ABSTRAK
Semua tanaman memiliki kebutuhan yang hampir sama, keadaan tersebut dapat
menyebabkan terjadinya interaksi bahkan persaingan atau kompetisi. Ada dua macam interaksi
berdasarkan jenis organisme yaitu intraspesifik dan interspesifik. Interaksi interspesifik adalah
hubungan yang terjadi antara organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi
intraspesifik adalah hubungan antara organisme yang berasal dari spesies yang berbeda. Sistem
tanam tumpangsari adalah salah satu usaha sistem tanam dimana terdapat dua atau lebih jenis
tanaman yang berbeda di tanam secara bersamaan dalam waktu relative sama atau berbeda
dengan penanaman berselang-seling dan jarak tanam teratur pada sebidang tanah yang sama.
Penanaman jagung dan kedelai secara tumpangsari dapat menyebabkan adanya kompetisi baik
interspesifik maupun intraspesifik. Praktikum ini dilakukan untuk mengamati pengaruh
kompetisi interspesifik dan intraspesifik terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai serta
untuk mengetahui jenis kompetisi pada tanaman jagung perlakuan J, tanaman kacang kedelai
perlakuan K, dan tanamn jagung dan kacang kedelai perlakuan JK. Pertumbuhan tanaman
dimulai dari germinasi biji yang ditanam. Kualitas biji dan faktor abiotik lingkungan tanah serta
tersedianya unsur hara dapat mempengaruhi proses germinasi dan pertumbuhan tanaman.
Sebagai salah satu bentuk interaksi tanaman jagung dan tanaman kacang kedelai terjadi pada
setiap perlakuan. Pada perlakuan J dan perlakuan K terjadi kompetisi interspesifik antar spesises
tanaman. sedangkan pada perlakuan JK dengan menanam jagung dan kacang kedelai terjadi
kompetisi interspesifik antar spesies tanaman jagung dan antar kedelai serta terjadi kompetisi
intraspesifik antara tanaman jagung dan tanaman kedelai. Kompetisi terendah terjadi pada
tanaman kedelai dengan biomassa tertinggi pada perlakuan K4. Tanaman jagung mempunyai
nilai kompetisi terendah pada perlakuan JK1.
Kata Kunci : Kompetisi, Interspesifik, Intraspesifik, Tumpangsari, Jagung, Kedelai
Berdasarkan hasil pengukuran tinggi hara dan air yang pada akhirnya akan
tanaman jagung pada Tabel 2 didapatkan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tanaman.
jagung pada setiap kode perlakuan berbeda.
Tanaman jagung pada kode perlakuan J8
lebih tinggi dibandingkan kode perlakuan
J1, J2, dan J4. Beberapa hasil penelitian
tentang jagung dengan sistem monokultur,
yaitu Musa Y. et al (2007), menyatakan
bahwa pengaturan populasi tanaman melalui
pengaturan jarak tanam pada suatu
pertanaman sangat penting artinya karena
akan mempengaruhi koefisien tanaman
dalam memanfaatkan matahari dan Gambar 1. Grafik Tinggi Jagung Perlakuan J
persaingan tanaman dalam memanfaatkan
Berdasarkan Gambar 1 pertumbuhan Kepadatan populasi tanaman dapat
setiap perlakuan menunjukkan adanya ditingkatkan sampai mencapai daya dukung
perbedaan. Jagung yang ditanam lingkungan, karena keterbatasan lingkungan
monokultur dengan perlakuan J1 pada akhirnya akanmenjadi pembatas
menunjukkan pertumbuhan secara pertumbuhan tanaman. Menurut prinsip
signifikan. Hal serupa ditunjukkan dengan faktor pembatas leibig, materi esensial yang
tanaman jagung dengan perlakuan J2. tersedia minimum cenderung menjadi faktor
Pertumbuhan secara optimum tanaman pembatas pertumbuhan.
jagung dengan perlakuan J1 dan J2
2. Pola Penanaman Kacang Kedelai
menunjukkan tidak adanya kompetisi
(Perlakuan K)
intraspesifik dan tanaman jagung
mendapatkan unsur hara yang cukup karena Penanaman kacang kedelai dengan pola
tidak adanya kompetitor. Sedangkan pada perlakuan berbeda menyebabkan perbedaan
tanaman jagung dengan perlakuan J4 dan J8 rata-rata tinggi tanaman pada setiap
menunjukkan penurunan rata-rata tinggi perlakuan. Pengaturan baris tanam tanaman
tanaman. Terjadinya kompetisi intraspesifik kacang kedelai akan menyebabkan
antar tanaman jagung yang ditanam perbedaan ruang terbuka sehingga
menyebabkan tanaman saling berebut unsur mempengaruhi tangkapan cahaya matahari
hara dan cahaya matahari sehingga oleh tanamann. Berdasarkan hasil
menyebabkan pertumbuhan beberapa pengamatan, sesuai dengan Tabel 3, biji
tanaman terhambat. Penurunan rata-rata kacang kedelai yang ditanam pada perlakuan
tinggi jagung juga disebabkan oleh kematian K1 dan K2 tidak tumbuh. Kualitas biji
beberapa tanaman jagung di hari ke 18. kacang kedelai sangat mempengaruhi
tumbuhnya tanaman baru. Kualitas biji yang
Pada tanaman jagung, jarak tanam
kurang baik diduga menjadi penyebab tidak
berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh
tumbuhnya tanaman kedelai pada perlakuan
yang ditempatinya dalam penyediaan unsur
K1 dan K2. Sedangkan tanaman kedelai
hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang
dengan perlakuan K4 dan K8 menunjukkan
terlalu lebar kurang efisien dalam
pertumbuhan tanaman kedelai yang cukup
pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan
tinggi. Perlakuan K4 menunjukkan nilai
terjadi persaingan yang tinggi yang
rata-rata pertumbuhan yang paling tinggi
mengakibatkan produktivitas rendah.
setiap harinya.
Tabel 3. Rata-Rata Tinggi Tanaman Kedelai Perlakuan K
Rata-Rata Tinggi (cm)
Kode Perlakuan
Hari ke-3 Hari ke-6 Hari ke-9 Hari ke-12 Hari ke-15 Hari ke-18
K1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
K2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
K4 0.7 4.175 7.775 6.925 9.6 11.3125
K8 1.21875 3.45 5.93125 6.15625 6.53125 6.68125
LAMPIRAN
1. Data Jumlah Tanaman
2. Dokumentasi
a. Tanaman Jagung
b. Tanaman Kedelai