Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun dan diajukan guna memenuhi tugas terstruktur:
Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran Matematika
Dosen : An Nur Ami Widodo, M.Pd
Oleh :
1. M. Alfaridzy Bangkit Pradana NIM. 40316011
2. Nur Fitria Krismayantie NIM. 40316012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PERADABAN
BUMIAYU
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul
makalah ini adalah “Perencanaan Pembelajaran”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika. Meskipun penyusun telah
berusaha untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin, tetapi seperti
pada ungkapan " Tak ada gading yang tak retak " kami menyadari bahwa makalah
ini masih sangat minim dan masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bumiayu, 10 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………….1

C. Tujuan Penulisan .……………… …………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ……………………………….3

B. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran …………………………..5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………9

B. Saran …………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan


dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan keinginan pembuat perencana. Namun yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah
dan tetap sasaran.

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk


membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran.

Adapun perhatian terhadap apa yang telah dipelajari siswa


merupakan bidang kajian kurikulum, yakni mengenai apa isi pembelajaran
yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan. Pembelajaran
lebih menekankan pada bagaimana cara agar tercapai tujuan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian konsep perencanaan pembelajaran ?

2. Bagaimana perlunya dasar perencanaan pembelajaran ?

1
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan tentang konsep perencanaan pembelajaran.

2. Mendeskripsikan tentang perlunya mengetahui dasar perencanaan


pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya


berbeda-beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya
mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan
pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang
dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan,
urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapt
diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.

Definisi yang kedua mengemukakan bahwa perencanaan adalah


hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana
seharusnya (what should be ) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan
tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya
adalah mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan disini
menekankan kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang
dengan keadaan yang aka datang disesuaikan dengan apa yang dicita-
citakan, ialah mengilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan
keadaan mendatang yang diinginkan.

Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan


sangat pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan
menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa
perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan
hasil antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya
perubahan yang terjadi di luar organisasi pengajaran tidak jauh berbeda
dengan perubahan yang terjad pada organisasi itu, dengan harapan agar
organisasi tidak mengalami keguncangan. Jadi, makna perencanaan di sini

3
adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan perubahan
lingkungannya.

Ketiga definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang


berbeda. Yang satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk
mencapainya, yang lain menghilangkan kesenjangan antara keadaan
sekarang dengan keadaan masa mendatang, dan yang satu lagi mengubah
keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga berubah-ubah.
Meskipun demikian pada hakikatnya ketiganya bermakna sama, yaitu
sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang, tetapi
yang pertama dan kedua tidak dinyatakan secara eksplisit bahwa wujud
yang dicari itu akibat terjadinya perubahan, termasuk perubahan, termasuk
perubahan dalam cita-cita.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang


apa itu perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran atau pengajaran menurut Dengeng adalah upaya


untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalm
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan,
penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari
perencanaan pembelajaran.

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan


atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.
Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan

4
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran memusatkan
perhatian pada”bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa
yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang dipelajari
siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum, yakni mengenai apa isi
pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan
tersebut.

Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori


untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar
dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Untuk itu pembelajaran
sebagaimana disebut oleh Degeng (1989), Reigeluth (1983) sebagai suatu
disiplin ilmu menaruh perhatian pada perbaikan kualitas pembelajaran
dengan menggunakan teori pembelajaran deskriptif, sedangkan rancangan
pembelajaran mendekati tujuan yang sama dengan berpijak pada teori
pembelajaran preskriptif.

B. Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran

Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan di


atas, dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.
Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan
sistem. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana
seseorang belajar. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran
diacukan pada siswa secara perorangan.

Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian


tujuan pembelajaran, dalam hai ini akan ada tjuan langsung pembelajaran,
dan tujuan pengiring dari pembelajaran. Sasaran akhir dari perencanaan
desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. Perencanaan
pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran. Inti dari
desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pebelajaran

5
yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Upaya
perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:

1. Perbaikan Kualitas Pembelajaran

Perbaikan kualiatas pembelajaran haruslah diawali dengan


perbaikan desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat
dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran.

2. Pembelajaran Dirancang dengan Pendekatan Sistem

Untuk mencapai kualitas pembelajaran, desain pembelajaran yang


dilakukan haruslah didasarkan pada pendekatan sistem. Hal ini
disadari bahwa dengan pendekatan sistem, akan memberikan peluang
yang lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang
mempengaruhi belajar, termasuk keterkaitan anatarvariabel pengajaran
yakni variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel
hasil pembelajaran.

3. Desain Pembelajaran Mengacu pada Bagaimana Seseorang Belajar

Kualiatas pembelajaran juga banyak tergantung pada bagaimana


pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat
berdasarkan pendekatan perancangnya. Apakah bersifat intuitif atau
bersifat alamiah. Jika bersifat intuitif, rancangan pembelajaran
tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi,
jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah, rancangan pembelajaran
tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para
ilmuwan pembelajaran. Di samping itu, pendekatan lain adalah
pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif ilmiah yang
merupakan paduan antara keduanya, sehingga rancangan
pembelajaran yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris
yang pernah ditemukan pada saat melaksanakan pembelajaran yang
dikembangkan pula dengan pengguna teori-teori yang relevan.

6
Berdasarkan tiga pendekatan ini, pendekatan intuitif ilmiah akan dapat
menghasalkan pembelajaran yang lebih sahih dari dua pendekatan
lainnya bila hanya digunakan secara terpisah.

4. Desain Pembelajaran Diacukan pada Siswa Perorangan

Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan.


Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi
tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan
karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berpikir, tidak mungkin
dapat dipaksa segera bertindak secara cepat. Sebaliknya siswa yang
memiliki kemampuan berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak
dengan cara lambat.

5. Desain Pembelajaran Harus Diacukan pada Tujuan

Hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan hasil tak


langsung (pengiring). Perancangan pembelajaran perlu memilih hasil
pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah
melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.

6. Desain Pembelajaran diarahkan pada Kemudahan Belajar

Sebagaimana disebutkan di atas, pembelajaran adalah upaya


membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan
panataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi
yang ditata dengan baik, strategi yang direncanakan akan memberikan
peluang dicapainya hasil pembelajaran.

7. Desain Pembelajaran Melibatkan Variabel Pembelajaran

Desain pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel


pembelajaran yang dirasa turut mempengaruhi belajar. Ada tiga
variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam merancang

7
pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi,
metode, dan variabel hasil pembelajaran.

8. Desain Pembelajaran Penetapan Metode untuk Mencapai Tujuan

Inti dari desain pembelajaran adalah menetapkan metode


pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Fokus utama perancangan pembelajaran adalah pemilihan,
penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran.

Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya


menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1)
tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan
dalam semua kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang
berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil
pembelajaran, dan (3) kondisi pemebalajaran bisa memliki pengaruh
yang konsisten pada hasil pengajaran.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa


perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan
dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran memiliki
hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan


perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran. Itulah salah satu perlunya belajar dasar perencanaan
pembelajaran sehingga kita bisa mewujudkan pembelajaran yang
memuaskan dan bosa menuai hasil yang kita inginkan.

B. Saran

Dari hasil yang telah diperoleh dari penulisan makalah ini, maka
penulis memberikan saran bagi pembaca makalah ini, ambillah pelajaran
yang memang itu perlu bagi kalian sehingga makalah ini bisa bermanfaat
bagi calon guru seperti kalian.

9
DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan Satuan Tugas Definisi dan


Terminologi AECT. Rajawali: Jakarta.

Angling, Towers, & Howard Levie. 1993. Visual Massage Design and Learning:
The Role Static and Dynamic Illustrations. Indiana University: New
York.

10

Anda mungkin juga menyukai