Bismillah Fix
Bismillah Fix
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
hikmat dan berkat-Nya tugas perencanaan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. ”Tugas
Perencanan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal Kali Kedinding gang bougenvile
hingga gang anggrek, Surabaya 2016” dibuat sesuai dengan kriteria tugas pemahaman dan
perencanaan mata kuliah Perencanaan Bangungan Pengolahan Air Minum Setempat
(PBPALS) serta untuk memperdalam pengetahuan perencanaan mengenai mata kuliah
tersebut. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Welly Herumurti,ST.,M.Sc dan Dr.Ir, Agus Slamet, M.Sc selaku dosen mata
kuliah PBPALS terima kasih atas segala ilmu yang telah diajarkan dan kesabarannya
dalam mengajar kami.
2. Bu Ervin nurhayati ,ST ., MTselaku dosen asisten, terima kasih kesediaan, kesabaran,
motivasi dan ilmu yang diberikan dalam proses bimbingan kami.
3. Keluarga terutama orang tua yang selalu mendoakan anaknya dalam setiap doa yang
dipanjatkan. Terima kasih atas semangat dan nasehatnya selama ini.
4. Teman-teman angkatan 2013 dan teman asistensi widi, lia, ria , icha , elvin, dewi
Penyusunan laporan ini telah diusahakan semaksimal mungkin, namun sebagaimana
manusia biasa tentunya masih terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan.
Salam
Penyusun
i
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I 1
Pendahuluan ............................................................................................................................... 1
ii
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
iii
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Slope Minimum Berdasarkan Diameter Pipa ............ Error! Bookmark not
defined.
Tabel 2. 2 Kriteria Baku Mutu Air Limbah Domestik. Error! Bookmark not defined.
Tabel 5.1 Fluktuasi debit air limbah pada Bak Ekualisasi ........................................... 26
Tabel 8.5 BOQ Tenaga Kerja dan Peralatan untuk Galian dan Urugan Pipa .............. 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Wilayah Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal .............................. 4
iv
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
Gambar 4.1 Peta Wilayah Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal .............................. 6
Gambar 6. 9 Grafik Hubungan Efisiensi Removal BOD dengan Faktor Removal COD
...................................................................................................................................... 43
v
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
BAB I
Pendahuluan
Air bersih merupakan kebutuhan primer manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari mulai dari minum, mencuci, memasak, mandi serta kegiatan lainnya. Dalam penggunaan
air bersih tersebut dihasilkan air limbah sebanyak 70-80 % dari penggunaan air bersih total.
Air limbah dapat berupa grey water (air dari kegiatan sehari-hari selain kakus) dan black
water (air kakus).
Pada dasarnya air limbah domestik juga menjadi sumber pencemaran badan air selain
air limbah dari kegiatan industri. Oleh karena itu air limbah yang berasal dari berbagai
macam sumber ini perlu dilakukan pengolahan agar tidak menimbulkan efek yang merugikan
bagi lingkungan. Diantaranya dapat menimbulkan kontaminasi dan pencemaran pada air
permukaan dan badan air lainnya, menjadi wadah penularan penyakit, menghasilkan endapan
lumpur yang mempercepat terjadinya pendangkalan sungai.
Maka dari itu sistem jaringan penyaluran air buangan untuk menyalurkan dan
mengalirkan air buangan yang berasal dari berbagai sumber ke dalam badan air penerima
setelah melalui proses pengolahan dengan menyesuaikan kebutuhan dan karakteristik air
limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan termasuk di dalamnya air tanah.
Salah satu sistem yang sedang tren dikembangkan di masyarakat adalah penggunaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal untuk sebuah kawasan tertentu.
Penggunaan IPAL Komunal ini diharapakan dapat mengurangi beban organik yang akan
diterima badan air dan mengurangi pencemaran akibat limbah domestik.
Pada tugas ini wilayah yang direncanakan akan mendapatkan pelayanan IPAL adalah
kecamatan Kenjeran. Kelurahan yang dipilih untuk pelayanan IPAL Komunal adalah
Kelurahan Tanah Kali Kedinding , Kenjeran , Surabaya. Kelurahan ini dipilih karena
berdasarkan data dari STMB ( Progam Sanitasi Total berbasis Masyarakat) yang bisa diakses
melalui www.stmb-indonesia.org.id , kelurahan Tanah Kali Kedinding memiliki tingkat
BABs (Buang Air Besar Sembarangan) yang cukup tinggi sekitar 108 KK. Diharapkan
dengan adanya fasilitas IPAL Komunal ini akan meningkatkan kualitas sanitasi masyarakat
setempat sekaligus mengurangi pencemaran badan air oleh limbah domestic.
1. Mampu merancang unit bangunan pengolahan air limbah yang sesuai dengan
karakteristik air limbah yang ditetapkan.
2
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
2.1 Umum
Kota Surabaya merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia setelah Jakarta dengan luas
326,36 km2 yang terbagi dalam 31 kecamatan. Jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2017
terdata 3.016.653 jiwa tidak termasuk penduduk pendatang/musiman dari kota/kabupaten
disekitar Surabaya. Sedangkan penduduk di Kecamatan Tanah Kali Kedinding sebanyak
52.678 jiwa. Kecamatan Tanah Kali Kendinding sendiri termasuk wilayah padat penduduk
dengan kepadatan penduduk/ha sebesar 21.858 jiwa/Km2. Dengan kondisi kepadatan
penduduk yang tinggi seperti ini maka dibutuhkan pengolahan air limbah setempat untuk
mengurangi tingkat pencemaran limbah domestik dan meningkatkan kualitas sanitasi
masyarakat setempat.
3
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
3.3 Kependudukan
Wilayah perencanaan SPAL dan IPAL komunal yang direncanakan melayani 300 KK
dari gang bougenvile hingga angrek .Dimana berdasarkan data BPS 1 KK adalah 4 orang,
sehingga jumlah penduduk terlayani adalah 1200 orang
4
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
Sebagian besar Kota Surabaya secara topografis memiliki ketinggian tanah antara 2 -
10 meter (80,72%) yang menyebar di bagian timur, utara, selatan, dan pusat kota. Pada daerah
pantai ketinggiannya berkisar antara 1 - 3 meter di atas permukaan air laut. Pada wilayah lain
memiliki ketinggian 10-20 meter dan 20 meter di atas permukaan laut. Pada daerah perencaaan
6-8 m.
Sistem penyaluran air limbah untuk unit IPAL Komunal ini menggunakan prinsip
gravitasi dengan sistem aliran terbuka. Untuk pengolahan air limbah setempat dapat
menggunakan sistem cubluk, tangki septik, anaerobic baffle reactor, anaerobic biofilter, atau
aerobic biofilter. Sistem cubluk dan tangki septik digunakan sebagai pengolahan air limbah
setempat individual. Sedangkan anaerobic baffle reactor, anaerobic biofilter, dan aerobic
biofilter merupakan pengolahan air limbah setempat dengan sistem komunal.
5
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
BAB III
PERENCANAAN
3.1 SPAL
3.1.1 Perencanaan dan Kriteria Design
3.1.2 SPAL
Kawasan yang dipilih untuk pembangunan sistem IPAL komunal adalah Gang Peneleh
IV-IX dengan kawasan pemukiman berpenduduk 300 KK, sebagai berikut, kawasan yang
dipilih memperhitungkan kondisi sebagai berikut:
7m
6m
6
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
= 1500 orang
= 1, 67 x 10-3 m3/s
7
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
=1,67 L/s
Produksi air buangan yang berfluktuasi mengakibatkan adanya debit yang besar pada
saat jam-jam tertentu, sehingga sistem IPAL komunal harus dapat menampung beban air
buangan yang lebih besar, berikut perhitungan debit pada saat jam puncak. Faktor peak air
limbah adalah 3,5
=5,83 L/s
Faktor Infiltrasi tidak dihitung karena nilainya yang terlalu kecil. Kondisi jalan yang
sudah di cor membuat nilai Q infiltrasi terlalu kecil:
= 0,000154
Jalur A-B
= 0.306 L/s
= 1.069 L/s
8
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
Selengkapnya perhitungan beban tiap jalur dapat dilihat pada tabel 4.2. Untuk primer jalur B-
K disegmen menjadi jalur B-D, D-H, H-J, J-K
9
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
Kemudian untuk menentukan besarnya Qp/Qf dan d/D dapat dilihat pada grafik Hydraulic
Circular Sewer
0.00107 m3/detik
= 0,975
10
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
Qf = 0,001097 m3/detik
𝑄𝑓 𝑥 𝑛
D = ( 0.3117 𝑥 𝑆0,5 )0,375
0,001097 𝑥 0,015 0,375
D =( )
0.3117 𝑥 0,0150.5
D= 0,055 m, diameter pipa persil minimal adalah 100 mm, sehingga pipa dipakai
adalah diameter 100 mm = 0.1m , selanjutnya dicek V pada saat minimum, dan d/D, agar air
buangan dapat mengalir dengan baik, perhitungan V min dan d/D min adalah sebagai berikut:
= 0,005 m3/detik
1 𝐷 2/3
Vf check = 𝑥 ( ) 𝑥 𝑆 0,5
𝑛 4
1 0,1 2/3
= 0,015
𝑥 (4) 𝑥 0,01390,5
Vf = 0,663 m/s
= 0,0094
Dari grafik, diplot, dan didapatkan harga Vmin/Vfull adalah 0,47, dan d/D adalah 0,11,
11
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
d = d/D / D = 11 mm
untuk perhitungan segmen-segmen lain pada sistem perpipaan IPAL komunal dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut:
Untuk Segmen yang Vmin nya tidak mencapai 0,3 m/s maka slope rencana diubah agar
V min memenuhi syarat
12
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
13
Niza Azizah | 03211540000099
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
14
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Penanaman pipa mengikuti slope medan/pipa yang telah ditetapkan sebelumnya. Slope
tersebut diusahakan sedapat mungkin mengikuti slope medan dan diusahakan sedemikian rupa
sehingga pemompaan tidak diperlukan. Pompa digunakan apabila penanaman pipa telah
mencapai 7 meter. Untuk beberapa pipa yang memilki slope lebih landai daripada slope muka
tanah dan juga mempunyai beda ketinggian lebih dari 1 meter dapat digunakan drop manhole.
15
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
= 7.4 m
= 4.5 m
= 7.3
= 4.40 m
Kedalaman penanaman pipa awal = Elv tanah awal – elv akhir pipa awal
= 8.4 m – 7.3 m = 1.1 m
Kedalaman penanaman pipa akhir = Elv tanah akhir – elv akhir pipa akhir
= 3.37 m
= 3.11 m
= 3.25
= 2.99 m
Kedalaman penanaman pipa awal = Elv tanah awal – elv akhir pipa awal
= 5.3 m – 3.25 m = 2.05 m
Kedalaman penanaman pipa akhir = Elv tanah akhir – elv akhir pipa akhir
17
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
18
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
23
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
24
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
BAB V
DED PRELIMINARY TREATMENT IPAL
Direncanakan :
-Presentasi pengaliran saat Qpeak = 4,167 x faktor peak = 3.33 x 3.5 = 11.67%
Maka presentasi debit air limbah sesuai jam ke-1 hingga ke-24 dengan perkiraan bahwa jam
puncak terjadi pada pukul 6-7 dan 17-18 puncakadalah sebagai berikut :
25
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Maka :
26
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Direncanakan bak ekualisasi menempel dinding dengan ABR sehingga perhitungan dimensi
total adalah
5.1.2 Pompa
Pompa mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kelancaran proses pengolahan
antara lain dapat menaikkan level muka air ke daerah yang lebih tinggi. Untuk itu agar proses
pengolahan dapat berjalan dengan baik, pompa harus direncanakan dengan sebaik – baiknya.
Pada perencanaan ini, pompa yang digunakan adalah pompa jenis sumbersible yang dilengkapi
dengan strainer pada pipa hisapnya. Berikut ini merupakan perhitungan pompa pada
perencanaan :
Direncanakan:
Jumlah pipa suction = 2 ( 1 cadangan)
27
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Pipa discharge
Luas(A) tiap pipa = Q/V
= 0,00167 m³/s/1 m/s = 0,00167 m²
4xA 4 x 0,00167
Diameter pipa =√ =√ = 40 mm ≈ 100 mm
π π
Pemompaan
Jumlah pompa = 2 buah ( 1 cadangan)
Q pompa = 0,00167 m3/s
Headloss pompa
Head statis = 2,5 m
Panjang pipa suction (Lsuc) =2
Panjang pipa discharge (Ldis) =4m
Mayor Losses
28
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Q 1,85
Hf suction =[ 2,63 ] xL
0,00155 . C . D
0,00167 1,85
=[ 2,63 ] x 2 = 0,00000000478 m
0,00155 . 110 . 10
0,00167 1,85
Hf discharge =[ 2,63 ] xL
0,00155 . C . D
0,00167 1,85
=[ 2,63 ] x 4 =0,0000000957 m
0,00155 . 110 . 10
Minor Losses
𝑣2
Head velocity = 2𝑔
= 1² / (2 x 9,81) = 0,05 m
𝑣2
Hfm belokan (4 buah, k = 0,4) = 𝑘2𝑔
Power Pompa
Densitas = 1000 kg/m3
Power Pompa = g x Q tiap pompa x Hf total x densitas
= 9,81 x 0,00167 m3/s x 2,64 m x 1000 kg/m3
= 43.250 watt
Efisiensi pompa ` = 60 %
= 43.250 / 60%
= 72 watt
Tipe Pompa
Q tiap pompa = 0,00167m3/s x 60 s = 0,1 m3/menit
29
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Hf total = 2,64 m
BAB VI
DETAIL ENGINEERING DESAIN UNIT PENGOLAHAN BIOLOGIS
IPAL
Rasio
2 0.8 -
BOD/COD
1 pH - 6-9
2 BOD mg/L 30
30
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
3 TSS mg/L 50
4 COD mg/L 50
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik
Berdasarkan baku mutu air limbah domestik tersebut, diketahui bahwa karakteristik air
limbah pada tugas perencanaan ini telah melebihi baku mutu. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemilihan pengolahan yang tepat agar air limbah domestik yang dihasilkan memenuhi baku
mutu tersebut.
ABR dirancang agar alirannya turun naik seperti terlihat pada gambar. Aliran seperti
ini menyebabkan aliran air limbah yang masuk (influent) lebih intensif terkontak dengan
biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan kinerja pengolahan. Penurunan BOD dalam ABR
lebih tinggi daripada tangki septik, yaitu sekitar 70-95%. Perlu dilengkapi saluran udara. Untuk
operasi awal perlu waktu 3 bulan untuk menstabilkan biomassa di awal proses.
31
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Cocok untuk semua macam air limbah, seperti air limbah permukiman, rumah-sakit,
hotel/penginapan, pasar umum, rumah potong hewan (RPH), industri makanan.
Semakin banyak beban organik, semakin tinggi efisiensinya.
Cocok untuk lingkungan kecil. Bisa dirancang secara efisien untuk aliran masuk
(inflow) harian hingga setara dengan volume air limbah dari 1000 orang (200.000
liter/hari).
ABR terpusat (setengah-terpusat) sangat cocok jika teknologi pengangkutan sudah ada.
Tidak boleh dipasang jika permukaan air tanah tinggi, karena perembesan (infiltration)
akan memengaruhi efisiensi pengolahan dan akan mencemari air tanah.
Truk tinja harus bisa masuk ke lokasi.
Digunakan pada beberapa lokasi Sanimas dan MCK di Indonesia.
pada materi filter. Aliran air limbah yang masuk (influent) akan mengaliri filter, kemudian
materi organik akan diuraikan oleh biomassa yang menempel pada materi filter tersebut.
Diperlukan 6 - 9 bulan untuk menstabilkan biomassa di awal proses.
Perlu waktu untuk menstabilkan biomassa di awal proses, karena itu filter anaerobik
sebaiknya tidak digunakan jika butuh pengolahan cepat.
Filter anaerobik harus kedap air. Tidak digunakan di daerah dengan permukaan air
tanah yang tinggi atau sering dilanda banjir.
Dapat diaplikasikan pada level rumah tangga atau skala kawasan permukiman kecil.
Khususnya yang memiliki cukup pasokan air untuk mencuci pakaian, mandi, dan
menggelontor kloset.
Cocok untuk Rumah Sakit, Rusunawa.
Kelebihan penggunaan ABF:
Banyak tersedia di Pasar, diproduksi massal (buatan Pabrik).
Umur pelayanan panjang.
Bila digunakan dengan benar, tidak ada masalah dengan lalat dan bau.
Biaya investasi rendah, biaya operasi tergantung harga satuan air dan pengurasan.
Keperluan lahan tanah kecil.
Tidak perlu energi listrik.
33
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Efluen dan lumpur tinja masih perlu pengolahan sekunder dan atau pembuangan yang
cocok.
Memerlukan sumber air yang konstan.
Tidak dibolehkan terkena banjir, sehingga permukaan bangunan/ lubang pemeriksaan
harus di atas muka air banjir.
6.2.3 Perhitungan Alternatif Pengolahan
Untuk menentukan pengolahan IPAL maka dihitung efisiensi pengolahan dan effluen
akhir dari air limbah pada setiap unti yang digunakan. Pada perencanaan ini digunakan 3
alternatif pengolahan yaitu:
Alternatif 1 = Anaerobik Baffle Reactor
Alternatif 2 = Anaerobik Filter
Alternatif 3 = AnaerobikBaffle Reactor + Anaerobic Filter
Efesiensi removal dari masing-masing bangunan menurut literatur untuk ketiga
parameter air limbah diantaranya:
90% untuk BOD, 80% untuk TSS, dan 95% untuk COD (Tchobanoglous, et al, 1993)
70-95% untuk BOD, 85-90% untuk COD, 90% untuk TSS (Sasse xxxx dan DEWATS
xxxx)
Dengan demikian dapat dihitung perkiraan effluent dari tiap alternatif sebagai berikut
Alternatif 1
Karakteristik Limbah Konsentrasi (mg/L) %removal Effluent Keterangan
BOD 250 90 25 Memenuhi BM
TSS 250 80 50 Memenuhi BM
COD 312.5 95 15.625 Memenuhi BM
Altetnatif 2
Altetnatif 3
34
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
35
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Perhitungan:
Berdasarkan grafik diatas dengan td rencana 3 jam mak diperoleh persentase removal
BOD 250 mg/L sebesar ± 42% dan TSS 300 mg/L sebesar ± 65%. Sehingga diperoleh mass
balance sebagai berikut:
36
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
37
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
66%
= 1,0825 kg/L
Volume Lumpur
Volume lumpur = stabilisasi lumpur / ρ Lumpur
= 11342,45 kg/2 tahun / 1,0825 kg/L
= 10478,01 L/3 tahun
= 10,47 m3/3 tahun
Dimensi Bangunan Ruang Lumpur dan Kompartemen I
Kedalaman ABR (h) = direncanakan 3,5 m (sudah termasuk free board)
- h ruang lumpur = 30% x h ABR
= 30% x 3,5 m = 1,05 m ≈ 1 m
38
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
= 18 m3
Luas kompartemen I = Volume / h kompartemen I
18 m3
= = 7,2 m2
2,5 m
Perhitungan Kompartemen II
39
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Lebar = 3m
HLR direncanakan (tipikal) = 25 m3/m2 hari (16,8 - 38,4 m3/m2 hari)
HRT direncanakan (tipikal) = 15 jam (6 – 24 jam)
y = 0,07 (0,05-0,1 VSS/COD)
Perhitungan:
Dimensi
Qave
- Luas (A) = HLR (asumsi)
m3
144
hari
= m3
25 2
m hari
= 5,76m2
Panjang = Luas / lebar
= 5,76 m2 / 3 m = 1,92 m
- h total = HLR x HRT
= 25 m3/m2 hari x 15 jam / 24 hari/jam
= 15,625 m
Jumlah Kompartemen
h total
- Jumlah Kompartemen = h total kompartemen I
15,625 m
= 3,5 m
= 4,46
= 5 kompartemen
Check HRT
Volume p x l x h x jumlah kompartemen
- HRT = =
Qpeak Qpeak
1,92 m x 3 m x 3,5 m x 5
= m3
144
hari
24 jam
= 0,7 hari x 1 hari
40
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Check Vup
Q Q
- Vup = =
A cross pxl
m3
144
hari
= 1,92 m x 3 m
1 hari
= 25 m/hari x 24 jam = 1,04 m/jam (OK)
Dalam menentukan efisiensi removal BOD pada , yang akan digunakan untuk mencari
lumpur BOD digunakan berbagai macam grafik (BORDA) dalam mencari nilai tersebut (OLR,
BOD Strength, Temperatur, 𝜮kompartemen dan HRT) sebagai berikut:
= 0,207 kg BOD/m3.hari
Sehingga ketika diplotkan pada grafik diperoleh faktor OLR sebesar 1,0
BOD influent dari kompartemen I = 130 mg/L, sehingga diperoleh pada grafik factor
BOD removal sebesar 0,8.
41
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Pada hasil perhitungan HRT diperoleh sebesar 16,8 jam, sehingga diperoleh pada grafik
faktor BOD removal sebesar 0,95
Jumlah kompartemen adalah 5, sehingga diperoleh pada grafik faktor BOD removal
sebesar 1,05.Sehingga dari grafik-grafik tersebut diperoleh perhitungan efisiensi BOD sebagai
berikut:
42
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
= 79,8%
Gambar 6. 9 Grafik Hubungan Efisiensi Removal BOD dengan Faktor Removal COD
= 1,16 kg/hari
TSS teremoval = (TSS influen – baku mutu) mg/L x Q rate air limbah
1000 L kg
= (87.5 – 50) mg/L x 144 m3/hari x x 106 mg
m3
= 5,4 kg/hari
Berdasarkan baku mutu Pergub Jatim 72/2013 effluent dari ABR tersebut telah
memenuhi baku mutu
ABR direncakanan menempel pada bak ekualisasi sehingga panjang total mengalami
perubahan sebagai berikut
44
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Total headloss = 0.099 m ≈ 0.01 m penurunan muka air pada tiap kompartemen ABR
45
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
BAB VII
MASS BALANCE
Mass balance merupakan perhitungan kesetimbangan debit maupun konsentrasi BOD, COD,
dan TSS pada influent dan effluent air. Mas balance yang dihitung berdasarkan gambar 7.1
47
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
48
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
49
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
50
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
BAB VIII
BILL OF QUANTITY ( BOQ )
Volume Pekerjaan atau Bill of Quantity merupakan perincian dari seluruh peralatan dan
pekerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan IPAL Komunal pemukiman Gang Peneleh
IV-IX, Kecamatan Genteng, Surabaya. Volume pekerjaan dihitung berdasarkan pada
kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekaerjaannya dalam satuan per meter.
53
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Adapun nilai a,b,c,d dan w telah diatur dalam standar Departemen Pekerjaan Umum
yang dapat dilihat melalui Tabel 8.2
54
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
y = kedalaman galian = h + D + c.
1
Volume galian II = 2 ((0,3 x 2) + D) x x x Ld
1
Volume pipa = 4 𝜋 D2 x Ld
55
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Contoh perhitungan BOQ galian pipa pada saluran K-IPAL adalah sebagai berikut :
D = 120mm = 0,12 m
h1 = 2.8 m, h2 = 1.6 m
y1 = 2.47 m
y2 = 5.07 m
x = y2 – y1 = 2,60 m
= 93.62 m3
Volume galian total = Volume galian I + Volume galian II
= 271,29 m3
1
Volume pipa = 4 𝜋 D2 x Ld
1
= 4 x 3,14 x 0,122 x 120
= 1,36 m3
Volume urugan pasir = [(D + (0,3 x 2)) x (b + D + c) x Ld] – Volume Pipa
= [(0,1 + (0,3 x 2)) x (0,15 + 0,12 + 0,15) x 120] – 0,13
= 34,93m3
Volume Sisa Tanah Galian = Volume galian total – Volume urugan pasir.
= 242,18 m3
56
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Untuk perhitungan BOQ galian dan urugan pipa pada saluran selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 8.4
57
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Perhitungan volume pekerjaan dan peralatan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 8.5
Tabel 8.5 BOQ Tenaga Kerja dan Peralatan untuk Galian dan Urugan Pipa
Volume Jumlah Jumlah Volume Jumlah Jumlah Volume sisa Jumlah Jumlah
Panjang Jumlah
No Jalur Pipa galian tenaga tenaga urugan tenaga tenaga tanah galian tenaga tenaga
Pipa (m) Truk (unit)
total lapangan pengawa pasir lapangan penga (m3) lapanga pengawa
Panjang = 21.01 m
Lebar = 6.45 m
59
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Kedalaman = 3.85 m
Free board = 0,3 m
H = 3.85 m + 1 m + 2 m = 6.85 m
A1 = 21.01 m + 2 m = 23.01 m
A2 = 6.45 m + 2 m = 8,45 m
𝐻
= [ 𝑥 (𝐴12 + 𝐴22 3.85 m + 1 m + 2 m = 6.85 m + √(𝐴1 𝑥 𝐴2) )]
3
6.85
=[ 𝑥 (23.01 2 + 8,45 + √(23.01 𝑥 8,45) )] = 1403 𝑚3
3
A1 = 21.01 m + 2 m = 23.01 m
A2 = 6.45 m + 2 m = 8,45 m
= 1 m x 23.01 m x 8,45 m
= 19.44 m3
60
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
= 23.01 m x 6.45 m
= 135.51 m²
Volume beton lantai kerja 1 ABR = tebal lantai kerja x luas dasar ABR
= 0,3 m x 135.51 m²
= 27.10 m³
= 521.73 m³
Volume tanah urugan 1 ABR = Vol galian tanah – (Vol ABR + Vol beton lantai
kerja + Vol urugan pasir)
=835 m³
Volume tanah dibuang 1 ABR = vol urugan pasir + vol lantai kerja
= 19.44 m3 + 27.10 m³
= 46.54 m³
61
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
= 274.6 m²
= 0,15 m x 274.6 m²
= 41.19 m³
= 0,2 m x 135.51m²
= 27.10 m³
Pekerjaan Pembesian
Berat besi untuk lantai adalah berat besi yang ada pada beton lantai ABR, dengan asumsi
bahwa pada setiap 1m3 beton mempunyai berat besi sebesar 150 kg, diperoleh:
Berat besi lantai = Volume beton lantai ABR x 150 kg/ m3
= 27.10 m3 x 150 kg/ m3
= 4065.435 kg
Karena pekerjaan pembesian dihitung setiap 200 kg, maka diperoleh:
= 4065.435 kg/200 kg
= 20
Berat Besi Dinding
Berat besi untuk dinding adalah berat besi yang ada pada beton dinding ABR, dengan
asumsi 1m3 beton mempunyai berat besi sebesar 150 kg, diperoleh:
Berat besi dinding = Volume beton dinding ABR x 150 kg/ m3
62
Februriyana Pirade | 3313100116
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL
PENELEH GANG IV – IX, SURABAYA 2016
Berat besi untuk atap adalah berat besi yang ada pada beton atap ABR. Dengan asumsi
1m3 beton mempunyai berat besi sebesar 150 kg, diperoleh:
Berat besi atap = Volume beton atap ABR x 150 kg/ m3
= 27.10 m3 x 150 kg/ m3
= 4065.43kg
Karena pekerjaan pembesian dihitung setiap 200 kg, maka diperoleh:
= 4065.43kg / 200 kg = 20
Hasil BOQ perencanaan ABR dapat dilihat pada tabel 7.1 di bawah ini :
63
Februriyana Pirade | 3313100116