ABSTRAK
Marshall Quotient (MQ) merupakan hasil bagi antara Stabilitas dan Flow yang diperoleh dari
uji tekan dengan metode Marshall sedangkan besaran Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-
Bitumen Efektif diperoleh dan dihitung dari komposisi campuran. Spesifikasi Teknik Bina
Marga tahun 2010 Revisi 2 untuk campuran Lapis Aspal Beton (LASTON) semula ada batasan
MQ namun pada revisi 3 MQ telah ditiadakan dan diganti dengan Ratio Partikel Lolos
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan batasan 1,0 sampai dengan 1,4. Dalam penelitian
ini akan dikaji hubungan dan pengaruh Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-Bitumen Efektif
terhadap MQ pada campuran LASTON.
Penelitian ini menggunakan material batu pecah dari lokasi sumber Kakaskasen dan Aspal
penetrasi 60/70 ex Pertamina yang tersedia di Laboratorium Teknik Perkerasan Jalan Fakultas
Teknik Universitas Sam Ratulangi. Bahan Filler tambahan menggunakan Portland Cement
(PC). Proses penelitian ini dimulai dengan pemeriksaan persyaratan material dan
perancangan komposisi agregat sesuai persyaratan gradasi LASTON, dibuat benda uji untuk
pengujian Marshall dan hasil uji dianalisis, sehingga diperoleh kadar Aspal terbaik.
Selanjutnya, dirancang komposisi dengan kadar Aspal tetap tapi kandungan Filler berubah –
ubah sehingga Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif bervariasi menjadi
0.63, 0.95, 1.2, 1.45, dan 1,75.
Dari pemeriksaan di laboratorium diperoleh untuk Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 -
Bitumen Efektif 0.63 nilai MQ adalah 395 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos Saringan
No.#200 - Bitumen Efektif 0.95 MQ adalah 417 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos
Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.2 MQ adalah 439 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos
Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.45 MQ adalah 463 kg/mm, dan pada nilai Ratio Partikel
Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif 1.75 MQ adalah 489 kg/mm. Dengan kata lain
hubungan antara MQ dengan Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif adalah
sebagai berikut, jika Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif relatif kecil
menghasilkan nilai MQ yang rendah, sebaliknya Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 -
Bitumen Efektif lebih besar, menghasilkan nilai MQ yang tinggi. Dengan menggunakan
batasan Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif antara 1.0 sampai dengan
1.4 nilai MQ yang diperoleh adalah 420 kg/mm sampai dengan 460 kg/mm. Batasan MQ yang
sebelumnya hanya memberikan batas minimum 250 kg/mm.
Sebaiknya menggunakan nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 - Bitumen Efektif yang
tinggi karena akan menghasilkan MQ yang besar, namun kandungan kadar Aspal (Bitumen)
harus diperhatikan karena kandungan bitumen akan berpengaruh pada nilai Void In Mix
(VIM).
Kata Kunci : Lapis Aspal Beton-Lapis Aus, Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 -
Bitumen Efektif, Marshall Quotient,
11
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
PENDAHULUAN
Batasan Masalah
Latar Belakang Pada penelitian ini pembahasan
dibatasi sebagai berikut :
Laston (Lapisan Aspal Beton) • Penelitian hanya dibatasi pada
adalah lapis perkerasan aspal campuran campuran beraspal panas (hotmix)
panas. Menurut spesifikasi Bina Marga aspal jenis campuran AC-WC.
beton dibedakan atas 3 (tiga) macam lapisan, • Penilitian hanya dilakukan di
yaitu Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete- laboratoriom dan tidak akan
Wearing Course atau AC-WC), Laston Lapis melakukan uji lapangan, sampai
Antara (Asphalt Concrete- Binder Course dengan pengujian Marshall.
atau AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi • Aspal yang digunakan adalah Aspal
(Asphalt Concrete- Base atau AC-Base), Penetrasi 60-70
Bina Marga (2007). • Material tidak akan diteliti secara
Kimiawi
Salah satu jenis campuran beraspal
panas yang digunakan sebagai lapisan
Tujuan Penelitian
permukaan adalah Laston Lapis Aus
Penelitian ini bertujuan untuk
(Asphalt Concrete- Wearing Course atau
mengkaji hubungan antara Marshall Quotient
AC-WC), dimana agregatnya bergradasi
dengan Rasio antara Filler dengan Bitumen
menerus. Berdasarkan Spesifikasi Bina
Konten pada campuran AC-WC yang
Marga 2010 Revisi 2 untuk mengevaluasi
diperoleh berdasarkan Metode Marshall
LASTON masih digunakan metode
melalui pengujian di laboratorium.
Marshall, Kriteria Marshall meliputi
Stabilitas, Kelelehan Plastis (Flow), Rongga
Manfaat Penelitian
udara dalam campuran (Void in Mix/VIM),
Manfaat dari penelitian ini adalah
Rongga antar Mineral Agregat (Void in
sebagai berikut :
Mineral Agregat/VMA), Volume Pori antar
butir Agregat terisi Aspal (Void Filled by • Penelitian ini dilakukan agar dapat
Bitumen/VFB), dan Marshall Quotient. Pada diketahui hasil mengenai hubungan
Spesifikasi Bina Marga Tahun 2010 revisi 2 perbandingan antara Filler dengan
dan sebelumnya terdapat besaran Marshall Aspal Efektif dengan besaran Marshall
Quotient yaitu besaran hasil bagi dari nilai Quotient
Stabilitas dan Flow sedangkan dalam revisi • Dapat dijadikan acuan untuk
terbaru (Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi perancangan campuran Aspal panas di
ke 3 Tahun 2013) Marshall Quotient tidak Laboratorium.
disyaratkan lagi dan diganti dengan angka
atau Ratio (hasil bagi) antara persentasi TINJAUAN PUSTAKA
Filler dengan persentasi Bitumen Efektif
dalam batasan minimum 1,0% sampai Spesifikasi campuran AC-WC
dengan maximum 1,4%. Jadi dalam Lapisan ini adalah lapisan yang
penilitian ini akan mengevaluasi Marshall berhubungan langsung dengan roda
Quotient dengan ratio filler bitumen konten kendaraan sehingga lapisan ini di rancang
dengan cara membuat variasi kadar Filler untuk tahan terhadap perubahan cuaca, gaya
agar dapat dilihat hubungannya . geser, tekanan roda ban kendaraan serta
memberikan lapis kedap air untuk lapisan
dibawahnya. Sebagai lapis permukaan, lapis
Rumusan Masalah aspal beton harus dapat memberikan
Berdasarkan hal-hal diatas, maka kenyamanan dan keamanan yang tinggi
dalam penelitian ini akan dikaji hubungan (Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton
batasan kriteria Marshall Quotient dengan untuk Jalan Raya, SKBI-2.4.26.1987).
Ratio Partikel Lolos Saringan no.#200 dengan
kadar Bitumen efektif pada campuran jenis
LASTON.
12
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
13
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
14
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
15
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
Grafik 1. Hubungan Kadar Aspal dan Grafik 5. Hubungan Kadar Aspal dan VIM
Stabilitas
16
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
4.8
Saringan No.#200-Bitumen Efektif pada
4.5 4.5
campuran AC-WC
4.3
VIM
4.1
Variasi ff/bt Stabilita Flow (mm) MQ VIM VMA VFB 4y = -0.8068x + 5.4691
1250 15.6
y = 118.56x + 1302.9
1200 R² = 0.9814 15.5
VMA
1150
1100
15.4
1050 15.4
1000
15.3
950 y = -0.7151x + 16.211
900 R² = 0.9998
15.2
850 15.2
800
750 15.1
700
650 15 15.0
600
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 14.9
RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8
RATIO FILLER-BIRUMEN CONTENT
Grafik 8. Hubungan Ratio Partikel Lolos
Grafik 11. Hubungan Ratio Partikel Lolos
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan
Stabilitas
VMA
HUBUNGAN FILLER-BITUMEN CONTENT DAN FLOW (GI)
4.1 HUBUNGAN RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT DENGAN VFB
74
3.9
y = 3.91x + 66.046
3.7 72.7
R² = 0.9998
72
3.5 3.5 71.7
3.4
3.3 3.3
70.6
3.2
3.1 y = -0.3679x + 3.7134 70
Flow
3.1
R² = 0.9976 69.5
VFB
2.9
68.5
2.7 68
2.5
2.3
66
2.1
1.9
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 RATIO
0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 CONTENT
FILLER-BITUMEN 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 64
0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0FILLER-BITUMEN
RATIO 1.1 1.2 1.3 CONTENT
1.4 1.5 1.6 1.7 1.8
Grafik 9. Hubungan Ratio Partikel Lolos
Grafik 12. Hubungan Ratio Partikel Lolos
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan
Flow
VFB
17
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
520
HUBUNGAN RATIO FILLER-BITUMEN DENGAN MQ Partikel Lolos Saringan No.#200-Bitumen
510
500
490
Efektif 1.45 MQ adalah 463 kg/mm, dan pada
480
470 y = 87.276x + 339.23
489
nilai Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200-
460 R² = 0.9991 463
450
440
Bitumen Efektif 1.75 MQ adalah 489 kg/mm.
439
430
420
Dengan kata lain hubungan antara MQ
410 417
dengan Ratio Partikel Lolos Saringan
Marshall Quotient
400
390 395
380
370
No.#200-Bitumen Efektif adalah sebagai
360
350
340
berikut, jika Ratio Partikel Lolos Saringan
330
320
No.#200-Bitumen Efektif relatif kecil
310
300
290
menghasilkan nilai MQ yang rendah,
280
270
sebaliknya Ratio Partikel Lolos Saringan
260
250
240
No.#200-Bitumen Efektif lebih besar,
230
220
menghasilkan nilai MQ yang tinggi. Dengan
0.40.50.50.60.60.70.70.80.80.90.91.01.01.11.11.21.21.31.31.41.41.51.51.61.61.71.71.81.8
F menggunakan batasan Ratio Partikel Lolos
3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 1 F
. . . . . . . . . . . . . 0 /i Saringan No.#200-Bitumen Efektif antara 1.0
Grafik 13. Hubungan Ratio Partikel Lolos sampai dengan 1.4 nilai MQ yang diperoleh
Saringan No.#200-Bitumen Efektif dengan adalah 420 kg/mm sampai dengan 460
Marshall Quotient kg/mm. Batasan MQ yang sebelumnya hanya
PENUTUP memberikan batas minimum 250 kg/mm.
Kesimpulan Saran
Dari pemeriksaan di laboratorium diperoleh Untuk jenis campuran LASTON sebaliknya
untuk Ratio Partikel Lolos Saringan No.#200 menggunakan nilai Ratio Partikel Lolos
- Bitumen Efektif 0.63 nilai MQ adalah 395 Saringan No.#200-Bitumen Efektif yang
kg/mm, pada nilai Ratio Partikel Lolos tinggi karena akan menghasilkan MQ yang
Saringan No.#200-Bitumen Efektif 0.95 MQ besar, namun kandungan kadar Aspal
adalah 417 kg/mm, pada nilai Ratio Partikel (Bitumen) harus diperhatikan karena
Lolos Saringan No.#200-Bitumen Efektif 1.2 kandungan bitumen akan akan berpengaruh
MQ adalah 439 kg/mm, pada nilai Ratio pada nilai Void In Mix (VIM).
DAFTAR PUSTAKA
Asphalt Institute,1983,Thickness Design Asphalt Pavement For Highways and Streets, Manual
Series No.1 (MS-1).
Bagus Priyatno, 1999, Perancangan Prasarana Jalan, Dalam Penataran dan Pelatihan Dosen
Teknik Sipil Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah VI, September 1999.
Departemen Pekerjaan umum, 1983, Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton Pondasi Atas
(Laston Atas), Direktorat Jenderal Bina Marga.
Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan
Divisi VI Perkerasan Beraspal, Edisi April 2007.
Departemen Pekerjaan Umum, Dierktorat Jendral Bina Marga : Petunjuk Pelaksanaan Lapis
Aspal Beton No. 13/PT/B/1983,1983.
Hamirhan Saodang, Konstruksi Jalan Raya Buku 2 Perancangan Perkerasan Jalan Raya, Nova,
Bandung, 2005
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, Spesifikasi Umum Edisi 2010
(revisi 3).
18
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (11-19) ISSN: 2337-6732
Laboratorium Rekayasa Jalan Jurusan Teknik Sipil ITB, buku besar, Bandung, Maret 2001.
Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010, Departemen Pekerjaan Umum
19