A. Alat Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sp3rm4
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sp3rma tersebut.
2. Cara kerja Kontrasepsi
Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sbb :
a. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi
b. Melumpuhkan sp3rm4.
c. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sp3rm4.
B. Metode kontrasepsi
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode kontrasepsi
sederhana dan modern dalam Hartanto (1994: 42) yakni sebagai berikut:
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri oleh peserta
KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini terdiri dari dua macam yaitu
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau 0b4t dan metode kontrasepsi sederhana
dengan alat atau 0b4t.
a. Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat atau 0b4t
1) Senggama Terputus
2) Pantang Berkala
b. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat atau 0b4t
1) K0nd0m
2) Diafragma
Keuntungan menggunakan diafragma adalah :
a) Tidak mengganggu reproduksi ASI
b) Tidak mengganggu kesehatan pengguna
c) Tidak mengganggu hubungan s3k5ual karena telah terpasang sampai 6 jam
sebelumnya
Kerugian menggunakan diafragma adalah :
a) Pemasangannya membutuhkan keterampilan
b) Untuk pemakaian¸ perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik
yang terlatih
c) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
2. Metode Kontrasepsi Modern
a. Kontrasepsi Hormonal
1) Pil KB
Keuntungan menggunakan pil KB adalah :
a) Mudah menggunakan
b) Mudah dihentikan setiap saat
c) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan
d) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
Kerugian menggunakan pil KB adalah :
a) Memerlukan disiplin dari pemakai
b) Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen
c) Kembalinya kesuburan agak lambat
2) suntik KB
Keuntungan menggunakan suntik KB adalah :
a) Jangka panjang
b) Risiko terhadap kesehatan kecil
c) Aman
Kerugian menggunakan suntik KB adalah :
a) Terjadi perubahan pada pola haid
b) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian
b. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Implant/Susuk KB)
Keuntungan menggunakan susuk KB adalah :
1) Tidak menekan produksi ASI
2) Tidak terdapat faktor lupa
3) Masa pakai jangka panjang (3-5 th)
4) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen
Kerugian menggunakan susuk KB adalah :
1) Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
2) Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk pemasangan dan
pengangkatan implant
3) Implant sering mengubah pola haid
c. Intra Uterine Devices (IUD,AKDR)
Keuntungan menggunakan IUD adalah :
1) Praktis
2) Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Kerugian menggunakan IUD adalah :
1) Tidak dapat dilepas oleh dirinya sendiri (pengguna)
2) Sedikit nyeri setelah pemasangan AKDR
d. Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan tindakan
pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan
orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.
e. Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria
dengan jalan melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi sp3rm4 terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan MOP adalah :
1) Efektif
2) Sederhana
3) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
4) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
5) Biaya rendah
6) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa
malu untuk ditangani oleh dokter pria untuk kurang tersedia dokter wanita dan
paramedic wanita
Kerugian MOP adalah :
1) Diperlukan suatu tindakan operatif
2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi
3) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai keturunan
lagi
f. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas seorang
perempuan secara permanen.
Keuntungan MOW adalah :
1) Sangat efektif
2) Permanen
3) Tidak mempengaruhi proses menyusui
4) Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius
5) Tidak ada perubahan dalam fungsi s3k5ual
Kerugian MOW adalah :
1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat
dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
3) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
C. Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita
(tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan
oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan
pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2. Kontrasepsi Teknik
a. Coitus Interruptus (senggama terputus): ejakulasi dilakukan di luar va91na.
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sp3rm4
yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik
penis keluar.
b. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur,
perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sp3rm4 maupun sel
telur (ovum) mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya
75-80%. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi)
atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
c. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi
hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil.
Tapi begitu Ibu hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan
cukup besar.
3. Kontrasepsi Mekanik
a. K0nd0m: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada K0nd0m untuk pria maupun
wanita sertaberfungsi sebagai pemblokir / barrier sp3rm4. Kegagalan pada
umumnya karena K0nd0m tidak dipasang sejak permulaan senggama atau
terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga K0nd0m terlepas dan cairan
sp3rm4 tumpah di dalam va91na.
Kekurangan metode ini:
Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lain
Membutuhkan waktu untuk pemasangan
Mengurangi sensasi s3k5ual
b. Sp3rm4tisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sp3rm4, berbentuk cairan,
krim atau tisu va91na yang harus dimasukkan ke dalam va91na 5 menit sebelum
senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi.
Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah
sp3rm4tisida yang digunakan terlalu sedikit atau va91na sudah dibilas dalam
waktu < 6 jam setelah senggama.
c. Va91nal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup
mulut rahim bila dipasang dalam liang va91na 6 jam sebelum senggama.
Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama sp3rm4tisida
untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak
pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam ) setelah
senggama.
d. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang
diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim.
Efektivitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di
perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi
lebih banyak dari biasanya.
e. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang
menggunakan hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama
dengan IUD tembaga, ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan
kemungkinan menimbulkan pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih
ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat.
A. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi (Bobak, 2004)
B. Siklus Menstruasi
1. Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi
setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus
ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular –
bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi.
Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan
rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Grenspan, 1998).
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6
hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah
menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur
dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila
kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat
mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh
suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml.
Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume
darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang
sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai
400 mg per tahun (Cunningham, 1995).
2. Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu
uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau
adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang
disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin,
yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu
yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus
menstruasi ialah ;
a) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
Luteinizing Hormon (LH)
Folikel Stimulating Hormon (FSH)
Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
b) Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang
dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan
perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar
plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas
steroidogenik dari ovarium.
3. Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis
anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4
hari.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini
mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase
ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat
dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi.
Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini
dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira
tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel
endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan
makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya
karena kehilangan cairan.
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh
arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi
4. Mekanisme siklus menstruasi
Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang
baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau
setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel
yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan
serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis.
Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut
melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi.
Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu
hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun.
Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml,
dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan
mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini
dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan
meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali.
Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah
terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap
dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus
menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang
dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga
tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama
permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron
maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma saat
tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat,
tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan
bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan
metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama
setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180
kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah
dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru lahir
78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neoatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat
harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus
waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir
normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan
normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin
ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan
tali pusat) tali pusat masih basah.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian makanan
(tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan
lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan: perubahan suhu tidak terjadi.
Kriteria:
1) Suhu tubuh normal 36-370 C.
2) Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan:
1) Pertahankan suhu lingkungan.
2) Ukur suhu tubuh setiap 4 jam.
3) Mandikan bayi dengan air hangat secara tepat dan cepat untuk menjaga air
bayi tidak kedinginan.
4) Perhatikan tanda-tanda strees dingin dan distress pernapasan( tremor, pucat,
kulit dingin).
c. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan
tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2) TTV normal:S: 36-370C, N:70-100x/menit, RR: 40-60x/menit
3) Tali pusat mengering
Rencana tindakan :
1) Pertahankan teknik septic dan aseptic.
2) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari.
3) Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.
4) Infeksi kulit setiap hati terhadap ruam atau kerusakan integritas kulit.
5) Ukur TTV setiap 4 jam.
6) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air
(IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan: kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil:
1) Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output
kurang dari 1-3ml/kg/jam.
2) Membran mukosa normal.
3) Ubun-ubun tidak cekung.
4) Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
1) Pertahankan intake sesuai jadwal
2) Berikan minum sesuai jadwal
3) Monitor intake dan output
4) Berikan infuse sesuai program
5) Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata
6) Monitor temperatur setiap 2 jam
e. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi.
Tujuan : orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi
Kriteria hasil:
1) Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi.
2) Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan bayi.
Rencana tindakan:
1) Ajarkan orang tua untuk diskusi dengan diskusi fisiologi, alasan perawatan
dan pengobatan.
2) Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama.
3) Lakukan pemeriksaaan bayi baru lahir saat orang tua ada.
4) Berikan informasi tentang kemampuan interaksi bayi baru lahir.
5) Libatkan dan ajarkan orang tua dalam perawatan bayi.
6) Jelaskan komplikasi dengan mengenai tanda-tanda hiperbilirubin