Anda di halaman 1dari 17

POSYANDU

Latar Belakang
Puskesmas adalah ujung tombak pemberi pelayanan keshesatan pertama di
masyarakat yang diperkenalkan mulai tahun 1968. Telah ditetapkan bahwa
Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama milik pemerintah
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer di masyarakat,
meliputi pelayanan kesehastan perorangan (medical services) dan pelayanan
kesehatan masayrakat (public health services).
Sejak berdirinya Puskesmas banyak bentuk pemberdayaan masyarakat yang
telah diselenggarakan, antara lain : Karang Balita (gizi), Pos KB Desa (KB), Pos
Imunisasi (imunisasi), Daerah Kerja Intensif Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
(penyuluhan) dan lainnya. Disamping menggembirakan, berbagai bentuk
pemberdayaan tersebut menimbulkan masalah : antara lain : bagi masyarakat (health
consumer) hal ini membingungkan karena terlalu banyak pos pelayanan yang perlu
dikunjungi; bagi petugas kesehatan (health provider) merepotkan karena banyak
tempat yang harus difasilisitasi, sementara perencanaan dan pembinaan dari
pemerintah (policy maker) kurang terarah. Untuk itu sejak tahun 1984 maka
pelayanan kesehatan masyarakat berdasarkan pemberdayaan masyarakat tersebut
dipadukan ke dalam suatu wadah pengorganisasian, yaitu yang disebut Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang diarhakan terutama untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.

Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
eksehatan masyarakat dan keluarga berencana yang dilaksanakan oleh masyarakat,
dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan, yang mempunyai nilai strategi untuk pengembangan
sumber daya manusia sejak dini dalam rangka 1) pembinaan kelangsungan hidup
anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menajga kelangsungan hidup anak sejak
janin dalam kandungan ibu sampai usia balita, dan 2) Pembinaan perkembangan anak
(Child Develompent) yang ditujukan untuk membina tumbuh kembang anak secara
sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap m enjadi tenga kerja tangguh.
Posyandu adalah forum yang menjembatani ahli teknologi dan ahli kelola untuk
upaya-upaya kesehsatan yang profesional kepada masyarakat sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat.
Berdasarakan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Posyandu adalah merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk dan
dikelola oleh masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, lintas sektor
dan lembaga terkait lainnya untuk menyelenggarakan lima program prioritas secara
terpadu pada satu tempat dan pada waktu yang sama guna meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat hidup sehat.

Dasar Pelaksanaan
Penyelenggaraan Posyandu didasarkan pada keputusan bersama antara
Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan BKKBN melalui Surat Keputusan
Bersama : dengan No. 23 tahun 1985, 21/Men.Kes/Inst.B/IV 1985, dan 112/HK-
011/A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu :
a. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu
dalam lingkup LKMD dan PKK.
b. Mengembangkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan fungsi Posyandu
serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program-program pembangunan
masyarakat desa.
c. Meningkatkan peran fungsi LKMD dan PKK dengan mengutamakan peranan
kader pembangunan.

Tujuan Penyelenggaran Posyandu


a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak baltia, dan angka kelahiran.
b. Mempercepat penerimaan Norma Kecil Keluarga Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang
menunjang kesehatan, dan
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan lainnya
yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan Dinas kesehatan DKI (2006) merumuskan bahwa tujuan
penyelenggaraan Posyandu antara lain :
a. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu (AKI)
and angka kematian bayi (AKB)
b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar.
c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar.

Penyelenggaraan Posyandu
Pada permulaan munculnya ide pembentukkan Posyandu, di beberapa daerah
sudah ada pos-pos pelayanan kesehatan yang melayani masyarakat, namun pada
umumnya pelayanan yang diberikan hanya salah satu pelayanan kesehatan, miaslnya :
pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, atau pos kesehatan. Untuk itu maka
Posyandu diselenggarakan berdasarkan pengembangan dari pos-pos tersebut deenngan
melaksanakan berbagai pelayanan kesehsatan secara terpadu.
Dalam pelayanannya, diisyaratkan satu posyandu sebaiknya melayani sekitar
100 (seratus) balita dengan lingkup kurang lebih 700 (tujuh ratus) penduduk ataupun
disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, kondisi geografis,
jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu
sebaiknya berada di tempat yang mudah didatangai masyarakat dan tempatnya
ditentukan sendiri oleh masysarkat.
Sasaran utama penyelenggaran Posyandu adalah : Bayi / balita, ibu hamil / ibu
menyusui, dan wanita usia subur (WUS) atau pasangan usia subur (PUS).
Penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan “pola lima meja”, yaitu :
Meja 1 : pendaftaran
Meja 2 : penimbangan bayi dan anak balita, Ibu hamil atau WUS.
Meja 3 : pengisian KMS (kartu menuju sehat)
Meja 4 : penyuluhan perorangan, antara lain :
Terhadap balita : dilakukan berdasarkan hasil penimbangan, apakah berat
badannya, apakah berat badannya naik atau tiadk naik, diikuti dengan
pemberian makanan tambahan, pemberian oralit dan vitamin A dosis
tinggi.
Terhadpa ibu hamil yang beresiko tinggi, diikuti dengan pemberian pil
tambah darah (tablet besi) untuk mencegah anemia.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari,d iikuti dengan pemberian
kondom, pil ulangan atau tablet busa.
Meja 5 : Pelayanan teknis kesehatan, meliputi : pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan.
Tenaga pelaksana yang melayani di mejas satu sampai meja empat dilaksanakan oleh
kader kesehatan sedangkan di meja lima adalah tenaga kesehatan dari Puskesmas,
antara lain : bisa perawt, bidan atau dokter.
Jenis pelayanan yang diberikan di Posyandu, meliputi :
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Keluarga Berecana, pembagian pil KB dan Kondom
c. Pemberian oralit dan pengobatan
d. Penyuluhan kesehatan perorangan dan lingkungan.
Dalam perkembangan selanjutnya jenis pelayanan di Posyandu tersebut dikenal
denganistilah K5P (keterampilan lima program posyandu), yaitu yang meliputi : KIA<
KB, Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare. Hal tersebut merupakan kegiatan
minimal yang dilaksanakan di Posyandu. Sedangkan kegiatan lain atau yang disebut
kegiatna tambahan antara lain :
a. Bina Keluarga Balita
b. Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA)
c. Penemuan dini danp engmatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),
misalnya : ISPA, DBD, Gizi Buruk, Polio, Campak, Diphteri, Pertusis atau tetanus
neonatorum.
d. Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
e. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
f. Tabungan Ibu Bersalin (TABULIN)
g. Tabungan Masyarakat (TABUMAS)
h. Suami Siap Antar Jaga
i. Ambulan Desa
j. Penyehatan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
k. Program diversifikasi tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman
Obat Keluarga (TOGA)
Dalam penyelenggaraan Posyandu diharpakand apat menerapkan prinsip keterpaduan,
yaitu : 1) keterpaduan antar program; 2) keterpaduan antar sektor yang bersangkutan,
dan 3) keterpaduan antara pelayanan oleh masyarakat dan pelayanan oleh tenaga
kesehatan profesional.

Jenjang Posyandu
a. Posyandu Pratama (warna merah)
b. Posyandu Madya (warna kuning)
c. Posyandu Purnama (warna hijau)
d. Posyandu Mandiri (warna biru)

KADER KESEHATAN
Pengertian
Secara umum istilah kader kesehatan yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih
oleh masyarakat itu sendiri dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelenggara
Posyandu. L.A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan : “kader
kesehatan dinamakan juga promotos kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela
yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas untuk mengembangkan
masyarakat desa”. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan
batsan bahwa “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditunjuk oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”.

Dasar Pemikiran
a. Dari Segi Kemampuan Masyarakat
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dalam bidang
kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa
masyarakat bukanlah sebagai objek, akan tetapi merupakan subjek dari
pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan
mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.
Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah
atas dasar terbatasnya sumber dana dan sumber daya yang ada dalam
operasional pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Dari Segi Kemasyarakatan
Perilaku kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat itu
sendiri. Dalam upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat perlu
memperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat.

Persyaratan menjadi kader


Pendapat yang dikemukan oleh Dr. Ida Bagus, mengenai persyaratan bagi
seorang kader antara lain :
a. Berasal dari masyarakat setempat
b. Tinggal di desa tersebut.
c. Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama.
d. Diterima oleh masyarakat setempat.
e. Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah.
f. Sebaiknya yang bisa baca tulis.
Fungsi Kader
a. Merencanakan kegiatan, antara lain : menyiapkan data-data, melaksanakan suvey,
mawas diri, membahas hasil survey, menyajikan dalam Musyawarah Masyarakat
Deas (MMD), menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat,
menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan ada bersama-sama
masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
b. Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi, wawancara muka (kunjungan),
dengan menggunakan alat peraga dan percontohan.
c. Menggerakkan masyarakat : mendorong masyarakat untuk bergotong royong,
memberikan informasi dan menagdakan kesepakatan kegiatan apa yang akan
dilaksanakan dan lain-lain.
d. Memberikan pelayanan yaitu :
- membagi obat
- membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
- mengawasi pendatang di desanya dan melapor
- memberikan pertolongan pemantauan penyakit
- memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
e. Melakukan pencatatan, tentang :
- jumlah akseptor KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dan sebagainya.
- KIA: jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya.
- Imunisasi : Jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita
yang di imunisasikan
- Gizi : Jumlah bayi yang ada,jumlah bayi atau balita yang mempunyai
KMS,balita yang ditimbang dan yang naik timbangannya.
- Diare : Jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
- Melakukan pembinaan keluarga mengenai lima program keterpaduan KB-
kesehatan. Keluarga binaan untuk masing-masing kader berjumlah 10-20 KK
atau sesuai dengan kemampuan kader setempat.
Revitalisasi Posyiandu
Di dalam profil Kesehatan masyarakat (Depkes, 2001) dilaporkan bahwa pada
akhir tahun 1998 Perkembangan Posyiandu cukup mengembirakan, secara fisik dapat
sekitar 250.000 Posyiandu di eluruh Indonesia dengan perbandingan jumlah penduduk
sekitar 202 juta jiwa. Hal ini antar lain disebabkan oleh adanya krisis multi dimensi
yang berkepanjangan yang terjadi di Indonesia yang berdampak pada rendahnya
kemampuan masyarakat dalam mmenuhi kebutuhan kesehatan dasarnya, kemudian
adanya perubahan sistem politik dan desentrasi/ otonomi daerah.
a. Kurang dilibatnya anggota dan tokoh masyarakat yang secara sosial, budaya
dan ekonomi lebih potensial, membatasi akses sumber daya,
b. Pengertian pemberdayaan masyarakat hanya secara fisik, menghambat
keterlibatan semua anggota masyarakat
c. Pengertian kerelaan yang dicerna secara kaku, menghambat pemanfaatan
tenaga profesional
d. Kegiatana Posyandu yang kurang variasi dan tidak partisipatif,
membosankan para pengelola dan peserta
e. Penampilan posyandu yang kurang variasi dan tidak atraktif, kurang
menarik pengelola dan peserta
f. Ekspektasi peran yang berlebihan (bimbingan medis dan manajerial),
membebani tugas dan tanggung jawab puskesmas

Latar Belakang
Bahwa gangguan gizi pada anak dibawah usia dua tahun pada umumnya secara
kuantitas tidak pernah berkurang dan selama ini cenderung naik kerawanannya akibat
krisis ekonomi tahun 1997 yang dikwatirkan mengancam kualitas SDM generasi
penerus.
Dengan melaksanakan revalitasi posyandu, harapannya adalah agar posyandu
dapat berfungsi secara optimal untuk menyelamatkan dan meningkatkan status gizi
maupun derajat kesehatan anak dan ibu sebagai upaya mencegah terjadinya hilangnya
generasi penerus.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anak-anak sejak usia dini,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi
peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman
pengembangan psikososial / emosi, kemampuan berbahasa dan perkembangan
kemampuan kognitif serta perlindungan anak terhadap pengabaian.
Kesepakatan melakuakan revitasi posyandu sebagai tanggapan darurat atas
krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan pijakan dalam membnagun SDM
sejak dini.
Kurang berfungsinya posyandu mengakibatkan kinerjanya menjadi rendah,
antar lain disebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan pembinaan dari unsur
pemerintah desa dan dinas / instasi lembaga terkait yang kemudian mengakibatkan
rendahnya keinginan masyarakat untuk menggunakan posyandu. Oleh karena itu perlu
diupayakan langkah dalam memperdayakan kader agar lebih propesional dalam
membantu tumbuh kembang anak, serta membangun kemitraan masyarakat untuk
meningkatkan dukungan dan memanfaatkan posyandu secara optimal.

Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu agar dapat memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang anak sejak dalam kandungan dan agar status gizi maupun derajat kesehatan
ibu dan anka dapat dipertahankan dan di tingkatkan.

Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kwalitas kemampuan dan keterampilan kader posyandu
2. Meningkatkan pengelolahan dalam pelayanan posyandu
3. Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana alat dan obat di posyandu
4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk
kesinambungan kegiatan posyandu
5. Meningkatkan fungsi pendamping dan kualitas pembinaan posyandu
Sasaran
Sasaran kegiatan revitasi Posyandu pada masyarakat meliputi seluruh posyandu
dengan prioritas utama pada Posyandu Pratama dan Madya

Strategi
Strategi yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan revitasi posyandu adalah :
1. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan teknis, serta
dedikasi kader di posyandu
2. Memperluas sisterm Posyandu dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan dihari buka dan kunjungan rumah
3. Menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan sarana
dan prasarana kerja posyandu.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
penyelengaraan dan pembinaan kegiatan posyandu
5. menyediakan sistem pilihan jenis dalam pelayanan (paket minimal dan
tambahan ) sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat
6. Menggunakan azas kecukupan dan urgensi dalam penetapan sasaran
pelayanan dengan perhatian khusu pada balita bawah dua tahun
(BADUTA) untuk mencapai cakupan keseluruhan
7. Memperkuat dukungan pembinaan dan pendamping teknis dari tenaga
profesional dan tokoh masyarakat, termasuk unsur LSM.

Komponen Kegiatan
Dalam melaksanakan strategi yang di tetapkan, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan
yang langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan fungsi dan kinerja
Posyandu sebagai berikut :
a. Keterampilan teknis menyusun rencana kerja kegiatan di posyandu
b. Cara menghitung kelompok sasaran
c. Cara menimbang
d. Menilai pertumbuhan anak
e. Cara menyiapkan kegiatan pelayanan sesuai kebutuhan anak dan ibu
f. Menyiapkan peragaan cara pemberian makanan pendamping ASI dan PMT
kepada anak yang pertumbuhannya terhambat atau anak yang berat badannya
tidak naik.

Meningkatkan Jangkauan Pelayanan Melalui Kegiatan Pelayanan Pada Hari


buka Posyandu dan kunjungan rumah
a. Pelayanan pada hari buka
Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan menggunakan sistem 5
meja dengan kelompok sasaran yang selama ini dilayani, yaitu 3 kelompok rawan,
yaitu : kelompok anak Bawah dua Tahun (Baduta), Balita, Ibu hamil dan Ibu
menyusui, dengan perioritas kelompok baduta dengan gizi yang cukup bermakna
yang pada kelompok tersebut.

Jenisa Pelayanan Minimal yang perlu diberikan


Pelayanan Kepada Anak (balita dan baduta) :
 Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak,
 Pemberian makanan pendamping ASI
 Pemberian Vit. A dua kali setahun (Februari dan Agustus)
 Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya dan anak
yang berat badanya berada dibawah garis merah KMS
 Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan,
 memantau kejadian ISPA dan Diare, tanda-tanda lumpuh layuh, serta
melakukan rujukan bila perlu
 Pelayanan kepada Ibu Hamil
 Pemeriksaan kehamilan
 Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK
 Pemberian tablet tambah darah
 Penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi
 Pelayanana kepada Ibu Menyusui
 Pemberian Vit.A
 Pemberian makanan Tambahan
 Pelayanan Nifas dan pemberian tablet tambah darah
 Pelayanan KB,
 Penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama menyusui, pemberian ASI
esklusif, perawatan nifas, dan perawtan bayi baru lahir

Paket Pelayanan Pengembangan atau pilihan


adalah paket layanan yang dapat ditambahkan atau dikembangkan bagi posyandu
yang telah mapan. paket kegiatan ini merupakan perluasan kegiatan posyandu yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, kelompok sasaran di daerah, yang
meliputi tambahan berbagai program, antara lain :
 Program Pengembangan anak usia dini (PAUD) yang diintegrasikan dengan
program Bian Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
 Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya seperti TABULIN atau
TABUMAS
 Program penyuluhan Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti
malaria, demam berdarah dengeu (DBD) gondok endemik
 Penyedian air bersih dan penyehatan lingkunagn pemukiman (PB-PLB)
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKMD)
 Program Diversifikasi Pertanian tanaman pangan
 Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMI JAGA) dan
perbaikan lingkungan pemukiman.
 Pemanfaatan pekarangan
 Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam
 atau kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Taman Bermain, Arisan,
Peragaan teknologi Tepat Guna dan sejenisnya.

b. Pelayanan Denagn Kunjungan Rumah


Kunjungan rumah dilaksanakan oleh kader dan bila perlu didampingi oleh
pendamping dari tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat maupun unsur LSM
sebelum dan sesudah hari buka posyandu
Kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan rumah meliputi :
 Menyampaikan undangan pada kelompok sasaran agar berkunjung ke
posyandu saat hari buka
 Mengadakan pemutahiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyesuai dan
pemetaan keluarga miskin
 Intensifikasi penyuluhan gizi dan kesehatan dasar
 Melakukan tindak lanjut temuan pada hari buka posyandu dengan pemberian
PMT
 Pemantauan status imunisasi dan lumpuh layuh
 Dengan dukungan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat melakukan
kampanye pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan dari puskesmas dan dapat membentuk kegiatan kelompok
Peminat Kesehatan Ibu Dan Anak.

Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dan Membangun KEmitraan


Sebagai unit pelayanan yang berbasis masyarakat, posyandu perlu mendapat
dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya agar kegiatan posyandu dapat
berkelanjutan dan jangkaunnya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran yang
dilayaninya, anataranya melalui :
a. Pembentukan suatu lembaga atau unit pengelola Posyandu di desa yang
anggotanya dipilih dari mayarakat, dengan tugas untuk mengelola secara
profesional penyelengaraan Posyandu
b. Pemberian penghargaan kepad akader berupa dana hibah atau pinjaman
modal usaha bagi kader yang kinerjanya baik sebagai suatu perangsang
agar terus tekun dalam menjalankan tugasnya.
c. Pemberian bantuan pembiayaan untuk penyelengaraan posyindu yang
bersumber dari dana masyarakat, seperti zakat dan sumbangan keagamaan
d. Pemberian bimbingan dalam rangka pengelolaan posyandu maupun
kegiatan langsung berupa pelayanan seperti konseling dan rujukan yang
dapat meningkatkan mutu posyandu secara menyeluruh.

Optimalisasi Kegiatn Posyandu


Mengoptimalkan kegiatan posyandu dengan cara memenuhi sarana dan prasarananya.
sarana dasar seperti timbangan bayi, timbangan dewasa, kartu KMS, pita LILA, alat
peragaan memasak, bahan KIE, obat-obatan berupa Vit.A, tablet dan sirup Fe, Kapsul
Iodium, obat cacing oralit, ATK dan format SIP untuk menunjang kegiatan pelayanan
minimal dan paket tambahan sesuai jumlah kelompok yang ditetapkan. pemenuhan
sarana dan praserana merupakan syarat dasar untuk berfungsinya posyandu secara
baik

Pelayanan Menggunakan Sistem Kafetaria (Pilihan Jenis Layanan)


Keragaman kondisi atau situasi anak dan ibu diberbagai daerah perlu didekati melalui
pemberlakukan pilihan sistem kafetaria sesuai kebutuhan kelompok sasaran,
meskipun secara umum setiap posyandu mampu memberi pelayanan mulai dari paket
minimum sampai paket tambahan. namun tetap memprioritaskan pada kelompok
Baduta.

Memberikan Perhatian Khusus Pada Kelompok sasaran berdasar Azas


Kecukupan (Terutama pada Baduta)
Selain memprioritaskan kegiatannya pada posyandu Pratama dan Madya, maka pada
hari buka posyandu perlu mempertimabangkan kondisi posyandu yang masih
menghadapi keterbatasan akan sumber daya manusia dan sarana. Untuk memberikan
perhatian kepada kelompok yang paling rentan terkena ganguan proses tumbuh
kembangnya. yakni untuk Deteksi Dini dan memperbaiki pertumbuhan pada anak
Baduta, serta mencegah peningkatan gangguan gizi yang tidak perlu tejadi.
Memperkuat Dukungan Pendampingan dan Pembinaan oleh Tenaga Profesional
da Tokoh Masyarkat.
Tugas kader posyandu untuk mengelola dan melayani masyarakat merupakan tugas
berat dan dilakukan secara sukarea. mengingat berbagai keterbatasan yang dimiliki
kader, mereka perlu mendapatka pendampingan maupun bimbingan tenaga
profesional terkait maupun dari para tokoh msyarakat.

Pengorganisasian
Untuk melakanakan revitasi posyandu, dilakuka pengorganisasian terhadap dua hal,
yaitu pengorganisasian posyadu dan pengorganisasia untuk pembinaan posyandu.
1. Pengorganisasian Posyandu
Bentuk Susunan Organisasi, Tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur
pada setiap kepengurusan, disepakati dalam unit, kelompok pengelola posyandu
bersama masyarakat setempat. Namun pada hakekatnya susunan kepengerusan itu
sifatnya fleksibel, tergantung pada kondisi setempat. Unit pengelolaan posyandu
mempunyai kewajiban melapor keberadaanya kerpada kepala desa / lurah.oleh
karena itu kepala desa / lurah berkewajiaban untuk membin unit pengelola
posyandu.

KEPALA DESA

Unit/kelompok (nam lain) Pengelolahan posyandu

Posyandu A Posyandu B Posyandu C


2. Pengorganisasian Institusi Pembinaan Posyandu
Untuk mendukung kegiatan posyandu perlu dibentuk institusi pembinaan posandu
yang berfungsi memfasilitas, membina, memantau dan mengevaluasi kegiatan
posyandu. Bila pokjanal posyandu di daerah masih berfungsi maka diharapkan
dapat memanfaatkan keberadaan organisasi tersebut sebagai institusi Pembinan
posyandu yang keanggotaanya terdiri dari wakil-wakil dinas/ instansi/ lembaga
terkait dan organisasi kemasyarakatan yang memiliki kepedulian terhadap
kegiatana kepelayanan masyarakat diposyandu.
Dalam Melaksanakan tugas, Institusi Pembina posyandu dipimpi oleh seorang
ketua yang dibantu oleh beberapa anggota yang mewakili institusi dan unsur yang
terlibat dalam psyandu.
a. Dinas/ Badan/ Kantor PMD/ Bina Pemberdayaan Masyarakat :
Berperan dalam fungsi koordinasi penyelengaraan, pembinaan, pengerakan
dan pengembangan masyarakat, teknis advokasi dan sebagainya.
b. Dinas Kesehatan : Berperan dalam membantu memenuhi pelayanan sarana
dan praserana kesehatan serta dukungan tenaga tekis kesehatan.
c. BKKBN/ PLKB : berperan dalam pelayanan kontrasepsi, penyuluhan,
pengerakan peran serta masyarakat
d. BAPPEDA : memiliki peran dalam perencanaan umum dan evaluasi
e. TP-PKK : berperan dala pendayagunaan kader, motivasi masyarakat,
penyuluhan dan bimbinga teknis
f. Dinas Pendidikan, LSM dan sebagainya : berperan dalam mendukung
teknisi oprasional osyandu.

Meskipun posyandu merupakan unit pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat


yang berada dikeluarahan./ desa, namun karena peran posyandu sangat menentukan
gambaran kondisi ibu dan anak secara nasional. maka disetiap daerah perlu dipantau
kegiatan revitasi posyandu.

Indikator Kemajuan Revitasi Posyandu


a. Indikator input
b. indikator proses
c. indikator luaran
d. indikator dampak (outcome)

Pandanaan
Dana untuk membiayai kegiatan posyandu dihimpun dari dan digunakan secar
terpadu dari masyarakat, anggaran pemerintah daerah kabupaten/ kota, propinsi dan
emerintaha pusat serta sumbangan swasta dan donor lainnya baik domestik maupun
internasional.

Anda mungkin juga menyukai