Anda di halaman 1dari 2

Tidak semua masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),

bahkan masih banyak masyarakat yang kurang menerapkan PHBS (35,29%) (Kemenkes RI, 2014). Hal ini
terbukti dengan banyaknya perilaku kurang sehat terhadap lingkungan seperti buang air besar
sembarangan, buang sampah sembarangan, kurangnya kepemilikan septik tank dan lain sebagainya.
Perilaku kurang sehat tersebut berdampak pada timbulnya penyakit seperti diare, Thypus, Hepatitis A,
Cholera, dll. Sanitasi Total Berbaasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program pemerintah
untuk mengatasi masalah sanitasi (kebersihan) di Indonesia. Program ini bertujuan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Keluarga
diharapkan dapat menerapkan STBM dengan baik agar hygiene diri dan sanitasi lingkungan pada tingkat
keluarga bisa optimal. STBM terdiri dari 5 Pilar, yaitu :

1.STOP Buang Air Besar (BAB) Sembarangan

Buang air besar sudah selayaknya di jamban, baik itu jamban umum maupun jamban mandiri. Buang air
besar sembarangan akan mengakibatkan pencemaran air, darat maupun udara dari tinja. Pencemaran
tersebut diantaranya bau tidak sedap, dapat menjadi tempat bersarangnya vektor (pembawa penyakit)
dan menimbulkan penyakit berbasis air seperti diare dan hepatitis A. Jika masyarakat tidak mampu untuk
membuat jamban mandiri maka bisa dibuat jamban communal (jamban umum) misalkan tingkat RT
dengan dana iuran antar warga. Jamban yang baik harus disertai dengan septik tank sebagai tempat
penampungan tinja, agar tinja tidak mencemari lingkungan.

2.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Menurut peneliti Dr. Carol A. Kauffman, untuk menyingkirkan kuman yang tidak terlihat oleh mata,
seseorang harus mecuci tangan mereka selama 15 detik. Cuci tangan harus disertai dengan sabun, hal ini
dikarenakan sabun berfungsi sebagai antiseptik yang dapat membunuh kuman yang menempel di
tangan. Cuci tangan pakai sabun sangat dianjurkan pada 5 waktu berikut yaitu sebelum makan, setelah
buang air besar dan buang air kecil, sebelum menyiapkan makan, sebelum mengurusi bayi dan setelah
menceboki anak.

3.Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga

Air minum dan makanan merupakan sumber berlangsungnya kehidupan manusia, sehingga harus diolah
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar manusia sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Cara sederhana pengolahan air minum adalah dengan mendidihkan air. Cara mengolah air yang lain bisa
dengan solar dissel (dijemur dibawah sinar matahari selama minimal 1 jam) dan penyaringan. Selain
pengelolaan air minum, pengelolaan makanan tidak kalah penting. Makanan harus dijamin kebersihan
dan kemanannya mulai dari pembelian bahan makanan, pengolahan, pemasakan hingga makanan
dihidangkan.

4.Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang sudah tidak berguna. Tujuan pengelolaan sampah adalah
agar sampah yang dihasilkan tidak menambah masalah atau bahkan memberi hasil guna pada
masyarakat. Sampah terdiri dari 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
bisa diolah kembali menjadi kompos sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang atau diolah menjadi
kerajinan.

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga

Pengolahan limbah cair diperlukan agar limbah rumah tangga tidak mencemari badan air di lingkungan.
Setiap rumah setidaknya memiliki saluran tersendiri yang disalurkan ke dalam tanah dan memiliki
penutup. Salah satu contoh tempat pembuangan limbah rumah tangga adalah dengan septik tank.

Anda mungkin juga menyukai