Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“UJI MUTU FISIK BENIH”

Disusun oleh :

Nama : Haidar Jundi Musyaffa’

NIM : 165040200111125

Kelompok : N/1

Asisten : Kayyis Muayadah L.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya tanaman perkebunan. Penggunaan bahan tanam bermutu
merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pertanaman. Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi
biaya maupun waktu yang berharga akibat dari penggunaan benih yang tidak
bermutu atau tidak jelas asal-usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam
akan mengakibatkan kerugian jangka panjang. Penggunaan bibit bermutu
merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan pertanaman yang mampu
memberikan hasil yang memuaskan.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian
benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut.
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan
komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk
analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen yaitu
benih murni, benih spesies lain, dan bahan lain atau kotoran benih.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui pengujian
kemurnian benih beserta komponen-komponen benih dalam contoh kerja sehingga
dapat menentukan nilai FK dan presentasenya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini adalah kita mampu memisahkan contoh
kerja benih menjadi komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran
benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Uji Mutu Fisik Benih dan Tujuannya


Uji mutu fisik benih merupakan pengujian benih secara fisik yang
dilakukan dengan memisahkan 3 komponen benih murni, benih tanaman lain, dan
kotoran benih yang kemudian dihitung presentasenya. Pengujian benih sangat
berperan penting, terujinya benih berarti terhindarnya para petani dari berbagai
kerugian yang dapat timbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Selain itu benih
yang baik atau unggul ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat
meningkatkan berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).
2.2 Pengertian Uji Kemurnian Benih dan Tujuannya
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih ( Sutopo, 2002).
Menurut Kuswanto (1997) Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji
yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian
dipakai untuk uji yang lain, yaitu persentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini
dilakukan karena nilai yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan
dari benih campuran.
Seed purity testing is a test conducted by separating the three components
of pure seed, other plant seeds, and seed impurities which are then calculated
percentage of the three components of the seed. (Willan, 1985).
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan
komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata
lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai
species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk
analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu
benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran.
(Kartasapoetra, 2003).
2.2.1 Komponen-komponen dalam Pengujian Benih
Menurut Kartasapoetra (2003), komponen – komponen dalam pengujian
benih antara lain :
1. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
a. Benih masak utuh
b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih
e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
2. Benih tanaman lain, adalah jenis / spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
3. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah :
a. Benih dan bagian benih
b. Benih tanpa kulit benih
c. Benih yang terlihat bukan benih sejati
d. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal
e. Cangkang benih, kulit benih, bahan lain, sekam, pasir, partikel tanah,
jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
2.2.2 Cara Pengujian Kemurnian Benih (Simplo dan Duplo)
Kartasapoetra (2003) menyatakan bahwa dalam pengambilan contoh kerja
untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
b. Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.
Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan
untuk mengetahui berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian.
Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu
persatu secara visual bedasarkan penampakan morfologi. Semua benih tanaman
lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan
penimbangan pada setiap komponen tersebut. Hasil dari penimbangan dilakukan
perhitungan faktor kehilangan.
Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara
hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari
5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya
dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa
kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing
komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau
dua angka di belakang koma.
2.3 Pengertian Bobot 1000 Butir
Uji bobot 1000 butir merupakan salah satu pengujian khusus yang
mempengaruhi mutu fisik benih, benih yang diuji tersebut berasal dari benih
murni. Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini
merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam
deskripsi varietas (Sutopo, 2002).
Berat 1000 biji merupakan karakter kuantitatif dari suatu tanaman yang
meliputi bagian biji, panjang biji, jumlah biji, berat biomassa dan lain-lain.
Umumnya karakter ini dapat diukur dengam menggunakan satuan tertentu,
sehingga disebut juga karakter metrik. Karakter metrik tidak dapat dibedakan
secara tegas, karena sebenarnya bersifat kontinue. Biasanya karakter ini
dikendalikan oleh banyak gen minor, untuk menentukan hasil gabah tiap hektar
perlu diketahui berat 1000 biji, karena berat 1000 biji relatif tetap sehingga dapat
digunakan untuk menyatakan hasil tiap hektar (Nasir, 2005).
Weight 1000 grains is to know the seeds are large or heavy means to
indicate the seeds at the time of harvest is in a state that really cook, because the
seeds are good to be planted or made seed is the seed that really cook (Priestley,
1986)
2.3.1 Metode Penetapan Bobot 1000 Butir
Berikut metode penepatan bobot 1000 butir benih menurut Siregar, dkk
(2013).
a. Metode A
Dilakukan dengan menghitung semua contoh kerja, kemudian dilakukan
penimbangan. Berat per satuan benih dihitung dari hasil timbangan per jumlah
benih. Berat 1000 butir benih dihitung dengan mengalikannya dengan bilangan
1000.
b. Metode B1
Dilakukan dengan mengambil secara acak 100 butir benih dengan 8 ulangan , dan
setiap ulangan ditimbang bobotnya. Selanjutnya dihitung ragam, standar deviasi,
dan koefisien variasinya. CV tidak boleh lebih besar dari 6% untuk benih-benih
bersekam atau berbulu dan tidak boleh lebih dari 4% untuk benih tidak bersekam.
c. Metode B2
Sebanyak 100 butir benih secara acak dengan 4 ulangan. Setiap ulangan
ditimbang bobotnya dengan 2 desimal . Keempat ulangan dijumlahkan bobot
benihnya. Bobot 1000 butir = jumlah keempat ulangan x 2,5.
d. Metode B3
Sebanyak 100 butir diambil secara acak dengan 10 ulangan. Setiap ulangan
ditimbang bobotnya (2 desimal) dan jumlah rata-rata kesepuluh ulangan dihitung.
Bobot 1000 butir = X x10
e. Metode B4
Sebanyak 100 butir benih diambil secara acak dengan 8 ulangan. Setiap ulangan
ditmbang bobotnya (2 desimal). Perbedaan antar ulangan tidak boleh lebih dari
6% selanjutnya kedelapan ulangan dirata-ratakan. Bobot 1000 butir = X x 10.
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
No. Alat Fungsi
1 Neraca analitik Untuk menimbang benih kelor dan kotoran benih
2 Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan praktikum
3 Kertas Untuk alas penimbangan pada neraca

No. Bahan Fungsi


1 Benih kelor Sebagai bahan uji mutu fisik benih

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Uji Kemurnian Benih
Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang 110 gram contoh kerja

Memisahkan setiap komponen benih (BM, BTL, dan KB)

Menimbang setiap komponen benih

Menghitung nilai faktor kehilangan dan persentase (BM, BTL, dan KB)

Mendokumentasikan dan mencatat hasil pengamatan


3.2.2 Uji Bobot 1000 Butir
Menyiapkan sampel benih yang akan di uji

Mengambil 100 butir benih kelor secara acak

Menimbang berat benih dan mencatat hasilnya

Melakukan sebanyak 4 kali ulangan


Menghitung berat 1000 butir dengan rumus
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Uji Kemurnian Benih
Berikut merupakan data hasil uji kemurnian benih kelor.

CK BM BTL KB
Massa benih
110 99,6 4,72 5,68
(gram)
% - 90,54 4,29 5,16

Berdasarkan data hasil pengamatan pada uji kemurnian benih dapat


diketahui bahwa massa benih murni 99,6 gram dengan presentase 90,54 %, benih
tanaman lain 4,72 gram dengan presentase 4,29%, dan kotoran benih 5,68 gram
dengan presentase 5,16%. Faktor kehilangan sebesar 0%.
4.1.2 Bobot 100 Butir
Berikut merupakan hasil uji kemurnian benih, dengan menimbang sampel
benih kelor 100 gram yang kemudian dilakukan 4 kali ulangan.

Massa benih Ulangan ke Ulangan ke 2 Ulangan ke 3 Ulangan ke 4


1
100 gram 28,81 24,14 24,50 24,29
Bobot 100 butir Z = (U1+U2+U3+U4) x 2,5
= (28,81 + 24,14 + 24,50 + 24,29) x 2,5
= 254,35 gram

4.2 Pembahasan
Benih kelor pada hasil uji kemurnian ini belum dapat dikategorikan
sebagai benih murni yang baik, sebab benih murni yang baik tersebut harus
memiliki persentase sebesar 98 %. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Madison
(2000), We have paid little attention to Pure Live Seed (PLS) in the Midwest
because we have generally had high quality seed (greater than 90% germ and
98% purity). But the short forage seed supply has caused some low quality seed to
come on the market. To avoid being caught paying market price for low quality
seed take special care to check the seed tag and compare PLS among lots of seed
to be purchased.
Uji bobot 1000 butir merupakan salah satu pengujian khusus yang
mempengaruhi mutu fisik benih, benih yang diuji tersebut berasal dari benih
murni. Dari hasil penimbangan yang meliputi 4 kali ulangan, didapatkan data
yang berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kadar air benih kelor tersebut
dan faktor manusia itu sendiri dalam melakukan penimbangan. Menurut Okiyo
(2009) Varietal purity is also defined using 1000-grain weight. If the 1000-grain
weight calculated from the sample departs from this, it may be an indication that
the sample contains a mixture of varieties.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum uji mutu fisik benih kelor dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu :
a. Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting
dari suatu proses produksi benih, kemurnian benih merupakan persentase
berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh kerja
benih.
b. Pengujian benih ditujukan untuk mengetahui mutu atau kualitas dari suatu
jenis atau kelompok benih. Data dan informasi mengenai benih yang diuji
tentunya akan sangat bermanfaat bagi produsen, penjual maupun
konsumen benih. Hal ini dilandasi oleh kerena konsumen dapat
memperoleh keterjaminan mengenai benih yang akan digunakan.
5.2 Saran
Sebaiknya neraca analitik yang digunakan tidak hanya satu, agar waktu
dapat lebih dipersingkat.
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Yogyakarta: Andi.

Madison. 2000. Pure live Seed. University of Wiconsin–Agronomy Departement

Nasir 2005. Peranan Benih Dalam Usaha Pengembangan Palawija 1. Jurnal


Agronomi XII (1): 12-15.

Okiyo, Teresa. 2009. Seed Quality. Rice Bank Company.

Priestley, D.A. 1986. Seed Aging: Implications for Seed Storage and Persistance
in the Soil. New York: Camstock Publishing Associates.

Siregar, Daniel; Posma Marbun; dan Purba Marpaung. 2013. Pengaruh Varietas
dan Bahan Organik yang Berbeda terhadap Bobot 1000 Butir dan Biomassa
Padi Sawah IP 400 pada Musim Tanam 1. Medan: Jurnal Online
Agroekoteknologi Vol.1(4).

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang : FP UB

Willan, R. L. 1985. A Guide to Forest Seed Handling Food and Agricultural


Organization. Rome.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan Uji Kemurnian Benih:

 Contoh Kerja (CK) = 110 gram


 Berat Benih Murni (BM) = 99,6 gram
 Berat Benih Tanaman Lain (BTL) = 4,72 gram
 Berat Kotoran Benih (KB) = 3,34 gram
𝐶𝐾−(𝐵𝑀+𝐵𝑇𝐿+𝐾𝐵)
1. FK = 𝑋 100%
𝐶𝐾
110−(99,6+4,72+5,68)
= 𝑋 100%
110
110−110
= 𝑋 100%
110

= 0%
99,6
2. % Benih Murni = 𝑋 100%
99,6+4,72+5,68
99,6
= 𝑋 100%
110

= 90,54%
4,72
3. % Benih Tanaman Lain = 𝑋 100%
99,6+4,72+5,68
4,72
= 𝑋 100%
110

= 4,29%
5,68
4. % Kotoran Benih = 99,6+4,72+5,68 𝑋 100%
5,68
= 𝑋 100%
110

= 5,16%

Perhitungan Bobot 1000 Benih:

 Ulangan 1 = 28,81 gram


 Ulangan 2 = 24,14 gram
 Ulangan 3 = 24,50 gram
 Ulangan 4 = 24,29 gram

Z = (U1+U2+U3+U4) x 2,5
= (28,81 + 24,14 + 24,50 + 24,29) x 2,5
= 254,35 gram
DOKUMENTASI

Benih Kelor Kotoran Benih

Benih Tanaman Lain

Menimbang Benih Kelor Menimbang Benih Menimbang Kotoran


Tanaman Lain Benih

Anda mungkin juga menyukai