Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

Efektivitas Dakwah Ukhuwah Islamiyah Melalui Acara Pengajian Reboan di Ponpes

Roudhotul Muta’alimin

desa Sukaratu kecamatan Malangbong Kabupaten Garut

Disusun oleh :

Cep Ilham Sakapurnama (1154020029)

KPI 5 A

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dakwah adalah kewajiban bagi umat Islam,terlebih dijelaskan tentang

dakwah ini dalam Al-Qur’an surat An-Nahl : 125. Menurut Syekh Muhammad Ar-

Rawi, dalam bukunya, Ad-Dakwah Al-Islamiyah Dakwatun Alamiyah. Beliau

mengatakan: “Dakwah adalah pedoman yang sempurna untuk tingkah laku

manusia serta penetapan hak-hak dan kewajiban mereka” (Syekh Muhammad Abu

Al-Fatah Al-Bayanuniy, 2010: hal 2).

Salah satu bentuk dari dakwah adalah pengajian. Pengajian merupakan

salah satu wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis yang berfungsi

sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat Islam, maka

sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami mendapat perhatian dan

dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki

keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam upaya

menghadapi perubahan zaman yang semakin mengglobal dan maju

Selain sebagai Institusi Pendidikan Islam non-formal, pengajian juga

merupakan lembaga dakwah yang memiliki peran strategis dan penting dalam

pengembangan kehidupan beragama bagi masyarakat. Pengajian sebagai Institusi

Pendidikan Islam yang berbasis masyarakat memiliki peran yang strategis terutama

terletak pada upayanya mewujudkan learning society, suatu masyarakat yang

memiliki tradisi belajar tanpa di batasi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

dan dapat menjadi wahana belajar, serta menyampaikan pesan-pesan keagamaan,


wadah mengembangkan silaturrahmi dan berbagai kegiatan kegamaan lainnya,

bagi semua lapisan masyarakat. Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup

bagi manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Di samping sebagai pedoman

hidup, Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus di

da’wahkan dan memberikan pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di

dalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai

agama tersebut antara lain melalui pengajian yang berfungsi memberikan

pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut.

Adanya pengajian yang semakin maraknya saat ini, tentu saja memiliki

dampak positif bagi kehidupan masyarakat baik dalam kehidupan jamaahnya

maupun masyarakat umum dalam tingkah laku sehari-hari. Ajaran Islam yang

terus berjalan secara tradisional seperti pengajian rutin yang dilaksanakan setiap

hari rabu di Ponpes Roudhotul Muta’alimin merupakan suatu tindakan yang

positif, ini merupakan sebuah wadah untuk membentuk akhlak dan meningkatkan

ketauhidan seseorang yang selama ini bisa dikatakan sudah mengalami

kemerosotan moral. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa

pengajian setiap hari rabu di Ponpes Roudhotul Muta’alimin patut dijadikan

sebagai landasan dasar untuk dibahas dalam skiripsi ini. Pertama, pengajian setiap

hari rabu ini sudah berjalan dari tahun 70-an namun jamaah tidak pernah

berkurang. Menurut hasil wawancara dengan bapak H.Dadang Soni (salah satu

pendiri ponpes Roudhotul Muta’alimin) pada tahun 70-an hingga sekarang jamaah

pengajian di Ponpes Roudhotul Muta’alimin ± 1000 orang, yang pada awalnya

hanya berkisar 100 sampai 200 orang. Secara tidak langsung pengajian rutin ini
memiliki nilai ketertarikan tersendiri. Selain itu jamaah pengajian reboan

mingguan di nilai semangat dalam mengikuti pengajian dilihat dari ke aktipan

mereka dalam bertanyak tentang materi yang disampaikan da’i nya.

Jamaah pengajian ini sebagian besar bukan penduduk asli desa Sukaratu

saja melainkan pendatang dari desa lain seperti desa kersamanah, cibunar,

sukamaju, cibitung dll. Pengajian ini berjalan dengan sukses ditengah keberadaan

masyarakat yang diketahui secara umum memiliki kesibukan yang konplek seperti

pedagang, buruh, petani dll.

Dari penomena di atas menurut hemat penulis, ada sesuatu yang menarik

untuk diteliti lebih lanjut. Banyaknya jama’ah yang mengikuti pengajian di Ponpes

Roudhotul Muta’alimin terbukti mengindikasikan tentang adanya sebuah

dorongan atau kesuksesan tertentu dalam diri masyarakat sehingga banyak orang

mengikuti kegiatan pengajian dan aktif menjadi jamaah dalam rangka belajar ilmu

agama, atas dasar inilah penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut

dengan judul “Efektivitas Dakwah Islamiyah Melalui Acara Pengajian Reboan &

Mingguan di Ponpes Roudhotul Muta’alimin desa Sukaratu kecamatan

Malangbong Kabupaten Garut”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini adalah apa Efektivitas Dakwah Islamiyah Melalui Acara

Pengajian Reboan & Mingguan di Ponpes Roudhotul Muta’alimin desa Sukaratu

kecamatan Malangbong Kabupaten Garut yang dilaksanakan setiap hari rabu


C. Tujuan penelitian

Mengetahui apa Efektivitas Dakwah Islamiyah Melalui Acara Pengajian

Reboan & Mingguan di Ponpes Roudhotul Muta’alimin desa Sukaratu kecamatan

Malangbong Kabupaten Garut yang dilaksanakan setiap hari rabu.

D. Kegunaan penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat berguna sebagai:

1. Bahan pertimbangan bagi da’i khususnya dan umumnya seluruh para da’i di
desa Sukaratu dalam meberikan pembinaan sehubungan dengan pemberian
ke efektivan dakwah terhadap Mad’u/jamaah pengajian.
2. Bahan masukan bagi da’i di ponpes Roudhotul Muta’alimin, dalam upaya
penyampaian dakwah isalam terhadap seluruh jamaahnya di pengajian
ponpes Roudhotul Muta’alimin.
3. Bahan pertimbangan bagi kalangan yang ingin melakukan penelitian pada
permasalah yang berkenaan dengan penelitian ini.

E. Landasan teori

1. Pengertian Efektivitas

Efekivitas berasal dari kata dasar efektif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,kata efektif mempunyai kata efek,

pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan,

daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan

tugas dengan sasaran yang di tuju.

Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), efektifitas adalah sumber daya,

sarana dan prasarana dalam jumah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang

dijalankan.

2. Pengertian Dakwah

Secara etimologi Dakwah berasal dari bahasa Arab (da’a, yad’u) menjadi

bentuk masdar (da’watan) yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan

yang digunakan dalam dakwah bertujuan untuk mengajak seseorang seseorang

baik dalam melakukan sesuatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan

hidup. Dari kata seruan, Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara

luas tidak hanya dalam agama, dimana kata dakwah sering digunakan namun

Seruan yang dibeikan bisa dimaknai dalam hal positif maupun negative.

Menurut M. Quraisy Shihab, bahwa dakwah adalah sebagai sebuah seruan

ajakan kepada keinsyafan atau usaha menguabah situasi yang lebih baik terhadap

pribadi maupun masyarakat. Perwujudan Dakwah bukan hanya sekedar usaha

peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini,

ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara

menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.

3. Pengertian ukhuwah islamiyah

Secara Bahasa Ukhuwah Islamiyah berarti Persaudaraan Islam. Adapun

secara Istilah Ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang

dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang


menumbuhkan perasaan kasih saying, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling

percaya terhadap saudara seakidah.

Menurut Imam Hasan Al Banna, ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan

hati atau jiwa antara seorang hamba (manusia) dengan yang lain didalam ikatan

aqidah sehingga antara seorang Muslim dengan Muslim yang lain bisa saling

mencintai, menolong danmendoakan kebaikan.

4. Pengertian pengajian

Pengajian menurut para ahli berbeda pedapat pada mendefinisikan

pengajian ini, diantara pendapat-pendapat mereka adalah:

Menurut Muhzakir mengatakan bahwa pengajian adalah: Istilah umum

yang digunakan untuk menyebut berbagai kegiatan belajar dan mengajar agama.

Menurut Sudjoko Prasodjo mengatakan bahwa pengajian adalah: kajian

yang bersifat pendidikan kepada umum. Adapun pengajian sebagai bentuk

pengajaran kyai terhadap para santri.

Dari beberapa definisi-definisi di atas adapun definisi tentang kelompok

pengajian adalah : kelompok belajar untuk mendalami ajaran agama islam secara

bersama. Kelompok ini biasanya menyelenggarakan kegiatan belajar rutin di

bawah bimbingan orang yang dipandang lebih mengetahui tentang ajaran agama.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian lapangan artinya

melakuakan penelitian dilapangan untuk memperoleh data atau informasi


secara langsung dengan dengan mendatangi narasumber yang berada di lokasi

penelitian.penelitian dengan mengumpulkan data dari lapangan disebut juga

dengan penelitian kualitatif.

Lokasi penelitian ini berada kampung Sirnagalih 01/01 dasa Sukaratu Kec.

Malangbong Kab.Garut bertempat di Pondok Pesantren Roudhotul

Muta’alimin. Lokasi yang hendak dijadikan sebagai area penelitian ini memiliki

alasan yang kuat untuk diteliti, karena lokasi ini menjadi tolak ukur untuk

sukses nya penyampaian pesan-pesan dakwah melalui pengajian rutinan

reboan.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dikategorikan dengan penelitian kualitatif, karena penelitian

ini menjelaskan bagaimana mensuksekan penyampain pesan-pesan Dakwah

melaui pengajian rutinan reboan, saat melakukan sosialisasi kepada santri-

santri pengajian dan mengumpulkan data-data yang diperoleh dari informan

penelitian dan dikembangkan didalam hasil penelitian dan pembahasan.

3. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah mengambil objek yang ada di lingkungan

Ponpes Roudhotul Muta’alimin, yang dimagsud dalam penelitian ini adalah

mereka yang aktif dan terlibat secara langsung terkait perumusan pengajian

rutinan reboan. Mendapatkan data dan informasi yang akurat serta valid

adalah guna untuk di dalam penyetaan informan kunci dalam proses

penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan atau diberlakukan sebagai


informan kunci adalah kepala ponpes Roudhotul Muta’alimin, jajaran

pengurus/petugas ponpes Roudhotul Muta’alimin dan santri santri pengajian

rutinan reboan.

4. Sumber Data

Sumber data dapat diartikan sebagai subjek dimana data diperoleh.

Sumber data yang dimagsud dalam penelitian adalah dua yang diperoleh

melalui informasi, peristiwa dan dokumen, sedangkan jenis datanya dalah:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

informan atau dari data dengan narasumber yang diadakan peneliti.

Adapun yang menjadi naraumber yaitu adalah, kepala pengurus ponpes

Roudhotul Muta’alimin, sekertaris Ponpes, dan staf yang turun

kelapangan.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, laporan-

laporan serta materi lainya yang ada relevansinya dengan focus penelitian.

Dokumen-dokumen ponpes Roudhotul Muta’alimin, arsip-arsip tentang,

efektivitas ponpes Roudotul Muta’alimin.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data dan memperoleh informasi, penulis

menggunakan beberapa teknik, yaitu :


a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data dari

informan. Adapun jenis wawancara yang di gunakan adalah terstruktur.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan

dan wawancara, yang sebelumnya peneliti sudah menyiapkan catatan-

catatan yang berisikan pokok-pokok isi pembicaraan. Teknik dan prosedur

pengumpulan data pada penelitian ini penelitia akan melekukan in depth

interview (wawancara mendalam) dengan bertatap muka antara

pewawancara dengan responden. dengan beberapa orang yang terkait

dengan judul penelitian.

b. Studi dokumen

Studi dokumentasi merupakan catatan tertulis tentang berbagai

kegiatan atau peristiwa pada waktu lampau. Dengan demikian peneliti

mengambil data yang sudah ada yang berkenaan dengan judul Skripsi.

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan terkait

dengan efektivitas penyampaian dakwah melalui pengajian di ponpes

Roudhotul Muta’alimin, mulai dari dokumen-dokumen ponpes, sampai

arsip-arsip maupun struktur kegiatan program yang di buat oleh pengurus

ponpes.

6. Teknik Analisis Data


Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu :

1) Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data “ kasar” yang

muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan.

2) Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

3) Menarik kesimpulan atau verifikasi adalah penarikan kesimpulan hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulankesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung,

makna-makna yang muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya

dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasinya.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari

hasil wawancara dengan informan penelitian berdasarkan indikator

pertanyaanpertanyaan yang peneliti buat, selanjutnya peneliti melakukan analisis

data dengan cara : reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau

verifikasi.
Pengumpulan Display
Data Data

Penarikan
Reduksi
Kesimpulan
Data

G. Daftar pustaka

Literature buku, 2015

Syekh Muhammad Abu Al-Fatah Al-Bayanuniy, 2010

Ummah atshaauluha 2013

Anda mungkin juga menyukai