Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No.

2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

IMPLEMENTASI STUDENT CENTERED LEARNING


DALAM PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Rudy Kustijono
Dosen Jurusan Fisika Unesa
rudyunesa@gmail.com

Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk mengimplementasikan student centered learning dalam
praktikum fisika dasar. Berdasarkan pengalaman di jurusan fisika Unesa selama ini, kendala
yang dijumpai adalah masih banyak mahasiswa yang belum dapat mandiri dalam
melaksanakan kegiatan praktikumnya karena lebih banyak menunggu penjelasan dari
pembimbing dan kurang berinisiatif dalam menyelesaikan masalah praktikumnya. Student
centered learning (SCL) merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa
sebagai subyek aktif dan mandiri yang bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya.
Memperhatikan karakteristik praktikum yang lebih mengarah pada pengembangan
keterampilan ilmiah (hard skills dan soft skills) mahasiswa dalam mengidentifikasi gejala dan
menyelesaikan masalah perlu dilakukan pendekatan pembelajaran yang inovatif yang dapat
mengembangkan keterampilan ilmiah mahasiswa secara maksimal. Untuk mengatasi
keadaan tersebut, telah diujicobakan suatu mekanisme implementasi SCL dalam praktikum
fisika dasar yang diharapkan dapat mengoptimalkan keterampilan praktikum mahasiswa.
Efektivitas mekanisme kegiatan praktikum dengan pendekatan SCL tersebut dilihat
berdasarkan sejauhmana sasaran yang diinginkan tersebut tercapai. Hasil implementasi
student centered learning dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Atribut-atribut student
centered learning yang dapat diintegrasikan ke dalam praktikum fisika dasar meliputi: kerja
kelompok, diskusi, menulis, presentasi, dan pemecahan masalah. 2) Atribut-atribut softs skills
mahasiswa yang bersesuaian dengan atribut-atribut student centered learning yang
diintegrasikan ke dalam praktikum fisika dasar adalah: kerjasama merupakan penekanan dari
kegiatan kerja kelompok, manajemen diri merupakan penekanan dari kegiatan diskusi,
komunikasi tulis merupakan penekanan dari kegiatan menulis, komunikasi lisan merupakan
penekanan dari kegiatan presentasi, berfikir kritis dan analitis merupakan penekanan dari
pemecahan pemecahan masalah. 3) Mekanisme implementasi student centered learning
dalam praktikum fisika dasar melalui kegiatan yang meliputi: pralaboratorium, praktikum,
pelaporan, dan presentasi. Implementasi student centered learning dalam praktikum fisika
dasar tersebut dapat mendukung keterampilan praktikum. Mekanisme implementasi SCL
dalam praktikum fisika dasar tersebut cukup efektif dalam membekali keterampilan
praktikum yang harus dimiliki mahasiswa. 4) Mekanisme implementasi student centered
learning dalam praktikum fisika dasar tersebut cukup efisien digunakan, karena mahasiswa
maupun pembimbing praktikum dapat menggunakan waktu dan peralatan praktikum yang
tersedia dengan baik.

Kata kunci: student centered learning, hard skills, soft skills

Rudy Kustijono 19
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

1. Pendahuluan menghasilkan kecakapan mahasiswa yang


maksimal, diperlukan strategi pembela-
1.1. Latar Belakang jaran yang tepat agar semua potensi yang
Mahasiswa harus mempunyai bekal dimiliki mahasiswa dapat berkembang
tidak hanya kecakapan pengetahuan dan maksimal pula. Untuk itu perlu dilakukan
keterampilan saja (hard skills) tetapi harus pendekatan pembelajaran yang inovatif
mempunyai kecakapan lunak seperti yang dapat mengembangkan kecakapan
mampu memecahkan masalah, selalu ber- ilmiah mahasiswa secara maksimal.
fikir kritis, dapat bekerja sama, mem- Dalam pendidikan fisika, kegiatan
punyai kepekaan, berjiwa kepemimpinan, laboratorium/praktikum mutlak ada karena
cermat dalam mengambil keputusan dll, merupakan penunjang dalam menambah
yang dikenal dengan soft skills. Dengan pemahaman konsep fisika. Di samping itu,
bekal kecakapan yang berimbang antara mahasiswa dapat dilatih keterampilan-
hard skills dan soft skills, mahasiswa keterampilan yang mendasari eksperimen
setelah lulus diharapkan mampu berperan seperti keterampilan menggunakan alat-
maksimal baik dalam lingkup kerjanya alat ukur, keterampilan memilih metode
maupun di masyarakat luas. Oleh karena pengambilan data pengukuran yang tepat,
itu perguruan tinggi harus mampu keterampilan mengolah data pengukuran
menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang yang diperoleh dan sebagainya.
berkembang di masyarakat termasuk Tujuan praktikum ditetapkan yang
diantaranya adalah membekali hard skills terutama berdasarkan fungsi praktikum
dan soft skills yang berimbang dari para yaitu latihan, umpan balik, dan memper-
lulusan perguruan tinggi. baiki motivasi mahasiswa. Sebagai fungsi
Di sisi yang lain kecakapan ilmiah latihan, praktikum dapat dimanfaatkan
yaitu kemampuan melakukan prosedur untuk melatihkan tiga keterampilan secara
ilmiah dan kepemilikan sikap ilmiah dalam yaitu (Utomo&Rujkes, 1991 [1]):
praktikum fisika dasar memerlukan a. keterampilan kognitif yang tinggi
kecakapan pengetahuan dan keterampilan meliputi: memperdalam teori yang telah
(hard skills) yang memadai dan dilakukan diperoleh agar lebih dimengerti, dan
melalui proses yang menuntut sikap ilmiah mengembangkan strategi kognitif,
dari mahasiswa seperti berfikir kritis, b. keterampilan afektif meliputi: belajar
memecahkan masalah, jujur, bekerja sama, merencanakan kegiatan secara mandiri,
terbuka dan lain-lain. Atribut-atribut yang dan belajar bekerja sama,
dikembangkan dalam sikap ilmiah tersebut c. keterampilan psikomotor meliputi:
mempunyai kesamaan dengan atribut- belajar memasang peralatan tertentu
atribut dari kecakapan lunak (soft skills) sehingga betul-betul berjalan dan
sehingga penerapannya dapat diperluas belajar memakai peralatan/instrumen
tidak hanya berlaku dalam bidang tertentu.
penelitian saja tetapi dapat berlaku pada Kendala yang dijumpai adalah masih
keperluan yang lebih umum. Dalam banyak diantara mahasiswa dalam
praktikum fisika dasar, mahasiswa dilatih praktikum tingkat dasar yang belum siap
agar mempunyai kecakapan ilmiah yaitu berpraktikum yaitu tidak memiliki
mampu melakukan prosedur ilmiah kemampuan prasyarat sebelum melakukan
(menganalisis problema, mengumpulkan praktikum. Dengan keadaan seperti itu
informasi, menyusun hipotesis, meren- berarti mahasiswa belum dapat mandiri
canakan percobaan, menarik kesimpulan, dalam melaksanakan kegiatan prakti-
dan mempresentasikan hasil percobaan) kumnya dan kurang berinisiatif dalam
dan dilatih untuk bersikap ilmiah (berfikir menyelesaikan masalah praktikumnya.
kritis, memecahkan masalah, jujur, bekerja Dengan kondisi demikian maka mahasiswa
sama, terbuka dan lain-lain). Untuk sangat pasif dan kurang mengembangkan

Rudy Kustijono 20
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

kemampuaannya dalam praktikum terse- dalam praktikum fisika dasar yang


but. Kondisi ini seperti sinyalemen yang ada diharapkan dapat mengoptimalkan
yaitu sebagian besar pendidik, guru dan dosen keterampilan praktikum mahasiswa.
hanya mengurusi aspek hard skill (kognitif dan
psikomotorik). Masalah soft skill (afektif) 1.2. Rumusan Masalah
terabaikan dan pendekatan pembelajaran yang Dengan latar belakang di atas
digunakan jarang mendorong tumbuhnya soft masalah yang dapat dirumuskan adalah:
skill (Made Tirta, 2009 [2]). “Bagaimanakah mekanisme implementasi
SCL merupakan strategi pembe- SCL dalam praktikum fisika dasar yang
lajaran yang menempatkan mahasiswa dapat mengoptimalkan keterampilan
sebagai peserta didik (subjek) aktif dan praktikum mahasiswa?”. Pertanyaan
mandiri, dengan kondisi psikologik sebagai penelitian yang dikemukakan:
adult learner, bertanggung jawab sepe- a. Atribut-atribut SCL mana yang dapat
nuhnya atas pembelajaran, serta mampu mendukung berkembangnya keteram-
belajar beyond the classroom. Kelak, pilan mahasiswa dalam melakukan
para alumni diharapkan memiliki dan praktikum fisika dasar?
menghayati karakteristik life-long b. Bagaimana integrasi atribut-atribut SCL
learning yang menguasai hard skills dan tersebut dalam kegiatan praktikum
soft skills yang saling mendukung. Di sisi fisika dasar?
lain, para dosen beralih fungsi, dari c. Apakah mekanisme implementasi SCL
pengajar menjadi mitra pembelajaran dalam praktikum fisika dasar tersebut
maupun sebagai fasilitator (from mentor cukup efektif dalam membekali
in the center to guide on the side) keterampilan praktikum yang harus
(Harsono, 2005[3]). Oleh karena itu, dimiliki mahasiswa?
trend pembelajaran ke depan harus dapat d. Apakah mekanisme implementasi SCL
melatihkan aspek hard skills dan soft dalam praktikum fisika dasar tersebut
skills secara terpadu. SCL memiliki cukup efisien digunakan, sehingga
potensi untuk mendorong mahasiswa mahasiswa maupun pembimbing
belajar lebih aktif, mandiri, sesuai dengan praktikum dapat menggunakan waktu
irama belajarnya masing-masing, sesuai dan peralatan praktikum yang tersedia?
dengan perkembangan yang berjalan. 1.3. Tujuan Penelitian
Irama mahasiswa tersebut perlu dipandu Tujuan utama penelitian adalah
agar terus dinamis dan mempunyai memperoleh mekanisme implementasi
tingkat kompetensi yang tinggi (JTE FT SCL dalam praktikum fisika dasar yang
UGM. 2004[4]). dapat mengoptimalkan keterampilan
Memperhatikan karakteristik prakti- praktikum mahasiswa.
kum yang lebih mengarah pada pe-
ngembangan keterampilan ilmiah (hard 1.4. Manfaat Penelitian
skills dan soft skills) mahasiswa dalam Dari segi teoritis, manfaat yang
mengidentifikasi gejala dan menyelesaikan diperoleh dari penelitian ini adalah dapat
masalah fisika tentu tidak tepat jika menemukan atribut-atribut SCL yang
pelaksanaan pembelajaran menggunakan sesuai dengan kegiatan praktikum yang
strategi konvensional yang lebih mengarah diharapkan dapat mendorong mahasiswa
pada teacher centered. Untuk itu perlu belajar dan bekerja secara mandiri. Dari
dilakukan pendekatan pembelajaran yang segi praktis, mekanisme implementasi
inovatif yang dapat mengembangkan SCL dalam praktikum fisika dasar yang
keterampilan ilmiah mahasiswa secara dapat mengoptimalkan keterampilan
maksimal melalui pendekatan SCL. Untuk praktikum mahasiswa tersebut diharapkan
mengatasi keadaan tersebut, diujicobakan dapat membantu meningkatkan kinerja
suatu mekanisme implementasi SCL mahasiswa, dosen, dan laboratorium fisika.

Rudy Kustijono 21
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

2. Tinjauan Pustaka Soft skills menurut Berthal: “Perso-


nal and interpersonal behaviors that
2.1. Kombinasi Hard Skills dan Soft develop and maximize human performance
Skills (e.g. coaching, team building, decision
Sebagian besar perusahaan-peru- making, initiative). Soft skills do not
sahaan pengguna lulusan perguruan tinggi include technical skills, such as financial,
saat ini tidak hanya membutuhkan hard computer or assembly skills“ (dikutip
skills saja melainkan juga mental dan jiwa Made Tirta dan Illah Sailah, 2009[7]). Soft
leadership calon lulusan. Perusahaan lebih Skills didefinisikan sebagai perilaku
menginginkan pekerja yang cakap tapi personal dan interpersonal yang mengem-
juga mampu bekerja sama dalam tim. Jika bangkan dan memaksimalkan kinerja
perguruan tinggi hanya mengembangkan humanis. Atribut-atribut soft skills sangat
aspek akademik saja tanpa diimbangi banyak ragamnya, misalnya NACE
pemantapan kemampuan bekerja sama (National Association of College and
dalam tim, jiwa kepemimpinan serta Employee) USA menetapkan 20 atribut
kemampuan berkomunikasi yang baik soft skills, sedangkan Patrick S. O'Brien
dengan pihak lain, maka waktu tunggu dalam bukunya Making College Count,
pekerjaan alumni akan semakin lebar. soft skill dapat dikategorikan ke dalam 7
Komposisi yang berimbang antara hard area yang disebut Winning Characteristics.
skills dan soft skills inilah nantinya yang yaitu, communication skills, organizati-
akan membuat para alumni mampu onal skills, leadership, logic, effort, group
memberikan kontribusi yang berarti skills, dan ethics. Kemampuan non teknis
terhadap lembaga pengguna lulusan. yang tidak terlihat wujudnya (intangible)
namun sangat diperlukan itu, disebut soft
2.2. Atribut-atribut Hard Skills dan Soft skills (Dewi Irma, 2009[8]).
Skills Banyak para ahli yang melakukan
Hard skills menggambarkan perilaku penelitian tentang atribut-atribut soft skills
dan keterampilan yang dapat dilihat mata diantaranya Theresa Kane (2003)[9] yang
(eksplisit). Hard skills adalah skills yang menyatakan bahwa para pimpinan peru-
dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya sahaan menginginkan para pekerja
visible dan immediate. Hard skills adalah mempunyai kecakapan-kecakapan seperti:
semua hal yang berhubungan dengan kecakapan sosial, kecakapan menjalin
pengayaan teori yang menjadi dasar hubungan antar pribadi, kesadaran diri,
pijakan analisis atau sebuah keputusan dan kecakapan pengendalian emosi.
(Fachrunnisa, 2006 [5]), Hard skills ter- Barbara Dwyer (2009)[10] memberikan
sebut didapat mahasiswa melalui mata gambaran 10 kecakapan utama yang
kuliah yang diambil sesuai dengan dimiliki karyawan yang diminati oleh
fakultas dan jurusannya masing-masing. penyedia kerja yaitu:
Hard skills dapat dinilai dari technical a. Communications Skills.
test atau practical test. Elemen-elemen b. Decision Making Skills.
(atribut-atribut) hard skills dapat terlihat c. Computer/Technical Skills.
dari intelligence quotient thinking (IQ) d. Flexibility/Adaptability/Managing
yang mempunyai indikator kemampuan Multiple Priorities.
menghitung, menganalisa, mendesain, e. Interpersonal/Employee Relations
wawasan dan pengetahuan yang luas, Skills.
membuat model, dll (Santoso dkk, f. Leadership/Management Skills.
2005[6]). Jadi hard skills adalah kecakapan g. Multicultural Sensitivity/Awareness.
teknis atau kecakapan praktis, seperti h. Planning/Organizing Skills.
kecakapan bidang komputer, kecakapan i. Creativity Skills.
bidang teknik, dan lain-lain. j. Teamwork Skills.

Rudy Kustijono 22
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

Illah Sailah (2009)[7] dan Widji Soeratri kesulitan, kecerdasan moral, kecerdasan
(2009)[11] memberikan alternatif atribut- spiritual, dan lain sebagainya. Tiga konsep
atribut soft skills yang memungkinkan yang digunakan digunakan sebagai dasar
dapat dipadukan dalam pembelajaran pengembangn soft skils yang berhubungan
sebagai berikut: dengan student centered learning adalah
a. Komitmen kecerdasan emosional, kecerdasan meng-
b. Inisiatif hadapi kesulitan, dan kecerdasan moral.
c. Kemampuan untuk belajar Goleman (1999)[13] yakin bahwa
d. Handal kecerdasan intelektual hanya menyum-
e. Percaya diri bangkan 20% bagi kesuksesan hidup
f. Kemampuan berkomunikasi individu, sedangkan selebihnya adalah
g. Antusias sumbangan dari kecerdasan emosinya.
h. Berani mengambil keputusan Kecerdasan emosi atau Emotional Quotion
i. Integritas (EQ) menggambarkan kemampuan seo-
j. Motivasi untuk meraih prestasi/ Gigih rang individu untuk mampu mengelola
k. Berkreasi dorongan-dorongan dalam dirinya teru-
l. Kerjasama dalam tim tama dorongan emosinya. Kecerdasan
m. Berfikir kritis emosi menurut Goleman sangat penting
n. Menghargai (pendapat) orang lain karena mempengaruhi prestasi, mempe-
ngaruhi keterampilan perilaku, dan mem-
2.3. Konsep Kecerdasan Individu pengaruhi penyesuaian sosial. Sementara
Pembahasan tentang soft skills, itu kecerdasan intelektual hanya mengacu
secara teoretis tidak dapat dilepaskan pada kemampuan belajar yang dicapai oleh
dengan konsep kecerdasan. Untuk itu, individu.
kerangka berfikir tentang pengembangan Stolz (1997)[14] menyebutkan bah-
soft skills yang berhubungan dengan wa selain kecerdasan emosi yang dapat
student centered learning juga mengacu mendukung pencapaian kesuksesan,
pada konsep kecerdasan tersebut. individu perlu mengembangkan kecer-
Saat ini berkembang konsep kecer- dasan menghadapi kesulitan dan
dasan majemuk atau lebih dikenal dengan tantangan. Kecerdasan menghadapi
multiple inteligence. Menurut pandangan kesulitan diperkenalkan oleh Stoltz sebagai
multiple intelligence, Intelligene Quotien Adversity Quotien (AQ), yaitu tingkat
(IQ) bukan satu-satunya hal yang kecerdasan seseorang untuk tetap bertahan
menentukan (penentu) keberhasilan hidup. Seseorang yang memiliki tingkat
seseorang. Howard Gamer seperti dikutip AQ tinggi akan tetap bersemangat
oleh Zainuddin dkk (2009)[12] memi- menghadapi dan menjalani kehidupan ini,
sahkan kecerdasan ke dalam tujuh ranah, sekalipun berbagai rintangan dan ham-
yaitu: batan harus dilalui.
a. logical mathematical intelligence Borba (2001)[15] menyatakan bahwa
b. linguistic intelligence kecerdasan moral ialah kapasitas individu
c. musical intelligence untuk memahami dan membedakan nilai
d. spatial intelligence yang salah atau benar, baik atau buruk. Hal
e. bodilyikinesthetic intelligence ini menunjukkan individu terebut mem-
f. interpersonal intelligence punyai pendirian etis yang kuat sehingga
g. intropersonal intelligence mampu bertindak dalam perilaku yang
benar. Berdasarkan pengertian tersebut,
Berdasarkan konsep tersebut, kemudian Borba menegaskan bahwa kecerdasan
bermunculan berbagai teori kecerdasan moral ini dapat dikembangkan dengan
yang berkembang akhir-akhir ini, seperti: pendidikan dan penanaman nilai moral.
kecerdasan emosi, kecerdasan menghadapi

Rudy Kustijono 23
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

2.4 Hard Skills dan Soft Skills Yang jurusan yang ada di FMIPA yaitu Fisika,
Terpadu Dengan Matakuliah Matematika, Kimia, dan Biologi. Isi prak-
Perguruan tinggi perlu merespon tikumnya adalah pengenalan berbagai alat
melalui kurikulum, metode pengajaran, ukur dan melatih cara menggunakannya,
media pengajaran dan hal-hal lain yang mengenalkan dasar-dasar eksperimentasi
dapat digunakan untuk menciptakan link dan melatih menggunakannya dalam
and match antara perguruan tinggi dan praktikum, serta mengembangkan strategi
dunia kerja. kognitif yang menunjang pemahaman mata
Implikasi kondisi tersebut adalah kuliah Fisika Dasar.
dibutuhkan pendekatan baru dalam SCL adalah sebuah proses belajar
pembelajaran yang mengintegrasikan hard yang mengoptimalkan kemandirian maha-
skills dan soft skills. Selanjutnya langkah- siswa sebagai manusia dewasa (andra-
langkah yang dapat dilakukan adalah: gogy) dengan menyeimbangkan kemam-
a. Perguruan Tinggi membuat soft skills puan kognisi dan emosi.
statement dari lulusan yang diintegra- Pembelajaran yang inovatif dengan
sikan dengan kompetensi lulusan, yang pendekatan yang berpusat pada siswa
akan menjadi brand image lulusan. memiliki keragaman model pembelajaran
b. Perguruan Tinggi mengidentifikasi yang menuntut partisipasi aktif dari siswa
kemampuan soft skills yang akan yaitu (Tina Afiatin, 2009)[16]:
dikembangkan oleh mahasiswa baru a. Berbagi Informasi (information sha-
c. Perguruan Tinggi membuat peren- ring) dengan cara: curah pendapat
canaan untuk masing-masing tingkat, (brainstorming), kooperatif, kolaboratif,
sehingga tergambarkan proses pemba- diskusi kelompok (group discussion),
ngunan karakter yang dikehendaki diskusi panel (panel discussion),
sampai mahasiswa lulus simposium, dan seminar.
d. Perguruan Tinggi membuat program b. Belajar dari pengalaman (experience
terobosan yang khas dengan mem- based) dengan cara: simulasi, bermain
pertimbangkan sumberdaya yang ada peran (role-play).
dalam pengembangan soft skills. c. Pembelajaran melalui pemecahan
masalah (problem solving based)
2.5. Student Centered Learning (SCL) dengan cara: studi kasus, tutorial, dan
dalam Praktikum Fisika Dasar lokakarya.
Pembuatan prosedur instruksi yang
sesuai dalam praktikum sehingga kete- 2.6. Kerangka Konseptual
rampilan yang diinginkan dapat dilatihkan SCL adalah sebuah proses belajar
kepada mahasiswa dan benar-benar yang menyeimbangkan kemampuan kogni-
mencapai tujuan memerlukan metode si, motorik, dan emosi. Oleh karena itu
praktikum yang tepat. Urutan langkah prinsip-prinsip utama dari SCL adalah:
praktikum secara umum adalah: menga- a. Tanggung jawab, yaitu siswa
nalisis problema, mengumpulkan informa- mempunyai tanggung jawab pada
si, menyusun hipotesis, merencanakan pelajarannya..
percobaan, dan menarik kesimpulan. b. Peranserta, yaitu siswa harus berperan
Pelaksanaan praktikum memerlu- aktif dalam pembelajaran.
kan organisasi yang baik dan cara c. Keadilan, yaitu semua siswa
bimbingan yang tepat sehingga siswa mempunyai hak yang sama untuk
dapat belajar dari kesalahannya. tumbuh dan berkembang.
Di FMIPA Unesa, mata kuliah d. Mandiri, yaitu semua siswa harus
Fisika Dasar adalah salah satu mata kuliah mengembangkan segala kecerdasannya
TPB (Tahun Pertama Bersama) yang harus (intelektual, emosi, moral, dsb).
diprogram oleh mahasiswa dari semua

Rudy Kustijono 24
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

e. Berfikir kritis dan kreatif, yaitu siswa Dengan prinsip-prinsip seperti diu-
harus menggunakan segala kecerdasan raikan di atas dapat diketahui bahwa
intelektual dan emosinya yang berwu- hampir semua atribut-atribut soft skills
jud kreativitas, inovasi, dan analisis. dapat mendukung penerapan student cen-
f. Komunikatif, yaitu siswa harus tered learning. Namun demikian tidak
menggunakan kemampuannya berko- semua atribut soft skills dapat dilatihkan
munikasi baik lisan maupun tertulis. atau diintegrasikan dalam setiap mata
g. Kerjasama, yaitu kondisi dimana para pelajaran. Perlu dipilah dan dipilih atribut
siswa dapat saling bersinergi dan saling mana yang paling memungkinkan untuk
mendukung pencapaian keberhasilan diterapkan dalam suatu matakuliah atau
atau tujuan yang ditetapkan dalam setidaknya ada penekanan pada beberapa
pembelajaran. atribut. Dalam penelitian ini ditetapkan
h. Integritas, yaitu siswa harus menun- beberapa atribut soft skills yang dikemas
jukkan perilaku moralitas tinggi, dan menjadi atribut student centered learning
percaya diri dalam melaksanakan segala seperti tabel 1.
sesuatu yang diyakininya dalam situasi
apapun.

Tabel 1. Atribut-atribut soft skills dalam student centered learning

No. Atribut SCL Atribut Soft Skills Penekanan

Penyesuaian diri, hubungan sosial, komunikasi lisan, kerja sama, Kerja sama
motivasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri, etika, etos
1. Kerja kelompok
kerja, berfikir kritis dan analitis, integritas, manajemen waktu,
organisasi, kepemimpinan.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, hubungan sosial, komunikasi lisan, Manajemen diri
kerja sama, motivasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri,
2. Diskusi
etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis, integritas, manajemen
waktu, ketangguhan diri, organisasi, kepemimpinan
Kepercayaan diri, komunikasi tulis, motivasi berprestasi, orientasi Komunikasi tulis
3. Menulis belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis,
integritas, manajemen waktu, ketangguhan diri.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, komunikasi lisan, motivasi Komunikasi lisan
4. Presentasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir
kritis dan analitis, integritas, manajemen waktu, ketangguhan diri.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, motivasi berprestasi, orientasi Berfikir kritis dan
Pemecahan
5. belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis, analitis
Masalah
integritas, ketangguhan diri.

Atribut-atribut dalam student- b. Diskusi


centered learning yang dapat diintegra- Mahasiswa akan lebih mudah untuk
sikan ke dalam praktikum antara lain: menyerap dan memahami suatu hal atau
a. Kerja Kelompok fenomena yang dijelaskan oleh temannya
Interaksi sosial yang positif dapat dengan gaya bahasa dan pendekatan
dibentuk melalui kerja berkelompok. komunikasi dari mahasiswa lain pada
Perasaan senasib sepenanggungan antara usianya.
sesama teman dalam kelompok dan c. Menulis
keunggulan dari belajar dalam peer dan Hasil tulisan baik berupa laporan,
cohort (teman seangkatan) adalah faktor ulasan, sampai bentuk tulisan karya ilmiah
positif yang akan dimanfaatkan. merupakan refleksi capaian kemampuan
dan pemahaman pada diri mahasiswa.
Rudy Kustijono 25
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

d. Presentasi dari pemecahan masalah adalah proses


Dalam proses pembelajaran, pre- berfikir kritis (critical thingking).
sentasi yang baik sangat menunjang Atribut-atribut dalam SCL tersebut
penyampaian informasi pengetahuan, baik selanjutnya diintegrasikan dalam kegiatan
dari sisi kecepatan maupun bobotnya. praktikum yang meliputi kegiatan pra-
e. Pemecahan Masalah laboratorium, kegiatan praktikum, pelapo-
Semua atribut SCL tersebut bermu- ran, dan presentasi yang terinci seperti
ara pada pemecahan masalah. Unsur dasar tabel 2 berikut:

Tabel 2. Integrasi atribut-atribut SCL dalam praktikum fisika dasar

Mekanisme kegiatan dalam praktikum Sasaran yang diharapkan pada


No. Atribut SCL
fiska dasar mahasiswa
tugas kelompok untuk mempersiapkan Mampu mempersiapkan alat dan bahan,
alat dan bahan yang diperlukan dalam mampu mengidentifikasi variabel
Kerja kelompok
1. praktikum dan mempelajari panduan percobaan, mampu melaksanakan
praktikum yang selanjutnya praktikum, menghasilkan kinerja tim yang
melaksanakan kegiatan praktikumnya baik
Mampu berkolaborasi dalam
2. Diskusi kegiatan pralaboratorium
menyelesaikan masalah praktikum
Menulis menulis laporan praktikum fisika dasar Mampu membuat laporan praktikum berupa
3.
yang berupa artikel ilmiah artikel yang memenuhi kaidah ilmiah
Mampu mengkomunikasikan gagasan
kegiatan seminar laporan praktikum dari
4. Presentasi dengan penampilan dan teknologi
tiap-tiap topik
pendukung yang baik
Mampu memperoleh data percobaan suatu
Pemecahan masalah kinerja mahasiswa dalam melaksanakan
5. topik praktikum fisika dasar dan
satu topik praktikum fisika dasar.
menganalisisnya dengan baik

Student centered learning dalam Kegiatan praktikum adalah proses


praktikum fisika dasar dilaksanakan pembelajaran yang melatih mahasiswa
melalui mekanisme memadukan atribut- agar dapat melakukan kegiatan praktikum
atribut soft skills yang sesuai dengan secara terencana dan sistematis. Kegiatan
student centered learning ke dalam praktikum ini lebih menitik beratkan pada
kompetensi yang ditetapkan pada kegiatan proses ilmiah dan penguasaan penggunaan
praktikum fisika dasar. Dengan alat ukur di samping penguasaan materi
memadukan atribut-atribut tersebut, proses fisika.
pembelajaran dalam praktikum diharapkan Kegiatan pelaporan adalah satu
dapat mengoptimalkan kemandirian maha- proses pembelajaran yang melatih
siswa dengan kompetensi yang menyeim- mahasiswa agar dapat melaporkan kegi-
bangkan kecerdasan intelektual, kecer- atan praktikum secara tertulis dengan baik,
dasan motorik, dan kecerdasan emosi. ilmiah, dan bertanggung jawab. Pelaporan
Proses perkembangan kompetensi tersebut tersebut diharapkan dapat mencerminkan
selanjutnya diamati dan dinilai melalui penguasaan mahasiswa tentang pengu-
tahapan praktikum yang meliputi kegiatan asaan praktikum (prosedur, data, analisis,
pralaboratorium, kegiatan praktikum, kesimpulan, dll) dan penguasaan materi
pelaporan, dan presentasi. fisika.
Kegiatan pralaboratorium adalah Kegiatan presentasi adalah proses
proses pembelajaran yang melatih pembelajaran yang melatih mahasiswa
mahasiswa agar siap melakukan kegiatan agar dapat melaporkan kegiatan praktikum
praktikum secara terencana dan sistematis.

Rudy Kustijono 26
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

secara lisan dan tulis yang terpadu dengan lanjutnya mengidentifikasi karakteris-
baik, ilmiah, dan bertanggung jawab. tik praktikum tersebut.
2.7. Hipotesis Tindakan b. Menetapkan atribut-atribut SCL yang
Berdasarkan kerangka berfikir seperti dapat dipadukan dalam praktikum
diuraikan di atas, hipotesis tindakan dapat fisika dasar.
dikemukakan sebagai berikut: ”Penerapan c. Menetapkan topik praktikum fisika
atribut-atribut SCL yang meliputi kerja dasar yang perlu mendapatkan
kelompok, diskusi, menulis, presentasi, penekanan dalam penerapan SCL..
dan peme-cahan masalah dapat d. Membuat instrumen yang diperlukan
mengoptimalkan keterampilan mahasiswa untuk mengetahui efektivitas meka-
dalam melakukan praktikum fisika dasar”. nisme kegiatan praktikum tersebut
dalam mengoptimalkan keterampilan
3. Metode Penelitian praktikum mahasiswa
3.1. Bentuk Penelitian Tahap 2(tahap penerapan dan obser-vasi):
Penelitian ini adalah penelitian e. Menerapkan mekanisme kegiatan
tindakan kelas (classroom action praktikum yang telah direncanakan dan
research), yaitu penelitian yang dilakukan mengobservasi pelaksanaannya dengan
untuk mencari suatu dasar pengetahuan menggunakan instrumen yang telah
praktis dalam rangka memperbaiki dibuat sehingga diperoleh data-data
keadaan atau suatu situasi yang dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui
secara terbatas, hal ini dilakukan terhadap efektivitas mekanisme kegiatan
suatu situasi atau keadaan yang sedang praktikum fisika dasar tersebut
berlangsung (Ali, 1994)[17]. Penelitian Tahap 3 (tahap refleksi) :
tindakan adalah suatu penelitian yang f. Merefleksikan data-data yang telah
dilakukan mengenai apa yang dilak- diperoleh dengan mengeksplorasi,
sanakan tanpa mengubah sistem menginterpretasi, menganalisis, dan
pelaksanaannya, meneliti sambil terus mensintesis
memperbaiki pelaksanaannya (Suharsimi, g. Dari refleksi yang dilakukan dapat
1992)[18]. Tujuan penelitian tindakan diketahui kelebihan dan kelemahan
tersebut adalah untuk mengembangkan dari pelaksanaan kegiatan praktikum,
keterampilan baru atau cara pendekatan selanjutnya disimpulkan apakah
baru untuk memecahkan masalah dengan mekanisme kegiatan tersebut cukup
penerapan langsung di dunia aktual efektif dan efisien. Dari refleksi
(Suryabrata, 1989)[19]. tersebut selanjutnya dilakukan per-
baikan sebagai dasar pelaksanaan
3.2. Sasaran Penelitian berikutnya.
Sasaran penelitian adalah Siklus berikutnya : melaksanakan tahapan
pelaksanaan praktikum fisika dasar yang seperti siklus sebelumnya dengan mem-
menggunakan pendekatan SCL yang perhatikan perbaikan. Selanjutnya disim-
dilaksanakan dengan subyek penelitian pulkan optimalisasi mekanisme imple-
mahasiswa pendidikan fisika yang mentasi SCL dalam praktikum fisika dasar.
memprogram matakuliah fisika dasar.
3.4. Instrumen Penelitian
3.3. Langkah Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pene-
adalah sebagai be-rikut: litian ini meliputi:
Siklus pertama: 1. Lembar Pengamatan Proses Kegiatan
Tahap 1 (tahap persiapan) : Lembar pengamatan proses kegiatan
a. Mengidentifikasi standar kompetensi digunakan untuk mengamati aktifitas
pada matakuliah fisika dasar se-

Rudy Kustijono 27
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

dosen dan aktifitas mahasiswa dalam mempunyai perilaku yang mengarah


kegiatan praktikum fisika dasar. kepada keindahan, kebersihan, dan
keserasian.
2. Angket Mahasiswa Hasil implementasi kegiatan pela-
Angket ini ditujukan kepada maha- poran siklus 1 menunjukkan bahwa secara
siswa, disusun dengan tujuan untuk umum soft skills mahasiswa yang
memperoleh tanggapan mahasiswa mendukung SCL yang meliputi: berfikir
mengenai berbagai hal yang berkaitan kritis dan analitis, komunikasi tulis, dan
dengan proses kegiatan praktikum estetika belum memuaskan karena masih
yang telah berlangsung. lebih dari 15% mahasiswa berada pada
level 2 (kurang) terutama pada
3.5. Jenis dan Analisis Data kemampuan berfikir kritis dan analitis
Data yang diperoleh adalah data yang mencapai lebih 25% mahasiswa
kuantitatif dan data deskriptif. Analisis berada pada level 2 (rendah). Sebagian
data yang digunakan dalam penelitian ini mahasiswa belum mampu menemukan inti
adalah statistik deskriptif. Data yang permasalahan dan alternatif penyelesaian
bersifat kuantitatif diolah dengan stastistik dengan alur berfikir logis, hanya sekitar
yang sesuai. 14% saja mahasiswa yang mampu berfikir
kritis dan analitis. Tapi kalau dibandingkan
4. Hasil dan Pembahasan dengan mahasiswa ketika melaksanakan
kegiatan pralaboratorium yang mencapai
4.1. Implementasi SCL pada Praktikum 50% mahasiswa yang berfikir kritis dan
a. Hasil implementasi pada siklus 1: analitisnya berada pada level 2 (rendah),
Hasil implementasi kegiatan pra- hasil tersebut sudah menunjukkan
laboratorium pada siklus 1 menunjukkan peningkatan berarti.
bahwa secara umum soft skills mahasiswa Hasil implementasi kegiatan pre-
yang mendukung SCL yang meliputi: sentasi pada siklus 1 menunjukkan bahwa
kepercayaan diri, komunikasi lisan, secara umum soft skills mahasiswa yang
kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan mendukung SCL untuk kegiatan pelaporan
manajemen diri belum memuaskan karena yang meliputi: komunikasi tulis dan lisan,
masih lebih dari 15% mahasiswa berada kepercayaan diri, manajemen waktu,
pada level 2 (kurang) dan yang perlu kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan
perhatian lebih adalah kemampuan manajemen diri belum memuaskan karena
mahasiswa untuk berfifir kritis dan analitis masih lebih dari 15% mahasiswa berada
karena sekitar 50% mahasiswa berada pada level 2 (kurang), terutama kerjasama
pada level 2. yang mencapai lebih 25% mahasiswa
Hasil implementasi kegiatan prak- masih berada dalam level 2 (kurang),
tikum pada siklus 1 menunjukkan bahwa kecuali menajemen diri dari mahasiswa
secara umum soft skills mahasiswa yang yang berada pada level minimal cukup.
mendukung SCL yang meliputi: kerja- Sebagian mahasiswa belum mempunyai
sama, etos kerja, manajemen waktu, kemampuan bekerja dan menyelesaikan
inovasi, dan estetika belum memuaskan pekerjaan bersama orang lain, tetapi
karena lebih dari 15% mahasiswa berada sebagian yang lain sudah mempunyai
pada level 2 (kurang) dan yang perlu kemampuan untuk mengelola potensi diri
perhatian lebih adalah kemampuan dan berusaha tampil dengan baik dalam
berinovasi dan berestetika karena sekitar presentasi.
50% mahasiswa berada pada level 2 Lemahnya kecakapan lunak (soft
(kurang). Sebagian mahasiswa tidak skills) mahasiswa pendukung SCL pada
mampu menghasilkan gagasan atau karya siklus 1 dapat dimaklumi karena maha-
baru berdasarkan potensi diri dan kurang siswa dalam subyek penelitian ini adalah

Rudy Kustijono 28
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

mahasiswa baru yang mungkin belum analitis, dan manajemen diri yang berada
terbiasa dengan kerja kelompok yang pada level minimal cukup atau tidak ada
membutuhkan kepercayaan diri, kemam- yang berada pada level kurang. Di
puan berkomunikasi lisan, kemampuan samping itu terdapat sekitar 17%
bekerjasama, kemampuan berfikir kritis mahasiswa yang mempunyai kemampuan
dan analitis, dan kemampuan manajemen kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan
diri. Di samping itu untuk kinerja yang manajemen diri pada level 5 (sangat baik).
baik juga memerlukan etos kerja yang Hasil implementasi kegiatan prakti-
baik, kemampuan manajemen waktu, kum pada siklus 2 menunjukkan bahwa
kemampuan berinovasi dan estetika. Untuk secara umum soft skills mahasiswa yang
memperbaiki kinerja mahasiswa dalam mendukung SCL yang meliputi: kerja-
kegiatan praktikum (pralaboratorium, sama, etos kerja, manajemen waktu,
praktikum, pelaporan, dan presentasi) inovasi, dan estetika telah menunjukkan
tersebut diperlukan pemahaman yang peningkatan yang berarti dibandingkan
mendalam tentang kecakapan lunak (soft pada siklus 1. Semua mahasiswa
skills) untuk itu penjelasan kepada mempunyai kemampuan kerjasama, etos
mahasiswa sebelum kegiatan dimulai kerja, manajemen waktu, inovasi, dan
diharapkan dapat mendorong mahasiswa estetika yang berada berada pada level
memperbaiki kinerjanya. Untuk itu minimal cukup atau tidak ada mahasiswa
sebelum kegiatan dilaksanakan pada siklus yang mempunyai level kurang. Di samping
2, mahasiswa akan dibekali pemahaman itu terdapat sekitar 17% mahasiswa yang
tentang pentingnya berbagai kecakapan mempunyai kemampuan kerjasama pada
lunak (soft skills) yang mendukung SCL level 5 (sangat baik). Namun masih
dan mendukung keberhasilan kegiatan terdapat sekitar 17% mahasiswa yang
praktikum pada umumnya. Langkah mempunyai kemampuan berinovasi pada
tersebut diharapkan dapat mendorong level 2 (kurang).
mahasiswa mempunyai soft skills dengan Hasil implementasi kegiatan pela-
level 3 (cukup) ke atas atau dengan kata poran siklus 2 menunjukkan bahwa secara
lain tidak ada lagi mahasiswa yang umum soft skills mahasiswa yang
mempunyai soft skills dengan level mendukung SCL yang meliputi: berfikir
kurang. kritis dan analitis, komunikasi tulis, dan
b. Hasil implementasi pada siklus 2: estetika menunjukkan peningkatan yang
Sebelum siklus 2 dilaksanakan, berarti. Semua mahasiswa telah mepunyai
mahasiswa dibekali pemahaman tentang kemampuan berfikir kritis dan analitis,
pentingnya berbagai kecakapan lunak (soft komunikasi tulis, dan estetika yang berada
skills) yang mendukung SCL dan mendu- minimal pada level cukup, bahkan pada
kung keberhasilan kegiatan praktikum kemampuan berfikir kritis dan analitis
pada umumnya. serta kemampuan tulis terdapat 17%
Hasil implementasi kegiatan prala- mahasiswa yang berada pada level 5
boratorium pada siklus 2 menunjukkan (sangat baik). Hasil pengamatan me-
bahwa secara umum soft skills mahasiswa nunjukkan bahwa sebagian mahasiswa
yang mendukung SCL yang meliputi: telah mampu menemukan inti perma-
kepercayaan diri, komunikasi lisan, salahan dan alternatif penyelesaian dengan
kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan alur berfikir logis, serta mempunyai
manajemen diri menunjukkan peningkatan kemampuan menyampaikan pendapat dan
yang berarti dibandingkan hasil gagasan secara tertulis.
implementasi pada siklus 1. Semua Hasil implementasi kegiatan presen-
mahasiswa telah mempunyai kepercayaan tasi pada siklus 2 menunjukkan bahwa
diri, kemampuan komunikasi lisan, secara umum soft skills mahasiswa yang
kerjasama, kemampuan berfikir kritis dan mendukung SCL untuk kegiatan pelaporan

Rudy Kustijono 29
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

yang meliputi: komunikasi tulis dan lisan, beragam. Hal penting yang ditekankan
kepercayaan diri, manajemen waktu, adalah tidak ada seorangpun mahasiswa
kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan yang mempunyai soft skills (kerjasama,
manajemen diri telah menunjukkan komunikasi tulis dan lisan, berfikir kritis
peningkatan yang berarti dibandingkan dan analitis, dan manajemen diri) yang
dengan siklus 1. Semua mahasiswa telah mendukung SCL tersebut yang berada
mempunyai kemampuan komunikasi tulis pada level dibawah 3. Dengan
dan lisan, kepercayaan diri, manajemen mengimplementasikan kegiatan tersebut
waktu, kerjasama, berfikir kritis dan secara berkala, diharapkan dapat
analitis, dan manajemen diri yang berada mendorong mahasiswa meningkatkan
pada level minimal cukup, bahkan kemampuannya baik hard skills maupun
kemampuan komunikasi tulis dan lisan, soft skills.
kemampuan berfikir kritis dan analitis Berdasarkan hasil yang diperoleh
terdapat 17% mahasiswa yang berada pada dari siklus 1 dan siklus 2, masih
level 5 (sangat baik). didapatkan sebagian mahasiswa yang
mempunyai kemampuan inovasi kurang
4.2. Pengaruh SCL pada Praktikm yaitu belum mampu menghasilkan gagasan
Implementasi SCL dalam praktikum atau karya baru berdasarkan potensi diri.
fisika dasar dengan mengintegrasikan Namun demikan, dengan implementasi
atribut soft skills yang bertitik berat pada SCL dalam praktikum fisika dasar secara
kemampuan kerjasama, kemampuan berkala diharapkan akan meningkatkan
komunikasi tulis dan lisan, kemampuan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi
berfikir kritis dan analitis, dan manajemen tersebut. Di samping itu dengan penerapan
diri, telah memberikan sumbangan yang yang berkala tersebut akan berkembang
berarti pada kemampuan berpraktikum pula kemampuan-kemampuan yang lain
mahasiswa secara umum. Nilai rata-rata seperti: kepercayaan diri, etos kerja,
praktikum fisika dasar dari mahasiswa manajemen waktu, estetika dll.
pada siklus 1 dan siklus 2 adalah seperti Implementasi SCL dalam praktikum
tabel 3: fisika dasar dengan mengintegrasikan
atribut soft skills yang bertitik berat pada
Tabel 3. Nilai rerata praktikum kemampuan kerjasama, kemampuan
komunikasi tulis dan lisan, kemampuan
Xrerata x berfikir kritis dan analitis, dan manajemen
Siklus 1 71,1 0,6 diri, dapat dilaksanakan dengan baik oleh
Siklus 2 77,3 2,6 dosen pembimbing dan asisten praktikum
fisika dasar tanpa kendala yang berarti.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa Ditinjau dari pelaksanaan kegiatan
lemahnya soft skills pada siklus 1 praktikum secara keseluruhan sangat
berdampak pada nilai praktikum pada menunjang efektivitas dan efisiensi karena
siklus 1 dan peningkatan soft skills implementasi SCL tersebut mendorong
mahasiswa pada siklus 2 juga berdampak dosen dan mahasiswa melaksanakan
pada peningkatan nilai praktikum tugasnya secara maksimal, yaitu dapat
mahasiswa pada siklus 2. Tapi kalau menggunakan waktu dan peralatan
dibandingkan standar deviasi dari masing- praktikum yang tersedia dengan secara
masing siklus, standar deviasi pada siklus maksimal.
1 lebih kecil dibandingkan dengan standar Berdasarkan dampak positip yang
deviasi pada siklus 2 yang berarti varian diperoleh dari implementasi SCL dalam
nilai mahasiswa pada siklus 2 juga lebih praktikum fisika dasar tersebut,
besar. Ini menunjukkan bahwa kemam- keberlajutan program dan tindak lanjutnya
puan mahasiswa pada siklus 2 lebih menjadi sangat penting untuk dipikirkan.

Rudy Kustijono 30
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

5. Kesimpulan dan Saran 5.2. Saran


Berdasarkan dampak positip yang
5.1. Kesimpulan diperoleh dari implementasi student
Berdasarkan hasil dan pembahasan centered learning dalam praktikum fisika
yang telah diuraikan di atas, dapat dasar, keberlajutan program dan tindak
disimpulkan berbagai hal sebagai berikut: lanjutnya menjadi sangat penting untuk
a. Atribut-atribut SCL yang dapat diinte- dipikirkan. Oleh karena itu implementasi
grasikan ke dalam praktikum fisika student centered learning dalam praktikum
dasar meliputi: kerja kelompok, fisika dasar dapat direkomendasikan untuk
diskusi, menulis, presentasi, dan dilaksanakan di semua kegiatan praktium
pemecahan masalah. fisika dasar di Jurusan Fisika Unesa.
b. Atribut-atribut softs skills mahasiswa
yang bersesuaian dengan atribut- Daftar Pustaka
atribut SCL yang diintegrasikan ke [1] Utomo, Rujkes, 1991, Peningkatan dan
dalam praktikum fisika dasar adalah: pengembangan Pendidikan, Jakarta:
kerjasama merupakan penekanan dari Gramedia.
kegiatan kerja kelompok, manajemen [2] Made Tirta, 2009, Pembelajaran
diri merupakan penekanan dari Terintegrasi. Tersedia pada
kegiatan diskusi, komunikasi tulis http://www. Muhlis.file.wordpres.com.
merupakan penekanan dari kegiatan [3] Harsono, 2005, Ke arifan dalam
menulis, komunikasi lisan merupakan transformasi pe mbe lajaran: dari
penekanan dari kegiatan presentasi, teacher-centered ke student-centered
berfikir kritis dan analitis merupakan learning. Tersedia pada http://www.
penekanan dari pemecahan pemecahan inparamet ric.com.
masalah. [4] Student Centered Learning Berbsis
c. Mekanisme implementasi SCL dalam ICT, JTE FT UGM. Tersedia pada
praktikum fisika dasar melalui http://www. icts-sc.pbwiki.com.
kegiatan yang meliputi: pralabora- [5] Fachrunnisa, Olivia. 2006. Pendidikan
torium, praktikum, pelaporan, dan Berbasis Soft Skill Pada Perguruan
presentasi. Implementasi SCL dalam Tinggi Manajemen Unt Meningkatkan
praktikum fisika dasar tersebut dapat Kualitas Profesional Manajemen.
mendukung keterampilan praktikum Prosiding Konferensi Merefleksi
karena lemah atau kuatnya atribut soft Domain Pendidikan Ekonomi Dan
skills pendukung SCL berdampak Bisnis. FE-UKSW: Salatiga.
pada nilai praktikum. Jadi mekanisme [6] Santoso, Bedjo dan Fachrunnisa, 2005,
implementasi SCL dalam praktikum Model Penerapan Soft Skill Di Per-
fisika dasar tersebut cukup efektif guruan Tinggi.
dalam membekali keterampilan [7] Illah Sailah, 2009, Pengembangan
praktikum yang harus dimiliki Soft Skills Di Perguruan Tinggi,
mahasiswa. P2SDM LPPM IPB
d. Mekanisme implementasi SCL dalam [8] Dewi Irma, 2009, Lulusan PT butuh
praktikum fisika dasar tersebut cukup Soft Skills. Tersedia pada http://www.
efisien digunakan, karena mahasiswa fe.elcom.umy.ac.id.
maupun pembimbing praktikum dapat [9] Theresa. Kane, 2005, Soft skills are
menggunakan waktu dan peralatan hard - and critical to career success
praktikum yang tersedia dengan baik. Tersedia pada http://www.
akacademy.com.

Rudy Kustijono 31
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946

[15] Borba, Michele, 2001, Leadership


[10] Barbara Dwyer, No Soft Skills No Competencies, Canada: Publihed
Jobs. Tersedia pada http://www. Hertage Branch.
thejobjourney.org. [16] Tina Afiatin, 2009, Pembelajaran
[11]Widji Soeratri, Implementasi Soft Berbasis Student Centered
skills dalam pembelajaran. Tersedia Learning. Tersedia pada
pada http://www. perbanas.ac.id. http://www. inparamet ric.com.
[12] Zainuddin. dkk, 2009, Melejitkan [17] Ali, 1994, Penelitian Pendidikan
Soft Skills Mahasiswa, Surabaya: Prosedur dan Strategi. Bandung:
Airlangga University Press. Angkasa
[13] Goleman, 1999, Working with [18] Suharsimi, 1989, Prosedur Penelitian,
Emotional Question. Jakarta: PT Jakarta: Rineka Cipta.
Gramedia Pustaka Utama. [19] Suryabrata , 1989, Metodologi
[14] Stoltz, 1977, Adversity Quotien, Penelitian, Jakarta: CV Rajawali.
Jakarta: PT Grasindo

Rudy Kustijono 32

Anda mungkin juga menyukai