Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PEMILIHAN dan PEMASANGAN PERLENGKAPAN


LISTRIK – ISOLASI , PENYAKELARAN dan KENDALI
PUIL 2011

Disusun Oleh:

IHSAN MULYAWAN

MOHD. FEBRI RAMADHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI


FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
TAHUN 2018
ABSTRAK
PUIL memberikan persyaratan untuk desain, pemasangan dan verifikasi
instalasi listrik. Persyaratan ini dimaksudkan untuk menetapkan keselamatan manusia,
ternak dan harta benda terhadap bahaya dan kerusakan yang dapat timbul pada
pemakaian secara wajar instalasi listrik dan untuk menetapkan fungsi yang tepat dari
instalasi tersebut. Oleh karena itu kita harus tau pemilihan dan pemasangan
perlengkapan listrik yang tepat sesuai dengan persyaratan umum Instalasi listrik yang
mengacu pada PUIL 2011. Salah satu contohnya Jaringan instalasi listrik konsumen
dikategorikan memenuhi syarat apabila telah teruji mampu melindungi dari gangguan
yang diakibatkan oleh arus sisa. Arus sisa adalah selisih antara arus yang masuk pada
satu titik dengan arus keluarnya. Atau jumlah arus pada satu titik. Selisish keduanya
disebut dengan arus sisa yang kemudian dikenal dengan delta arus. Besarnya arus
sisa yang melewati suatu bahan atau material (termasuk didalamnya kulit manusia)
akan mempengaruhi tingkat resiko. Dalam rekayasa teknologi listrik besaran delta arus
listrik tadi akan menjadi acuan nilai arus sisa nominal peralatan pengaman arus sisa
yang dikenal dengan GPAS atau disebut dengan IΔN .

Kata kunci : PUIL 2011 ,Arus sisa dan GPAS

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini adalah salah satu tugas matakuliah standarisasi di fakultas teknik
Elektro Universitas Pembangunan Panca Budi. Selama penulisan Makalah ini, banyak
yang membantu dalam penyelesaiannya, sehingga penulis merasa perlu untuk
berterima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan moril
2. Teman-teman sekelas REG 2 LD (GNB/JS ) yang banyak memberikan kerjasama
dan dukungan moril.
Disadari bahwa Makalah ini belum sempurna, baik dari segi teknik maupun dari
segi materi. Oleh sebab itu, demi penyempurnaan, kritik dan saran sangat diharapkan
guna membangun menjadi lebih baik.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.

Medan, Maret 2018


Penulis,

IHSAN MULYAWAN dan MOHD.


Febri

iii
DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR JUDUL ........................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Project Asignment ....................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................. 2
1.5 Metodologi ................................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Kompresor ................................................................................. 4
2.1.1 Fungsi Compressor ............................................................................. 7
2.2 Komponen Utama Pada Kompresor ............................................................ 7
2.2.1 Filter Udara Masuk .............................................................................. 7
2.2.2 Air Separator ....................................................................................... 8
2.2.3 Compressor ........................................................................................ 8
2.2.4 Water traps ......................................................................................... 8
2.2.5 Receivers Tank ................................................................................... 9
2.2.6 Silencers ............................................................................................. 9
2.3 Pengering Udara (Dryer) .............................................................................. 9
2.3 Cara Kerja Sistem Udara Instrument ........................................................... 12

iv
7

8
BAB III PEMBAHASAN PROJECT ASIGNMENT
3.1 Permasalah pada Sistem Udara Tekan ....................................................... 13
3.2 Penanganan Gangguan ............................................................................... 14
3.3 Upaya Pencegahan Gangguan dan Meningkatkan Keandalaan sistem
Udara tekan ................................................................................................. 14
3.4 Hasil Pengamatan........................................................................................ 15
3.5 Perancangan modifikasi line outlet air compressor menuju air dryer ........... 17

BAB IV MANFAAT PROJECT ASIGNMENT


4.1 Manfaat Financial......................................................................................... 21
4.2 Manfaat Non-Financial ................................................................................. 22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 23
5.2 Saran .......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 24


LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Type Kompresor ............................................................................... 4


Gambar 2.2 Aliran udara dan minyak pada kompresor ........................................ 5
Gambar 2.3 Kompresor Atlas copo type GA 160W .............................................. 6
Gambar 2.4 Air Separator .................................................................................... 8
Gambar 2.5 Pengering udara (Dryer) ................................................................... 9
Gambar 2.6 Aliran refrigerant dan udara kompresor pada pengering (dryer) ....... 10
Gambar 2.7 Diagram system pengering udara..................................................... 12
Gambar 3.1 Diagram gangguan sistem udara tekan ............................................ 13
Gambar 3.3 Grafik ketika pressure header drop 0.510 bar .................................. 15
Gambar 3.4 Gambar DCIS Kondisi peralatan udara tekan tanggal 20/04/16 ....... 15
Gambar 3.5 Gambar lay out sistem udara tekan PLTU Pangkalan Susu ............. 17
Gambar 3.6 Rancangan lay out sistem udara tekan ............................................ 19
Gambar 3.7 Contoh Ilustrasi aliran udara tekan setelah modifikasi...................... 20

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Instrument Air Compressor Atlas Copco GA160W ............. 6
Tabel 2.2 Spesifikasi Combined Compressed Air Dryer HAD-30MZ .................... 10
Tabel 3.1 Kondisi peralatan udara tekan selama seminggu ................................. 16
Tabel 3.2 Rincian anggaran biaya modifikasi ....................................................... 18

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerap kali kita membaca dan mendengar adanya berita kebakaran yang diduga
diakibatkan oleh listrik pada beberapa media massa (surat kabar dan televisi) yang
mengakibatkan kerugian harta benda bahkan menyebabkan kehilangan nyawa
manusia. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kita bersama untuk lebih peduli
akan keselamatan ketenagalistrikan dan berupaya mengurangi kebakaran yang
diakibatkan oleh listrik. Untuk memenuhi keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana
diamanatkan Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan.

Salah satu faktor penting bagi terpenuhinya keselamatan ketenagalistrikan


adalah pemasangan instalasi listrik yang memenuhi ketentuan dan atau standar yang
diatur dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) sebagai acuan untuk
pemasangan instalasi listrik. PUIL memberikan persyaratan untuk desain,
pemasangan dan verifikasi instalasi listrik. Persyaratan ini dimaksudkan untuk
menetapkan keselamatan manusia, ternak dan harta benda terhadap bahaya dan
kerusakan yang dapat timbul pada pemakaian secara wajar instalasi listrik dan untuk
menetapkan fungsi yang tepat dari instalasi tersebut. Oleh karena itu kita harus tau
pemilihan dan pemasangan perlengkapan listrik yang tepat sesuai dengan
persyaratan umum Instalasi listrik yang mengacu pada PUIL 2011.

Oleh karena itu, penulis mencoba membahas pemilihan dan pemasangan


perlengkapan listrik yang tepat khususnya pada ruang lingkup Isolasi , Penyakelaran
dan kendali yang mengacu pada PUIL 2011

1
1.2 Perumusan Masalah
Makalah ini harus memberikan kesesuaian dengan tindakan proteksi untuk
keselamatan, persyaratan untuk berfungsinya secara benar penggunaan instalasi
yang diharapkan, dan persyaratan yang sesuai untuk pengaruh eksternal yang
diperkirakan. Setiap jenis perlengkapan harus dipilih dan dipasang sedemikian untuk
memberikan kesesuaian dengan persyaratan yang dinyatakan dalam ayat berikut dari
makalah ini dan persyaratan relevan dalam bagian lain PUIL. Persyaratan makalah ini
merupakan tambahan persyaratan bersama yang diberikan dalam IEC 60364-5-51.

1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memberikan
penjelasan yang tepat mengenai pemilihan dan pemasangan perlengkapan listrik yang
tepat khususnya pada ruang lingkup Isolasi , Penyakelaran dan kendali yang mengacu
pada PUIL 2011

1.4 Ruang Lingkup

Pada makalah ini yang akan dibahas adalah berkaitan dengan persyaratan
umum untuk isolasi, penyakelaran dan kendali serta dengan persyaratan untuk
pemilihan dan pemasangan gawai yang disediakan untuk memenuhi fungsi tersebut.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian PUIL

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah kumpulan peraturan yang


harus ditaati dalam kelistrikan. setiap pekerja instalatir dalam mengerjakan
pekerjaannya harus menaati puil agar hasil kerjanya benar serta terhindar dari
kesalahan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. berikut adalah
beberapa peraturan yang berhubungan dengan PUIL.

Tujuan dari Peraturan umum Instalasi Listrik di Indonesia adalah:

 Melindungi manusia terhadap bahaya sentuhan dan kejutan arus listrik.

 Keamanan instalasi dan peralatan listrik.

 Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.

 Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.

PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :

 Bagian instalasi tegangan rendah untuk menyalurkan berita atau isyarat.

 Instalasi untuk keperluan telekomunikasi dan instalasi kereta rel listrik.

 Instalasi dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan yang
digerakan secara mekanis.

 Instalasi listrik pertambangan di bawah tanah.

 Instalasi tegangan rendah tidak melebihi 25 V dan daya kurang dari 100 W.

 Instalasi khusus yang diawasi oleh instansi yang berwenang (misalnya : instalasi
untuk telekomunikasi, pengawasan, pembangkitan, transmisi, distribusi tenaga
listrik untuk daerah wewenang instansi kelistrikan tersebut).

3
2.2 Pengertian GPAS

Berdasarkan SNI 0225:2011 (PUIL 2011), Gawai proteksi Arus Sisa atau yang
disingkat (GPAS) adalah suatu gawai sakelar mekanis yang didesain untuk
menghubungkan, menghantarkan dan memutuskan arus pada kondisi pelayanan
normal dan untuk menyebapkan terbukanya kontak ketika arus sisa mencapai nilai
tertentu pada kondisi yang ditentukan. Ukuran atau tingkat sensitifitas GPAS
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Kurang dari sama dengan 30mA


2. Kurang dari sama dengan 300mA
3. Kurang dari sama dengan 500mA

GPAS ini sendiri dikenal luas oleh masyarakat dengan banyak penyebutan
diataranya:
1. Residual current operated circuit-breakers (RCCB) = tanpa proteksi Arus lebih
2. Residual current operated circuit-breakers with integral overcurrent
protection (RCBO) = Dengan proteksi Arus lebih.
Bahkan khusus untuk merek Schneider mereka menyebut RCCB sebagai ELCB
( Earth Leakage Circuit Breaker)

Berikut adalah salah satu contoh GPAS berdasarkan PUIL 2011

2.2 Gambar salah satu contoh GPAS

4
2.2.1 Cara Kerja GPAS

Pada umumnya, bila peralatan listrik bekerja normal, maka total arus yang
mengalir pada kawat “plus” dan “netral” adalah sama sehingga tidak ada perbedaan
arus. Namun bila seseorang tersengat listrik, maka kawat “plus” akan mengalirkan
arus tambahan melewati tubuh orang yang tersengat ke tanah.

2.2.1 Gambar salah satu contoh GPAS


Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa pada kawat “plus” atau “fasa” akan
mengalir tambahan arus sebesar ΔI bila ada seseorang yang tersengat aliran listrik.
Bila GPAS terpasang, maka tambahan arus tersebut akan dideteksi oleh rangkaian
khusus. Bila ada tambahan arus maka berarti ada perbedaan arus yang mengalir
antara kawat “plus” dan “netral”. Perbedaan arus sebesar 30 mA sudah cukup untuk
mengaktifkan relay untuk memutus MCB sisi atasnya. Dengan demikian, GPAS dapat
melindungi orang dari bahaya tersengat aliran listrik.

5
2. 3 Pengertian GPAL
GPAL adalah gawai yang disediakan untuk memutuskan suatu sirkit listrik jika
arus konduktor di sirkit tersebut melebihi nilai yang dipratentukan untuk durasi yang
ditentukan.

2.3 Gambar salah satu contoh GPAL

2. 4 Pengertian Isolasi, Sakelar Dan Kendali


2.4.1 Isolasi
a) (sebagai bahan) - segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat
sesuatu;
b) (pada kabel) - bahan yang dipakai untuk menyekat penghantar dari
penghantar lain, dan dari selubungnya, jika ada;
c) (pada perlengkapan) - sifat dielektrik semua bahan isolasi perlengkapan;
d) (sebagai sifat) - segala sifat yang terdapat pada penghantar karena
pengisolasian penghantar.
(Insulation) – IEV 195-06-06, 195-06-07, 195-06-08, 195-06-09, 195-02-41.
isolasi dasar
isolasi yang diterapkan pada bagian aktif untuk memberikan proteksi
dasar terhadap kejut
listrik.CATATAN : ke dalam isolasi dasar tidak termasuk isolasi yang
digunakan secara khusus untuk tujuan fungsional.

6
(basic insulation) - IEV 826-03-17
isolasi diperkuat
isolasi bagian aktif yang berbahaya yang memproteksi manusia dari kejut
listrik setara dengan isolasi ganda.
(reinforced insulation) - IEV 826-03-20

isolasi ganda
isolasi yang mencakup isolasi dasar dan isolasi suplemen.(double
insulation) - IEV 826-03-19
isolasi suplemen
isolasi independen yang diterapkan sebagai tambahan pada isolasi
dasar agar memberikan proteksi untuk manusia dari kejut listrik dalam
kejadian kegagalan isolasi.(supplementary insulation) IEV 826-03-18

2.4.2 kendali

tindakan dengan maksud tertentu pada atau dalam sistem, untuk


memperoleh sasaran tertentu.
CATATAN Kendali (dapat) termasuk pemantauan (monitoring) dan
pelindungan (safe guarding) di samping tindak kendali itu sendiri.

2.4.3 sakelar

gawai untuk menghubungkan dan memutuskan sirkit dan


mengubahnya menjadi berbeban atau tidak.

sakelar cabang
sakelar untuk menghubungkan dan memisahkan masing-masing
cabang.
sakelar keluar
sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik keluar dari PHB tersebut.
sakelar masuk
sakelar pada PHB di sisi tenaga listrik masuk ke PHB tersebut.
SNI 04-0225-2000
7
sakelar pemisah
sakelar untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan
tidak atau hampir tidak berbeban (lihat definisi pemutus sirkit).
(disconnector)
sakelar pemisah pengaman
sarana pengamanan untuk memisahkan sirkit perlengkapan listrik dari
jaringan sumber dengan menggunakan transformator pemisah atau motor
generator, pemisahan dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tegangan
sentuh yang terlalu tinggi pada BKT perlengkapan yang diamankan, bila
terjadi kegagalan isolasi dalam perlengkapan tersebut.
(protective disconnector)
sakelar utama
sakelar masuk dan keluar pada PHB utama instalasi atau PHB utama
subinstalasi.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Persyaratan Umum Bersama

Pembahasan makalah ini memberikan kesesuaian dengan tindakan proteksi


untuk keselamatan, persyaratan untuk berfungsinya secara benar penggunaan
instalasi yang diharapkan, dan persyaratan yang sesuai untuk pengaruh eksternal
yang diperkirakan. Setiap jenis perlengkapan harus dipilih dan dipasang sedemikian
untuk memberikan kesesuaian dengan persyaratan yang dinyatakan dalam ayat
berikut dari Bagian 5-53 dan persyaratan relevan dalam bagian lain PUIL.Persyaratan
Bagian 5-53 merupakan tambahan persyaratan bersama yang diberikan dalam IEC
60364-5-51.

Kontak gerak semua kutub dari gawai multikutub harus dikopel secara mekanis
sedemikian sehingga dapat menghubungkan dan memutus secara bersama-sama,
kecuali kontak tersebut hanya dimaksudkan untuk netral, dapat menutup sebelum dan
membuka setelah kontak yang lain.

Kecuali seperti diberikan dalam 536.2.2.7, dalam sirkit multifase, gawai kutub
tunggal tidak boleh disisipkan pada konduktor netral. Pada sirkit fase tunggal, gawai
kutub tunggal tidak boleh disisipkan pada konduktor netral, kecuali GPAS yang
memenuhi 531.2.1.1 yang disediakan pada sisi suplai.

Gawai yang mewujudkan lebih dari satu fungsi harus memenuhi semua
persyaratan bagian ini yang sesuai untuk masing-masing fungsi yang terpisah.

3.2 Gawai untuk proteksi dari sentuh tak langsung dengan diskoneksi
otomatis suplai
3.2.1 GPAL (Gawai Proteksi Arus Lebih)
3.2.1.1 Sistem TN
Pada sistem TN, GPAL harus dipilih dan dipasang menurut kondisi yang
ditentukan dalam 434.2 dan 431 serta dalam 533.3 untuk GPHP dan harus
memenuhi persyaratan 411.4.4 Bagian 4-41.

9
3.2.1.2 Sistem TT
Dalam Pertimbangan

3.2.1.3 Sistem IT
Jika BKT diinterkoneksi, GPAL untuk proteksi pada saat gangguan kedua
harus memenuhi 531.1.1 dengan memperhitungkan persyaratan 411.6.4 Bagian 4-
41.

3.2.2 GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa)


3.2.2.1 Kondisi umum instalasi
GPAS dalam sistem a.s. harus secara khusus didesain untuk mendeteksi arus
sisa a.s. dan untuk memutuskan arus sirkit pada kondisi normal dan kondisi
gangguan.
Suatu GPAS harus memastikan diskoneksi semua konduktor aktif pada sirkit yang
diproteksi. Pada sistem TN-S, netral tidak perlu didiskoneksi jika kondisi suplai
sedemikian sehingga konduktor netral dapat dianggap berada pada potensial bumi.
CATATAN Kondisi untuk verifikasi bahwa konduktor netral berada pada potensial bumi
dalam pertimbangan.
Konduktor proteksi tidak boleh menerobos sirkit magnetik GPAS.
GPAS harus dipilih sedemikian dan sirkit listrik dibagi sedemikian sehingga setiap
arus bocor bumi yang dapat diperkirakan terjadi selama operasi normal dari beban
terhubung akan tidak mungkin menyebabkan trip yang tak perlu. CATATAN
GPAS dapat beroperasi pada sebarang nilai arus sisa yang melebihi 50 % dari arus
operasi pengenal.
10
GPAS beroperasi pada arus sisa > 50 % arus sisa pengenal, lihat SNI 04-6956.1-
2003,Nilai standar arus nonoperasi sisa (IΔno) Nilai standar arus nonoperasi sisa
adalah 0,5 Iδn

Pada dasarnya setiap peranti/pemanfaat yang tersambung pada instalasi


memiliki arus bocor (yang diizinkan) sesuai standar produk dari peranti/pemanfaat
tersebut. Jika jumlah peranti/pemanfaat yang tersambung pada operasi normal terlalu
banyak, sehingga total arus bocornya melebihi Nilai standar arus nonoperasi sisa
pengenalnya (IΔno), maka GPAS tersebut akan trip. Menurut IEC 60335, arus bocor
peranti/pemanfaat yang diizinkan tidak boleh melebihi nilai berikut:

 peranti/pemanfaat klas II 0,25 mA


 peranti/pemanfaat klas 0, klas 0I dan klas III 0,5 mA
 peranti/pemanfaat portabel klas I 0,75 mA
 peranti/pemanfaat stasioner klas I dioperasikan motor 3,5 mA
 peranti/pemanfaat pemanas stasioner klas I 0,75 mA or 0,75 mA perkW daya
input pengenal peranti/ pemanfaat dengan maksimum 5 mA atau mana yang
lebih tinggi.

533

11
3.3 Gawai untuk proteksi terhadap arus lebih
3.3.1 Persyaratan Umum

Gawai untuk proteksi


terhadap arus lebih

Rumah sekering (fusebase) yang menggunakan sekering putar harus


dihubungkan sedemikian sehingga kontak tengahnya berada pada sisi suplai dari
rumah sekering.

Rumah sekering untuk pembawa sekering tusuk harus disusun sedemikian


sehingga tidak memungkinkan pembawa sekering membuat kontak antara bagian
konduktif dari dua rumah sekering yang berdekatan.33 Gawai untuk proteksi
terhadap arus lebih

12
BAB IV

MANFAAT MAKALAH

4.1 Manfaat Financial

Salah satu manfaat dari makalah ini seperti tersebut di atas adalah
memaksimalkan peralatan air kompressor yang masih berfungsi dengan baik untuk
meningkatkan kehandalan sistem penyaluran udara tekan sehingga diharapkan dapat
menghindari terjadinya unit trip akibat kekurangan pasokan udara tekan yang
bersumber dari gangguan sistem udara tekan. Jika sampai terjadi unit trip, maka unit
harus di start kembali melalui start panas. Dengan demikian terjadi beberapa kerugian
finansial sebagai berikut :
1. Kehilangan kesempatan produksi 400 MW selama unit trip sampai dengan full
load.
Kapasitas produksi UJP Pangkalan Susu 2×200 MW ( unit 1 = 200 MW & unit
2 =200 MW )
Jika produksi hilang akibat gangguan sistem udara tekan untuk supply valve
udara instrument Hilanglah 2x200 MW
Jika 1 Kwh = Rp.362,00
1 MW = 1000Kwh
1000 Kwh = Rp.362.000,00
400 MW = 400.000 Kwh
400.000 Kwh = Rp.144.800.000,00
Rp.144.800.000 × 5 jam = Rp 724.000.000,00

2. Penggunaan HSD untuk pembakaran sampai dengan unit sinkron.


 Pemakain HSD 1 Oil gun 1.5 ton/jam
konversi kilo liter = 1.5×0.86 = 1.29 Kliter/jam ( 1290 liter/jam )
 Harga solar industry Rp.6200/liter (April 2016)
Rp.6200 × 1290 liter/jam = Rp.7.998.000/jam satu oil gun
 Konsumsi HSD jika menggunakan 4 oil gun
4 Oil gun × Rp.7.998.000 = Rp.31.992.000/jam

13
Jika dilakukan hot start waktu proses start sampai tidak menggunkan HSD
waktu yang dibutuhkan ± 3-5 jam

Jika 1 jam membutuhkan biaya Rp.31.992.000/jam maka selama 3 jam – 5 jam


2 unit x 3 jam × Rp.31.992.000,00 = Rp. 191.952.000,00
2 unit x 5 jam × Rp.31.992.000,00 = Rp. 319.920.000,00

4.2 Manfaat Non Financial


Secara non finansial, beberapa manfaat makalah seperti tersebut diatas adalah
peningkatan kinerja dari sistem udara tekan yang pada akhirnya akan meningkatkan
keandalan unit pembangkit. Serta kinerja dari sistem udara tekan yang handal akan
menambah nilai positif terhadap penilaian masing-masing unit karena tidak terjadi trip
atau kerusakan pada unit. Dan dibuatnya makalah modifikasi line outlet air kompressor
menuju air dryer ini. diharapkan dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang
pentingnya udara tekan pada unit PLTU. Dengan mengetahui bagaimana sistem udara
tekan bekerja, semoga dapat mempermudah dalam membaca alur udara instrument
dan dapat melakukan upaya penanganan gangguan dan pencegahan dengan tepat.

14
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas dan setelah melihat pertimbangan
kondisi di lapangan dapat disimpulkan bahwa, pemaksimalan air kompresor dan air
dryer melalui jalur paralel pada posisi tagging sangatlah bermanfaat untuk
meminimalisir gangguan sistem udara tekan pada PLTU Pangkalan Susu. maka
modifikasi line outlet air kompresor menujur air dryer diharapkan dapat meningkatkan
keandalaan sistem udara tekan

5.2 Saran

Untuk meningkatkan kehandalan sistem dengan alternative solusi yang


diberikan penulis diatas diharapkan untuk kedepanya diberikan valve selenoid pada
line oulet air kompressor menuju air dryer yang dapat dikendalikan dari central control
room sehingga apabila ingin manufer dengan jalur parallel tidak lagi dengan membuka
valve-valve yang ada pada line oulet air kompressor menuju air dryer secara manual.

Di dalam penulisan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan hal-hal
yang belum di jelaskan baik berupa data, gambar maupun penjelasan yang
dikarenakan minimnya pengetahuan yang diberikan. Untuk itu sangat disarankan bagi
pembaca yang ingin mengembangkan pembahasan ini dengan percobaan maupun
penelitian yang lebih baik lagi pada sistem udara tekan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sriyono, dakso.Turbin,pompa dan kompresor.Erlangga.Jakarta.2013


AtlasCopco.Instruction book Atlascopco Stasionary Air Compressor. 2920147501
Tri M.H.,Farid.Analisa Gangguan pada Sistem udara instument dan penangananya –
Suralaya. 2015
Soni H., Nova.Jurnal compressor room – Pangkalan susu. 2015
Tim Penyusun Modul. Modul Percepatan Kompetensi Kompresor, PT. Cogindo Daya
Bersama – Pangkalan Susu. 2015.
https://www.alibaba.com/product-detail/pn16-pn25-class150-flange-type-
2_60354213912.html. diakses tanggal 20 mei 2016.

16
LAMPIRAN
1. PnID air compressor PLTU pangkalan susu
2. DCS air compressor PLTU Pangkalan susu
3. laporan Service request kompresor
4. kerusakan pada air dryer no 5 dan air dryer no .1
5. Salah satu penanganan gangguan air compressor

xiii

Anda mungkin juga menyukai