149 191 1 SM PDF
149 191 1 SM PDF
2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono
Dosen Jurusan Fisika Unesa
rudyunesa@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk mengimplementasikan student centered learning dalam
praktikum fisika dasar. Berdasarkan pengalaman di jurusan fisika Unesa selama ini, kendala
yang dijumpai adalah masih banyak mahasiswa yang belum dapat mandiri dalam
melaksanakan kegiatan praktikumnya karena lebih banyak menunggu penjelasan dari
pembimbing dan kurang berinisiatif dalam menyelesaikan masalah praktikumnya. Student
centered learning (SCL) merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan mahasiswa
sebagai subyek aktif dan mandiri yang bertanggung jawab sepenuhnya atas pembelajarannya.
Memperhatikan karakteristik praktikum yang lebih mengarah pada pengembangan
keterampilan ilmiah (hard skills dan soft skills) mahasiswa dalam mengidentifikasi gejala dan
menyelesaikan masalah perlu dilakukan pendekatan pembelajaran yang inovatif yang dapat
mengembangkan keterampilan ilmiah mahasiswa secara maksimal. Untuk mengatasi
keadaan tersebut, telah diujicobakan suatu mekanisme implementasi SCL dalam praktikum
fisika dasar yang diharapkan dapat mengoptimalkan keterampilan praktikum mahasiswa.
Efektivitas mekanisme kegiatan praktikum dengan pendekatan SCL tersebut dilihat
berdasarkan sejauhmana sasaran yang diinginkan tersebut tercapai. Hasil implementasi
student centered learning dalam penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Atribut-atribut student
centered learning yang dapat diintegrasikan ke dalam praktikum fisika dasar meliputi: kerja
kelompok, diskusi, menulis, presentasi, dan pemecahan masalah. 2) Atribut-atribut softs skills
mahasiswa yang bersesuaian dengan atribut-atribut student centered learning yang
diintegrasikan ke dalam praktikum fisika dasar adalah: kerjasama merupakan penekanan dari
kegiatan kerja kelompok, manajemen diri merupakan penekanan dari kegiatan diskusi,
komunikasi tulis merupakan penekanan dari kegiatan menulis, komunikasi lisan merupakan
penekanan dari kegiatan presentasi, berfikir kritis dan analitis merupakan penekanan dari
pemecahan pemecahan masalah. 3) Mekanisme implementasi student centered learning
dalam praktikum fisika dasar melalui kegiatan yang meliputi: pralaboratorium, praktikum,
pelaporan, dan presentasi. Implementasi student centered learning dalam praktikum fisika
dasar tersebut dapat mendukung keterampilan praktikum. Mekanisme implementasi SCL
dalam praktikum fisika dasar tersebut cukup efektif dalam membekali keterampilan
praktikum yang harus dimiliki mahasiswa. 4) Mekanisme implementasi student centered
learning dalam praktikum fisika dasar tersebut cukup efisien digunakan, karena mahasiswa
maupun pembimbing praktikum dapat menggunakan waktu dan peralatan praktikum yang
tersedia dengan baik.
Rudy Kustijono 19
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 20
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 21
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 22
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Illah Sailah (2009)[7] dan Widji Soeratri kesulitan, kecerdasan moral, kecerdasan
(2009)[11] memberikan alternatif atribut- spiritual, dan lain sebagainya. Tiga konsep
atribut soft skills yang memungkinkan yang digunakan digunakan sebagai dasar
dapat dipadukan dalam pembelajaran pengembangn soft skils yang berhubungan
sebagai berikut: dengan student centered learning adalah
a. Komitmen kecerdasan emosional, kecerdasan meng-
b. Inisiatif hadapi kesulitan, dan kecerdasan moral.
c. Kemampuan untuk belajar Goleman (1999)[13] yakin bahwa
d. Handal kecerdasan intelektual hanya menyum-
e. Percaya diri bangkan 20% bagi kesuksesan hidup
f. Kemampuan berkomunikasi individu, sedangkan selebihnya adalah
g. Antusias sumbangan dari kecerdasan emosinya.
h. Berani mengambil keputusan Kecerdasan emosi atau Emotional Quotion
i. Integritas (EQ) menggambarkan kemampuan seo-
j. Motivasi untuk meraih prestasi/ Gigih rang individu untuk mampu mengelola
k. Berkreasi dorongan-dorongan dalam dirinya teru-
l. Kerjasama dalam tim tama dorongan emosinya. Kecerdasan
m. Berfikir kritis emosi menurut Goleman sangat penting
n. Menghargai (pendapat) orang lain karena mempengaruhi prestasi, mempe-
ngaruhi keterampilan perilaku, dan mem-
2.3. Konsep Kecerdasan Individu pengaruhi penyesuaian sosial. Sementara
Pembahasan tentang soft skills, itu kecerdasan intelektual hanya mengacu
secara teoretis tidak dapat dilepaskan pada kemampuan belajar yang dicapai oleh
dengan konsep kecerdasan. Untuk itu, individu.
kerangka berfikir tentang pengembangan Stolz (1997)[14] menyebutkan bah-
soft skills yang berhubungan dengan wa selain kecerdasan emosi yang dapat
student centered learning juga mengacu mendukung pencapaian kesuksesan,
pada konsep kecerdasan tersebut. individu perlu mengembangkan kecer-
Saat ini berkembang konsep kecer- dasan menghadapi kesulitan dan
dasan majemuk atau lebih dikenal dengan tantangan. Kecerdasan menghadapi
multiple inteligence. Menurut pandangan kesulitan diperkenalkan oleh Stoltz sebagai
multiple intelligence, Intelligene Quotien Adversity Quotien (AQ), yaitu tingkat
(IQ) bukan satu-satunya hal yang kecerdasan seseorang untuk tetap bertahan
menentukan (penentu) keberhasilan hidup. Seseorang yang memiliki tingkat
seseorang. Howard Gamer seperti dikutip AQ tinggi akan tetap bersemangat
oleh Zainuddin dkk (2009)[12] memi- menghadapi dan menjalani kehidupan ini,
sahkan kecerdasan ke dalam tujuh ranah, sekalipun berbagai rintangan dan ham-
yaitu: batan harus dilalui.
a. logical mathematical intelligence Borba (2001)[15] menyatakan bahwa
b. linguistic intelligence kecerdasan moral ialah kapasitas individu
c. musical intelligence untuk memahami dan membedakan nilai
d. spatial intelligence yang salah atau benar, baik atau buruk. Hal
e. bodilyikinesthetic intelligence ini menunjukkan individu terebut mem-
f. interpersonal intelligence punyai pendirian etis yang kuat sehingga
g. intropersonal intelligence mampu bertindak dalam perilaku yang
benar. Berdasarkan pengertian tersebut,
Berdasarkan konsep tersebut, kemudian Borba menegaskan bahwa kecerdasan
bermunculan berbagai teori kecerdasan moral ini dapat dikembangkan dengan
yang berkembang akhir-akhir ini, seperti: pendidikan dan penanaman nilai moral.
kecerdasan emosi, kecerdasan menghadapi
Rudy Kustijono 23
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
2.4 Hard Skills dan Soft Skills Yang jurusan yang ada di FMIPA yaitu Fisika,
Terpadu Dengan Matakuliah Matematika, Kimia, dan Biologi. Isi prak-
Perguruan tinggi perlu merespon tikumnya adalah pengenalan berbagai alat
melalui kurikulum, metode pengajaran, ukur dan melatih cara menggunakannya,
media pengajaran dan hal-hal lain yang mengenalkan dasar-dasar eksperimentasi
dapat digunakan untuk menciptakan link dan melatih menggunakannya dalam
and match antara perguruan tinggi dan praktikum, serta mengembangkan strategi
dunia kerja. kognitif yang menunjang pemahaman mata
Implikasi kondisi tersebut adalah kuliah Fisika Dasar.
dibutuhkan pendekatan baru dalam SCL adalah sebuah proses belajar
pembelajaran yang mengintegrasikan hard yang mengoptimalkan kemandirian maha-
skills dan soft skills. Selanjutnya langkah- siswa sebagai manusia dewasa (andra-
langkah yang dapat dilakukan adalah: gogy) dengan menyeimbangkan kemam-
a. Perguruan Tinggi membuat soft skills puan kognisi dan emosi.
statement dari lulusan yang diintegra- Pembelajaran yang inovatif dengan
sikan dengan kompetensi lulusan, yang pendekatan yang berpusat pada siswa
akan menjadi brand image lulusan. memiliki keragaman model pembelajaran
b. Perguruan Tinggi mengidentifikasi yang menuntut partisipasi aktif dari siswa
kemampuan soft skills yang akan yaitu (Tina Afiatin, 2009)[16]:
dikembangkan oleh mahasiswa baru a. Berbagi Informasi (information sha-
c. Perguruan Tinggi membuat peren- ring) dengan cara: curah pendapat
canaan untuk masing-masing tingkat, (brainstorming), kooperatif, kolaboratif,
sehingga tergambarkan proses pemba- diskusi kelompok (group discussion),
ngunan karakter yang dikehendaki diskusi panel (panel discussion),
sampai mahasiswa lulus simposium, dan seminar.
d. Perguruan Tinggi membuat program b. Belajar dari pengalaman (experience
terobosan yang khas dengan mem- based) dengan cara: simulasi, bermain
pertimbangkan sumberdaya yang ada peran (role-play).
dalam pengembangan soft skills. c. Pembelajaran melalui pemecahan
masalah (problem solving based)
2.5. Student Centered Learning (SCL) dengan cara: studi kasus, tutorial, dan
dalam Praktikum Fisika Dasar lokakarya.
Pembuatan prosedur instruksi yang
sesuai dalam praktikum sehingga kete- 2.6. Kerangka Konseptual
rampilan yang diinginkan dapat dilatihkan SCL adalah sebuah proses belajar
kepada mahasiswa dan benar-benar yang menyeimbangkan kemampuan kogni-
mencapai tujuan memerlukan metode si, motorik, dan emosi. Oleh karena itu
praktikum yang tepat. Urutan langkah prinsip-prinsip utama dari SCL adalah:
praktikum secara umum adalah: menga- a. Tanggung jawab, yaitu siswa
nalisis problema, mengumpulkan informa- mempunyai tanggung jawab pada
si, menyusun hipotesis, merencanakan pelajarannya..
percobaan, dan menarik kesimpulan. b. Peranserta, yaitu siswa harus berperan
Pelaksanaan praktikum memerlu- aktif dalam pembelajaran.
kan organisasi yang baik dan cara c. Keadilan, yaitu semua siswa
bimbingan yang tepat sehingga siswa mempunyai hak yang sama untuk
dapat belajar dari kesalahannya. tumbuh dan berkembang.
Di FMIPA Unesa, mata kuliah d. Mandiri, yaitu semua siswa harus
Fisika Dasar adalah salah satu mata kuliah mengembangkan segala kecerdasannya
TPB (Tahun Pertama Bersama) yang harus (intelektual, emosi, moral, dsb).
diprogram oleh mahasiswa dari semua
Rudy Kustijono 24
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
e. Berfikir kritis dan kreatif, yaitu siswa Dengan prinsip-prinsip seperti diu-
harus menggunakan segala kecerdasan raikan di atas dapat diketahui bahwa
intelektual dan emosinya yang berwu- hampir semua atribut-atribut soft skills
jud kreativitas, inovasi, dan analisis. dapat mendukung penerapan student cen-
f. Komunikatif, yaitu siswa harus tered learning. Namun demikian tidak
menggunakan kemampuannya berko- semua atribut soft skills dapat dilatihkan
munikasi baik lisan maupun tertulis. atau diintegrasikan dalam setiap mata
g. Kerjasama, yaitu kondisi dimana para pelajaran. Perlu dipilah dan dipilih atribut
siswa dapat saling bersinergi dan saling mana yang paling memungkinkan untuk
mendukung pencapaian keberhasilan diterapkan dalam suatu matakuliah atau
atau tujuan yang ditetapkan dalam setidaknya ada penekanan pada beberapa
pembelajaran. atribut. Dalam penelitian ini ditetapkan
h. Integritas, yaitu siswa harus menun- beberapa atribut soft skills yang dikemas
jukkan perilaku moralitas tinggi, dan menjadi atribut student centered learning
percaya diri dalam melaksanakan segala seperti tabel 1.
sesuatu yang diyakininya dalam situasi
apapun.
Penyesuaian diri, hubungan sosial, komunikasi lisan, kerja sama, Kerja sama
motivasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri, etika, etos
1. Kerja kelompok
kerja, berfikir kritis dan analitis, integritas, manajemen waktu,
organisasi, kepemimpinan.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, hubungan sosial, komunikasi lisan, Manajemen diri
kerja sama, motivasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri,
2. Diskusi
etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis, integritas, manajemen
waktu, ketangguhan diri, organisasi, kepemimpinan
Kepercayaan diri, komunikasi tulis, motivasi berprestasi, orientasi Komunikasi tulis
3. Menulis belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis,
integritas, manajemen waktu, ketangguhan diri.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, komunikasi lisan, motivasi Komunikasi lisan
4. Presentasi berprestasi, orientasi belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir
kritis dan analitis, integritas, manajemen waktu, ketangguhan diri.
Kepercayaan diri, penyesuaian diri, motivasi berprestasi, orientasi Berfikir kritis dan
Pemecahan
5. belajar, manajemen diri, etika, etos kerja, berfikir kritis dan analitis, analitis
Masalah
integritas, ketangguhan diri.
Rudy Kustijono 26
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
secara lisan dan tulis yang terpadu dengan lanjutnya mengidentifikasi karakteris-
baik, ilmiah, dan bertanggung jawab. tik praktikum tersebut.
2.7. Hipotesis Tindakan b. Menetapkan atribut-atribut SCL yang
Berdasarkan kerangka berfikir seperti dapat dipadukan dalam praktikum
diuraikan di atas, hipotesis tindakan dapat fisika dasar.
dikemukakan sebagai berikut: ”Penerapan c. Menetapkan topik praktikum fisika
atribut-atribut SCL yang meliputi kerja dasar yang perlu mendapatkan
kelompok, diskusi, menulis, presentasi, penekanan dalam penerapan SCL..
dan peme-cahan masalah dapat d. Membuat instrumen yang diperlukan
mengoptimalkan keterampilan mahasiswa untuk mengetahui efektivitas meka-
dalam melakukan praktikum fisika dasar”. nisme kegiatan praktikum tersebut
dalam mengoptimalkan keterampilan
3. Metode Penelitian praktikum mahasiswa
3.1. Bentuk Penelitian Tahap 2(tahap penerapan dan obser-vasi):
Penelitian ini adalah penelitian e. Menerapkan mekanisme kegiatan
tindakan kelas (classroom action praktikum yang telah direncanakan dan
research), yaitu penelitian yang dilakukan mengobservasi pelaksanaannya dengan
untuk mencari suatu dasar pengetahuan menggunakan instrumen yang telah
praktis dalam rangka memperbaiki dibuat sehingga diperoleh data-data
keadaan atau suatu situasi yang dilakukan yang dapat dipakai untuk mengetahui
secara terbatas, hal ini dilakukan terhadap efektivitas mekanisme kegiatan
suatu situasi atau keadaan yang sedang praktikum fisika dasar tersebut
berlangsung (Ali, 1994)[17]. Penelitian Tahap 3 (tahap refleksi) :
tindakan adalah suatu penelitian yang f. Merefleksikan data-data yang telah
dilakukan mengenai apa yang dilak- diperoleh dengan mengeksplorasi,
sanakan tanpa mengubah sistem menginterpretasi, menganalisis, dan
pelaksanaannya, meneliti sambil terus mensintesis
memperbaiki pelaksanaannya (Suharsimi, g. Dari refleksi yang dilakukan dapat
1992)[18]. Tujuan penelitian tindakan diketahui kelebihan dan kelemahan
tersebut adalah untuk mengembangkan dari pelaksanaan kegiatan praktikum,
keterampilan baru atau cara pendekatan selanjutnya disimpulkan apakah
baru untuk memecahkan masalah dengan mekanisme kegiatan tersebut cukup
penerapan langsung di dunia aktual efektif dan efisien. Dari refleksi
(Suryabrata, 1989)[19]. tersebut selanjutnya dilakukan per-
baikan sebagai dasar pelaksanaan
3.2. Sasaran Penelitian berikutnya.
Sasaran penelitian adalah Siklus berikutnya : melaksanakan tahapan
pelaksanaan praktikum fisika dasar yang seperti siklus sebelumnya dengan mem-
menggunakan pendekatan SCL yang perhatikan perbaikan. Selanjutnya disim-
dilaksanakan dengan subyek penelitian pulkan optimalisasi mekanisme imple-
mahasiswa pendidikan fisika yang mentasi SCL dalam praktikum fisika dasar.
memprogram matakuliah fisika dasar.
3.4. Instrumen Penelitian
3.3. Langkah Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam pene-
adalah sebagai be-rikut: litian ini meliputi:
Siklus pertama: 1. Lembar Pengamatan Proses Kegiatan
Tahap 1 (tahap persiapan) : Lembar pengamatan proses kegiatan
a. Mengidentifikasi standar kompetensi digunakan untuk mengamati aktifitas
pada matakuliah fisika dasar se-
Rudy Kustijono 27
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 28
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
mahasiswa baru yang mungkin belum analitis, dan manajemen diri yang berada
terbiasa dengan kerja kelompok yang pada level minimal cukup atau tidak ada
membutuhkan kepercayaan diri, kemam- yang berada pada level kurang. Di
puan berkomunikasi lisan, kemampuan samping itu terdapat sekitar 17%
bekerjasama, kemampuan berfikir kritis mahasiswa yang mempunyai kemampuan
dan analitis, dan kemampuan manajemen kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan
diri. Di samping itu untuk kinerja yang manajemen diri pada level 5 (sangat baik).
baik juga memerlukan etos kerja yang Hasil implementasi kegiatan prakti-
baik, kemampuan manajemen waktu, kum pada siklus 2 menunjukkan bahwa
kemampuan berinovasi dan estetika. Untuk secara umum soft skills mahasiswa yang
memperbaiki kinerja mahasiswa dalam mendukung SCL yang meliputi: kerja-
kegiatan praktikum (pralaboratorium, sama, etos kerja, manajemen waktu,
praktikum, pelaporan, dan presentasi) inovasi, dan estetika telah menunjukkan
tersebut diperlukan pemahaman yang peningkatan yang berarti dibandingkan
mendalam tentang kecakapan lunak (soft pada siklus 1. Semua mahasiswa
skills) untuk itu penjelasan kepada mempunyai kemampuan kerjasama, etos
mahasiswa sebelum kegiatan dimulai kerja, manajemen waktu, inovasi, dan
diharapkan dapat mendorong mahasiswa estetika yang berada berada pada level
memperbaiki kinerjanya. Untuk itu minimal cukup atau tidak ada mahasiswa
sebelum kegiatan dilaksanakan pada siklus yang mempunyai level kurang. Di samping
2, mahasiswa akan dibekali pemahaman itu terdapat sekitar 17% mahasiswa yang
tentang pentingnya berbagai kecakapan mempunyai kemampuan kerjasama pada
lunak (soft skills) yang mendukung SCL level 5 (sangat baik). Namun masih
dan mendukung keberhasilan kegiatan terdapat sekitar 17% mahasiswa yang
praktikum pada umumnya. Langkah mempunyai kemampuan berinovasi pada
tersebut diharapkan dapat mendorong level 2 (kurang).
mahasiswa mempunyai soft skills dengan Hasil implementasi kegiatan pela-
level 3 (cukup) ke atas atau dengan kata poran siklus 2 menunjukkan bahwa secara
lain tidak ada lagi mahasiswa yang umum soft skills mahasiswa yang
mempunyai soft skills dengan level mendukung SCL yang meliputi: berfikir
kurang. kritis dan analitis, komunikasi tulis, dan
b. Hasil implementasi pada siklus 2: estetika menunjukkan peningkatan yang
Sebelum siklus 2 dilaksanakan, berarti. Semua mahasiswa telah mepunyai
mahasiswa dibekali pemahaman tentang kemampuan berfikir kritis dan analitis,
pentingnya berbagai kecakapan lunak (soft komunikasi tulis, dan estetika yang berada
skills) yang mendukung SCL dan mendu- minimal pada level cukup, bahkan pada
kung keberhasilan kegiatan praktikum kemampuan berfikir kritis dan analitis
pada umumnya. serta kemampuan tulis terdapat 17%
Hasil implementasi kegiatan prala- mahasiswa yang berada pada level 5
boratorium pada siklus 2 menunjukkan (sangat baik). Hasil pengamatan me-
bahwa secara umum soft skills mahasiswa nunjukkan bahwa sebagian mahasiswa
yang mendukung SCL yang meliputi: telah mampu menemukan inti perma-
kepercayaan diri, komunikasi lisan, salahan dan alternatif penyelesaian dengan
kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan alur berfikir logis, serta mempunyai
manajemen diri menunjukkan peningkatan kemampuan menyampaikan pendapat dan
yang berarti dibandingkan hasil gagasan secara tertulis.
implementasi pada siklus 1. Semua Hasil implementasi kegiatan presen-
mahasiswa telah mempunyai kepercayaan tasi pada siklus 2 menunjukkan bahwa
diri, kemampuan komunikasi lisan, secara umum soft skills mahasiswa yang
kerjasama, kemampuan berfikir kritis dan mendukung SCL untuk kegiatan pelaporan
Rudy Kustijono 29
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
yang meliputi: komunikasi tulis dan lisan, beragam. Hal penting yang ditekankan
kepercayaan diri, manajemen waktu, adalah tidak ada seorangpun mahasiswa
kerjasama, berfikir kritis dan analitis, dan yang mempunyai soft skills (kerjasama,
manajemen diri telah menunjukkan komunikasi tulis dan lisan, berfikir kritis
peningkatan yang berarti dibandingkan dan analitis, dan manajemen diri) yang
dengan siklus 1. Semua mahasiswa telah mendukung SCL tersebut yang berada
mempunyai kemampuan komunikasi tulis pada level dibawah 3. Dengan
dan lisan, kepercayaan diri, manajemen mengimplementasikan kegiatan tersebut
waktu, kerjasama, berfikir kritis dan secara berkala, diharapkan dapat
analitis, dan manajemen diri yang berada mendorong mahasiswa meningkatkan
pada level minimal cukup, bahkan kemampuannya baik hard skills maupun
kemampuan komunikasi tulis dan lisan, soft skills.
kemampuan berfikir kritis dan analitis Berdasarkan hasil yang diperoleh
terdapat 17% mahasiswa yang berada pada dari siklus 1 dan siklus 2, masih
level 5 (sangat baik). didapatkan sebagian mahasiswa yang
mempunyai kemampuan inovasi kurang
4.2. Pengaruh SCL pada Praktikm yaitu belum mampu menghasilkan gagasan
Implementasi SCL dalam praktikum atau karya baru berdasarkan potensi diri.
fisika dasar dengan mengintegrasikan Namun demikan, dengan implementasi
atribut soft skills yang bertitik berat pada SCL dalam praktikum fisika dasar secara
kemampuan kerjasama, kemampuan berkala diharapkan akan meningkatkan
komunikasi tulis dan lisan, kemampuan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi
berfikir kritis dan analitis, dan manajemen tersebut. Di samping itu dengan penerapan
diri, telah memberikan sumbangan yang yang berkala tersebut akan berkembang
berarti pada kemampuan berpraktikum pula kemampuan-kemampuan yang lain
mahasiswa secara umum. Nilai rata-rata seperti: kepercayaan diri, etos kerja,
praktikum fisika dasar dari mahasiswa manajemen waktu, estetika dll.
pada siklus 1 dan siklus 2 adalah seperti Implementasi SCL dalam praktikum
tabel 3: fisika dasar dengan mengintegrasikan
atribut soft skills yang bertitik berat pada
Tabel 3. Nilai rerata praktikum kemampuan kerjasama, kemampuan
komunikasi tulis dan lisan, kemampuan
Xrerata x berfikir kritis dan analitis, dan manajemen
Siklus 1 71,1 0,6 diri, dapat dilaksanakan dengan baik oleh
Siklus 2 77,3 2,6 dosen pembimbing dan asisten praktikum
fisika dasar tanpa kendala yang berarti.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa Ditinjau dari pelaksanaan kegiatan
lemahnya soft skills pada siklus 1 praktikum secara keseluruhan sangat
berdampak pada nilai praktikum pada menunjang efektivitas dan efisiensi karena
siklus 1 dan peningkatan soft skills implementasi SCL tersebut mendorong
mahasiswa pada siklus 2 juga berdampak dosen dan mahasiswa melaksanakan
pada peningkatan nilai praktikum tugasnya secara maksimal, yaitu dapat
mahasiswa pada siklus 2. Tapi kalau menggunakan waktu dan peralatan
dibandingkan standar deviasi dari masing- praktikum yang tersedia dengan secara
masing siklus, standar deviasi pada siklus maksimal.
1 lebih kecil dibandingkan dengan standar Berdasarkan dampak positip yang
deviasi pada siklus 2 yang berarti varian diperoleh dari implementasi SCL dalam
nilai mahasiswa pada siklus 2 juga lebih praktikum fisika dasar tersebut,
besar. Ini menunjukkan bahwa kemam- keberlajutan program dan tindak lanjutnya
puan mahasiswa pada siklus 2 lebih menjadi sangat penting untuk dipikirkan.
Rudy Kustijono 30
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 31
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 1 No. 2, Desember 2011
ISSN: 2087-9946
Rudy Kustijono 32