Latar Belakang
Puskesmas adalah ujung tombak pemberi pelayanan keshesatan pertama di
masyarakat yang diperkenalkan mulai tahun 1968. Telah ditetapkan bahwa
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama milik pemerintah
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer di masyarakat,
meliputi pelayanan kesehastan perorangan (medical services) dan pelayanan
kesehatan masayrakat (public health services).
Sejak berdirinya Puskesmas banyak bentuk pemberdayaan masyarakat yang
telah diselenggarakan, antara lain : Karang Balita (gizi), Pos KB Desa (KB), Pos
Imunisasi (imunisasi), Daerah Kerja Intensif Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(penyuluhan) dan lainnya. Disamping menggembirakan, berbagai bentuk
pemberdayaan tersebut menimbulkan masalah : antara lain : bagi masyarakat (health
consumer) hal ini membingungkan karena terlalu banyak pos pelayanan yang perlu
dikunjungi; bagi petugas kesehatan (health provider) merepotkan karena banyak
tempat yang harus difasilisitasi, sementara perencanaan dan pembinaan dari
pemerintah (policy maker) kurang terarah. Untuk itu sejak tahun 1984 maka
pelayanan kesehatan masyarakat berdasarkan pemberdayaan masyarakat tersebut
dipadukan ke dalam suatu wadah pengorganisasian, yaitu yang disebut Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang diarhakan terutama untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
eksehatan masyarakat dan keluarga berencana yang dilaksanakan oleh masyarakat,
dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan, yang mempunyai nilai strategi untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini dalam rangka 1) pembinaan kelangsungan hidup
anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menajga kelangsungan hidup anak sejak
janin dalam kandungan ibu sampai usia balita, dan 2) Pembinaan perkembangan anak
(Child Develompent) yang ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap m enjadi tenga kerja tangguh.
Posyandu adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk
upaya-upaya kesehsatan yang profesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat.
Berdasarakan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Posyandu adalah merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan
dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya untuk menyelenggarakan lima program prioritas secara
terpadu pada satu tempat dan pada waktu yang sama guna meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat hidup sehat.
Dasar Pelaksanaan
Penyelenggaraan Posyandu didasarkan pada keputusan bersama antara
Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan BKKBN melalui Surat Keputusan
Bersama : dengan No. 23 tahun 1985, 21/Men.Kes/Inst.B/IV 1985, dan 112/HK-
011/A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :
a. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan fungsi Posyandu
serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan
masyarakat desa.
c. Meningkatkan peran fungsi LKMD dan PKK dengan mengutamakan peranan
kader pembangunan.
Penyelenggaraan Posyandu
Pada permulaan munculnya ide pembentukkan Posyandu, di beberapa daerah
sudah ada pos-pos pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat, namun pada
umumnya pelayanan yang diberikan hanya salah satu pelayanan kesehatan, miaslnya :
pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, atau pos kesehatan. Untuk itu maka
Posyandu diselenggarakan berdasarkan pengembangan dari pos-pos tersebut deenngan
melaksanakan berbagai pelayanan kesehsatan secara terpadu.
Dalam pelayanannya, diisyaratkan satu posyandu sebaiknya melayani sekitar
100 (seratus) balita dengan lingkup kurang lebih 700 (tujuh ratus) penduduk ataupun
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, kondisi geografis,
jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu
sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangai masyarakat dan tempatnya
ditentukan sendiri oleh masysarkat.
Sasaran utama penyelenggaran Posyandu adalah : Bayi / balita, ibu hamil / ibu
menyusui, dan wanita usia subur (WUS) atau pasangan usia subur (PUS).
Penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan “pola lima meja”, yaitu :
Meja 1 : pendaftaran
Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita, Ibu hamil atau WUS.
Meja 3 : pengisian KMS (kartu menuju sehat)
Meja 4 : penyuluhan perorangan, antara lain :
Terhadap balita : dilakukan berdasarkan hasil penimbangan, apakah berat
badannya, apakah berat badannya naik atau tiadk naik, diikuti dengan
pemberian makanan tambahan, pemberian oralit dan vitamin A dosis
tinggi.
Terhadpa ibu hamil yang beresiko tinggi, diikuti dengan pemberian pil
tambah darah (tablet besi) untuk mencegah anemia.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari,d iikuti dengan pemberian
kondom, pil ulangan atau tablet busa.
Meja 5 : Pelayanan teknis kesehatan, meliputi : pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan.
Tenaga pelaksana yang melayani di mejas satu sampai meja empat dilaksanakan oleh
kader kesehatan sedangkan di meja lima adalah tenaga kesehatan dari Puskesmas,
antara lain : bisa perawt, bidan atau dokter.
Jenis pelayanan yang diberikan di Posyandu, meliputi :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga Berecana, pembagian pil KB dan Kondom
c. Pemberian oralit dan pengobatan
d. Penyuluhan kesehatan perorangan dan lingkungan.
Dalam perkembangan selanjutnya jenis pelayanan di Posyandu tersebut dikenal
denganistilah K5P (keterampilan lima program posyandu), yaitu yang meliputi : KIA<
KB, Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare. Hal tersebut merupakan kegiatan
minimal yang dilaksanakan di Posyandu. Sedangkan kegiatan lain atau yang disebut
kegiatna tambahan antara lain :
a. Bina Keluarga Balita
b. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)
c. Penemuan dini danp engmatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),
misalnya : ISPA, DBD, Gizi Buruk, Polio, Campak, Diphteri, Pertusis atau tetanus
neonatorum.
d. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
f. Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN)
g. Tabungan Masyarakat (TABUMAS)
h. Suami Siap Antar Jaga
i. Ambulan Desa
j. Penyehatan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
k. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman
Obat Keluarga (TOGA)
Dalam penyelenggaraan Posyandu diharpakand apat menerapkan prinsip keterpaduan,
yaitu : 1) keterpaduan antar program; 2) keterpaduan antar sektor yang bersangkutan,
dan 3) keterpaduan antara pelayanan oleh masyarakat dan pelayanan oleh tenaga
kesehatan profesional.
Jenjang Posyandu
a. Posyandu Pratama (warna merah)
b. Posyandu Madya (warna kuning)
c. Posyandu Purnama (warna hijau)
d. Posyandu Mandiri (warna biru)
KADER KESEHATAN
Pengertian
Secara umum istilah kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih
oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara
Posyandu. L.A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan : “kader
kesehatan dinamakan juga promotos kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengembangkan
masyarakat desa”. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan
batsan bahwa “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”.
Dasar Pemikiran
a. Dari Segi Kemampuan Masyarakat
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dalam bidang
kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa
masyarakat bukanlah sebagai objek, akan tetapi merupakan subjek dari
pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan
mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.
Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah
atas dasar terbatasnya sumber dana dan sumber daya yang ada dalam
operasional pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Dari Segi Kemasyarakatan
Perilaku kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat itu
sendiri. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat perlu
memperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat.
Latar Belakang
Bahwa gangguan gizi pada anak dibawah usia dua tahun pada umumnya secara
kuantitas tidak pernah berkurang dan selama ini cenderung naik kerawanannya akibat
krisis ekonomi tahun 1997 yang dikwatirkan mengancam kualitas SDM generasi
penerus.
Dengan melaksanakan revalitasi posyandu, harapannya adalah agar posyandu
dapat berfungsi secara optimal untuk menyelamatkan dan meningkatkan status gizi
maupun derajat kesehatan anak dan ibu sebagai upaya mencegah terjadinya hilangnya
generasi penerus.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi
peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman
pengembangan psikososial / emosi, kemampuan berbahasa dan perkembangan
kemampuan kognitif serta perlindungan anak terhadap pengabaian.
Kesepakatan melakuakan revitasi posyandu sebagai tanggapan darurat atas
krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan pijakan dalam membnagun SDM
sejak dini.
Kurang berfungsinya posyandu mengakibatkan kinerjanya menjadi rendah,
antar lain disebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur
pemerintah desa dan dinas / instasi lembaga terkait yang kemudian mengakibatkan
rendahnya keinginan masyarakat untuk menggunakan posyandu. Oleh karena itu perlu
diupayakan langkah dalam memperdayakan kader agar lebih propesional dalam
membantu tumbuh kembang anak, serta membangun kemitraan masyarakat untuk
meningkatkan dukungan dan memanfaatkan posyandu secara optimal.
Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan
ibu dan anka dapat dipertahankan dan di tingkatkan.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kwalitas kemampuan dan keterampilan kader posyandu
2. Meningkatkan pengelolahan dalam pelayanan posyandu
3. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana alat dan obat di posyandu
4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk
kesinambungan kegiatan posyandu
5. Meningkatkan fungsi pendamping dan kualitas pembinaan posyandu
Sasaran
Sasaran kegiatan revitasi Posyandu pada masyarakat meliputi seluruh posyandu
dengan prioritas utama pada Posyandu Pratama dan Madya
Strategi
Strategi yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan revitasi posyandu adalah :
1. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan teknis, serta
dedikasi kader di posyandu
2. Memperluas sisterm Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan dihari buka dan kunjungan rumah
3. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana
dan prasarana kerja posyandu.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelengaraan dan pembinaan kegiatan posyandu
5. menyediakan sistem pilihan jenis dalam pelayanan (paket minimal dan
tambahan ) sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat
6. Menggunakan azas kecukupan dan urgensi dalam penetapan sasaran
pelayanan dengan perhatian khusu pada balita bawah dua tahun
(BADUTA) untuk mencapai cakupan keseluruhan
7. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendamping teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur LSM.
Komponen Kegiatan
Dalam melaksanakan strategi yang di tetapkan, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan
yang langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan fungsi dan kinerja
Posyandu sebagai berikut :
a. Keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan di posyandu
b. Cara menghitung kelompok sasaran
c. Cara menimbang
d. Menilai pertumbuhan anak
e. Cara menyiapkan kegiatan pelayanan sesuai kebutuhan anak dan ibu
f. Menyiapkan peragaan cara pemberian makanan pendamping ASI dan PMT
kepada anak yang pertumbuhannya terhambat atau anak yang berat badannya
tidak naik.
Pengorganisasian
Untuk melakanakan revitasi posyandu, dilakuka pengorganisasian terhadap dua hal,
yaitu pengorganisasian posyadu dan pengorganisasia untuk pembinaan posyandu.
1. Pengorganisasian Posyandu
Bentuk Susunan Organisasi, Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur
pada setiap kepengurusan, disepakati dalam unit, kelompok pengelola posyandu
bersama masyarakat setempat. Namun pada hakekatnya susunan kepengerusan itu
sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi setempat. Unit pengelolaan posyandu
mempunyai kewajiban melapor keberadaanya kerpada kepala desa / lurah.oleh
karena itu kepala desa / lurah berkewajiaban untuk membin unit pengelola
posyandu.
KEPALA DESA
Pandanaan
Dana untuk membiayai kegiatan posyandu dihimpun dari dan digunakan secar
terpadu dari masyarakat, anggaran pemerintah daerah kabupaten/ kota, propinsi dan
emerintaha pusat serta sumbangan swasta dan donor lainnya baik domestik maupun
internasional.