 1 Tahun 2017 Hal.

16-23
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM


ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DILENGKAPI MEDIA WORD
SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI
BELAJAR PADA MATERI TATA NAMA SENYAWA KIMIA
SISWA KELAS X IPS 2 SMA N 2 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Dwi Nurchayatun, Agung Nuroho Catur Saputro*, dan Sri Yamtinah


Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami No.36A, Surakarta, Indonesia 57126

*Keperluan korespondensi, telp: 081329023054, email: agungncs@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dilengkapi media
word square pada materi tata nama senyawa kimia di kelas X IPS 2 SMAN 2 Sukoharjo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas X IPS 2 SMA N 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016. Sumber data adalah siswa
dan guru. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket, dan tes. Data
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran
Student Team Achievement Division dilengkapi media word square dapat meningkatkan prestasi
dan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa dilihat dari ketercapaian minat belajar
siswa pada pratindakan, siklus I, dan siklus II dengan kategori minimal tinggi. Ketercapaian
masing-masing yaitu 28,7% (pratindakan), 64% (siklus I), dan 85% (siklus II). Peningkatan
prestasi belajar siswa dilihat dari ketercapaian aspek pengetahuan siswa dengan kategori tuntas
pada siklus I yaitu 55% meningkat menjadi 73% pada siklus II. Aspek sikap siswa dengan
kategori minimal baik pada siklus I sebesar 85% meningkat menjadi 97% pada siklus II. Aspek
keterampilan siswa dengan dengan kategori minimal baik pada siklus I yaitu 85% meningkat
menjadi 91% pada siklus II.

Kata Kunci: penelitian tindakan kelas, student team achievement division, minat belajar,
prestasi belajar, tata nama senyawa kimia

PENDAHULUAN untuk memberikan kesempatan kepada


siswa belajar berdasarkan minat
Kurikulum merupakan
mereka.
seperangkat rencana dan pengaturan
Matapelajaran untuk Sekolah
mengenai tujuan, isi, dan bahan
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
pelajaran serta cara yang digunakan
(MA) dalam kurikulum 2013 dibedakan
sebagai pedoman penyelenggaraan
menjadi tiga (3) kelompok yaitu
pembelajaran untuk mencapai tujuan
kelompok matapelajaran wajib,
pendidikan tertentu [1]. Kurikulum yang
matapelajaran peminatan/lintas minat,
terbaru di Indonesia yaitu kurikulum
dan kelompok khusus untuk MA.
2013 yang diberlakukan mulai tahun
Matapelajaran pilihan ini memberi corak
ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013
kepada fungsi satuan pendidikan, dan di
untuk Sekolah Menengah Atas
dalamnya terdapat pilihan sesuai
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dirancang
dengan minat siswa. Selain itu, struktur

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 16


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

ini menerapkan prinsip bahwa siswa hanya berjalan satu arah, yaitu guru
merupakan subjek dalam belajar saja (teacher centered learning). Dalam
yang memiliki hak untuk memilih penyampaian materi, metode yang
matapelajaran sesuai dengan minatnya. digunakan adalah metode ceramah dan
Akan tetapi, penerapan kurikulum penugasan. Hal ini mengakibatkan
2013 yang memberikan hak kepada siswa menjadi kurang tertarik dalam
siswa untuk memilih matapelajaran mengikuti kegiatan belajar-mengajar
peminatan sesuai dengan minatnya dan cenderung merasa bosan.
belum sepenuhnya terlaksana di SMAN Upaya untuk meningkatkan minat
2 Sukoharjo, dimana matapelajaran dan prestasi belajar siswa dapat
peminatan maupun lintas minat sudah dilakukan dengan cara memotivasi
ditentukan oleh sekolah. Misalnya, siswa sehingga dia rela belajar tanpa
matapelajaran lintas minat untuk kelas X paksaan, menghubungkan bahan
IPA adalah sejarah, sedangkan kelas X pelajaran dengan pengalaman siswa,
IPS adalah kimia. Sekolah melakukan membuat lingkungan belajar yang kreatif
ini karena kurangnya fasilitas, sarana dan kondusif, serta menggunakan
dan prasarana, sehingga tidak mampu berbagai macam media, model, dan
untuk memfasilitasi minat setiap siswa. metode mengajar [2]. Oleh karena itu,
Oleh karena itu minat belajar siswa salah satu upaya yang dapat dilakukan
terhadap matapelajaran lintas minat adalah dengan menerapkan model
yang tidak sesuai keinginannya rendah. pembelajaran Student Team
Berdasarkan hasil observasi awal di Achievement Division (STAD). Dalam
kelas X IPS khususnya kelas X IPS 2 model pembelajaran ini siswa diarahkan
SMAN 2 Sukoharjo diketahui bahwa untuk berdiskusi dengan teman
siswa yang minat belajarnya tinggi dan sekelompoknya untuk menemukan
sangat tinggi terhadap matapelajaran konsep [4]. Belajar kelompok dalam
kimia sebanyak 28,7%, siswa yang Student Team Achievement Division
minat belajarnya sedang sebanyak (STAD) juga mengajarkan mereka untuk
30,01%, dan siswa yang minat saling berdiskusi dan bekerjasama
belajarnya rendah dan sangat rendah dengan temannya sendiri. Melalui
sebanyak 41,2%. Dari data yang diskusi diharapkan siswa tidak merasa
diperoleh dapat disimpulkan bahwa jenuh karena siswa dituntut aktif dalam
minat belajar siswa masih rendah. pembelajaran, sehingga dapat
Rendahnya minat belajar siswa meningkatkan minat belajar siswa.
terhadap matapelajaran kimia akan Selain itu, karena siswa merasa diberi
mempengaruhi prestasi belajar mereka tanggung jawab atas pemahaman
yaitu minat belajar yang tinggi terhadap materi maka siswa akan
cenderung menghasilkan hasil yang cenderung meningkatkan perhatian
tinggi, sebaliknya minat belajar yang (fokus) dalam belajar. Siswa dituntut
rendah akan menghasilkan hasil yang untuk belajar sungguh-sungguh
rendah [2]. Rendahnya minat belajar mengoptimalkan potensi yang ada pada
siswa mempengaruhi prestasi belajar dirinya karena hasil kuis yang diberikan
mereka ditunjukan dengan hasil akan menentukan keberhasilan tim [4].
Ulangan Tengah Semester siswa Kelas Selain itu, di akhir kegiatan akan ada
X IPS 2 SMAN 2 Sukoharjo tahun ajaran rekognisi tim berupa penghargaan bagi
2015/2016 yang masih rendah, dimana tim terbaik. Hal ini dapat meningkatkan
50% siswa belum mencapai ketuntasan perasaan senang siswa terhadap proses
(Kriteria Ketuntasan Minimal = 70). pembelajaran.
Selain minat belajar, rendahnya Salah satu langkah pembelajaran
prestasi belajar siswa juga dipengaruhi dalam model pembelajaran Student
oleh metode mengajar yang dilakukan Team Achievement Division (STAD)
oleh guru. Dari hasil observasi kelas, adalah belajar kelompok. Untuk lebih
dalam kegiatan belajar mengajar, meningkatkan partisipasi aktif dan
interaksi antara guru dengan siswa ketertarikan siswa dalam proses
belum berjalan dua arah, melainkan pembelajaran digunakan media word

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 17


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

square ketika diskusi kelompok Kartasura, Sukoharjo. Penelitian ini


dilakukan. Media word square merupakan Penelitian Tindakan Kelas
merupakan media yang digunakan (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus
dalam metode ceramah yang diperkaya dan masing-masing siklus terdiri dari
dengan permainan, dimana siswa empat tahapan yaitu perencanaan,
dilibatkan secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan, pengamatan,
belajar-mengajar dan kelebihan media dan refleksi [11]. Subjek penelitian
word square adalah dapat mendorong adalah siswa kelas X IPS 2 SMA N 2
pemahaman siswa terhadap materi Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016.
pelajaran [5]. Selain itu, media ini juga Analisa data dalam Penelitian
belum pernah digunakan oleh guru Tindakan Kelas (PTK) dilakukan sejak
sebelumnya, sehingga merupakan awal sampai berakhirnya pengumpulan
sesuatu hal yang baru bagi siswa. Oleh data. Data-data dari hasil penelitian
karena itu, dengan diterapkannya model diolah dan dianalisis secara deskriptif
pembelajaran STAD yang dilengkapi kualitatif. Teknik analisa kualitatif
media word square dapat meningkatkan mengacu pada model analisis Miles dan
minat belajar siswa. Huberman yang dilakukan secara
Minat belajar siswa merupakan interaktif melalui proses reduksi dara,
rasa lebih suka atau rasa ketertarikan penyajian data, dan penarikan
terhadap bidang tertentu yang kesimpulan dan verifikasi [12].
ditunjukan dengan perhatian yang lebih, Triangulasi adalah teknik teknik
partisipasi aktif, dan perasaan senang pemeriksaan keabsahan data yang
yang karenanya siswa akan lebih giat memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
belajar tanpa ada yang menyuruh data itu unutk keperluan pengecekan
sehingga mempengaruhi proses dan atau sebagai pembanding terhadap data
hasil belajar mereka [2] [3].Oleh karena itu [12]. Triangulasi yang digunakan
itu, dalam penelitian ini aspek yang adalah triangulasi teknik pengumpulan
digunakan untuk mengukur minat data, yaitu dengan cara mengecek data
belajar siswa adalah perhatian, kepada sumber yang sama dengan
partisipasi aktif, dan perasaan senang. teknik yang berbeda. Dalam penelitian
Penerapan model pembelajaran ini teknik pengumpulan data melalui
STAD dapat meningkatkan prestasi observasi, angket, dan wawancara.
belajar siswa [6]. Selain itu, penerapan
model pembelajaran STAD juga dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan prestasi dan minat belajar
Siklus I
siswa dengan aspek minat belajar yang
Perencanaan tindakan pada siklus
diukur yaitu perhatian, perasaan
I meliputi penyusunan instrumen
senang, kemauan, dan partisipasi aktif
pembelajaran dan instrumen penilaian.
[7]. Berdasarkan hasil studi komparasi
Instrumen pembelajaran pada penelitian
diketahui bahwa model pembelajaran
ini adalah silabus, Rencana Pelaksanaan
STAD lebih berpengaruh terhadap
Pembelajaran (RPP) dan media
prestasi belajar siswa dibandingkan
pembelajaran (word square). Silabus
model pembelajaran TGT [8]. Selain itu,
yang digunakan pada penelitian ini
penggunaan media word square dapat
adalah silabus kurikulum 2013 yang
meningkatkan minat belajar siswa
disusun oleh Kemendikbud. Berdasarkan
karena dapat membuat siswa tidak
silabus tersebut, peneliti bersama guru
merasa bosan, memperhatikan dan
membuat rencana pelaksanaan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
pembelajaran [9] [10].
dengan model pembelajaran STAD
METODE PENELITIAN dilengkapi media word square. Selain itu,
setiap pembuatan RPP disertai dengan
Penelitian ini dilakukan di SMA N media pembelajaran yaitu media word
2 Sukoharjo yang beralamat di Jalan square. Sebelum RPP dan media
Solo-Kartasura, mendungan, Pabelan, pembelajaran digunakan dilakukan uji

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 18


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

kelayakan terlebih dahulu oleh dua orang Selanjutnya pada kegiatan inti,
ahli dengan hasil uji RPP dan media guru membagikan kelompok dan
word square dinyatakan layak mempersilahkan siswa duduk bersama
digunakan. kelompoknya. Guru menuliskan sebuah
Instrumen penilaian dalam tabel yang terdiri dari rumus dan nama
penelitian ini digunakan untuk mengukur senyawa kimia untuk senyawa ion dan
minat dan prestasi belajar siswa. Prestasi senyawa kovalen. Dari rumus kimia
belajar siswa dinilai dalam 3 aspek yaitu yang dituliskan hanya beberapa
aspek pengetahuan, sikap dan senyawa yang sudah diketahui
keterampilan. Instrumen penilaian yang namanya. Kemudian siswa dalam
digunakan untuk mengukur minat dan kelompok mendiskusikan nama-nama
prestasi belajar diuji validitasnya oleh senyawa yang masih kosong tersebut.
dua orang ahli. Instrumen penilaian untuk Berdasarkan nama-nama yang mereka
aspek pengetahuan berupa soal tes jawab, selanjutnya siswa dalam
pengetahuan. Sebelum soal kelompok menyimpulkan bagaimana
pengetahuan digunakan dilakukan try out tata nama senyawa kimia berdasarkan
dan hasil try out dianalisis menggunakan aturan IUPAC. Oleh karena siswa sudah
ITEMAN untuk mengetahui daya beda mengetahui bagaimana cara penamaan
dan tingkat kesukaran tiap butir soal, senyawa anorganik kimia, kemudian
serta mengetahui reliabilitas instrumen. siswa dalam kelompok menyelesaikan
Sedangkan instrumen penilaian untuk soal dalam bentuk media word square
mengukur minat dan sikap siswa yang yang sudah disiapkan oleh guru untuk
berupa angket diuji reliabilitasnya. Hasil memperkuat pemahaman mereka.
uji validitas dan uji reliabilitas setiap Tahap terakhir pada kegiatan inti adalah
instrumen terdapat pada Tabel 1. mengkomunikasikan hasil diskusi
masing-masing kelompok. Beberapa
Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Uji kelompok maju bergantian untuk
Reliabilitas Instrumen mempresentasikan hasil diskusi
Penilaian kelompoknya. Siswa yang tidak
presentasi memperhatikan dan
Instrumen Penilaian
Hasil Uji Hasil Uji memberikan tanggapan/sanggahan dari
Validitas Reliabilitas
kelompok yang melakukan presentasi.
Tes Pengetahuan 1,00 -
Angket Minat 0,79 0,75
Terakhir adalah kegiatan penutup,
Angket Sikap 0,73 0,81 yaitu siswa dengan bimbingan guru
Observasi Minat 0,75 - menyimpulkan pelajaran hari ini. Selain
Observasi Sikap 0,75 - itu, guru menguatkan kembali mengenai
Observasi Keterampilan 0,83 - konsep-konsep yang dibangun siswa.
Guru memberitahukan materi yang akan
dipelajari di pertemuan yang akan
Pelaksanaan tindakan pada siklus
datang dan mengakhiri pelajaran
I dimulai tanggal 25 maret 2016. Setiap
dengan salam.
kegiatan belajar mengajar dilakukan
Pada akhir siklus I dilakukan tes
pengamatan yaitu untuk mengamati
meliputi tes pengetahuan, pengisian
sikap, keterampilan kemampuan belajar,
angket sikap dan minat belajar.
dan minat belajar siswa. Pada awal
Ketercapaian masing-masing aspek
pembelajaran, guru membuka pelajaran
pada siklus I disajikan dalam Tabel 2.
dengan salam dan mempersilahkan
Ketercapaian minat dan prestasi
semuanya untuk berdoa terlebih dahulu.
belajar pada aspek pengetahuan belum
Kemudian menanyakan siswa yang
memenuhi target penelitian.
tidak hadir pada hari itu. Setelah itu,
Berdasarkan hasil pengamatan dan
guru memberikan apersepsi tentang tata
wawancara dengan guru pada siklus I
nama senyawa kimia dengan
direfleksi terdapat beberapa kekurangan
melakukan tanya jawab mengenai
selama proses belajar mengajar. Dari
materi yang berhubungan dengan
hasil tes pengetahuan diketahui bahwa
kehidupan sehari-hari.
terdapat 13 indikator soal dari 20

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 19


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

indikator soal yang belum mencapai satu kelompok dan bertanya satu sama
target. Prestasi belajar pada aspek lain. Jika ada siswa yang bertanya, guru
pengetahuan belum memenuhi target tidak langsung memberikan jawaban
karena banyak siswa yang lupa dengan kepada siswa. Namun, guru mencoba
materi sebelumnya yang berkaitan untuk melemparkan pertanyaan tersebut
dengan tata nama senyawa kimia kepada kelompok yang lain agar
misalnya materi tentang senyawa ion didiskusikan bersama teman
dan kovalen dan materi redoks. Selain sekelompoknya. Kemudian guru
itu, banyak siswa yang kurang mempersilakan siswa untuk memberikan
berpartisipasi aktif dalam kerja pendapatnya di depan kelas. Selain itu,
kelompok dan menyerahkan pekerjaan guru juga bisa menunjuk siswa yang
kelompok pada teman sekelompoknya. masih kurang aktif agar dapat turut
Hal ini menyebabkan partisipasi aktif berpartisipasi aktif memberikan pendapat.
siswa menjadi rendah. Partisipasi aktif Masing-masing pendapat dari siswa
siswa merupakan salah satu aspek diharapkan akan saling menyempurnakan
untuk mengukur minat belajar siswa. sehingga diperoleh jawaban yang tepat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II Dengan cara seperti ini siswa akan
untuk meningkatkan minat dan prestasi menemukan jawabannya sendiri dan
belajar siswa pada materi tata nama diharapkan dapat meningkatkan
senyawa kimia. partisipasi siswa.
Perbaikan yang direncanakan
Tabel 2. Ketercapaian Setiap Aspek untuk pembelajaran siklus II disusun
pada Siklus I dalam RPP dan menyusun media word
square yang sudah diuji kelayakannya
Aspek yang Target Ketercap oleh dua orang ahli dan hasilnya RPP
Kriteria
diukur (%) aian (%) dan media layak digunakan. Selain itu,
Pengetahuan 70 55 BT
Minat Belajar 70 64 BT
untuk mengevaluasi hasil pembelajaran
Sikap 70 79 T pada siklus II direncanakan dengan
Keterampilan 70 88 T adanya tes pengetahuan untuk indikator
*BT: Belum Tercapai T: Tercapai soal yang belum memenuhi target pada
siklus I. Soal tes pengetahuan yang
Siklus II digunakan pada siklus II yaitu soal untuk
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, siklus II yang telah divalidasi dan
maka peneliti bersama guru melakukan diujicobakan sebelumnya. Hasil uji
perencanaan tindakan pada siklus II. validitas untuk soal pengetahuan siklus
Siklus II lebih difokuskan untuk II yaitu 0,77. Evaluasi minat belajar,
perbaikan terhadap kendala-kendala sikap dan keterampilan menggunakan
yang muncul pada siklus II. Materi yang instrumen penilaian yang sama dengan
diberikan difokuskan pada indikator soal instrumen pada siklus I, sehingga tidak
yang belum tuntas. Tindakan yang perlu dilakukan uji validitas dan
dilakukan pada siklus II, yaitu pertama, reliabilitas.
merubah komposisi anggota kelompok Pelaksanaan pembelajaran siklus
berdasarkan hasil tes pengetahuan II direncanakan 2 kali pertemuan (4JP),
pada siklus I, hal ini diharapkan agar pertemuan pertama (2JP) untuk
siswa yang sudah tuntas dapat penguatan materi dan pertemuan kedua
membantu teman dalam satu kelompok (2JP) untuk tes evaluasi siklus II. Pada
yang belum tuntas. Selain itu juga agar akhir siklus II dilakukan tes
kegiatan diskusi kelompok menjadi lebih pengetahuan, pengisian angket sikap
efektif. Guru juga memberikan perhatian dan minat belajar. Selain itu juga
yang lebih kepada siswa yang masih dilaksanakan pengamatan selama
kesulitan dan belum mencapai proses pembelajaran. Pengamatan
ketuntasan. dilakukan untuk mengukur sikap,
Selain itu, guru lebih banyak keterampilan kemampuan belajar dan
memberikan kesempatan kepada siswa minat belajar siswa. Ketercapaian
untuk saling berdiskusi dengan teman

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 20


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

masing-masing aspek pada siklus II yang merupakan aspek untuk mengukur


disajikan dalam Tabel 3. minat belajar.
Pada siklus II, semua aspek yang
diukur yaitu minat dan prestasi belajar 120
97
siswa yang meliputi aspek pengetahuan, 100
85 85 85
91

Ketercapaian (%)
sikap, dan keterampilan telah mencapai 80 73
64
target yang ditentukan. Oleh karena itu, 60 55
siklus III tidak dilakukan. 40
20
Tabel 3. Ketercapaian Setiap Aspek
0
pada Siklus II Minat Pengetahuan Sikap Keterampilan

Aspek yang Target Ketercap Siklus I Siklus II


Kategori
diukur (%) aian (%)
Minat Belajar 70 85 Tercapai Gambar 1. Ketercapaian Minat dan
Pengetahuan 70 73 Tercapai Prestasi Belajar Siklus I
Sikap 70 97 Tercapai dan Siklus II
Keterampilan 70 91 Tercapai

Selain itu, selama proses diskusi


Perbandingan Antar Siklus siswa mengerjakan soal menggunakan
Pada kegiatan belajar mengaja media word square yang sudah
dengan model pembelajaran Student disiapkan. Media word square
Team Achievement Division (STAD) merupakan sejumlah kata bermakna
dilengkapi media word square, terjadi yang disusun ke kanan, atas, atau
peningkatan hasil ketercapaian minat miring diantara beberapa kata acak
dan prestasi belajar dari siklus I ke yang tidak bermakna yang dapat
siklus II. Peningkatan ketercapaian dijadikan permainan kata agar siswa
minat dan prestasi belajar siswa dari dapat memahami konsep yang telah
siklus I ke siklus II dapat dilihat pada direncanakan guru [13]. Namun, dalam
Gambar 1. penelitian ini kata-kata yang tidak
Ketercapaian minat belajar pada bermakna tersebut disusun sedemikian
setiap aspek mengalami peningkatan rupa agar berfungsi sebagai pengecoh.
dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini Hal ini akan membuat siswa aktif
terjadi karena diterapkannya model berdiskusi dengan teman sekelompok
pembelajaran Student Team dan lebih teliti ketika menentukan
Achievement Division (STAD) yang jawaban. Ketika siswa dapat menjawab
dilengkapi media word square. Model dengan benar akan membuat siswa
pembelajaran STAD dapat merasa senang karena tidak terjebak
meningkatkan minat belajar siswa dengan pengecoh. Oleh karena itu,
karena dalam pembelajarannya siswa penggunaan media word square dapat
diarahkan untuk aktif dalam diskusi meningkatkan minat belajar siswa.
kelompok sehingga siswa tidak jenuh Prestasi belajar siswa pada aspek
selama mengikuti pembelajaran. Selain pengetahuan meningkat dari siklus I ke
itu, siswa juga saling bekerjasama siklus II karena pembelajaran dengan
karena jika ada anggota kelompok yang model STAD dilengkapi media word
belum menguasai materi, maka anggota square merupakan model pembelajaran
kelompok yang lain harus membantunya yang berpusat pada siswa. Oleh karena
sampai semua anggota kelompok itu, selama proses pembelajaran
benar-benar menguasai materi tersebut. didominasi oleh kegiatan siswa dan guru
Hal ini akan membuat siswa merasa hanya membimbing serta mengarahkan
diberi tanggung jawab atas penguasaan siswa dalam kelompok untuk
materi sehingga siswa akan menyelesaikan permasalahan yang ada
meningkatkan perhatiannya. Oleh pada soal. Siswa yang terlibat aktif
karena itu, penerapan model STAD ini dalam proses pembelajaran akan
akan meningkatkan partisipasi aktif, mampu memecahkan persoalan-
perasaan senang dan perhatian siswa persoalan kimia serta mengaitkan serta

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 21


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

mengaplikasikan materi yang telah Kebudayaan Republik Indonesia


dipelajarinya sendiri. Hal ini menjadikan Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
materi yang diberikan melekat kuat Kerangka Dasar dan Struktur
dalam ingatan siswa. Dampak dari Kurikulum Sekolah Menengah
penguasaan materi siswa ditunjukan Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta:
dengan prestasi belajar siswa yang Kementerian Pendidikan dan
mencapai nilai batas tuntas. Kebudayaan.
[2] Djamarah, S.B. (2011). Psikologi
KESIMPULAN
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
[3] Syah, M. (2008). Psikologi
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan dengan Pendekatan
model pembelajaran Student Team
Baru. Bandung: PT Remaja
Achievement Division (STAD) dilengkapi
Rosdakarya.
media word square dapat meningkatkan
minat dan prestasi belajar siswa kelas X [4] Slavin, R. E. (2015). Cooperative
IPS 2 SMA N 2 Sukoharjo pada materi Learning in Schools. International
tata nama senyawa kimia. Peningkatan Encyclopedia of the Social and
minat belajar siswa dilihat dari Behavioral Sciences, 4 (2), 1-6.
ketercapaian minat belajar siswa pada [5] Wahyuni, T. G. (2015). Penerapan
pratindakan, siklus I, dan siklus II Model Konstekstual dilengkapi
dengan kategori minimal tinggi. Media Word Square untuk
Ketercapaian masing-masing yaitu Meningkatkan Hasil Belajar
28,7% (pratindakan), 64% (siklus I), dan Akutansi Siswa Kelas X SMK N 1
85% (siklus II). Peningkatan prestasi Karanganyar. Skripsi Tidak
belajar siswa dilihat dari ketercapaian Dipublikasikan. Universitas
aspek pengetahuan siswa dengan Sebelas Maret, Surakarta.
kategori tuntas pada siklus I yaitu 55%
meningkat menjadi 73% pada siklus II. [6] Khan, G.N. (2011). Effect of
Aspek sikap siswa dengan kategori Student’s Team Achievement
minimal baik pada siklus I sebesar 85% Division (STAD) on Academic
meningkat menjadi 97% pada siklus II. Achievement of Students. Asian
Aspek keterampilan siswa dengan Social Science, 7(12): 1-5.
dengan kategori minimal baik pada [7] Perdana, D.D. (2014). Upaya
siklus I yaitu 85% meningkat menjadi Peningkatan Minat dan Prestasi
91% pada siklus II. Belajar Materi Hidrokarbon Melalui
Penerapan Model Pembelajaran
UCAPAN TERIMA KASIH Kooperatif STAD Berbantuan
Penelitian ini dapat selesai dengan Kartu Soal pada Siswa Kelas X
baik karena bantuan dari berbagai Semester Genap SMAN 8
pihak. Oleh karena itu penulis Surakarta Tahun Ajaran
mengucapkan terima kasih kepada 2013/2014. Jurnal Pendidikan
Kepala SMA N 2 Sukoharjo atas izin kimia, 3 (1): 1-6.
yang diberikan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian serta kepada [8] Oktavianti, S. (2014). Studi
Ibu Mutoyinah S.Pd selaku guru kimia di Komparasi Model Pembelajaran
SMA N 2 Sukoharjo yang telah Kooperatif Metode STAD dan
memberikan izin kepada penulis untuk Metode TGT Berbantuan
menggunakan kelasnya untuk macromedia Flash pada
penelitian. Pembelajaran Materi Senyawa
Hidrokarbon. Jurnal Pendidikan
DAFTAR RUJUKAN Kimia, 3 (1): 1-9.
[1] Kementerian Pendidikan dan [9] Asrina, L. (2013). Pengaruh Media
Kebudayaan. (2013). Peraturan Word Square Melalui Video
Menteri Pendidikan dan terhadap Hasil Belajar dan

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 22


Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol. 6 No. 1 Tahun 2017, Hal. 16-23

Aktivitas Siswa. Skripsi Tidak [11] Sukardi. (2011). Metode Penelitian


Dipublikasikan. Universitas Pendidikan Kompetensi dan
Lampung. Praktiknya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
[10] Ningsih, N. S. F. (2015). Efektivitas
Media Permainan Word Square [12] Sugiyono. (2008). Penelitian
dalam Penguasaan Kosakata Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bahasa Prancis pada Bandung: Alfabeta.
Keterampilan Membaca Siswa
[13] Saptono, S. (2009). Buku Ajar
Kelas XII IPS SMA N 1 Depok.
Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Semarang: UNNES.
Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta.

© 2017 Program Studi Pendidikan Kimia 23

Anda mungkin juga menyukai