Anda di halaman 1dari 10

Spesialisasi Internasional Berdasarkan Keunggulan

Mata Kuliah Kebijakan Perdagangan Internasional

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Wayan Sudirman S.E., S.U.

Kelas:
EKI 330 C2

Oleh:
SHITA DEVANI 1506105051

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah kebijakan perdagangan internasional. Adapun tujuan umum
dari penulisan ini adalah agar mahasiswa mendapatkan bekal mata kuliah yang dapat
menunjang dalam penulisan paper nantinya.
Dalam penyelesaian paper ini, penulis mendapatkan bayangan mengenai materi dari
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah, dan
disamping itu penulis mencari dan mendapatkan bahan-bahan dari buku yang telah
direferensikan.
Paper ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk membuat paper selanjutnya. Penulis
menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sangat diperlukan kritik
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun untuk dijadikan pelajaran
kedepannya. Berbagai kesalahan dalam penulisan ini, baik disengaja ataupun tidak disengaja
mohon dimaafkan. Semoga paper ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 19 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................2
2.1 Keunggulan Mutlak ...................................................................................................2
2.2 Keunggulan Komparatif..............................................................................................3
BAB III PENUTUP ................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara pasti memiliki sumber daya yang berbeda-beda yang menjadi
kekayaan dari negaranya. Kemudian sumber daya-sumber daya tersebut menjadi
keunggulan dari negaranya yang membedakannya dari negara-negara yang lain. Karena
hal tersebut maka ada sifat saling membutuhkan diantara negara – negara tersebut
sehingga diperlukan adanya pertukaran untuk melengkapi kebutuhan yang ada, sebab
seperti yang kita ketahui bahwa kebutuhan manusia itu tidak terbatas.
Pada awalnya motif untuk melakukan pertukaran karena adanya manfaat dari
perdagangan itu sendiri. Sumber yang utama dari manfaat itu adalah adanya perbedaan-
perbedaan diantara tiap-tiap individu di dunia ini, misalnya saja perbedaan selera dan pola
konsumsi. Untuk itu tiap-tiap negara saling melengkapi kebutuhan tersebut sehingga hal
ini menyebabkan adanya perdagangan internaional. Tetapi secara fundamental
sebenarnya perdagangan terebut tercipta karena suatu negara dapat menghasilkan barang
tertentu secara lebih efisien dari pada negara lain. Dengan demikian berarti suatu negara
dapat memproduksi suatu barang dengan lebih banyak dan lebih cepat serta menggunakan
sumber daya yang ada secara tepat dibandingkan dengan negara lain.
Dalam hal ini efisien untuk memproduksi guna perdagangan internasional ada
dua dilihat dari macam kasusnya yaitu efisien secara mutlak (keunggulan mutlak) dan
efisien secara relatif (keunggulan komparatif).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang dapat ditarik dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dari keunggulan mutlak?
2. Apakah yang dimaksud dari keunggulan komparatif?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan ini adalah untuk
menjawab permasalahan yang ada :
1. Untuk memahami tentang teori keunggulan mutlak dan komparatif

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spesialisasi dalam Ilmu Ekonomi
Spesialisasi adalah metode produksi di mana bisnis, wilayah, atau ekonomi berfokus
untuk menghasilkan produk barang atau jasa dalam lingkup terbatas, untuk mendapatkan
tingkat efisiensi produktif yang lebih besar. Banyak negara mengkhususkan dalam
menghasilkan barang dan jasa yang “alamiah” berdasarkan lokasi mereka di dunia, kemudian
mereka akan melakukan perdagangan untuk barang dan jasa yang lain. Di mana ada
spesialisasi, sudah seharusnya ada perdagangan, dan pasar adalah institusi di mana
perdagangan terjadi.
Spesialisasi dalam arti ekonomi mengacu pada individu dan organisasi berfokus pada
jangkauan terbatas dari tugas produksi yang mereka lakukan yang terbaik. Spesialisasi ini
memerlukan pekerja untuk memberikan tugas-tugas lain tampil di mana mereka tidak
terampil, meninggalkan pekerjaan-pekerjaan kepada orang lain yang lebih cocok bagi
mereka. Jalur perakitan, di mana para pekerja individu melakukan tugas-tugas tertentu dalam
proses produksi, adalah contoh terbaik dari spesialisasi.
Spesialisasi berhubungan dengan konsep lain ekonomi, pembagian kerja, dibahas oleh
Adam Smith, ekonom Skotlandia abad ke-18 dan penulis ”The Wealth of Nations.” Smith
terkenal menggambarkan manfaat dari spesialisasi dan pembagian kerja saat menjelaskan
sebuah pabrik pin, di mana setiap pekerja melakukan tugas khusus tunggal. Satu pekerja
membuat kawat, pekerja lain membuat lempengan dan sebagainya. Melalui proses ini, dapat
secara efektif dapat menghasilkan suatu produk.
Spesialisasi, seperti yang digambarkan oleh contoh Adam Smith, memungkinkan
pekerja untuk mengembangkan keahlian yang lebih dalam mengenai tugas-tugas khusus
mereka. Spesialisasi meningkatkan output karena para pekerja tidak kehilangan waktu untuk
melakukan hal yang bukan dalam bidangnya. Smith juga percaya bahwa para pekerja yang
memiliki suatu spesialisasi lebih memungkinkan untuk berinovasi, untuk menciptakan alat
atau mesin untuk membuat tugas-tugas mereka lebih efisien.

2.2 Keunggulan Mutlak


Teori ini menjelaskan bahwa suatu negara dikatakan memiliki keunggulan mutlak jika
mampu memproduksi suatu barang dengan biaya yang lebih rendah dibanding negara lain.
Barang hasil produksinya secara mutlak mempunyai keunggulan. Kelebihan produksi yang
tidak dikonsumsi di dalam negeri kemudian diekspor ke negara lain.

2
Teori ini menjelaskan bahwa efisiensi penggunaan faktor produksi tenaga kerja
menjadi sangat menentukan keunggulan atau daya saing dari negara bersangkutan. Negara
yang melakukan perdagangan internasional akan memproduksi dan mengekspor barang-
barang yang memiliki keunggulan mutlak (atau absolut advantage). Sebaliknya negara hanya
mengimpor barang-barang yang tidak memiliki keunggulan mutlak (atau absolute
disadvantage). Keunggulan mutlak bisa diartikan sebagai keunggulan yang dimiliki suatu
negara karena memiliki keistimewaan. Contohnya suatu negara memiliki kekayaan alam dan
keahlian penduduk sehingga dapat memproduksi barang tertentu dengan biaya lebih murah
dibanding negara lain terhadap produk yang sama.
Keuntungan mutlak dapat diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan
banyaknya jam/ hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu
negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan
biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut
memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Dalam teori keunggulan mutlak, Adam
Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut:
a. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
Dalam menghasilkan sejenis barang dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain, sehingga dalam
mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulanmutlak.
b. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki
keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri
(dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak
diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keunggulan mutlak terjadi bila suatu negara lebih
unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih
murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.

3
Tabel 2.1
Keunggulan Mutlak
(Produksi 1 Orang dalam 1 Hari Kerja)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk
memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga
negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut
mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh
keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut:
a. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-
rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit
elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempahrempah –
0,25 elektronik).

2.3 Keunggulan Komparatif


Pada konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga kerja
yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan perdagangan bukan
sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam menghasilkan sejenis barang,
tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap
dapat ikut serta dalam perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan
barang dengan biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya. Jadi,

4
keunggulan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam produk
yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya
tenaga kerja di negara lain.
Gambar 2.2
Keunggula Komparatif
(Jam Kerja per Satuan Output)

Dari tabel 2.2 di atas dapat diketahui, bahwa negara Korea Selatan unggul terhadap
kedua jenis produk, baik elektronik maupun beras, akan tetapi keunggulan tertingginya pada
produksi elektronik. Sebaliknya, negara Vietnam lemah terhadap kedua jenis produk, baik
beras maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi beras. Jadi,
sebaiknya negara Korea Selatan berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Vietnam
berspesialisasi pada produk beras. Jika kedua negara tersebut melakukan perdagangan, maka
keduanya akan memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan yang diperoleh dapat dihitung
sebagai berikut:
1) Keuntungan Vietnam
Di Vietnam 1 kg beras = 1 unit elektronik, sedang di Korea Selatan 1 kg beras = 1,6 unit
elektronik. Jika negara Vietnam menukarkan berasnya dengan elektronik di Korea Selatan,
maka Vietnam akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik
- 1 elektronik).
2) Keuntungan Korea Selatan
Di Korea Selatan 1 unit elektronik = 0,625 kg beras, sedangkan di Vietnam 1 unit elektronik
= 1 kg beras. Jika negara Korea Selatam menukarkan elektronik dengan beras di Vietnam,
maka Korea Selatan akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1
beras - 0,625 beras).

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang
sama dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang tidak
berkaitan dengan biaya.

6
DAFTAR PUSTAKA
http://www.markijar.com/2017/03/4-teori-perdagangan-internasional.html (Diakses pada 19
Maret 2018)
http://kutubuku.web.id/545/apa-arti-spesialisasi-ekonomi (Diakses pada 19 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai