Anda di halaman 1dari 3

Dosis Radiasi Computed Tomography ( CT) Scanner

Pemanfaatan CT Scan dalam bidang kedokteran sekarang ini adalah berkembang sangat pesat. K
ini disetiap rumah sakit tidak hanya di kota-kota besar saja, akan pesawat CT Scan hampir dise
tiap daerah sudah ada. Sebagai contoh di kota Makassar sampai hari ini telah berjumlah hampir
sepulah buah alat CT Scan. Menuru data hampir 60 % keputusan tindakan perawatan medis did
asarkan pada hasil diagnosa pemeriksaan CT Scan.

Melihat fenomena di atas selalu timbul pertanyaan seberapa besar dosis radiasi
yang diterima oleh pasien yang menjalani pemeriksaan CT Scan. Pertanyaan berikutnya semakin
banyak model dan pabrikan yang memproduksi

CT Scan, bagaimana dosis radiasi masing-masing alat tersebut. Untuk menjawab permasalahan it
u adalah digunakan parameter yang dikenal dengan istilah Computed Tomography Dose Index (
CTDI ).

1. Konsep Computed Tomography Dose Index ( CTDI )

Konsep pengukuran nilai CTDI pada CT Scan pada awal ada berdasarkan tiga ske
ma pengukuran. Tiga skema pengukuran nilai dosis radiasi itu adalah skema pengukuran metode
film dosimetry ( film badge ), skema pengukuran metode thermoluminescent dosimeter ( TLD )
dan pengukuran dosis radiasi dengan teknologi detetector skintilasi.

Pada tahun 1981, The Bureau of Radiological Health sekarang menjadi The Center f
or Device and Radiological Health memperkenalkan konsep baru untuk menghitung jumlah dosis
radiasi yang diterima oleh pasien akibat pemeriksaan dengan menngunakan alat CT Scan. Konse
p baru tersebut sekarang dikenal istilah Computed Tomography Dose Index ( CTDI ) dan Multi
ple Scan Average Dose ( MSAD ). Teknik pengukuran ini menggunakan pengukuran single bilik
pengion ( ionization chamber ) besarnya dosis radiasi pada tiap area scan.

Bilik ionisasi gas ( Ionization Chamber )

Metode deteksi paling lazim untuk mengukur dosis radiasi adalah metode berdasar
kan ionisasi gas yang dikenal sebagai detector ionisasi gas yang dapat berupa bilik ionisasi ( ion
ization chamber ). Prisnsip kerja ionisasi seperti pada gambar berikut .

Radiasi sinar-X menembus dinding tabung atau kotak tertutup yang berisi gas dari jenis tertent
u , terbentuklah pasangan ion-elektron akibat ionisasi gas tersebut. Ion-ion positif akan segera
mengalir ke arah katoda dan sebaliknya elektron-elektron akan mengalir ke anoda, dan arus listri
kpun mengalir sejenak sehingga terlewatkan pulsa atau denyut tegangan listrik melintas tahanan
luarnya. Jelaslah dari prinsip ini tegangan pulsa listrik yang terbentuk akan sebanding dengan nil
ai dosis radiasi yang terukur.

Computed Tomography Dose Index ( CTDI)

Parameter seberapa besar dosis radiasi dari pesawat CT Scan dikenal dengan isti
lah Computed Thomography ( CT ) Dose Index ( CTDI ). CTDI merupakan parameter besarnya d
osis paparan ( eksposure ) di dalam area irisan scan yang berdekatan. CTDI dihitung jumlah do
sis radiasi sepanjang aksis membujur ( longitudinal ) tubuh yang terscan ( D(z ) dibagi ketebalan
irisan potongan daerah yang terscan.

Pengukuran Nilai CTDI

Pengukuran nilai CTDI dilakukan setelah nilai besarnya dosis cylindric ionization ch
amber dikertahui dengan pengukuran single slice. Apabila pemeriksaan memerlukan beberapa s
can ( scan berseri ) maka tentunya nilai rata-rata dosis (MSAD) juga dapat dihitung.

Besarnya nilai muatan yang terbentuk pada detector bilik ionisasi adalah propor
sional dengan jumlah distribusi radiasi D(z). Nilai muatan yang terbentuk dapat dihitung dengan
rumus :

Pencil chamber ditempatkan pada pertengahan phantom cylindric dengan pengaturan parallel se
olah-olah sejajar dengan aksis longitudinal pasien. Phantom cylindric terdiri dari dua jenis yaitu p
hanthom cylindric kecil dengan diameter 16 cm untuk mewakili nilai dosis radiasi yang diterima
pasien untuk pemeriksaan kepala dan phantom cylindric besar dengan diameter 32 cm untuk m
ewakili pemeriksaan abdomen.

Pada manual book operational dari setiap pabrikan alat umumnya besarnya nilai
CTDI dicantumkan . CTDI diukur dengan 16 dan 32 cm dari kedalaman phantom plaxeglass den
gan potongan irisan 1 cm . nilai CTDI diukur dalam satuan mGy, biasanya dihubungkan dengan
100 mAs arus tabung ( mGy/100 mAS ). Nilai CTDI adalah sebanding pada ketebalan irisan d
an nilai kV yang digunakan pada saat scan.

Penggunan nilai CTDI untuk merancang tebal tembok ruangan CT Scan

Radiasi Sinar- X diserap secara eksponensial oleh bahan yang dilaluinya. Laju dosis radiasi terseb
ut setelah melalui bahan perisai. Untuk dinding ruangan CT-Scan, semua dinding-dinding dalam
ruangan adalah penghalang sekunder, sedangkan deretan detektor memberikan penghalang radia
si primer. CT-Scan memerlukan data yang diukur dari scan khusus biasanya didapatkan dari pem
buat/ manufaktor, untuk menetukan jumlah penyinaran sekunder di ruangan. Data radiasi sekund
er adalah biasanya ditunjukkan sebagai garis penyinaran dari isosenter penyebaran sinar, berikut
gambar penyebaran sinar competer tomografi.

Gambar a dan b Distribusi x-ray CT-Scan, perhitungan tomograpi dosis penyinaran penyaring 25
mm celah kolimator menghasilkan penyebaran radiasi dan kebocoran radiasi sebagai fungsi jarak
dari isoisenter. Penyinaran dengan menggunakan 100 mAs per penyinaran., nilai penyinaran ini p
ada prinsipnya nilai CTDI suatu alat CT Scan. . Nilai – nilai harus diskalakan dan menghitung tot
al penyinaran per minggu untuk menetukan tingkat penyinaran radiasi yang tidak terhalang. Ga
mbar 5. dari bentuk garis isoxposure terhadap bidang isosenter yang diperluas secara horisontal
dari tempat penyinaran. Gambar 6 dari bentuk garis isoxposure terhadap bidang isosenter yang
diperluas secaraequation vertikal dari tempat penyinaran.

Untuk mengetahui dosis radiasi sekunder pada computer tomografi yang ditulis dengan :

Anda mungkin juga menyukai