Batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari penumpukan material
hasil perekontruksian bebatuan yang sudah ada sebelumnya atau merupakan hasil dari akitivitas senyawa kimia ataupun berupa organisme yang diendapkan di setiap lapisan demi lapisan pada permukaan bumi yang kemudian mengalami proses pengerasan. Batuan sedimen berasal dari batuan yang sebelumnya telah mengalami berbagai macam proses seperti pelapukan, erosi, transportasi oleh air maupun angin dan melewati proses sedimenasi. Karena proses-proses tersebut, batuan sedimen biasanya dapat ditemukan di daerah-daerah yang memiliki ketinggian rendah seperti daerah sungai yang berdekatan dengan daerah laut ataupun danau. Batuan sedimen memiliki beberapa sifat yang umum ditemukan, diantaranya : Adanya proses sedimenasi yang terjadi di tandai dengan adanya proses atau bentuk dari pelapisan pada bidang – bidang batuan Adanya butiran yang menandakan bahwa butir – butir tersebut pernah mengalami pelepasan Adanya jejak kehidupan dari masa lampau dapat berupa fosil-fosil yang telah terendapkan Pada awalnya pembentukannya, batuan sedimen adalah batuan yang memiliki sifat fisik yang lunak. Namun dikarenakan proses perombakan berulang, maka dari sifat yang tadinya lunak menjadi mengeras.
Sumber : Baharuddin, 2014
Gambar 1 Batuan Sedimen A. Proses Keterbentukan Batuan Sedimen Pada awalnya batuan sendimen berasal dari perubahan batuan yang mengalami proses litifikasi. Proses awal keterbentukannya berasal dari pelapukan suatu batuan yang kemudian akan hancur menjadi suatu macam material yang berukuran lebih kecil yang disebut juga butiran sedimen. Setelah melewati proses itu, butiran sedimen tersebut mengalami proses transportation (perpindahan tempat awal) yang di sebabkan oleh kegiatan alam berupa erosi. Butiran sedimen ini tidak selalu dalam bentuk yang berpindah-pindah, butiran sedimen ini nantinya akan mengalami deposition, yaitu berupa proses pengendapan. Setelah melewati proses deposition, selanjutnya akan masuk ke dalam proses lithification. Pada proses ini, saat butiran sedimen mengalami pengendapan, akan terbentuk lapisan-lapisan pada batuan. Akibatnya saat lapisan-lapisan pada batuan sedimen terbentuk, tekanan yang ada di lapisan paling bawah akan bertambah dan akan mengakibatkan pertambahan beban pada lapisan itu sendiri. Hal tersebut yang akan menyebabkan butiran sedimen akan semakin rapat satu sama lain dan juga menyebabkan rongga yang terbentuk antar butiran akan semakin mengecil. Dalam hal ini, proses ini disebut sebagai proses kompaksi (pemadatan material). Setelah proses kompaksi terlewati, maka butiran pada batuan sedimen yang telah memadat akan mengalami proses sementasi. Material yang akan menjadi semen nantinya diangkut dalam bentuk larutan oleh air yang meresap melalui lubang rongga antar butiran secara semi permeabel kemudian larutan ini akan mengalami proses presipitasi di dalam rongga antar butir ini dan akan mengikat butiran-butiran sedimen lainnya. Sumber : Joberts, 2011 Gambar 2.1 Proses Pembentukan Batuan Beku
B. Jenis Batuan Sedimen
Jenis Batuan sedimen dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1. Batuan Sedimen Klastik. Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pecahan yang berasal dari batuan lain. Komposisi utama dari batuan ini adalah mineral kuarsa dan lempung. Selain itu mineral kuarsa dan lempung, mineral lain yang biasanya ada pada batuan sedimen jenis ini yaitu feldspar dan mika. 2. Batuan Sedimen Non Klastik. Batuan sedimen non klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari proses reaksi kimia, baik itu berupa anorganik maupun dari biokimia. Batuan ini biasanya terbentuk dari material-material yang ikut hanyut dan terangkut oleh material lainnya.
C. Tekstur batuan sedimen
Berdasarkan proses keterbentukannya batuan sedimen dibedakan menjadi dua macam batuan, yaitu batuan klastik dan nonklastik. Tekstur batuan sedimen klastik meliputi: a. Ukuran butir (grain size) Butiran pada batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi beberapa macam. Pengelompokan ini didasarkan pada skala wentworth. b. Pemilhan (sorting) Sorting adalah proses pemilahan dan keseragaman dalam bentuk dan ukuran butir dalam suatu batuan sedimen. Hal in berarti bahwa semakin banyak ragam butiran penyusun batuan maka semakin baik pula pada tingkat penyortingan. Berikut istilah yang biasa digunakan dalam proses sorting: Well sorted : Pemilahan dilgolongkan baik apabila butiran penyusunnya memiliki bentuk keseragam dalam ukuran contohnya seperti lempung. Medium sorted : Pemilahan ini di golongkan sedang apabila masih terdapat beberapa butiran yang ukurannya tidak sejenis dengan yang lainnya. Poor sorted : Pemilahan ini di golongkan buruk apabila kandungan batuan sedimen terdapat bayak butiran yang memiliki ukuran yang tidak sejenis sebagai contoh seperti batu konglomerat. c. Kebundaran Kebundaran merupakan suatu nilai yang digunakan dalam mengukur kebundaran dan keruncingan suatu batuan. Biasanya pengukuran kebundaran dilakukan pada batuan klastik yang memiliki permukaan kasar. Pada umumnya pengukuran ini dapat digunakan untuk menunjukan daerah atau tempat asal dimana batuan itu di transportasi. Semakin jauh batuan ditransportasikan akan menunjukan letak tempat yang jauh dari asal tempat semula batuan tersebut terbentuk sebelum akhirnya menjadi batuan sedimen. Pengelompokan batuan sedimen berdasarkan kebundarannya dibagi menjadi: Wellroauded (membundar dengan baik) Semua bagian permukaannya membundar tanpa ada sudut. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan memiliki ujung dan tepi yang membundar. Subrounded (membunndar tanggung) Permukaan pada dasarnya datar namun ujung-ujungnya membundar Subangular (menyudut tanggung) Pada permukaannya datar namun pada ujung-ujungnya masih menudut membentuk lancip Angular (menyudut) Permukaan serta ujungnya tajam. d. Shape Shape adalah bentuk dari butiran-butiran yang terkandung dan terdapat dalam batuan sedimen. e. Porositas Porositas adalah perbandingan antara seluruh pori-pori yang terdapat pada batuan dengan volume keseluruhan batuan. Dengan kata lain, porositas adalah perbandingan antara ruang kosong dengan volume batuan. Berikut merupakan dasar dalam pengelompokan yang sering dipergunakan : Negligible 0-5% Poor 5-10% Fair 10-15% Good 15-20% Very good 20-25% Excellent 25%-40%.