Disusun Oleh:
IHSAN MULYAWAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini adalah salah satu tugas matakuliah standarisasi di fakultas teknik
Elektro Universitas Pembangunan Panca Budi. Selama penulisan Makalah ini, banyak
yang membantu dalam penyelesaiannya, sehingga penulis merasa perlu untuk
berterima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan moril
2. Teman-teman sekelas REG 2 LD (GNB/JS ) yang banyak memberikan kerjasama
dan dukungan moril.
Disadari bahwa Makalah ini belum sempurna, baik dari segi teknik maupun dari
segi materi. Oleh sebab itu, demi penyempurnaan, kritik dan saran sangat diharapkan
guna membangun menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.
iii
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Project Asignment ....................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................. 2
1.5 Metodologi ................................................................................................... 3
iv
7
8
BAB III PEMBAHASAN PROJECT ASIGNMENT
3.1 Permasalah pada Sistem Udara Tekan ....................................................... 13
3.2 Penanganan Gangguan ............................................................................... 14
3.3 Upaya Pencegahan Gangguan dan Meningkatkan Keandalaan sistem
Udara tekan ................................................................................................. 14
3.4 Hasil Pengamatan........................................................................................ 15
3.5 Perancangan modifikasi line outlet air compressor menuju air dryer ........... 17
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Instrument Air Compressor Atlas Copco GA160W ............. 6
Tabel 2.2 Spesifikasi Combined Compressed Air Dryer HAD-30MZ .................... 10
Tabel 3.1 Kondisi peralatan udara tekan selama seminggu ................................. 16
Tabel 3.2 Rincian anggaran biaya modifikasi ....................................................... 18
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kerap kali kita membaca dan mendengar adanya berita kebakaran yang diduga
diakibatkan oleh listrik pada beberapa media massa (surat kabar dan televisi) yang
mengakibatkan kerugian harta benda bahkan menyebabkan kehilangan nyawa
manusia. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk lebih peduli
akan keselamatan ketenagalistrikan dan berupaya mengurangi kebakaran yang
diakibatkan oleh listrik. Untuk memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
diamanatkan Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan.
1
1.2 Perumusan Masalah
Makalah ini harus memberikan kesesuaian dengan tindakan proteksi untuk
keselamatan, persyaratan untuk berfungsinya secara benar penggunaan instalasi
yang diharapkan, dan persyaratan yang sesuai untuk pengaruh eksternal yang
diperkirakan. Setiap jenis perlengkapan harus dipilih dan dipasang sedemikian untuk
memberikan kesesuaian dengan persyaratan yang dinyatakan dalam ayat berikut dari
makalah ini dan persyaratan relevan dalam bagian lain PUIL. Persyaratan makalah ini
merupakan tambahan persyaratan bersama yang diberikan dalam IEC 60364-5-51.
Pada makalah ini yang akan dibahas adalah berkaitan dengan persyaratan
umum untuk isolasi, penyakelaran dan kendali serta dengan persyaratan untuk
pemilihan dan pemasangan gawai yang disediakan untuk memenuhi fungsi tersebut.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.
Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.
Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi
untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga
listrik untuk daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).
3
2.2 Pengertian GPAS
Berdasarkan SNI 0225:2011 (PUIL 2011), Gawai proteksi Arus Sisa atau yang
disingkat (GPAS) adalah suatu gawai sakelar mekanis yang didesain untuk
menghubungkan, menghantarkan dan memutuskan arus pada kondisi pelayanan
normal dan untuk menyebapkan terbukanya kontak ketika arus sisa mencapai nilai
tertentu pada kondisi yang ditentukan. Ukuran atau tingkat sensitifitas GPAS
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
GPAS ini sendiri dikenal luas oleh masyarakat dengan banyak penyebutan
diataranya:
1. Residual current operated circuit-breakers (RCCB) = tanpa proteksi Arus lebih
2. Residual current operated circuit-breakers with integral overcurrent
protection (RCBO) = Dengan proteksi Arus lebih.
Bahkan khusus untuk merek Schneider mereka menyebut RCCB sebagai ELCB
( Earth Leakage Circuit Breaker)
4
2.2.1 Cara Kerja GPAS
Pada umumnya, bila peralatan listrik bekerja normal, maka total arus yang
mengalir pada kawat “plus” dan “netral” adalah sama sehingga tidak ada perbedaan
arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, maka kawat “plus” akan mengalirkan
arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah.
5
2. 3 Pengertian GPAL
GPAL adalah gawai yang disediakan untuk memutuskan suatu sirkit listrik jika
arus konduktor di sirkit tersebut melebihi nilai yang dipratentukan untuk durasi yang
ditentukan.
6
(basic insulation) - IEV 826-03-17
isolasi diperkuat
isolasi bagian aktif yang berbahaya yang memproteksi manusia dari kejut
listrik setara dengan isolasi ganda.
(reinforced insulation) - IEV 826-03-20
isolasi ganda
isolasi yang mencakup isolasi dasar dan isolasi suplemen.(double
insulation) - IEV 826-03-19
isolasi suplemen
isolasi independen yang diterapkan sebagai tambahan pada isolasi
dasar agar memberikan proteksi untuk manusia dari kejut listrik dalam
kejadian kegagalan isolasi.(supplementary insulation) IEV 826-03-18
2.4.2 kendali
2.4.3 sakelar
sakelar cabang
sakelar untuk menghubungkan dan memisahkan masing-masing
cabang.
sakelar keluar
sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik keluar dari PHB tersebut.
sakelar masuk
sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik masuk ke PHB tersebut.
SNI 04-0225-2000
7
sakelar pemisah
sakelar untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan
tidak atau hampir tidak berbeban (lihat definisi pemutus sirkit).
(disconnector)
sakelar pemisah pengaman
sarana pengamanan untuk memisahkan sirkit perlengkapan listrik dari
jaringan sumber dengan menggunakan transformator pemisah atau motor
generator, pemisahan dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang diamankan, bila
terjadi kegagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut.
(protective disconnector)
sakelar utama
sakelar masuk dan keluar pada PHB utama instalasi atau PHB utama
subinstalasi.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Kontak gerak semua kutub dari gawai multikutub harus dikopel secara mekanis
sedemikian sehingga dapat menghubungkan dan memutus secara bersama-sama,
kecuali kontak tersebut hanya dimaksudkan untuk netral, dapat menutup sebelum dan
membuka setelah kontak yang lain.
Kecuali seperti diberikan dalam 536.2.2.7, dalam sirkit multifase, gawai kutub
tunggal tidak boleh disisipkan pada konduktor netral. Pada sirkit fase tunggal, gawai
kutub tunggal tidak boleh disisipkan pada konduktor netral, kecuali GPAS yang
memenuhi 531.2.1.1 yang disediakan pada sisi suplai.
Gawai yang mewujudkan lebih dari satu fungsi harus memenuhi semua
persyaratan bagian ini yang sesuai untuk masing-masing fungsi yang terpisah.
3.2 Gawai untuk proteksi dari sentuh tak langsung dengan diskoneksi
otomatis suplai
3.2.1 GPAL (Gawai Proteksi Arus Lebih)
3.2.1.1 Sistem TN
Pada sistem TN, GPAL harus dipilih dan dipasang menurut kondisi yang
ditentukan dalam 434.2 dan 431 serta dalam 533.3 untuk GPHP dan harus
memenuhi persyaratan 411.4.4 Bagian 4-41.
9
3.2.1.2 Sistem TT
Dalam Pertimbangan
3.2.1.3 Sistem IT
Jika BKT diinterkoneksi, GPAL untuk proteksi pada saat gangguan kedua
harus memenuhi 531.1.1 dengan memperhitungkan persyaratan 411.6.4 Bagian 4-
41.
533
11
3.3 Gawai untuk proteksi terhadap arus lebih
3.3.1 Persyaratan Umum
12
BAB IV
MANFAAT MAKALAH
Salah satu manfaat dari makalah ini seperti tersebut di atas adalah
memaksimalkan peralatan air kompressor yang masih berfungsi dengan baik untuk
meningkatkan kehandalan sistem penyaluran udara tekan sehingga diharapkan dapat
menghindari terjadinya unit trip akibat kekurangan pasokan udara tekan yang
bersumber dari gangguan sistem udara tekan. Jika sampai terjadi unit trip, maka unit
harus di start kembali melalui start panas. Dengan demikian terjadi beberapa kerugian
finansial sebagai berikut :
1. Kehilangan kesempatan produksi 400 MW selama unit trip sampai dengan full
load.
Kapasitas produksi UJP Pangkalan Susu 2×200 MW ( unit 1 = 200 MW & unit
2 =200 MW )
Jika produksi hilang akibat gangguan sistem udara tekan untuk supply valve
udara instrument Hilanglah 2x200 MW
Jika 1 Kwh = Rp.362,00
1 MW = 1000Kwh
1000 Kwh = Rp.362.000,00
400 MW = 400.000 Kwh
400.000 Kwh = Rp.144.800.000,00
Rp.144.800.000 × 5 jam = Rp 724.000.000,00
13
Jika dilakukan hot start waktu proses start sampai tidak menggunkan HSD
waktu yang dibutuhkan ± 3-5 jam
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas dan setelah melihat pertimbangan
kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa, pemaksimalan air kompresor dan air
dryer melalui jalur paralel pada posisi tagging sangatlah bermanfaat untuk
meminimalisir gangguan sistem udara tekan pada PLTU Pangkalan Susu. maka
modifikasi line outlet air kompresor menujur air dryer diharapkan dapat meningkatkan
keandalaan sistem udara tekan
5.2 Saran
Di dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan hal-hal
yang belum di jelaskan baik berupa data, gambar maupun penjelasan yang
dikarenakan minimnya pengetahuan yang diberikan. Untuk itu sangat disarankan bagi
pembaca yang ingin mengembangkan pembahasan ini dengan percobaan maupun
penelitian yang lebih baik lagi pada sistem udara tekan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
1. PnID air compressor PLTU pangkalan susu
2. DCS air compressor PLTU Pangkalan susu
3. laporan Service request kompresor
4. kerusakan pada air dryer no 5 dan air dryer no .1
5. Salah satu penanganan gangguan air compressor
xiii