Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Sekolah : SMP N 1 Penanggalan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/Dua
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 6 X 40 ‘

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3.8
Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi
sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca
3.8.1 Menyebutkan unsur lahir (bentuk) dan unsur batin (makna) puisi yang diperdengarkan atau
dibaca.
3.8.2 Mengidentifikasi isi, penggunaan bahasa, kata-kata (konotasi dan denotasi) dalam teks Puisi yang
didengar atau dibaca
3.8.3 mengungkapan gagasan, perasaan, pandangan penulis puisi yang didengarkan atau dibaca.

KD 4.8
Menyajikan gagasan,perasaan, pendapat dalam bentuk teks puisi secara tulis/lisan dengan
memperhatikan unsur unsur pembangun puisi.
4.8.1 Menulis puisi berdasarkan konteks
4.8.2 Membacakan puisi yang ditulis dan menanggapinya

B. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, siswa mampu menuliskan unsur-unsur pembangun
puisi (struktur fisik dan batin) teks puisi yang didengar atau dibaca dengan benar.
2. Dengan mendengarkan atau membaca teks puisi, siswa mampu mengidentifikasi isi,penggunaan
bahasa kata-kata (konotasi dan denotasi ) teks puisi yang didengar atau dibaca dengan benar
3. Dengan mengamati foto ,siswa mampu menulis teks puisi dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi dengan benar
4. Dengan memperhatikan hasil tulisan puisi, siswa mampu membacakan teks puisi dengan
memperhatikan ekspresi,kejelasan lafal,tekanan, intonasi, dan volume suara dengan benar.

C. Materi Pembelajaran
1. Unsur lahir (bentuk) dan batin (makna) puisi.
2. Merumuskan unsur-unsur pembentuk teks puisi (unsur intrinsik)
3. Mengidentifikasi isi, penggunaan bahasa, kata-kata (konotasi dan denotasi) dalam teks puisi
4. Menulis puisi berdasarkan konteks
5. Membacakan puisi yang ditulis siswa ( ekspresi,lafal,tekanan,dan intonasi) dan menanggapinya

D. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan

E. Media Pembelajaran
1. Contoh beberapa teks puisi
2. Video
3. Internet

F. Sumber Belajar
1. Buku paket
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. Internet
4. Antologi puisi
G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan pertama : 3 JP

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)


1) Siswa merespons salam, berdoa bersama, mengecek kebersihan sekitar tempat duduk, dan kerapian
meja kursi (spiritual)
2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan melakukan
tanya jawab.
3) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur
pembentuk puisi (unsur intrinsik) dan kebahasaan teks puisi.
4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5) Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu pengetahuan dan ketrampilan.

b. Kegiatan Inti (100 menit)


1) Siswa mencermati contoh teks puisi “Pahlawan Tak Dikenal “melalui tayangan LCD
2) Siswa dengan difasilitasi pendidik membahas unsur- unsur pembentuk puisi (struktur batin ) dan
kebahasaan teks puisi. “Pahlawan Tak Dikenal”
3) Siswa mencari dan menemukan unsur-unsur pembangun puisi (unsur intrinsik) Teks puisi ‘teratai”
Karya Sanusi Pane yang didengar dan dibaca.
4) Siswa mengidentifikasi isi, penggunaan bahasa, kata-kata (konotasi dan denotasi) dalam teks puisi
“Teratai”.
5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok hasil menelaah teks puisi “ Teratai “ di depan
kelas .

c. Kegiatan Penutup (12 menit)


1) Guru memfasilitasi siswa menyampaikan simpulan pembelajaran.
2) Guru bersama siswa melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran khususnya kekurangan.
3) Guru menyampaikan umpan balik dalam proses pembelajaran menelaah teks puisi.
4) Guru menyampaikan tugas kepada siswa, yaitu memperbaiki unsur-unsur pembangun Puisi (unsur
intrinsik) dan kebahasaan teks puisi Teratai yang telah ditulis.
5) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya berdasarkan pengalaman yang
paling mengesankan.

2. Pertemuan kedua : 3 JP

a. Kegiatan Pendahuluan (8 menit)


1) Siswa merespons salam, berdoa bersama, mengecek kebersihan sekitar tempat duduk, dan kerapian
meja kursi.
2) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan melakukan
tanya jawab.
3) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu menulis puisi Berdasarkan konteks
(lingkungan alam).
4) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
5) Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu pengetahuan dan ketrampilan.

b. Kegiatan Inti (100 menit)


1) Siswa dengan difasilitasi pendidik membahas dan menyusun peta konsep/kerangka teks puisi.
2) Siswa secara berkelompok menyusun teks puisi dengan memperhatikan Unsur –unsur pembentuk
puisi (struktur fisik dan struktur batin)
3) Siswa secara berkelompok bergantian menyajikan teks puisi yang telah dibuat dengan
membacakan di depan kelas.
4) Siswa memberikan tanggapan hasil sajian atau presentasi kelompok.

c. Kegiatan Penutup (12 menit)


1) Guru memfasilitasi siswa menyampaikan simpulan pembelajaran.
2) Guru bersama siswa melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran khususnya kekurangan.
3) Guru menyampaikan umpan balik dalam proses pembelajaran menulis teks puisi.
4) Guru menyampaikan tugas kepada siswa, yaitu memperbaiki teks puisi.
5) Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya berdasarkan pengalaman yang
paling mengesankan.
H. Penilaian

A. Penilaian, Pembelajaran Remidial, dan Pengayaan

1. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Jurnal Perkembangan Sikap


Nama Sekolah : SMP N 1 Penanggalan
Kelas/semester : VIII/Semester II
Tahun pelajaran : 2017-2018
Nama
No Waktu Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Ket.
1. Tidak mengikuti sholat Jumat
Spiritual
yang diselenggarakan di Ketaqwaan
sekolah.
Menolong orang lanjut usia Kepedulian
untuk Sosial
menyeberang jalan di
2. Mempengaruhi
depan sekolah. teman untuk Kedisiplinan
tidak Sosial
masuk sekolah.temannya
Mengingatkan
untuk Toleransi Spiritual
melaksanakan sholat beragama
Dzuhur di sekolah.

a. Penilaian Proses
SIKAP TERHADAP PARTISIPASI DAN KOLABORATIF SISWA DALAM PELAJARAN

5 4 3 2 1
Aktif Pasif
Inisatif Pengikut
Kerja sama individu

SIKAP KEJURURAN, TANGGUNG JAWAB DAN SANTUN SISWA DALAM PELAJARAN

5 4 3 2 1
Jujur Curang
Tanggung
jawab
Santun

a. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis.


b. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.

2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama

a. Penilaian Pengetahuan
Ruang lingkup : KD 3.8
Teknik : Penugasan
Bentuk : Uraian
Instrumen : Lembar soal dan kunci jawaban terlampir
Pedoman penskoran : Terlampir
Lembar Soal :

Topik : Teks puisi

Indikator Soal:
1. Disajikan teks puisi berjudul “Teratai”, peserta didik dapat mengidentifikasi unsur batin (
intrinsik ) dengan tepat.
2. Disajikan teks puisi berjudul “ Teratai”, peserta didik dapat mengidentifikasi ciri bahasanya
dengan tepat.

Bacalah teks puisi di bawah ini dengan cermat!


TERATAI

Dalam kebun ditanah airku,


Tumbuh sekuntum bunga teratai,
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,


Daun bersemi laksmi mengarang,
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,


Berseri di kebun indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat,


Biarpun engkau tidak diminat,
Engkaupun turut menjaga Zaman.

(Sanoesi Pane, 1929)


 Kunci jawaban
Analisis Puisi :
A. Unsur Instrinsik :
 Tema :
1. Tema umum sajak teratai adalah kekaguman.
2. Tema khusus sajak teratai adalah keindahan bunga teratai yang diumpakan sebagai ki Hadjar
Dewantara. Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur (kotor, coklat) tetapi warna
bunganya lebih cemerlang, begitu pula Ki Hadjar Dewantara yang pada awalnya ia berjuang
demi pendidikan Indonesia tanpa diketahui oleh semua orang dan pada akhirnya semua orang
dapat merasakan hasil dari perjuangannya waktu itu sampai akhir zaman, terutama dalam hal
pendidikan di Indonesia.
 Rasa :
Feeling atau rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan terhadap puisi. Dalam
sajak Teratai sikap atau rasa yang ditunjukan adalah penyair begitu mengagumi sosok Ki
Hadjar Dewantara yang berjuang demi pendidikan Indonesia. Ia begitu menyanjungnya,
sampai-sampai diumpamakan sebagai bunga teratai.
 Nada :
Melalui sajaknya, Sanusi Pane dalam sajak teratai mengajak atau memberi nasihat kepada
pembaca untuk meneladani atau mencontoh sifat Ki Hadjar Dewantara. Sifat beliau yang
pantang menyerah dan terus berjuang demi pendidikan Indonesia bisa dijadikan teladan oleh
para pembaca agar memiliki sifat seperti beliau. Selain itu, penyair juga berusaha untuk
membangkitkan semangat nasionalisme pembaca terhadap perjuangan Ki Hadjar Dewantara
yang menjadi pelopor pendidikan di Indonesia.
 Diksi :
Dalam sajak teratai, pengarang menggunakan pilihan dan penggunaan kata yang begitu
menarik. Dalam sajak teratai terdapat beberapa diksi yang digunakan. Perhatikan penggalan
sajak Teratai dibawah ini.

Teratai
…………………
Tidak terlihat orang yang lalu
…………………
Daun berseri Laksmi mengarang=

=-…………………..
Seroja kembang gemilang mulia
………………….
Biarpun engkau tidak diminat
Engkaupun turut menjaga zaman

 Imajeri (citraan) :
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan
seperti apa yang dialami penyair. Bersama unsur diksi, kata nyata, majas dan citraan
merupakan komponen kunci dalam upaya mengapresiasi karya sastra puisi. Dalam sajak
Terataipun penyair berusaha menggunakan citraan agar pembaca ikut terlibat atau mampu
merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Perhatikan penggalan sajak dibawah ini.

…………………………..
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
…………………………..
Biarpun engkau tidak dilihat
…………………………...
Larik-larik diatas dapat masukkan ke dalam citra penglihatan.
Kata-kata konkret
Dalam membuat sebuah sajak seorang penyair berupaya menumbuhkan pembayangan para
penikmat sajaknya melalui diksi-diksi yang dipilihnya. Begitu juga dengan sajak “Teratai”
karya Sanusi Pane. Dalam sajak tersebut pada umumnya setiap kata yang digunakan pada
tiap-tiap larik dapat dipahami, artinya dapat menimbulkan pembayangan yang lengkap
tentang sesuatu. Penyair banyak menggunakan kata-kata nyata yang dapat dipahami
pembaca. Tetapi selain itu, ada juga kata yang sulit menimbulkan pembayangan bagi
pembaca atau disebut Blank Word .
Perhatikan penggalan sajak Teratai dibawah ini.
………………………..
Daun berseri Laksmi mengarang
………………………..
Bagi sebagian orang kata Laksmi mungkin merupakan blank word , karena tidak semua
orang tahu apa makna kata Laksmi dalam sajak tersebut. Karena penulisan kata Laksmi
tersebut menggunakan huruf kapital pada awal katanya, maka mungkin saja si pembaca
hanya menafsirkan bahwa Laksmi tersebut nama seorang wanita tanpa tahu maksud
pengarang kenapa menggunakan nama tersebut.
 Majas (Gaya bahasa):
Majas personifikasi, Personifikasi merupakan penggambaran dari sebuah ide, objek atau
binatang yang seolah-olah berlaku seperti manusia. personifiaksi menyatakan sebuah bentuk
dari perbandingan dan membuat penyair mampu untuk menggambarkan dengan tenaga dan
vitalitas dari yang semestinya tidak hidup. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan
yang menggambarkan benda mati atau barang yang tak bernyawa seolah-olah dapat
bertingkah laku seperti manusia.
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri
Berseri di kebun
Metafora, gaya bahasa perbandingan yang sifatnya tidak langsung dan implisit. analogi yang
membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat dengan kias
perwujudan. Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua hanya
bersifat sugesti, tidak ada kata-kata petunjuk perbandingan eksplisit.

Engkau pun turut menjaga zaman


Repetisi bentuk gaya pengulangan dengan menampilkan pengulangan kata atau kelompok
kata yang sama. Kata atau kelompok kata yang diulang ke dalam repetisi bisa terdapat dalam
satu kalimat atau lebih, dan berada pada posisi awal, tengah, atau di tempat lain.

Biarpun engkau tidak dilihat


Biarpun engkau tidak diminat
Aliterasi, gaya bahasa dengan menggunakan pengulangan konsonan. Diksi yang dipilih
adalah kata-kata yang memiliki wujud fisik hampir mirip, beberapa konsonan sama,
memiliki makna seiring yang bisa dipadukan satu sama lain sehingga menimbulkan arti
yang dalam dan suara yang indah. Diksi aliterasi mengedepankan bentuk dan fonologi untuk
mendapatkan efek estetis.

Seroja kembang gemilang mulia


Tumbuh sekuntum bunga teratai
Teruslah O Teratai Bahagia
Sinekdoke, adalah menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan (pars pro toto) atau
menyebutkan keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte).

Berseri di kebun Indonesia


Dalam kebun di tanah airku

 Amanat :
1. Janganlah kita mengabaikan hal-hal yang sama sekali tidak terlihat baik diluarnya karena
sesungguhnya hal-hal tersebut dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat besar apabila kita
benar-benar bisa memanfaatkannya.
2. Dalam memperjuangkan sesuatu yang baik kita harus bersungguh-sungguh, janganlah kita
mudah menyerah karena kebaikan pasti akan berakhir baik.
3. Dimanapun kita berada atau dilingkungan apapun kita tidak boleh gampang terpengaruh,
tetaplah percaya diri.

B. Unsur Ekstrinsik :
 Biografi Sanoesi Pane :
Dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada tanggal 14 Mei 1905. Meninggal di Jakarta tanggal
2 Juni 1968. Setelah menamatkan H.I.K. Gunung Sari, lalu mengajar bahasa Melayu di situ, waktu itu
usianya baru 19 tahun. Kemudian iapun mengajar juga di H.I.K. pemerintah di Lembang, Bandung.
Seperti ternyata dalam sajak-sajak dan karangan-karangannya. Ia sangat tertarik oleh kebudayaan dan
mistik India dan Jawa. Pada tahun 1928 ia berangkat ke tanah Hindu dan di sana ia menulis sajak-
sajaknya yang paling baik yang kemudian diterbitkan dengan judul Madah Kelana (1931).
Sepulangnya di tanah air, ia menerbitkan dan memimpin majalah Timboel edisi bahasa Indonesia,
aktif menulis dalam Poedjangga Baroe, terutama karangan-karangan tentang sejarah, kebudayaan dan
filsafat.
Tahun 1934 ia memimpin Perguruan Rakyat di Jakarta dan aktif dalam jurnalistik antaranya
menjadi pemimpin harian Kebangunan, lalu menjadi kepala pengarang pada Sidang Pengarang Balai
Pustaka. Pada masa inilah ia ikut dalam polemik mengenai masalah kebudayaan dengan Sutan Takdir
Alisjahbana, Dr. Soetomo, Poerbatjaraka, dan lain-lainnya.
Karangan-karangannya ialah: Pantjaran Tjinta (1926), Puspa Mega (1927), Madah Kelana (1931)
ketiganya berupa kumpulan sajak prosa dan lirik; Kertadjaja (1932), Sandhyakala ning Majapahit
(1933), Manusia Baru (1940) ketiga-tiganya sandiwara. Kecuali itu iapun menulis dua buah sandiwara
dalam bahasa Belanda: Airlangga (1928) dan Eenzame Garoedavlucht (1929). Kecuali Manusia Baru
yang mengambil tempat berlakunya di India, semua sandiwara-sandiwara Sanusi berdasarkan sejarah
jaman Hindu di Jawa. Dia memang mempunyai minat yang serius terhadap penulisan sejarah nasional
Indonesia. Ia menulis Sejarah Indonesia (1942) yang dilengkapkan enam tahun kemudian (1948) dan
Indonesia Sepanjang Masa (1952) yang merupakan kritik terhadap cara penulisan sejarah Indonesia
hingga saat itu.
Sajak-sajaknya sangat dalam, meski dalam beberapa hal iapun bisa pula riang-riangan.
Persoalan-persoalan hidupnya sendiri, bangsanya, dijadikannya persoalan semesta lambang dari
manusia yang mencari bahagia. Di antara para penyair sebelum perang, Sanusi adalah yang terbesar
dan penuh kesungguhan. Sajaknya Sijwa Nataradja adalah salah sebuah sajak besar yang pernah
ditulis dalam bahasa Indonesia.
 Nilai-nilai :
1. Nilai Moral : Pada puisi Teratai dalam kata “Tersembunyi kembang indah permai” terdapat nilai
moral yaitu Keindahan yang tidak disombongkan dan tidak dinampakkan. Suatu kebaikan yang
tidak ditinjilkan, tapi biarlah orang lain yang menilai kebaikan tersebut.
2. Nilai Pendidikan : Hasil kerja, usaha, dan jerih payah Ki Hajar telah mendunia, tidak hanya di
tanah airnya saja.
3. NIlai Ketuhanan : Kebaikan, keyakinan, kejujuran, kesucian, keharuman, dan ketulusan yang
tidak akan dapat dirasakan, dimengerti jika tidak menyelami lebih dalam terhadap diri dan
pribadi Ki Hajar Dewantara sebagai tulus dan suci adalah persembahan kepada Tuhan guna
menyelamatkan alam beserta isinya

Pedoman Penilaian
1. Mengidentifikasi unsur pembentuk puisi ( unsur intrinsik ) teks puisi
No Deskriptor Skor
1 Dapat mengidentifikasi 4 unsur batin (intrinsik) dengan tepat. 4
2 Dapat mengidentifikasi 3unsur batin (intrinsik) dengan tepat. 3
3 Dapat mengidentifikasi 2 unsur batin (intrinsik) dengan tepat . 2
4 Dapat mengidentifikasi 1 unsur batin (intrinsik) dengan tepat. 1

2. Mengidentifikasi ciri bahasa,( kata konotasi dan denotasi dalam teks puisi
No Deskriptor Skor
1 Dapat mengidentifikasi 4 ciri bahasa dengan tepat. 4
2 Dapat mengidentifikasi 3 ciri bahasa dengan tepat. 3
3 Dapat mengidentifikasi 2 ciri bahasa dengan tepat . 2
4 Dapat mengidentifikasi 1 ciri bahasa dengan tepat. 1

Perhitungan Perolehan Nilai :


Jumlah Skor Perolehan
NA = ------------------------------ X 100
Skor Maksimal (8)

Pertemuan kedua
b. Penilaian keterampilan
Ruang lingkup : KD 4.8
Teknik : produk
Bentuk : Uraian
Instrumen : Lembar soal dan kunci jawaban terlampir
Pedoman penskoran : Terlampir
Lembar Soal :
Topik : Teks puisi
Indikator Soal :
1. tulislah teks puisi berdasrkan foto pemandangan alam berikut
2 Bacalan teks puisi yang Anda tulis di depan kelas !

 Kunci jawaban

 Diksi :
Dalam sajak teratai, pengarang menggunakan pilihan dan penggunaan kata yang begitu menarik. Dalam
sajak teratai terdapat beberapa diksi yang digunakan. Perhatikan penggalan sajak Teratai dibawah ini.
Teratai
…………………
Tidak terlihat orang yang lalu
…………………
Daun berseri Laksmi mengarang=

=-…………………..
Seroja kembang gemilang mulia
………………….
Biarpun engkau tidak diminat
Engkaupun turut menjaga zaman

 Imajeri (citraan) :
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang
dialami penyair. Bersama unsur diksi, kata nyata, majas dan citraan merupakan komponen kunci dalam
upaya mengapresiasi karya sastra puisi. Dalam sajak Terataipun penyair berusaha menggunakan citraan
agar pembaca ikut terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Perhatikan penggalan sajak dibawah ini.

…………………………..
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
…………………………..
Biarpun engkau tidak dilihat
…………………………...
Larik-larik diatas dapat masukkan ke dalam citra penglihatan.
Kata-kata konkret
Dalam membuat sebuah sajak seorang penyair berupaya menumbuhkan pembayangan para penikmat
sajaknya melalui diksi-diksi yang dipilihnya. Begitu juga dengan sajak “Teratai” karya Sanusi Pane.
Dalam sajak tersebut pada umumnya setiap kata yang digunakan pada tiap-tiap larik dapat dipahami,
artinya dapat menimbulkan pembayangan yang lengkap tentang sesuatu. Penyair banyak menggunakan
kata-kata nyata yang dapat dipahami pembaca. Tetapi selain itu, ada juga kata yang sulit menimbulkan
pembayangan bagi pembaca atau disebut Blank Word
Perhatikan penggalan sajak Teratai dibawah ini.
………………………..
Daun berseri Laksmi mengarang
………………………..
Bagi sebagian orang kata Laksmi mungkin merupakan blank word , karena tidak semua orang tahu apa
makna kata Laksmi dalam sajak tersebut. Karena penulisan kata Laksmi tersebut menggunakan huruf
kapital pada awal katanya, maka mungkin saja si pembaca hanya menafsirkan bahwa Laksmi tersebut
nama seorang wanita tanpa tahu maksud pengarang kenapa menggunakan nama tersebut.

 Majas (Gaya bahasa):


Majas personifikasi, Personifikasi merupakan penggambaran dari sebuah ide, objek atau binatang yang
seolah-olah berlaku seperti manusia. personifiaksi menyatakan sebuah bentuk dari perbandingan dan
membuat penyair mampu untuk menggambarkan dengan tenaga dan vitalitas dari yang semestinya tidak
hidup. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang
yang tak bernyawa seolah-olah dapat bertingkah laku seperti manusia.
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri
Berseri di kebun
Metafora, gaya bahasa perbandingan yang sifatnya tidak langsung dan implisit. analogi yang
membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat dengan kias perwujudan.
Hubungan antara sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua hanya bersifat sugesti, tidak ada
kata-kata petunjuk perbandingan eksplisit.

Engkau pun turut menjaga zaman


Repetisi bentuk gaya pengulangan dengan menampilkan pengulangan kata atau kelompok kata yang
sama. Kata atau kelompok kata yang diulang ke dalam repetisi bisa terdapat dalam satu kalimat atau
lebih, dan berada pada posisi awal, tengah, atau di tempat lain.

Biarpun engkau tidak dilihat


Biarpun engkau tidak diminat
Aliterasi, gaya bahasa dengan menggunakan pengulangan konsonan. Diksi yang dipilih adalah kata-kata
yang memiliki wujud fisik hampir mirip, beberapa konsonan sama, memiliki makna seiring yang bisa
dipadukan satu sama lain sehingga menimbulkan arti yang dalam dan suara yang indah. Diksi aliterasi
mengedepankan bentuk dan fonologi untuk mendapatkan efek estetis.

Seroja kembang gemilang mulia


Tumbuh sekuntum bunga teratai
Teruslah O Teratai Bahagia
Sinekdoke, adalah menyebutkan sebagian untuk maksud keseluruhan (pars pro toto) atau menyebutkan
keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte).

Berseri di kebun Indonesia


Dalam kebun di tanah airku

 Versifikasi :
Unsur versifikasi mencakup kajian tentang tentang rima (persanjakan), ritme (irama) dan meutrum. Irama
dalam kajian puisi erat kaitannya dengan persanjakan yang digunakan. Adapun dalam sajak Teratai kita
bisa melihat rima yang digunakan.
Perhatikan rima yang terdapat dalam sajak Teratai dibawah ini.

Teratai

Dalam kebun di tanah airku


Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia


Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
………………………………
Dalam bait diatas termasuk kedalam rima berpeluk, yakni persamaan bunyi yang tersusun sama antara
akhir larik pertama dan larik keempat, larik kedua dengan larik ketiga (ab-ba).

 Amanat :
1. Janganlah kita mengabaikan hal-hal yang sama sekali tidak terlihat baik diluarnya karena
sesungguhnya hal-hal tersebut dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat besar apabila kita benar-
benar bisa memanfaatkannya.
2. Dalam memperjuangkan sesuatu yang baik kita harus bersungguh-sungguh, janganlah kita
mudah menyerah karena kebaikan pasti akan berakhir baik.
3. Dimanapun kita berada atau dilingkungan apapun kita tidak boleh gampang terpengaruh, tetaplah
percaya diri.

Pedoman Penilaian

1. Menulis teks puisi berdasarkan konteks ( lingkungan alam)


No Deskriptor Skor

1 Tema sesuai dengan konteks (4) 4


Tema kurang sesuai konteks (2)
2 Menggunakan rima (4) 4
Tidak menggunakan rima (3)
Menulis puisi dengan memerhatikan pilihan kata
3 konotasiMenggunakan kata-kata konotasi (4) 4
Tidak menggunakan kata-kata konotasi (2)
4 Menggunakan citraan (4) 4
Tidak menggunakan citraan (2)
5 menggunakan majas (4) 4
tidak menggunakan majas (2)

Keterangan
Skor maksimum 5 (4 × 4) = 45
Nilai akhir : Skor yang diperoleh
X 100
Skor maksimal

2.Membaca teks puisi yang telah ditulis siswa


No Deskriptor Skor
1 ekspresi 60-100
2 lafal 60-100
3 Tekanan 60-100
4 intonasi 60-100
5 penghayatan 60-100

Keterangan
Nilai akhir : Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
C. Pembelajaran Remedial
Remedial dilakukan dengan pembelajaran ulang dan bimbingan perorangan
 Pembelajaran ulang
Menulis bersama kaidah kebahasaan teks puisi.
 Bimbingan perorangan
Penentuan pengertian teks puisi
Penentuan ciri umum (dari segi isi) teks puisi
Penentuan unsur-unsur pembentuk teks puisi
Penentuan kaidah kebahasaan teks puisi
D. Pembelajaran Pengayaan
 Pengertian teks puisi
 Ciri umum teks puisi dari segi isi dan tujuan
 Unsur-unsur pembangun teks puisi unsur batin ( intrinsik)
 Kaidah kebahasaan pilihan kata pada teks puisi

Mengetahui Subulussalam, Juli 2017


Kepala Sekolah Guru Bahasa Indonesia
SMPN 1 Penanggalan

Saleh Arifin, S.Pd.I Seriana, S.Pd


NIP. 19770908 200604 1 008 NIP. 19841023 200904 2 002

Anda mungkin juga menyukai