Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya
(Singleton.2006).
Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,
dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan
bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali (Skou, dan Sogaard Jensen. 2007).
Istilah bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat
atau batang. Morfilogi bakteri terbagi atas 3 macam yaitu, pertama bentuk basil atau
basillus, basil berbentuk seperti tongkat pendek agak silindris bentuk basil hampir
meliputi seluruh bakteri, bentuk coccus (bulat). Kedua bentuk coccus adalah bentuk
bakteri seperti bola-bola kecil, pada golongan ini tidak sebanyak pada golongan
berbentuk basil. Ketiga adalah bentuk spiril (spiral), bentuk spiril adalah bentuk bakteri
yang berbentuk seperti spiral atau panjang berbengkok-bengkok (Adam 1992).
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan
manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat
yang disebut media. Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan, dalam hal ini kita menggunakan medium NA
(Nutrient Agar), dan PDA (Potato Dekstrosa Agar). Dalam bidang mikrobiologi,
dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya,
baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu untuk melihat dengan jelas
penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan mikroorganisme.
Menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan media.
Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba
dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase
(sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair dan berdasarkan
komposisinya, yaitu media sintesis dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita
dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin
tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada
mikrooorganisme yang tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan alat
bantu yang berukuran mikro. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai
mencari tahu akan apa yang terkandung pada mikroorganisme tersebut.
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau
cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium untuk
meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang
bagamana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu
bahwa beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis
nutrient yang disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik
dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang digunakan harus
mengandung komponen-komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut.
Untuk mengenal lebih jauh tentang pembuatan medium untuk suatu mikroba,
maka diadakanlah praktikum ini, dimana dalam prakitukum ini praktikan diwajibkan
mampu mengetahui cara-cara pembuatan media tumbuh mikroba mulai dari awal sampai
akhir melalui bimbingan dari kakak asisten.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami cara membuat medium PDA (Potato Dextrose
Agar) dan NA (Nutrient Agar).
2. Mengetahui dan memahami fungsi, cara pengunaan, cara mensterilkan dengan
menggunakan autoclave dan prinsip kerja dari alat-alat yang digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis medium yang tepat untuk pertumbuhan mikroba
serta komposisinya masing-masing.
B. Manfaat

Dengan melakukan praktikum ini, maka praktikan dapat mengenal lebih jauh
tentang cara-cara penyiapan medium untuk mikroba serta mampu mengetahui jenis-
jenis nutrient yang dibutuhkan oleh mikroba dan untuk mengetahui komposisi media
dan cara membuat media PDA (Potato Dextrose Agar), NA (Nutrient Agar).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme atau jasad renik. Objek kajiannya adalah semua makhluk (hidup) yang
tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang
sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi
anggur dan membuat serum rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19
terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang
penting lain seperti biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk dalam berbagai bidang dan tidak
dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi,
kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
Mikroorganisme sebagai mahluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya
sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tumbuhannya, seperti
dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut
disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan suatu
kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua
reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme
yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung
atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa
disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan
metabolisme ini, pengetahuan dasar biokomia sangat dibutuhkan. (Natsir Djide dan
Sartini. 2006).

2.2 Medium
Medium atau media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme
apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%
(Ratna Hadietomo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging,
trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai
lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium
sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme
tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium sintetik hanya
digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium penelitian. Banyak
medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang mengandung makanan
(Pelozar, 1996).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe
holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan
atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di
luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi).
Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air€, sumber energi, sumber
karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
“Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru” (Arfiandi. 2009).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang
ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam
bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan,
atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia
dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di
lingkungan itu (Widya. 2009).
Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi)
yang diperlukan untuk petumbuhan dan perkembangbiakan jasad renik (nikroorganisme).
Media dapat berbentuk padat, cair dan semi padat. Didalam laboraturium mikrobiologi,
kultur media sangat penting untuk isolasi pengujian sifat-sifat phisis dan biokhermis
bakteria serta untuk diagnosa sauatu penyakit (Hidayat, 1999).
Media tanam yang baik adalah media yang mampu mempertahankan kelembapan
disekitarnya. Klembapan tinggi akan memicu pertumbuha jamur, sebaliknya kelembapan
yang rendah akan menyebabkan media tanam menjadi kering (Agrihibo, 2013).
Media tanam yang baik diperlukan untuk mendukung pertumbuhan. Beberapa
media tanam berbeda pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perbedaan
ini berhubungan dengan kelembapan dalam media tanam (Supriyono, 2008).
Berbagai macam mikroorganisme atau bakteri tumbuh dengan baik. Kompleknya
nutrisi untuk pertumbuhan bakteri yang terkandung menyebabkan bakteri yang utmbuh
sangat beragam. Dengan demikian banyak bakteri yang dapat tumbuh dimedia secara
alami, yang sulit diisolasi langsung, yang kaya nutrisi seperti media NA yang biasa
digunakan di lab (Panagan, 2011).

2.3 Medium
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai ke
spora-sporanya, yang terdapat di dalam alat atau bahan makanan. Proses ini dilakukan
dengan cara memanaskan alat atau bahan sampai temperatur 1210C, selama watu 15
menit.
Salah satu contoh alat untuk melakukan sterilisasi adalah Autoklaf. Pada
alat Autoklaf ini, bahan makanan dipanaskan sampai temperatur 121-1340C. makanan
diproses selama 15 menit, untuk temperatur 1210C, atau pada temperatur 1340C selama 3
menit. Setelah pemanasan ini, dilakukan pendinginan secara perlahan untuk menghindari
over-boiling ketika tekanan diberikan pada alat atau bahan.
Untuk memastikan bahwa proses Autoklaf ini berfungsi untuk mensterilisasi,
kebanyakan Autoklaf memiliki meteran dan chart yang menampilan informasi berupa
temperatur dan tekanan sebagai fungsi dari waktu. Warna pada meteran ataupun chart
tersebut akan berubah, jika alat atau bahan berada pada kondisi yang diinginkan. Selain
itu, bioindicator, juga dapat digunakan sebagai indicator untuk menunjukkan
performansi Autoklaf. Bioindicator ini harus diletakkan pada daerah yang sulit dijangkau
oleh steam, untuk memastikan bahwa walaupun daerah tersebut sulit dijangkau, namun
steam tetap terdapat proses penetrasi.
Sterilisasi juga mempengaruhi aroma dan rasa dari makanan. Contohnya, pada
sterlisasi makanan kaleng terjadi perubahan rasa yang kompleks, yaitu terjadi proses
pirolisis, deaminasi, dan dekarboksilasi asam amino. Interaksi ini dapat menghasilkan
lebih dari 600 komponen. Pada sterilisasi dengan cara UHT, perubahan aroma dan rasa
yang terjadi lebih sedikit. Tekstur dari makanan juga mengalami perubahan setelah
melwati proses sterilisasi. Contohnya, tekstur dari padatan buah dan sayur akan menjadi
lebih lunak daripada buah dan sayur yang tidak disterilisasi.
Nutrient value dari makanan juga mengalami penurunan. Stabilitas inhibitor
tripsin pada kacang kedelai juga menurun setelah mengalami proses sterilisasi. Thiamin
dan pyridoxine juga mengalami degradasi. Namun pada proses sterilisasi ini tidak
meningkatkan ataupun menurunkan kandungan vitamin.
Sterilisasi juga dapat dilakukan dengan cara memasukan alat ke dalam oven,
kemudian dipanaskan pada suhu 170-180˚C selama 2 jam. Dalam kondisi demikian,
semua bakteri, mikroorganisme lainya, dan spora mikroorganisme akan mati. Atau
sterilisasi juga dapat dilakukan dengan cara memasukan alat atau bahan ke dalam uap
panas (ditanak), alat-alat yang akan disterilkan harus terbungkus rapat, selanjutnya alat-
alat tersebut dimasukan ke dalam dandang (pemeram air) selama 30 menit pada suhu
100˚C. Hanya saja, pemanasan ini belum mematikan spora bakteri sehingga alat-alat atau
bahan yang disterilkan dengan cara pemanasan uap (ditanak) dalam dandang kurang
steril.
BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pada praktikum Mikrobiologi ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018
Waktu : 13.00 - 14.40 WIB
Tempat : Laboratorium Kesehatan Tanaman 1 Lantai Dasar Fakultas
Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur, Surabaya.
3.2 Alat dan Bahan
3.1 Bahan dan Alat

 Bahan yang digunakan:


1. Bahan media PDA 2. Bahan media NA

- Kentang 50 gr - Agar 4 gr.

- Agar 8 gr - Aquades 200 ml

- Dextrose 6 gr - Nutrient Agar 8 gr

- Aquades 200 ml

 Alat yang digunakan:

1. Autoclave 1 buah
2. Saringan 1 buah
3. Pisau 1 buah
4. Erlenmeyer 1 buah
5. Botol media 1 buah
6. Gelas beaker 1 buah
7. Timbangan analitik 1 buah
8. Batang pengaduk/spatula 1 buah
9. Sprayer 1 buah
10. Hot plate dan stirer 2 buah
11. Kompor 1 buah
12. Panci 1 buah
13. Baskom 1 buah
14. Talenan 1 buah
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba PDA (Potato Dekstrosa Agar)
1. Mengupas kentang dang mengirisnya menjadi bentuk dadu kecil-kecil dan
ditimbang sebanyak 250 gram.
2. Kupas kentang dan iris menjadi bentuk dadu dan timbang sebanyak 100 gr.
3. Tuang 200 ml aquades ke gelas Beaker selanjutnya masukkan irisan kentang dan
rebus sampai lunak.
4. Saring ekstrak menggunakan kertas saring/saringan dan tampung menggunakan
gelas Beaker.
5. Tambahkan aquades sampai volume mencapai 400 ml kembali.
6. Masukkan 60 gr agar-agar (untuk 2 PDA), aduk dan larutkan sampai homogen.
7. Tambahkan 6 gr dextrosa, aduk dan larutkan sampai homogen lagi.
8. Tuang media ke Erlenmeyer dan sterilkan menggunakan autoclave dengan cara
kerja seperti diuraikan pada materi I.

3.3.2 Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroba PDA (Potato Dekstrosa Agar)


1. Timbang 4 gr NA, larutkan dalam 400 ml aquades dan aduk sampai homogen,
2. Sterilkan media menggunakan autoclave dengan cara kerja seperti diuraikan pada
materi I.
BAB IV

HASIL DAN PEMABAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel cara kerja
No Pembuatan Media Gambar Keterangan
a). Mencuci kentang.
b). Mengupas kulit kentang.
c). Memotong kentang
menjadi dadu-dadu
kecil.
a) b) d). Menimbang kentang
sebanyak 50 gram.

c) d)

e). Menuang 200 ml


aquadest kedalam gelas
beaker.
f). Merebus kentang dengan
menggunakan aquadest.
e) f) g). Memasukkan agar
Pembutan Media
dalam rebusan kentang.
1. PDA (Potato Dextrose
h). Mengaduk rebusan
Agar)
kentang hingga agar
tercampur.

g) h)
i). Menyaring ekstrak
kentang.
j). Meletakkan ekstrak
kentang diatas hot plate
kemudian memasukkan
dekstrosa dalam larutan
i) j) hingga homogen dan
mendidih.
k) Mengangkat larutan
yang sudah mendidih
l) Menuang larutan
kedalam botol media dan
k) l). ditutup rapat. Kemudian
disterilisasi
menggunakan autoclave.
No Pembuatan Media Gambar Keterangan
1 Pembutan a) Menyiapkan NA sebanyak
NA(Nutrien Agar) 4 gram.
b) Menyiapkan Agar
sebanya 2,4 gram.
c) Menyiapkan aquadest
a) b) sebanyak 200 ml dalam
gelas beaker.
d) Memasukkan serbuk NA
kedalam gelas beaker
yang telah diletakkan
diatas hot plate dan sudah
c) d) diatur kecepatan magnetic
stirernya.
e) Menunggu hingga larutan
homogen, setelah itu
memasukkan Agar dalam
larutan.
f) Menunggu hingga larutan
e) f) homogen dan mendidih.
g) Mengangkat larutan yang
sudah mendidih.
h) Menuang larutan kedalam
erlenmeyer yang sudah
g) h) disterilkan.

i) Menutup rapat
erlenmeyer.
j) Mensterilkan larutan
dengan menggunakan
autoclave.
i) j)
4.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Sterilisasi Media Selama 3 Hari

Keadaan (+)
Pengamatan
No Media Gambar Tidak
Hari Ke- Kontaminasi
Terkontaminasi

Tidak
1 -
Terkontaminasi

Tidak
1 PDA 2 -
Terkontaminasi

Tidak
3 -
Terkontaminasi

Tidak
1 -
Terkontaminasi

Tidak
2 NA 2 -
Terkontaminasi

Tidak
3 -
Terkontaminasi
4.2 Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikrobia. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi agar
mikrobia dapat tumbuh baik dalam suatu medium, diantaranya yaitu medium harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai, medium tidak
mengandung zat-zat penghambat dan medium harus steril.

Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang


dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan
isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya.

Macam-macam medium berdasarkan sifat fisik yaitu medium padat yaitu media
yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Medium
setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit
kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung
agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).

Macam-macam medium berdasarkan komposisi yaitu medium sintesis yaitu media


yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Medium semi
sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA
(Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar. Medium non sintesis yaitu media yang
dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya. Praktikum kali ini yaitu pembuatan medium PDA (Potato
Dekstrosa Agar) dan NA (Nutrient Agar).

PDA (Potato Dekstrosa Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur.
Pembuatan medium pada praktikum kali ini dengan menggunakan PDA (Potato
Dekstrosa Agar) dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara mengupas
kentang dan iris menjadi bentuk dadu dan timbang sebanyak 100 gr. Memuangkan 200 ml
aquades ke gelas beaker selanjutnya memasukkan irisan kentang dan merebusnya sampai
lunak. Kemudian menyaring ekstrak kentang menggunakan kertas saring/saringan dan
tampung menggunakan gelas beaker. Menambahkan aquades sampai volume mencapai
200 ml kembali. Masukkan 60 gr agar-agar (untuk 2 PDA), aduk dan larutkan sampai
homogen. Tambahkan 6 gram dextrosa, aduk dan larutkan sampai homogen lagi.
Menuangkaan media ke Erlenmeyer dan sterilkan menggunakan autoclave dengan cara
kerja seperti diuraikan pada materi I.

NA (Nutrient Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan


medium percobaan ini dengan menggunakan NA (Nutrient Agar), dimana dalam
pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang nutrient agar sebanyak 4,6 gram.
Setelah itu melarutkan nutrient agar dengan aquades sebanyak 200 ml kemudian direbus
hingga homogen. Setelah itu menuangkan media ke erlenmeyar untuk kemudian
disterilkan dengan autoclave dengan cara kerja seperti diuraikan pada materi I.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 3 hari setelah media


disterilisasi, kedua media yaitu PDA (Potato Dextros Agar) dan NA (Nutrient Agar) tidak
mengalami kontaminasi bakteri. Pada hari pertama medium berawarna kuning, setelah
disterilisasi dalam autoclave medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna
putih. Setelah didinginkan beberapa saat atau hari, medium dapat ditanami bakteri.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perbedaan pembuatan media pertumbuhan NA dan PDA adalah pada bahan


yang digunakan, pada pembuatan NA bahan utama yang digunakan adalah beef
ekstrak, sedangkan pada pembuatan PDA bahan utama yang digunakan adalah
kentang dan dextrose. Media NA digunakan untuk menumbuhkan isolat bakteri,
sedangkan PDA digunakan untuk menumbuhkan isolat cendawan atau jamur.
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan sudah bisa menguasai teknik-


teknik atau cara kerja dari praktikum yang akan dilaksanakan.Sehingga tidak akan
terjadi kesalahan yang bisa menghambat jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; Makassar. 2009.

Avivi, Sholeh. (2008). Dasar-dasar mikrobiologi. Journal of biology, 1: 2, 27 -29.

Nurhidayati, Tutik. (2012). Microbiology of Bacteria. Jurnal sains and biology. 3: 9, 6-9.

Soerdikoesoemo. (2009). Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai