Anda di halaman 1dari 28

ELEKTRONIKA

Nama :
1. Yudila Asih (9F / 33)
2. Lintang Ayu R (9F / 35)

SMP N 3 SLEMAN
Ngancar Tridadi Sleman YogyakartaS
( 2010 )
Transistor
http://wikipedia.org/wiki/transiator_semikonduktor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)

Sumber gambar:
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Transistor-
photo.JPG&filetimestamp=20041223034321

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di
satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya.
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

Cara kerja semikonduktor


Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya
mengatur jumlah aliran arus listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat
dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen),
tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge
carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur
dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam
akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-
konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan,
seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang
cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan
memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus
listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan
elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena
pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor
tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa
muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan
terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi
thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung
hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).

Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak
menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan
terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah
transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan
sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa
muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari
seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari
materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam
sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih
besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter
dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus
(current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam
ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan
semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi;
satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal
menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda
tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu
menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa
muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu
pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah.
Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan),
seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa
dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator,
sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu


elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari
pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone
ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan
yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh
dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan
menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat
dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

Cara kerja transistor


Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET),
yang masing-masing bekerja secara berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan


dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik.
Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan
depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan
tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama
mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya
(dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus
listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan
perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi
tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Jenis-jenis transistor
Gbr PNP Gbr P-channel

NPN N-channel

Gbr BJT Gbr JFET

Simbol Transistor dari Berbagai Tipe

Sumber gambar :

1. Gbr PNP
http://id.wikipeia.org/w/index.php?
title=Berkas:BJT_symbol_PNP.svg&filetimestamp=20060910003041
2. Gbr P_channel
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:JFT_symbol_p.png&filetimestamp=20050626193934
3. Gbr BJT
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:BJT_symbol_NPN.svg&filetimestamp=20061003194710
4. Gbr JFET
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:JFET_symbol_N.png&filetimestamp=20050626193930

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

 Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

 Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC,
dan lain-lain
 Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET,
MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.

 Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

 Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

 Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor,


Microwave, dan lain-lain

 Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-
lain

BJT

BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja
BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya
berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E),
kolektor (C), dan basis (B).

Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan
perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang
mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada
koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya
berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.

FET

FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET
(IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET
(MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah
dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara
fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung
vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga,
keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki
impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol
tegangan input.

FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode.
Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET
menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion
mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam
enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat
lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel
FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe
enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.

Gambar : 1.1

Gambar : 1.2
Gambar :1.3

Gambar : 1.4

Sumber gambar 1.1 - 1.4 :

http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Transistor.JPG&fileletimestamp=20071205079
RESISTOR
http://id.wikipedia.org/wiki/Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus
listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan
merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat
dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat
dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).

Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.

Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan
sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, resistor harus
cukup besar secara fisik agar tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.

Satuan
Ohm (simbol: Ω) adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama George
Simon Ohm. Biasanya digunakan prefix miliohm, kiloohm dan megaohm.

Konstruksi
Komposisi karbon

Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan
kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat
atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi,
kawat penghubung dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder.
Resistor yang sudah jadi dicat dengan kode warna dari harganya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya
keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh
perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon
sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena
resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi,
kemandirian terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika
dikenai tegangan lebih), dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika
resistor menjadi lembab, bahang dari solder dapat mengakibatkan perubahan
resistansi yang tak dapat dikembalikan.

Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih
ataupun panas lebih.

Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara
beberapa miliohm hingga 22 MOhm.

Film karbon

Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan memilin
dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan mengubah lebar
potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat
memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon memberikan rating daya
antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10
MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu diantara -55 °C hingga 155 °C.
Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga 600 volt [2].

Film logam

Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus setebal
beberapa mikrometer.

Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik. Salah satu
parameter penting yang mempengaruhi stabilitas adalah koefisien temperatur dari
resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah. Resistor foil ultra presisi
mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%, stabilitas jangka panjang
25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C,
desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF [3].

Penandaan resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi.
Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat
ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk
dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun
begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk
menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah
satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga.
Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan
pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih
rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.

Identifikasi empat pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini
terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama
merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah
nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan
toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu,
tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga
digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 10 4Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi


yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru,
mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai
harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat,
merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada
keakuratan ± 2%.

Pita ketiga Pita keempat Pita kelima


Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)
Hitam 0 0 × 100
Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 × 103 15 ppm
Kuning 4 4 × 104 25 ppm
Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109
Emas × 10-1 ± 5% (J)
Perak × 10-2 ± 10% (K)
Kosong ± 20% (M)

Identifikasi lima pita


Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%),
untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga
resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima
pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan,
biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi
dan yang kelima adalah koefisien suhu.

Resistor pasang-permukaan

Sumber gambar :
http://id,wikippedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Zero_ohm_resistor_cropped..jpg&filetimestamp=20070127194229

Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas
adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan
daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor.

Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip
dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit,
dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga
menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:

"334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm


"222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm
"473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm
"105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm

Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:

"100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm


"220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah
kebingungan.

Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal.
Contoh:

"4R7" = 4.7 ohm


"0R22" = 0.22 ohm
"0R01" = 0.01 ohm

Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama
menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:

"1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm


"4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm
"1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm

"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm

Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.

Gambar :2.1
Gambar :2.2

Gamkbbar : 2.3
Gambar : 2.4

Gambr :2.5

Sumber gambar :

http://www.google.co.id/webhp?
hl=id&tab=iw#hl=id&biw=1360&bih=604&q=resistor&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=f6d
f00c24422336f
DIODA
http://id.wikipedia.org/wiki/dioda_semikonduktor

Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik
mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektroda
aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan dioda digunakan karena
karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable
CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.

Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda seringkali disebut
karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk
memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju)
dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).
Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi
cairan.

Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-


benar menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi
mempunyai karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada
teknologi yang digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga
mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.

Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat's Whisker dan tabung hampa (juga
disebut katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan
semikonduktor seperti silikon atau germanium.

Sejarah
Walaupun dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda
termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang
bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan oleh Frederick Guthrie pada
tahun 1873[1] Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh
peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun[2].

Pada waktu penemuan, peranti seperti ini dikenal sebagai penyearah (rectifier). Pada
tahun 1919, William Henry Eccles memperkenalkan istilah dioda yang berasal dari di
berarti dua, dan ode (dari ὅδος) berarti "jalur".
Prinsip kerja
Prinsip kerja dioda termionik ditemukan kembali oleh Thomas Edison pada 13 Februari
1880 dan dia diberi hak paten pada tahun 1883 (U.S. Patent 307031), namun tidak
dikembangkan lebih lanjut. Braun mematenkan penyearah kristal pada tahun 1899[3].
Penemuan Braun dikembangkan lebih lanjut oleh Jagdish Chandra Bose menjadi
sebuah peranti berguna untuk detektor radio.

Penerima radio

Penerima radio pertama yang menggunakan dioda kristal dibuat oleh Greenleaf
Whittier Pickard. Dioda termionik pertama dipatenkan di Inggris oleh John Ambrose
Fleming (penasihat ilmiah untuk Perusahaan Marconi dan bekas karyawan Edison[4])
pada 16 November 1904 (diikuti oleh U.S. Patent 803684 pada November 1905).
Pickard mendapatkan paten untuk detektor kristal silikon pada 20 November 1906
(U.S. Patent 836531).

Dioda termionik

Simbol untuk dioda tabung hampa pemanasan taklangung, dari atas kebawah adalah
anoda, katoda dan filamen pemanas

Sumber gambar :
http://id.wikipeia.org/w/index.php?
title=Berkas:Vaccum_diode.svg&filetimestamp=20070108124134

Dioda termionik adalah sebuah peranti katup termionik yang merupakan susunan
elektroda-elektroda di ruang hampa dalam sampul gelas. Dioda termionik pertama
bentuknya sangat mirip dengan bola lampu pijar.
Dalam dioda katup termionik, arus listrik yang melalui filamen pemanas secara tidak
langsung memanaskan katoda (Beberapa dioda menggunakan pemanasan langsung,
dimana filamen wolfram berlaku sebagai pemanas sekaligus juga sebagai katoda),
elektroda internal lainnya dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida, yang
merupakan oksida dari logam alkali tanah. Substansi tersebut dipilih karena memiliki
fungsi kerja yang kecil. Bahang yang dihasilkan menimbulkan pancaran termionik
elektron ke ruang hampa. Dalam operasi maju, elektroda logam disebelah yang disebut
anoda diberi muatan positif jadi secara elektrostatik menarik elektron yang terpancar.

Walaupun begitu, elektron tidak dapat dipancarkan dengan mudah dari permukaan
anoda yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan dibalik. Karenanya, aliran listrik
terbalik apapun yang dihasilkan dapat diabaikan.

Dalam sebagian besar abad ke-20, dioda katup termionik digunakan dalam
penggunaan isyarat analog, dan sebagai penyearah pada pemacu daya. Saat ini, dioda
katup hanya digunakan pada penggunaan khusus seperti penguat gitar listrik, penguat
audio kualitas tinggi serta peralatan tegangan dan daya tinggi.

Dioda semikonduktor
Sebagian besar dioda saat ini berdasarkan pada teknologi pertemuan p-n
semikonduktor. Pada dioda p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anoda) menuju sisi tipe-n
(katoda), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.

Tipe lain dari dioda semikonduktor adalah dioda Schottky yang dibentuk dari pertemuan
antara logam dan semikonduktor (sawar Schottky) sebagai ganti pertemuan p-n
konvensional.

Karakteristik arus–tegangan

Karakteristik arus–tegangan dari dioda, atau kurva I–V, berhubungan dengan


perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah
pemiskinan yang terdapat pada pertemuan p-n diantara semikonduktor. Ketika
pertemuan p-n dibuat, elektron pita konduksi dari daerah N menyebar ke daerah P
dimana terdapat banyak lubang yang menyebabkan elektron bergabung dan mengisi
lubang yang ada, baik lubang dan elektron bebas yang ada lenyap, meninggalkan
donor bermuatan positif pada sisi-N dan akseptor bermuatan negatif pada sisi-P.
Daerah disekitar pertemuan p-n menjadi dimiskinkan dari pembawa muatan dan
karenanya berlaku sebagai isolator.

Walaupun begitu, lebar dari daerah pemiskinan tidak dapat tumbuh tanpa batas. Untuk
setiap pasangan elektron-lubang yang bergabung, ion pengotor bermuatan positif
ditinggalkan pada daerah terkotori-n dan ion pengotor bermuatan negatif ditinggalkan
pada daerah terkotori-p. Saat penggabungan berlangsung dan lebih banyak ion
ditimbulkan, sebuah medan listrik terbentuk didalam daerah pemiskinan yang
memperlambat penggabungan dan akhirnya menghentikannya. Medan listrik ini
menghasilkan tegangan tetap dalam pertemuan.

Jenis-jenis dioda semikonduktor

Dioda zener
Dioda

LED Dioda foto

Dioda terobosan Dioda varaktor

Dioda Schottky SCR

Simbol berbagai jenis diode


Sumber gambar:
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=berkas:Diode_3D_and_ckt.png&filetimestamp=20081210135605

Kemasan dioda sejajar dengan simbolnya, pita menunjukkan sisi katoda

Beberapa jenis diode


Sumber gambar : http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Diodes.jpg&filetimestamp=20060610061506

Ada beberapa jenis dari dioda pertemuan yang hanya menekankan perbedaan pada
aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektroda ataupun jenis
pertemuan, atau benar-benar peranti berbeda seperti dioda Gunn, dioda laser dan
dioda MOSFET.

Dioda biasa

Beroperasi seperti penjelasan di atas. Biasanya dibuat dari silikon terkotori atau yang
lebih langka dari germanium. Sebelum pengembangan dioda penyearah silikon
modern, digunakan kuprous oksida (kuprox)dan selenium, pertemuan ini memberikan
efisiensi yang rendah dan penurunan tegangan maju yang lebih tinggi (biasanya 1.4–
1.7 V tiap pertemuan, dengan banyak lapisan pertemuan ditumpuk untuk mempertinggi
ketahanan terhadap tegangan terbalik), dan memerlukan benaman bahang yang besar
(kadang-kadang perpanjangan dari substrat logam dari dioda), jauh lebih besar dari
dioda silikon untuk rating arus yang sama.

Dioda bandangan

Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika tegangan panjar mundur melebihi
tegangan dadal dari pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan dengan
dioda Zener, dan kadang-kadang salah disebut sebagai dioda Zener, padahal dioda ini
menghantar dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek bandangan. Efek ini terjadi
ketika medan listrik terbalik yang membentangi pertemuan p-n menyebabkan
gelombang ionisasi pada pertemuan, menyebabkan arus besar mengalir melewatinya,
mengingatkan pada terjadinya bandangan yang menjebol bendungan. Dioda
bandangan didesain untuk dadal pada tegangan terbalik tertentu tanpa menjadi rusak.
Perbedaan antara dioda bandangan (yang mempunyai tegangan dadal terbalik diatas
6.2 V) dan dioda Zener adalah panjang kanal yang melebihi rerata jalur bebas dari
elektron, jadi ada tumbukan antara mereka. Perbedaan yang mudah dilihat adalah
keduanya mempunyai koefisien suhu yang berbeda, dioda bandangan berkoefisien
positif, sedangkan Zener berkoefisien negatif.

Dioda Cat's whisker

Ini adalah salah satu jenis dioda kontak titik. Dioda cat's whisker terdiri dari kawat
logam tipis dan tajam yang ditekankan pada kristal semikonduktor, biasanya galena
atau sepotong batu bara[5]. Kawatnya membentuk anoda dan kristalnya membentuk
katoda. Dioda Cat's whisker juga disebut dioda kristal dan digunakan pada penerima
radio kristal.

Dioda arus tetap

Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki gerbangnya disambungkan langsung
ke kaki sumber, dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran (analog dengan
Zener yang membatasi tegangan). Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga
harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak bertambah lebih lanjut.
Esaki atau dioda terobosan

Dioda ini mempunyai karakteristik resistansi negatif pada daerah operasinya yang
disebabkan oleh quantum tunneling, karenanya memungkinkan penguatan isyarat dan
sirkuit dwimantap sederhana. Dioda ini juga jenis yang paling tahan terhadap radiasi
radioaktif.

Dioda Gunn

Dioda ini mirip dengan dioda terowongan karena dibuat dari bahan seperti GaAs atau
InP yang mempunyai daerah resistansi negatif. Dengan panjar yang semestinya,
domain dipol terbentuk dan bergerak melalui dioda, memungkinkan osilator gelombang
mikro frekuensi tinggi dibuat.

Penggunaan
Demodulasi radio

Penggunaan pertama dioda adalah demodulasi dari isyarat radio modulasi amplitudo
(AM). Dioda menyearahkan isyarat AM frekuensi radio, meninggalkan isyarat audio.
Isyarat audio diambil dengan menggunakan tapis elektronik sederhana dan dikuatkan.

Pengubahan daya

Penyearah dibuat dari dioda, dimana dioda digunakan untuk mengubah arus bolak-
balik menjadi arus searah. Contoh yang paling banyak ditemui adalah pada rangkaian
adaptor. Pada adaptor, dioda digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik menjadi
arus searah. Sedangkan contoh yang lain adalah alternator otomotif, dimana dioda
mengubah AC menjadi DC dan memberikan performansi yang lebih baik dari cincin
komutator dari dinamo DC.
Gambar : 3.1

Gambar :3.2

Gambar : 3.3
Gambar : 3.4

Gambar : 3.5

Sumber gambar :

http://www.google.co.id/webhp?
hl=id&tab=iw#hl=id&biw=1360&bih=604&q=dioda&aq=f&aqi=g10&aql=&oq=&gs_rfai=&fp=f6df0
0c24422336f
KONDENSATOR
http://id.wikipedia.org/wiki/Kondenstor

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat
menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang
disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut
oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan
listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang
tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator
atau Spanyol Condensador.

 Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan
negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.

 Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah,
tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk
bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing
baju.

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada
masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya
menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering
didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Kapasitansi
Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan
yang terlalu besar, sehingga digunakan:

 Pikofarad (pF) =

 Nanofarad (nF) =

 Microfarad ( )=

Kapasitansi dari kondensator dapat ditentukan dengan rumus:

C : Kapasitansi

ε0 : permitivitas hampa

εr : permitivitas relatif

A : luas pelat

d :jarak antar pelat/tebal dielektrik

Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:

1. Menyusunnya berlapis-lapis.

2. Memperluas permukaan variabel.

3. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

Permitivitas Relatif Dielektrik


Dielektrik Permitivitas
Keramik rugi rendah 7
Keramik k tinggi 50.000
Mika perak 6
Kertas 4
Film plastik 2,8
Polikarbonat 2,4
Polistiren 3,3
Poliester 2,3
Polipropilen 8
Elektrolit aluminium 25
Elektrolit tantalum 35

Wujud dan Macam kondensator


Karakteristik kondensator
Sud
Koefisi Frekue
Teganga Tegang ut Resista
Tolera en nsi
Jangka n AC an DC rugi nsi Stabilit
Tipe nsi (%) suhu pancun
uan lazim (V) lazim ( bocora as
(ppm/C g fR
(V) n (Ω)
) (MHz)
)
10 nF - 300 0,1 lumaya
Kertas ± 10% 500 V 600 V 0,01 109 Ω
10 uF ppm/C MHz n
5 pF - 10 100 0,00 Baik
Mika perak ± 0,5% - 400 V 10 MHz 1011 Ω
nF ppm/C 05 sekali
5 pF - 1 30
Keramik ± 10% 250 V 400 V 10 MHz 0,01 108 Ω Baik
uF ppm/C
Polystyren 50 pF - -150 0,00 Baik
± 1% 150 V 500 V 10 MHz 1012 Ω
e 500 nF ppm/C 05 sekali
100 pF - 400 0,00
Polyester ± 5% 400 V 400 V 1 MHz 1011 Ω Cukup
2 uF ppm/C 1
Polypropyl 1 nF - 170 0,00
± 5% 600 V 900 V 1 MHz 1010 Ω Cukup
ene 100 uF ppm/C 05
Elektrolit 1 uF - 1 Terpolaris 1500 0,05
± 50% 400 V 0,05 108 Ω Cukup
aluminium F asi ppm/C MHz
Elektrolit 1 uF - Terpolaris 500 0,1 0,00
± 10% 60 V 108 Ω Baik
tantalum 2000 uF asi ppm/C MHz 5
Jenis kondensator
Berdasarkan kegunaannya kondensator dibagi dalam:

1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah)

2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)

3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

Kapasitor dalam rangkaian elektronik

Sumber gambar :

http://id.wikipedia,org/w/index.php?
title=Berkas:Capasitor.jpg&filetimestamp=20090502062642

Anda mungkin juga menyukai